Awan gelap menutupi bulan, malam semakin pekat.
Di bawah selimut malam, benih ketakutan mulai menyembul dari tanah, tumbuh diam-diam di dalam hati manusia.
Kini, hanya perlu disirami darah segar, ia akan segera mekar...
"Haa... Haa..." Dalam kegelapan malam, Xu Huai Shang sedang melarikan diri sendirian dalam kepanikan. Frekuensi napasnya menunjukkan paru-paru dan jantungnya sedang menahan tekanan berat, tapi dia tak berani berhenti bahkan menoleh sekalipun.
Karena... hanya beberapa menit sebelumnya, dia menyaksikan langsung "Pasukan Pengawal" dan "Komunitas Fans Resmi"-nya tumbang satu per satu.
Mereka yang awalnya membentuk formasi lingkaran di depan roh jahat itu, tumbang dalam hitungan belasan detik oleh kabut gelap korosif berwarna hitam.
Lima puluh orang ini semua mengira hanya sedang memainkan permainan offline. Siapa sangka... mereka akan mati dengan darah mengucur dari tujuh lubang tubuh dalam "game" ini.
Apalagi Xu Huai Shang. Seumur hidupnya, ini pertama kali dia mengalami teror sehebat ini.
Saat orang pertama jatuh, dia masih belum menyadari bahaya. Baru ketika kerumunan itu mulai tumbang seperti gandum yang ditumbangkan - memperlihatkan kondisi mayat yang mengerikan - insting bawaannyalah yang membuatnya mulai berlari.
Secara objektif, keberuntungan Xu Huai Shang masih terbilang baik...Karena masih ada jarak sekitar sepuluh meter antara dirinya dengan kelompok fans-nya. Jika tidak ada buffer jarak ini, besar kemungkinan dia juga akan terkena imbas serangan berkabut yang dilepaskan oleh elemen kegelapan.
Tentu saja, ada satu alasan lagi mengapa dia bisa selamat - setidaknya kakinya tidak gemetar ketakutan.
Tok-tok-tok...
Suara sepatu yang menginjak tanah terdengar sangat jelas, menandakan sekitar telah menjadi sunyi senyap.
Tanpa disadari, Xu Huai Shang telah berlari sangat jauh, sampai-sampai dia lupa posisinya sendiri.
Namun pemandangan di sekitarnya tidak banyak berbeda...tenda tertutup, jalanan, berbagai wahana yang sudah dimatikan, dan...mayat.
Ya, ada mayat di jalan. Tidak terlalu banyak, tapi ada.
"Ini tidak mungkin..." Xu Huai Shang mencoba berpikir sambil berlari, "Apa yang sebenarnya terjadi...Apa yang salah dengan karnaval ini..." Sayangnya, ketakutan dan kelelahan membuat otaknya kosong.
"Aahh--" Tiba-tiba, dari kegelapan di depannya, terdengar suara erangan rendah.
Mendengar suara itu, Xu Huai Shang langsung berhenti...satu karena ketakutan, dua karena dia memang hampir tidak bisa berlari lagi.
"Hhh...hhh..." Dia menutupi mulutnya dengan kedua tangan, menekan suara napasnya, lalu berlutut satu dan berjongkok, bersembunyi di balik bayang-bayang.
"Saat ini, dia hanya bisa melakukan respons seperti ini. Karena ini bukan dunia game, melainkan realitas. Di dunia nyata, dia hanyalah seorang wanita muda dengan stamina biasa-biasa saja, hanya itu."
"Ah——" Suara erangan rendah kembali terdengar, diikuti bayangan hantu yang melayang-layang.
Yang datang kali ini jelas bukan Elemen Kegelapan. Elemen Kegelapan sudah lama menghilang dari pandangan Xu Huai Shang.
Yang muncul di hadapan Xu Huai Shang kini adalah roh jahat lainnya. Penampilannya bahkan lebih aneh dan unik dibanding Elemen Kegelapan. Tubuhnya berbentuk bulat mengambang di udara, dengan lengan manusia tumbuh 360 derajat tanpa celah. Entah dari mana suara erangan itu berasal...
"Haa... haa..." Napas Xu Huai Shang tanpa sadar semakin berat. Ketakutan membuat jantungnya berdebar kencang, secara instingtif ritme pernapasannya semakin cepat.
Memandangi roh jahat yang semakin mendekat, dia merasakan keputusasaan dan ketidakberdayaan yang belum pernah dialami sebelumnya. Air mata mulai menggenang di matanya.
Di detik ini, dia begitu berharap ada seseorang yang bisa menolongnya—bahkan seorang penggemar fanatik sekalipun, asalkan manusia hidup.
"Jangan takut." Tiba-tiba, suara yang terdengar familiar menggema di telinganya.
Xu Huai Shang terkejut, antara rasa kaget dan gembira membuatnya hampir melompat.
"Tenang." Sebuah tangan kuat menekan bahunya, menghentikan gerakannya. "Dia belum menemukanmu. Jangan sampai kau membuka diri sendiri."
"Feng Bujue?" Xu Huai Shang segera mengenali suara itu setelah mendengar beberapa kalimat, ia menoleh dan melihat wajah Jue Ge yang tersinari pancaran cahaya dari alat panggil.
"Ya, ini aku. Bicara nanti, dengarkan baik-baik..." Jue Ge berbisik, "Tundukkan kepala, membungkuk, tutupi cahaya oranye di alat panggil... lalu ikuti aku dengan menyusuri tepi tenda, jaga tubuhmu dalam bayangan, dan bergeraklah senyap mungkin..."
Instruksinya detail dan jelas, nada bicaranya tenang memberikan kesan sangat bisa diandalkan.
