"Oh..." Menghadapi tuntutan pertarungan fisik ini, reaksi Feng Bujue terlihat datar. Dengan tenang dia menjawab, "Boleh kutanya... mengapa?"
"Masih perlu ditanya?" Tu Ao Tian menjawab dengan nada wajar, "'Rencana menyamar sebagai tahanan untuk mengorek informasi' sudah kalian bongkar. Dalam situasi ini, menguji kalian dengan kata-kata sudah tak berarti lagi. Jadi... hanya dengan tinju aku bisa berkomunikasi."
"Sepertinya kau cukup percaya diri dengan kemampuanmu sendiri." Kata Feng Bujue.
"Lumayanlah..." Jawab Tu Ao Tian sambil mulai meregangkan leher dan persendian anggota tubuhnya, sepertinya siap bertindak kapan saja, "Lawan seperti Kaka Lu... sekalipun tiga lawan satu, tidak ada tekanan."
“Ternyata begitu……” Xiao Ling tersenyum sambil menyambung, “Sepertinya Kaka Lu sudah mengincar desa kalian bukan cuma satu dua hari ya?”
“Benar……” Feng Bujue menjawab lesu, “Ucapan seperti 'satu lawan tiga juga tidak ada tekanan'...jelas baru bisa diucapkan setelah punya pengalaman bertarung.”
“Hmph……” Tu Aotian menyeringai sinis, “Pola pikir kalian memang cepat……” Ia terus terang melanjutkan, “Betul, Kaka Lu dan antek-anteknya sudah berkali-kali menyerang desa kami, tapi selalu kami halau.”
“Kalau kamu jauh lebih kuat darinya, kenapa tidak membunuhnya?” Ruo Yu melemparkan pertanyaan tajam.
“Karena...di planet ini sekarang, orang (kelinci) seperti Kaka Lu sebanyak bulu kelinci.” Tu Aotian menjelaskan, “Membunuh Kaka Lu mudah, tapi setelah mati, mungkin dua, tiga, bahkan empat lima orang (kelinci) sepertinya akan muncul berebut wilayahnya.” Ia berhenti sejenak, “Dengan membiarkan Kaka Lu hidup, setidaknya kami tahu harus waspada pada siapa...”
“Wah...berarti dengan kami membunuh Kaka Lu malah merepotkan kalian?” Xiao Tan menanggapi dengan canggung.
“Tidak……” Tu Ao Tian membalas, “Ini bukan salah kalian. Jika alasan ‘membela diri’ yang kalian utarakan itu benar, memang wajar belaka.” Sambil berkata demikian, dia sudah bersiap dalam posisi bertarung, “Ini adalah dunia yang kejam dimana yang kuat memangsa yang lemah. Yang kuat tak punya alasan untuk meminta maaf, yang lemah pun tak pantas menggerutu……” Dia berhenti setengah detik, tatapannya tajam, “Ayo, tunjukkan padaku…… kalian termasuk golongan mana……”
“Mengerti……” Di detik berikutnya, Feng Bujue meletakkan pelontar di tangannya dan melangkah maju, sepertinya bersiap untuk berkonfrontasi langsung, “Menilai kredibilitas berdasarkan kekuatan kami ya……” Ekspresinya saat itu hampir seperti beku, “……Kalau sudah begini niatmu, aku pun tak akan sungkan.”
Sebelum kata terakhirnya mengudara, manusia dan kelinci itu bergerak serentak.
“Short Hair Cyclone Combo!”
“Southern Cross Flying Dragon Fist!”
Entah peraturan siapa, sepertinya di quest ini wajib meneriakkan nama jurus saat menyerang.
Kembali terjadi babak pertukaran empat jurus tangan yang secepat kilat.
Kekuatan Tu Ao Tian jelas di atas Krak-kraku. Feng Bujue tak perlu mencoba-coba, cukup lihat data saja sudah tahu.
Tapi…… kemampuan Jue Ge juga bukan main. Mungkin penonton yang sedang menyaksikan pertandingan tak bisa melihat perbedaannya, tapi Ruo Yu dan dua orang lainnya yang berada di lokasi bisa melihat: kecepatan serangan, kekuatan, akurasi…… semuanya berbeda dengan saat menggunakan Southern Cross Flying Dragon Fist sebelumnya.
