"Hmph..." Miao Xuzi menunjukkan wajah mengerikan, mendengus, "Baru terkena satu pukulan tongkat hamba, sudah besar kepala begitu?"
"Kenapa? Itu belum cukup?" Feng Bujue menghela napas, "Ah... Rupanya penjelasan verbal takkan kau pahami."
"Apa yang tak kupahami?" Miao Xuzi bertanya sambil menguji.
"Yang tak kau pahami adalah..." Kalimat pertama terlontar saat Feng Bujue masih berjarak beberapa meter, "...pengaruh barrier terhadap kita telah lenyap." Saat separuh kalimat terakhir sampai di telinga Miao Xuzi, Feng Bujue sudah menyambar ke sampingnya dan melancarkan skill memalukan 【Tendangan Bawah Si Bocah Nakal】...
"Aaaah--" Disertai teriakan konyol yang familier, Miao Xuzi tumbang...
"Sampai mati, dia tetap tidak mengerti... Padahal berdiri dengan mantap di tanah datar, bahkan memegang tongkat zen... Kenapa bisa tersandung?"
Untungnya... Pertanyaan itu tidak mengganggunya lama, karena nyawanya segera diakhiri oleh sebilah pisau dapur.
Saat mayat Miao Xuzi roboh ke tanah dan perlahan berubah menjadi nanah dan darah, Ruo Yu baru bertanya pada Feng Bujue: "Pembatasan skillmu sudah terbuka?"
"Ya, semua batasan kami bertiga sudah hilang." Jue Ge belum sempat menjawab, Xiao Ling sudah mendekat dan menyahut.
"Cuma..." Xiao Tan di samping menunjukkan wajah kesal, "Harus membayar mahal... Tepatnya... makan sesuatu yang sangat menjijikkan."
"Aku tidak akan bertanya apa yang kalian makan." Ruo Yu menjawab dengan tenang.
"Kalau begitu mari kita lanjutkan aksi." Feng Bujue mengambil alih pembicaraan Ruo Yu, "Tentang informasi yang kita dapat di Dapur Xiangji, nanti akan kujelaskan sambil berjalan." Saat mengatakan ini, dia berjongkok mengambil kunci batu seukuran sikat gigi dari genangan darah mayat Miaoxuzi, "Sejauh ini, semuanya sesuai prediksi dan rencanaku." Dia berdiri sambil mengangkat bahu, "Meski tak tahu apa yang terjadi dengan gerombolan Corpse Blade, yang pasti... hari ini mereka semua 'tidak dalam kondisi prima' dan tidak menjadi ancaman." Matanya menunjuk ke pagoda di kejauhan, "Kita akan terpisah dua kelompok. Kau, aku, dan Xiao Ling akan menyelidiki BOSS akhir dan harta karun utama dalam quest ini." Pandangannya beralih ke Wang Tanzhi, "Xiao Tan, kau bertugas melacak Raja dan Final Assault."
"Hah? Aku disuruh sendirian?" Xiao Tan menunjuk hidungnya sendiri, "Satu lawan dua bukan malah jadi kepala manusia yang dikirim..."
"Mana mungkin?" Feng Bujue tertawa ringan, mendekatkan mulutnya ke telinga Xiao Tan, "Dalam quest ini, kau memang punya keunggulan alami. Efek tetap 【Bayangan Lonceng Kematian】 membuat skill Bertarung dan Investigasimu tidak terpengaruh barrier." Dia berhenti sejenak, "Dan sekarang, dengan BUFF sup daging Oink, efek negatif barrier sama sekali tak berpengaruh, ditambah pemulihan 1% nilai kelangsungan hidup setiap lima detik. Melawan dua orang yang sudah terluka dan tak bisa menggunakan skill? Lebih dari cukup."
"Hmm... Jadi begitu..." Xiao Tan selalu percaya tanpa syarat pada Jue Ge. Begitu Feng Bujue mengatakan itu, hatinya langsung lebih tenang.
Feng Bujue kemudian melanjutkan dengan volume suara normal, "Lagipula semua hantu di kota ini akan bergerak ke arah dua anggota Corpse Blade. Dengan kemampuan Penglihatan Mata Elang-mu, melacak mereka pasti mudah. Setelah menemukan mereka, ikuti dari jauh. Jangan buru-buru menyerang. Tunggu sinyal dari kami setelah urusan di sini selesai."