Xu Huai Shang langsung menuruti tanpa pikir panjang... Entah mengapa, setelah melihat wajah Feng Bujue, perasaan takutnya menghilang begitu saja.
……
Begitulah kesan yang ditimbulkan Jue Ge pada orang-orang...
Jika kamu terperangkap dalam film horor dan hanya boleh membawa satu benda, apa yang akan kamu bawa?
Jawabannya adalah——Feng Bujue.
……
Tak lama kemudian, Xu Huai Shang mengikuti Feng Bujue menuju sudut gelap.
Saat tiba di area dengan kegelapan paling pekat, Feng Bujue berhenti dan bertanya: "Apa hasil pengamatanmu?"
"Ada dua roh jahat. Untuk manusia hidup... di area ini mungkin hanya tersisa kita." Dari bayangan terdengar suara Ruo Yu. Dengan kostum Kucing Hitam Polisi-nya, ia sulit terdeteksi saat bersembunyi di tempat gelap.
"Ah, Kak Yu, lama tidak bertemu." Xu Huai Shang menenangkan diri dan melihat itu Ruo Yu, segera menyapa.
"Kenapa memanggilnya Kak Yu, tapi tidak memanggilku Jue Ge?" Feng Bujue menoleh dan bertanya.
"Siapa yang mau memanggilmu Ge?" Xu Huai Shang melotok padanya.
"Baiklah..." Feng Bujue mengangkat bahu, nada bicaranya tetap santai, "Intinya, lepas saja dulu."
"Hah?" Xu Huai Shang menatap Jue Ge, "Lepas apa?" Dia kemudian melirik ke Ruo Yu, "Pacarmu ada di sini... Apa maksudmu?"
"Kusuruhmu melepas wig di kepalamu..." Feng Bujue mengernyitkan matanya, "Warna perak terlalu mencolok."
"Ah... Oh..." Wajah Xu Huai Shang memerah, menunduk dan diam-diam melepas penutup kepalanya.
"Ngomong-ngomong... Kalau aku tidak ada di sini, mau melepas apa?" Ruo Yu memiringkan kepalanya, memberikan senyum penuh niat jahat pada Dewi Xu.
"Kalian berdua sudah keterlaluan!" Xu Huai Shang berteriak pelan, "Ini kan kesalahan Bujue yang menggunakan ungkapan ambigu!"
"Benar, aku juga salah paham, semua salah Feng Bujue." Tiba-tiba, suara lain muncul dari kegelapan.
Xu Huai Shang langsung kaget, hampir berteriak. Dia sama sekali tidak menyadari ada orang lain di sini... Tentu saja ini bukan salahnya, karena orang itu adalah...
"Maaf, mengejutkanmu." Zhao Ying Wang condong ke depan, memperlihatkan wajah umumnya di bawah cahaya bulan yang redup, "Tadi tidak ada kesempatan untuk menyela."
"Kau... Zhao Ying Wang?" Xu Huai Shang meski belum pernah bermain quest bersama, tapi lawannya toh juga high-level player terkenal, tak mungkin dia tidak mengenalinya.
"Hmm... Ya. Eh... Halo." Zhao Ying Wang selalu memberi kesan pria berwajah dingin dan tak banyak bicara (istilah ACG untuk menggambarkan karakter yang sangat hemat kata, sering diam), namun sebenarnya... dia hanya kurang pandai bersosialisasi. Seperti saat ini, melihat Dewi Xu yang lama dikaguminya, dia hanya bisa mengucapkan "Halo".
"Hmm... Halo." Xu Huai Shang mengangguk padanya, menyapa dengan sopan.
"Bagus, kalian berdua cepat akrab, hatiku lega. Jadi..." Feng Bujue menyentak Zhao Ying Wang mendekat, "Kau, bawa Xu Huai Shang ke timur, ke zona sebelah." Melirik Ruo Yu, "Aku dan Siyu akan mencari permen di zona ini lalu lanjut ke barat."
"Hei! Kenapa harus pisah jalan?" Xu Huai Shang buru-buru bertanya.
"Detail alasannya... bisa kau dengar penjelasan Lao Zhao selama perjalanan." Feng Bujue sambil berbicara mengeluarkan lima senter dari bajunya, menyerahkannya ke tangan Zhao Ying Wang, "Meski Lao Zhao terlihat agak seperti calon pembunuh berantai, sebenarnya dia orang yang jujur. Kau bisa tenang ditemani dia."
"Saat membela orang lain, bisakah kau tidak sekaligus menusuk dari belakang..." Zhao Ying Wang menatap Jue Ge, mengeluarkan keluhan tulus dari hati.
"Cukup, jangan buang waktu." Feng Bujue segera berbicara dengan nada memerintah, "Kita harus bertindak cepat. Semakin lama ditunda, korban akan semakin banyak... Hanya dengan cepat memberitahu metode mencari permen ke lebih banyak orang dan mengorganisir mereka secara efisien untuk bertindak terpisah, permainan ini bisa cepat berakhir."
"Mengerti." Zhao Ying Wang menjawab, menyimpan senter, lalu berpaling ke Xu Huai Shang, "Kata-kata Feng Xiong benar. Ayo segera berangkat. Aku akan jelaskan sebab-akibatnya selama perjalanan."
"Baiklah..." Xu Huai Shang mengiyakan.
Kemudian, ia melirik ke arah Feng Bujue dan Li Ruoyu: "Kalau begitu... kalian berhati-hatilah..."
"Kalian juga waspada." Kata Feng Bujue, "Ingat, keselamatan hanya bergantung pada kekuatan kita sendiri... Ini realitas, kita tidak punya kesempatan kedua."
