Deretan tawa mesum dan harapan penuh kebencian menandai dimulainya "Petualangan Halloween di Taman Horor".
Pada momen ini, seolah ada sesuatu yang telah pecah.
Itu adalah perasaan samar yang ada di balik lapisan kertas jendela di hati setiap orang.
Itu adalah benih ketakutan yang juga merupakan tangan tak kasatmata yang mendorong manusia ke dalam kebodohan dan kegilaan.
"Apakah kamu percaya ada hantu dan dewa di dunia ini?"
Kita semua pernah ditanya pertanyaan serupa... baik oleh orang lain maupun bertanya pada diri sendiri.
Umumnya, ateis pasti menjawab tidak percaya, sementara orang berkeyakinan akan memilih teori yang mereka yakini untuk menjawab.
Tapi... apakah jawaban-jawaban ini benar-benar memiliki arti?
Mari kita lihat dari sudut pandang berbeda... Jika ditanya "Kapan menurutmu kamu akan mati?", bagaimana jawabanmu?
Biasanya orang sehat akan menjawab tidak tahu, sedangkan penderita penyakit terminal mungkin menyebutkan perkiraan tanggal.
Tapi bagaimana jika... saat ditanya ini, ada pisau yang menempel di lehermu?
"Sebagai contoh, mari kita kembali ke pertanyaan 'Apakah kamu percaya ada setan manusia di dunia ini?' Apakah pertanyaan itu menjadi sangat membosankan?"
"Ketika terjebak dalam ruang tertutup, ketidakberdayaan, dan keanehan yang ekstrem, keyakinan dan akal budimu akan segera dikalahkan oleh insting bawaan. Hal-hal itu larut dalam darahmu, tersembunyi di kedalaman jiwamu. Memang ada segelintir orang yang bisa melawan sifat bawaan sejak lahir, tapi kebanyakan manusia... pada akhirnya tak berdaya."
"Ha... haha... Suasana aktivitas ini lebih realistis dari yang dibayangkan."
"Eh... Iya iya, terdengar seperti nyata, Tuan W itu, hehe..."
"Bagaimanapun... lebih baik kita mulai bermain dulu."
Percakapan serupa bergema dari kerumunan... Tampaknya siaran radio sebelumnya belum cukup menghancurkan pemahaman orang tentang ilmu alam. Paling-paling hanya menanamkan bayangan yang tak tahu kapan akan meledak di hati mereka. Tentu saja ini wajar, bahkan orang nyentrik seperti Feng Bujue pun tak mudah percaya pada keberadaan dunia supernatural, apalagi orang biasa.
"Alat panggil ini memang memiliki fungsi lain." Saat ini, fokus Feng Bujue telah beralih ke pergelangan tangannya. Dengan suara berat ia berkata pada orang-orang di sekitarnya, "Sejak awal aku sudah menduga sebagian, tapi... saat lampu ini menyala otomatis..." Ia mengetuk cahaya oranye kekuningan di permukaan alat panggil dengan jarinya, "Aku benar-benar yakin."
"Hmph... Kurangi komentar telatmu." Atobe segera menimpali di samping, "Aku tahu apa yang ingin kau katakan..." Dia mengangkat dagunya dengan sombong, "Apakah kau ingin mengatakan... cahaya oranye dari pager ini sebenarnya adalah pencahayaan dasar yang disediakan Tuan W untuk kita, sehingga kita tidak perlu menyalakan senter di tempat yang tidak terlalu gelap?"
"Bukan." Feng Bujue menjawab dengan tegas dan ekspresi tenang.
Atobe membeku seperti patung selama dua detik: "Eh..." Dua detik kemudian, dia masih tidak bisa berkata-kata.
"Saat ini, selain untuk memindai 'permen', fungsi lain pager ini adalah 'menampilkan petunjuk'." Feng Bujue malas mencela Atobe, melanjutkan dengan nada datar, "Kalian pasti juga menyadari..." Dia menengadah, berhenti sebentar, "Sebelum listrik diputus, lampu oranye-kuning di seluruh karnaval ini sangat langka..."
"Benar." Xiao Ling yang pertama menanggapi.