"Sinyalnya apa?" tanya Xiao Tan.
"'Magatama' yang diaktifkan adalah sinyalnya," jawab Feng Bujue seketika.
"Magatama" yang dimaksud tak lain adalah 【Magatama Dewa Mayat Darah】. Setiap anggota Garis Depan Neraka memiliki satu magatama ini. Jika ada yang mengaktifkan efek summoning, magatama anggota lain akan masuk cooldown. Status item di tas bisa dicek untuk memastikannya.
"Perhatikan baik-baik," lanjut Feng Bujue. "Setelah magatama diaktifkan, tunggu lima belas menit baru boleh bertindak." Dia diam sebentar dua detik, lalu menambahkan, "Oh... Tapi kalau ada bahaya... Misalnya mereka menemukanmu dan nekat menyerang, abaikan sinyal. Utamakan keselamatanmu. Kami bisa teleportasi lebih awal juga tidak masalah."
"Oke, mengerti." Xiao Tan mengangguk. "Aku berangkat sekarang saja. Lebih mudah melacak mereka sebelum terlalu jauh."
"Silakan, silakan." Xiao Ling mendekat dan menepuk kepalanya. "Hati-hati di jalan."
"Iya, iya." Xiao Tan tersenyum lembut pada pacarnya sambil mengangguk.
Sedangkan komunikasi singkat mereka yang tidak terlalu mencolok itu, kembali menimbulkan damage nyata bagi banyak lajang yang menonton siaran langsung...
……
Lima menit kemudian, Pagoda Halaman Batu.
Saat ini, Feng Bujue telah menggunakan kunci Halaman Batu (consumable) untuk membuka pintu masuk, berdiri di bawah pagoda bersama dua rekan tim.
Pagoda ini memiliki enam tingkat, dengan atap besi menjulang, bagian atas lebih sempit dari bawah, atap membentuk delapan sudut, jendela saling berhadapan, pilar abu-abu dan dinding polos. Selain jendela kecil di badan pagoda, bahkan pintu pagoda pun berbentuk persegi, membuat seluruh bangunan terlihat tajam dan tegas, memancarkan kesan keberanian.
“Cahaya yang ada di sini saja sudah membuatku merasa aliran energi yang tidak mengenakkan...” Feng Bujue mendongak memandangi menara tinggi, bergumam lesu.
"Ruo Yu dan Xiao Ling sama-sama paham, ucapan ini sebenarnya adalah kiasan yang bermaksud—'Aku telah melihat risiko di dalam menara melalui Perspektif Data'."
"Tidak masalah." Ruo Yu menjawab dingin, "Lagipula kau yang membuka jalan di depan. Kalau ada situasi, berteriaklah. Kami akan bertindak sesuai situasi."
"Benar, kami mengandalkanmu, Leader." Xiao Ling menambahkan sambil tertawa genit.
"Hey... kalian masih ingat aku ini Leader?" Feng Bujue tak tahan menoleh dan mencela, "Langsung menentukan kebijakan tindakan selanjutnya tanpa permisi?"
"Topografi dalam menara sempit, tidak menguntungkan Xiao Ling. Aku tidak minum sup daging, skill masih dalam status terbatas." Ruo Yu segera menjelaskan, "Hanya kau yang kemampuannya menyeluruh, status sedang prima."
Ucapannya logis dan berdasar, membuat Jue Ge tak bisa membantah.
"Sial…" Feng Bujue membentangkan kedua tangan sambil menggelengkan kepala, lalu mendorong pintu kayu pagoda.
Pintu pagoda ini sangat berat, tapi tidak ada palang di bagian dalam. Setelah mengerahkan tenaga, Jue Ge pun berhasil membukanya.
Jika bau amis darah di Kuil Liuhe puluhan kali lebih menyengat daripada di Kota Heyue, maka bau di dalam pagoda ini puluhan kali lebih mengerikan lagi. Aroma ini… benar-benar menguji batas maksimal sistem penciuman manusia. Ini bukan sekadar ujian kemauan, melainkan kerusakan fisiologis yang nyata.
Benar saja, beberapa detik setelah pintu pagoda terbuka, Ruo Yu menyadari sesuatu… Dengan cepat ia mundur lima-enam meter.