Skill Bertarung yang sama dapat disesuaikan secara sangat detail dan dikendalikan dengan fleksibel sesuai kesadaran pemain... Ini jelas merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh Spesialisasi Bertarung Level S.
Prak-prak-prak...
Aura tempur dan permukaan tinju bertabrakan menciptakan dentuman beruntun, bergema berulang kali di gua yang remang-remang ini.
Hanya dalam sepuluh detik, kedua pihak telah melayangkan ratusan pukulan masing-masing.
Akhirnya, setelah pukulan terakhir dengan angin tinju yang dahsyat bertubrukan, Tu Aotian mundur beberapa langkah, mengakhiri pertarungan ini.
Sementara Feng Bujue... tetap teguh seperti Gunung Tai di tempatnya, dengan santai menggerakkan pergelangan tangannya dan berkata: "Sudah cukup?"
Wajah Tu Aotian berubah pucat, karena dia benar-benar merasakan... lawan di hadapannya masih menyimpan tenaga cadangan yang jauh: "Belum sempat menanyakan nama Tuan yang..."
"Feng Bujue." Jue Ge menyela sebelum lawannya selesai bicara.
"Hmm... Jurus tinju Saudara Feng sungguh luar biasa... Tak terukur kedalamannya..." Keringat dingin Tu Aotian mulai menetes di balik bulu wajahnya, "Tu Aotian mengakui kekalahannya."
"Saudara Tu terlalu rendah hati," kata Feng Bujue, "Apakah sekarang... Kau bisa mempercayai penjelasan kami?"
"Saudara Feng sedang bercanda..." jawab Tu Aotian, "Dengan kemampuan para Tuan... Merampok desa dengan paksa pun mudah dilakukan, tak perlu berbohong tentang hal itu... Apalagi... Tuan-tuan bahkan tanpa ragu memberikan makanan dan air bersih berharga kepada orang (kelinci) yang baru dikenal ini... Ini karena Tu Aotian yang tak tahu diri, telah banyak menyinggung perasaan."
Mendengar perkataan ini, Xiao Tan tak bisa menahan diri untuk berbisik ke telinga Xiao Ling: "Kenapa gaya bicara orang ini tiba-tiba menjadi sangat sastrawi..."
"Saat malu... menggunakan bahasa sastra... biar terlihat lebih berbudaya... mudah turun panggung..." jawab Xiao Ling dengan suara pelan.
……
Bagaimanapun, setelah episode ini, tim Garis Depan Neraka yang berempat akhirnya berhasil mendapatkan kepercayaan warga Desa Xiazhong. Para warga segera membebaskan Tu Aotian dan para pemain dari gua itu.
Saat kembali ke luar gua, para pemain baru tahu... gua ini sebenarnya adalah "jebakan". Warga sengaja membuat pintu masuk gua menyerupai rumah biasa, menggunakan bahan normal; begitu target terperangkap di dalam, mereka akan mengaktifkan mekanisme di luar untuk memblokir pintu gua dengan gerbang dari batu dan logam.
Melalui perkenalan Tu Aotian, para pemain juga berkenalan dengan beberapa NPC utama desa, seperti Ketua Pertahanan "Tu Lisu" yang tadi menghalangi mereka di gerbang desa...
Tu Lisu adalah putri dari tetua Pee Pee An, sekaligus kekasih Tu Aotian.
Menurut Tu Aotian sendiri... dulu dia adalah prajurit pengembara. Suatu hari saat melewati desa ini, dia kebetulan menyaksikan serangan pedagang budak. Maka dia maju menjadi pahlawan penyelamat si cantik, menyelamatkan Tu Lisu dan warga yang diculik, serta mengusir para pedagang budak. Setelah itu... dia menetap di sini.
Meskipun para pemain tidak terlalu tertarik dengan cerita klise seperti ini, Tu Aotian tetap menceritakannya dengan penuh semangat selama perjalanan ke rumah Tetua... seolah-olah settingan ini sangat penting...
Akhirnya, setelah berjalan lebih dari sepuluh menit, tim Garis Depan Neraka yang berjumlah empat orang tiba di sebuah celah gunung yang terletak di bagian tengah ngarai. Di sini, terdapat pintu masuk gua yang cukup tersembunyi yang merupakan rumah sebenarnya dari Tetua.