"Sebagai acara bertema Halloween, warna oranye jelas merupakan warna utama yang vital." Feng Bujue melanjutkan, "Tapi... di venue ini, hanya area-area berikut yang memiliki pencahayaan oranye-kuning..." Dia menghitung dengan jari, "Pintu masuk utama, tepi tembok, area staf, dan... luar kamar mandi."
"Hah? Ada yang aneh dengan itu?" Xiao Tan bertanya bingung.
“Jika tidak ada acara 'Pesta Petualangan Halloween' ini, sebenarnya tidak ada yang salah. Jadi sebelumnya aku tidak terlalu memperhatikan hal ini.” Feng Bujue kembali menunjuk alat panggil di pergelangan tangannya, “Tapi sekarang...”
“Aku mengerti.” Ruo Yu tiba-tiba menyela.
Lalu... tidak ada kelanjutannya...
“Hei! Kakak, apa yang kamu pahami? Katakanlah!” Atobe jelas-jelas masih belum mengerti.
“Ah... Jin Fugui, kenapa kamu bisa sebodoh ini?” Xiao Ling memanjangkan suaranya.
“Benar, benar.” Bajingan kecilnya Xiao Tan segera menimpali.
“Sial! Kalian berempat hentikan ini! Di sini banyak orang! Jangan terlalu sering memanggil nama asliku!” Atobe kesal.
“Baiklah...” Feng Bujue menahan dahi sambil menggeleng, “Sudah sampai sejauh ini...” Dia meletakkan alat panggil di samping wajahnya, “Begini... Jika kamu adalah penyelenggara, metode apa yang bisa digunakan untuk menyiapkan semua petunjuk sebelum 'permainan' ini dimulai tanpa ketahuan?”
“Ehh...” Atobe berpikir beberapa detik, tiba-tiba berteriak, “Oh!” Dia berseru penuh pencerahan, lalu gugup menutup mulutnya sendiri, melihat ke sekeliling, kemudian berbisik sambil menatap Jue Ge, “Gunakan tinta yang hanya terlihat di bawah lampu oranye...”
“Bagus, kamu masih bisa diselamatkan.” Feng Bujue berkata.
"Oh... Pantas saja lentera labu hanya dipasang di area luar dan dekat kamar mandi..." Dua detik kemudian, Trio Susah Nama yang berdiri di samping mulai bergumam, rupanya mereka baru menyadarinya.
"Sebenarnya... kita bisa menyimpulkan ini dengan eliminasi sederhana." Feng Bujue membentangkan kedua tangan dengan ekspresi menyebalkan memulai pamer, "Petunjuk pasti sudah ada sejak awal, hanya saja sebelum pukul sembilan tiga puluh... kita tidak bisa melihatnya. Dengan logika ini, yang membuat petunjuk muncul pasti sesuatu yang ada sekarang tapi tidak ada sebelumnya." Ia mengangkat botol air dan senter di tangannya, menggoyangkannya perlahan, "Jawabannya pasti antara air ini, cahaya senter, cahaya pager, cahaya bulan, atau... kegelapan total."
"Dua opsi terakhir bisa langsung dieliminasi." Xiao Ling menyambung, "Cahaya bulan dan kegelapan adalah hal yang sama untuk semua, bukan bagian dari teka-teki."
"Peran air dan senter masih perlu diverifikasi, tapi Tuan W sudah bilang ini hanya benda biasa, jadi bisa diabaikan." Ruo Yu menambahkan.
"Hm... Yang tersisa hanya pager ini." Xiao Tan mengangguk sambil bergumam (sebenarnya dia juga baru paham).
"Eh... Saudara Feng." Lao Qu menyela, "Dalam game ini kan kita saingan, tidak masalah memberitahu petunjuk krusial seperti ini?"
"Tidak ada." Feng Bujue membalas, "Aku justru ingin memberitahu lebih banyak orang. Dengan bekerja sama, game ini bisa cepat selesai." Setelah berkata demikian, dia malah langsung mundur dua langkah, menjepit botol air dan senter di ketiaknya, lalu membuat gerakan "pengeras suara" dengan kedua tangannya di mulut sambil berteriak, "Hei! Semuanya perhatikan! Gunakan lampu oranye di panggil untuk menyinari sekeliling... kalian akan menemukan petunjuk teka-teki!"
Dalam kegelapan, suara Jue Ge bergema sangat jauh... sangat jauh...