"Sepertinya aku harus menunggu di sini saja," kata Ruo Yu setelah berhenti.
"Eh? Kenapa?" Xiao Ling bertanya bingung. Ia tahu kakak sepupunya pasti bukan tipe yang mundur karena takut, pasti ada alasan khusus.
"Bau di dalam pagoda akan terus mengurangi nilai kelangsungan hidupku," jawab Ruo Yu. "Kira-kira 1% setiap lima detik…"
"Pantas saja…" Feng Bujue langsung paham. "Ternyata efek tambahan BUFF sup daging Oink untuk situasi ini."
"Kalau tahu begini, lebih baik aku ikut Xiao Tan melacak tadi," ujar Ruo Yu. "Bagaimana jika aku kejar sekarang?"
"Tidak perlu," kata Feng Bujue. "Tunggu saja di sini." Senyum penuh makna mengembang di wajahnya. "Ha… Kurasa… paling lama sepuluh menit, kau bisa membantu kami."
"Benarkah……" Ruo Yu membalas, "Baiklah, aku akan menunggu di sini."
"Hmm." Feng Bujue mengangguk, lalu menoleh ke Xiao Ling, "Ayo kita pergi." Setelah berkata demikian, dia mengeluarkan 【Pelontar Anti-Gravitasi Komposit】, menyalakan lampu eksplorasi di bagian depan, dan melangkah masuk ke menara.
Mendengar itu, Xiao Ling juga segera mengeluarkan 【Senter Abadi】 miliknya dan bergegas mengikuti.
Di bawah pimpinan Feng Bujue, mereka bergerak cepat ke atas. Lantai satu, dua, tiga……Hampir tanpa hambatan, mereka sampai di lantai empat menara. Tentu saja, ini bukan berarti tiga lantai sebelumnya benar-benar tanpa rintangan, hanya saja semua jebakan pemicu dan kejadian negatif berhasil dihindari langsung oleh Jue Ge.
Namun, saat mencapai lantai empat, situasi menjadi berbeda.
Sekalipun ada yang bisa mengamati data dalam tim, itu tak berguna karena mulai dari sini semua kejadian bersifat wajib dipicu - kecuali kalian tidak datang, sekali datang harus menghadapinya.
Kreek—kreek—
Menginjak tangga kayu yang berderit, Feng Bujue naik ke ruang lantai empat menara.
Yang pertama menyambut pandangannya adalah……sebuah bayangan manusia.
Berbeda dengan tiga lantai di bawah, di sini tidak ada dinding partisi, pilar, penyekat, atau furnitur. Singkatnya……kosong melompong. Selain tangga naik-turun di kedua ujung ruangan, hanya tersisa "seseorang" yang berdiri tepat di tengah.
"Apa ini?" Dua detik kemudian, Xiao Ling juga naik lewat tangga. Matanya menyapu sekilas ke depan lalu bertanya dengan suara rendah.
"NPC sekaligus BOSS……" Feng Bujue juga menurunkan volume suaranya, memiringkan kepala sambil membalas, "Seharusnya bisa tidak perlu bertarung…… Biarkan aku mencoba bernegosiasi."
Sebelum suaranya benar-benar hilang, dia telah melangkah keluar menuju bayangan itu.
Dari dekat, terlihat "manusia" ini masih memiliki hidung dan mata, masalahnya jumlah hidung dan matanya tidak normal……
Makhluk ini…… memiliki kepala labu lonjong dengan gaya rambut kuncir tegak lurus seperti penangkal petir; Di sekeliling kepalanya tumbuh secara tidak rata——total enam mata, delapan telinga; Di sisi "wajah"-nya, tumbuh rapat tiga hidung dengan dua mulut lebar di bawahnya.
Selain bagian kepala, bagian lain NPC ini relatif normal. Secara umum terlihat seperti pria dewasa berjubah kerah bundar hitam (mirip gaya hanfu) dengan tinggi sekitar 1,7 meter dan bertubuh kurus.
"Saudara ini……" Feng Bujue mendekatinya, berbicara dengan tempo lambat, "Tidak tahu……"
Sebelum kalimatnya selesai, mulut kiri NPC itu sudah menyela cepat: "Mengetahui berarti mengetahui."