"Tolong tunggu sebentar di sini." Saat tiba di depan pintu gua, Tu Aotian berkata kepada para pemain, lalu mengetuk pintu dua kali sebelum mendorongnya masuk.
Sekitar satu menit kemudian, ia kembali sambil membuka pintu gua dan mengintip: "Tuan-tuan... silakan masuk."
Feng Bujue dan yang lain tidak banyak bicara, hanya masuk ke dalam gua satu per satu.
Kali ini, yang terpampang di depan mereka jelas bukan penjara gelap gulita seperti sebelumnya...
Furnitur tua, fasilitas penerangan sederhana, barang-barang sehari-hari buatan sendiri... bertumpuk secara chaos namun teratur di ruang yang tidak terlalu luas ini, melukiskan pemandangan permukiman pasca-kiamat. Meski interior gua ini terlihat sederhana, setidaknya memberikan kesan "rumah".
Setelah memasuki ruangan, para pemain melihat sesosok kelinci antariksa yang sangat tua di sudut yang jauh dari pintu gua. Sosok tua itu duduk di kursi malas yang terbuat dari besi tua, memandangi tamu dari dunia lain dengan tatapan tenang.
Tu Aotian memperkenalkan para pemain kepada Tetua, sementara Jue Ge dan kawan-kawan juga menyapa kelinci antariksa tua tersebut dengan sopan.
Setelah beberapa kata basa-basi, Feng Bujue yang pertama kali masuk ke topik utama.
"Tetua, ada satu hal... saya ingin meminta pendapat Anda..." Jue Ge berkata sambil melirik Tu Aotian secara tak sengaja, "Saat ini di Desa Xiazhong ini... siapakah yang terkuat?"
"Hehe..." Pi Pi'an tersenyum ramah sambil menjawab, "Tentu saja Tu Aotian yang ada di hadapan kalian ini."
Tu Aotian menggelengkan kepala: "Tidak, Tetua. Saya masih jauh di bawah Anda."
"Hohoho..." Pi Pi'an mengelus telinga panjang di kepalanya, "Anak baik, kau terlalu rendah hati..." Dari nada bicara tetua, jelas beliau juga memiliki dua keahlian, "Seperti kata pepatah... Tinju takut pada pemuda perkasa. Berapapun kemampuan saya di masa muda, di usia senja ini... mungkin bahkan tak bisa mengalahkan Kakaklu itu."
Feng Bujue tahu ucapan si tua ini benar. Dari Perspektif Data, kekuatan tempur Pi Pi'an memang lebih tinggi dari kelinci biasa, jelas juga seorang "Master Seni Bela Diri". Tapi soal kekuatan data... Tu Aotian lebih unggul.
"Tetua..." Berdasarkan deduksi sebelumnya, Jue Ge sudah mengeliminasi dua dari "tiga kemungkinan" itu, lalu melanjutkan, "Kalau begitu... adakah pintu masuk reruntuhan atau makam kuno di desa ini?"
"Hm?" Wajah tetua berubah sedikit, "Mengapa kau menanyakan itu?"
"Sejujurnya, alasan kami datang ke desa ini adalah..." Demi memulai kebohongannya, Feng Bujue melanjutkan, "Mungkin kalian sulit percaya, tapi... sejak lahir aku memiliki kemampuan persepsi khusus yang bisa merasakan keberadaan 'makhluk sangat kuat' dari jarak jauh. Hari ini, setelah diserang krak-kruk, tiba-tiba kurasakan gelombang kekuatan mengalir. Kami pun mengikuti jejaknya hingga sampai di desa ini."
"Hmm..." Tetua dan Tu Aotian saling memandang dengan ekspresi bingung. Keduanya (kelinci) sama-sama menunjukkan wajah yang tak mengerti.
Sebenarnya mereka tidak meragukan perkataan Feng Bujue, karena secara logika tidak ada alasan bagi Jue Ge untuk berbohong. Hanya saja... topik ini benar-benar melampaui pemahaman dan pengetahuan manusia mereka.
"Baiklah... biarkan aku pikirkan..." jawab Tetua sambil masuk ke dalam lamunan.
Beberapa saat kemudian, dia mulai berbicara: "Hmm... Masih ingat di masa lalu, radiasi nuklir di luar masih sangat parah. Aku bersama 35 penyintas lainnya menemukan ngarai ini dan memutuskan menjadikannya sebagai markas. Lama kelamaan... berkembang menjadi desa seperti sekarang ini." Dia mengangkat tangan dan mengusap janggut panjang di dagunya. "Masih ingat... Saat pertama kali menggali gua, kami pernah menemukan benda aneh di sebuah gua... terlihat seperti batu nisan berukir. Tapi kami tidak menghiraukannya, hanya membuangnya seperti puing biasa." Dia menatap Feng Bujue, "Setelah mendengar penjelasanmu hari ini... Jika benar ada reruntuhan kuno atau makam di sini... mungkin berkaitan dengan gua itu dulu."
Mendengar ini, para pemain merasa ada petunjuk. Feng Bujue segera bertanya: "Tetua, di mana letak gua yang Anda sebutkan itu?"
……
Pada saat yang sama, 30 kilometer di utara Desa Jurang.
Di tengah debu kuning yang bergulung-gulung, sekelompok kendaraan bermotor dengan personil yang banyak bergerak menuju selatan.
Pasukan ini terdiri dari lebih 40 anggota (dan kelinci), termasuk Wakil Leader Tim Kedua Corpse Blade [Shui Shi Qiang Xi] dan Jenderal Bertarung [Chuan Yue Wei Wang].
Target mereka... tak lain adalah Desa Jurang.
Keempat anggota tim Garis Depan Neraka belum tahu: Saat mereka menjelajahi Desa Jurang, empat anggota Tim Kedua Corpse Blade telah berhasil "memanfaatkan momentum" - dan... kekuatan yang mereka dapatkan adalah salah satu faksi terkuat di Planet Kelinci Kelinci.
"Belum sampai juga?" Xi Xi Man yang sedang duduk di atas motor sambil mengunyah wortel berkata pada Shui Shi Qiangxi di sebelahnya, "Kalian tidak sedang menipuku, kan?"
"Teman-teman kami masih ditahan di benteng, mana mungkin kami berbohong?" suara berat Shui Shi Qiangxi menjawab.
Saat ini, empat anggota Tim Kedua Corpse Blade telah terbelah menjadi dua kelompok.
Di bawah rencana [Bereinkarnasi sebagai Raja], mereka membuat kesepakatan dengan NPC. Sang Leader San Yu Qiangxi dan Bereinkarnasi sebagai Raja tetap tinggal di Menara Chun sebagai "sandera" untuk mendapatkan kepercayaan NPC. Sedangkan Shui Shi Qiangxi dan Chuan Yue Wei Wang bertugas memandu dua "Pejabat Enam Hari Berambut Panjang" ke lokasi tim lawan.
Mungkin ada yang bertanya-tanya, bagaimana mereka bisa mengetahui posisi tim Garis Depan Neraka?
Sebenarnya sangat sederhana... Bereinkarnasi sebagai Raja juga memiliki kemampuan gelar tipe "deteksi". Tentu saja, kemampuannya tidak seluas Jue Ge yang bisa menghitung apapun. Kemampuannya hanya untuk mendeteksi posisi musuh.
Dalam babak penyisihan sebelumnya, kemampuan ini sengaja tidak pernah digunakan... karena dia sangat memahami nilai strategisnya di tahap eliminasi.
Sekarang makna dari menyimpan kemampuan ini terungkap. Bahkan jika Jue Ge melihat rekaman pertandingan Tim Kedua Corpse Blade, dia tidak akan menyadari bahwa lawannya memiliki trik semacam ini...
"Hihiman, bersabarlah sedikit." Saat itu, dari kendaraan lain dalam rombongan, seorang kelinci langsing juga menoleh ke Hihiman, "Mereka manusia Bumi ini tidak punya alasan untuk berbohong pada kita. Jika mereka cuma ingin kabur... tidak akan menawarkan diri untuk meninggalkan dua sandera di kota."
Yang berbicara ini adalah salah satu dari Enam Pejabat Surgawi Berbulu Panjang – Pejabat Silu, Dudumo.
"Benar." Chuan Yue Wei Wang yang mendengar itu juga menoleh dan menambahkan, "Kedua tuan harap tenang... 'desa' itu akan segera muncul di hadapan kita."
