"Kegigihannya sampai bikin mengharukan ya..."
"Tak disangka dia bisa bertahan selama itu..."
"Lha wong juara S1... Meski cuma orang bodoh."
Sembari mengucapkan ini, anggota Tim Zhan Guo 1 telah menyaksikan pertarungan Tianma Xingkong melawan Oda Ai selama lima menit penuh.
Dalam kehidupan sehari-hari, lima menit bukan waktu yang lama. Memasak mie instan, gosok gigi, buang sampah, cukur janggut... Aktivitas sederhana apapun hampir memakan waktu sebanyak ini.
Tapi di dunia game, dalam pertarungan berirama super cepat, lima menit... Sudah cukup untuk dua pemain bertempur dalam seratus putaran.
"Ah— Semakin bikin geram saja." Kali ini, kemarahan terlihat jelas di wajah Oda Ai, "Dasar kecoa bandel yang tak bisa mati!"
“Hmph……” Tianma Xingkong dengan kaki gemetar, menopang tubuhnya dengan susah payah berdiri, berhadap-hadapan dengan lawan, “Hanya aku yang tersisa di tim kita, aku memikul harapan semua mitra... mana mungkin mudah jatuh!”
“Hei hei... di mana bagian 'mudah'-nya?” Takeda Zhi tak tahan ingin menyelutuk di samping setelah mendengar perkataan Xiao Ma Ge, “Dari sudut manapun dilihat, kamu seharusnya sudah jatuh sejak lama!”
“Sebenarnya... aku agak ingin menyemangatinya.” Uesugi Ren berkata dengan wajah serius.
“Oh?” Mendengar komentar gadis berambut panjang hitam di sebelahnya, Akechi Xin tak bisa menahan senyum tipis, “Rupanya kamu suka tipe seperti ini?”
“Tidak.” Ekspresi Uesugi Ren berubah, menjawab polos, “Aku hanya merasa orang yang sungguh-sungguh pantas didukung.” Dia berhenti setengah detik, melanjutkan, “Meski... dia bodoh.”
“Ya...” Takeda Zhi dan Akechi Xin serempak menggeleng kepala, “Benar-benar bodoh...”
“Ah——” Beberapa detik kemudian, Tianma Xingkong kembali meneriakkan pekikan panjang, aura tempurnya berkobar hebat.
Hingga saat ini, meski tubuh Xiao Ma Ge sudah penuh luka-luka, bahkan cloth sucinya pun telah hancur berantakan, namun... dari matanya tak terlihat sedikitpun ketakutan atau kelelahan, yang ada hanyalah semangat juang dan darah panas yang membara.
“Ha…… Benar-benar membuatku kesal…” Di sisi lain, Oda Ai, napasnya kini menjadi berat, tangan yang menggenggam katana mulai gemetar ringan, “Sudah mengucapkan kalimat seperti ‘Aku akan menghancurkannya sendirian’, tapi pertarungan tak kunjung usai… Sungguh memalukan.”
Saat ini, Oda Ai yang memiliki keunggulan justru menjadi pihak yang terburu-buru. Keberanian dan ketegasan Tianma Xingkong yang tak terduga sama sekali belum pernah ia lihat dalam duel manapun. Sebenarnya, sebelum hari ini, ia mengira orang seperti Xiao Ma Ge sama sekali tidak ada di dunia nyata, justru banyak ditemukan di komik…
“Diputuskan!” Tiba-tiba Oda Ai berteriak keras, posisi memegang katana-nya berubah mengikuti gerakan, “Berani membuatku kehilangan muka seperti ini… Akan kununjukkan jurus paling megah untuk menghabisimu!”
Begitu kata-kata ini terlontar, penonton siaran langsung menjadi heboh. Namun… ketiga rekan tim Oda Ai justru berubah raut wajahnya.
“Ai, jangan gegabah.” Akachi Shin di belakang mengingatkan dengan suara keras, “Jurus itu harus disimpan untuk menangani…”
“Leader!” Oda Ai menyela, sedikit menoleh ke belakang sehingga rekannya melihat ekspresi mengerikan di separuh wajahnya, “Tolong jangan lanjutkan…”
Detik berikutnya, rekan-rekannya pun terdiam.
Ketika mereka melihat ekspresi Oda Ai, mereka sudah menyerah untuk mencoba menghentikannya. Mereka lebih memilih membiarkan Oda Ai menggunakan "skill itu" dengan egois di sini, daripada mengambil risiko membuatnya "mengamuk" dengan lebih jauh memprovokasinya.
"Hmph!" Tianma Xingkong juga meneriakkan dengan keras melihat reaksi lawannya, "Kalau berani, serang saja!" Setelah berkata demikian, dia mengubah posisi tubuhnya dan melancarkan jurus lagi, "Meteor Fist Pegasus!"
Jangan lihat Tianma Xingkong hanya menggunakan satu jurus terus-menerus, tapi teknik pertempuran nyatanya tidak sesederhana yang terlihat.
Mungkin banyak yang lupa, saat turnamen S1 dimulai, Xiao Ma Ge sudah berada di peringkat 20 Peringkat Kekuatan Tempur pemain. Dan dia bukan Pemain undangan - dia benar-benar menembus final dengan kekuatan sendiri melalui babak penyisihan. Jika Xiao Ma Ge benar-benar hanya "tanpa berpikir mengeluarkan Meteor Fist", pasti sudah tereliminasi...
Coba pertukarkan posisi... Seorang peserta yang hanya menggunakan satu skill aktif dari awal sampai akhir tapi bisa bertanding sejajar dengan pemain level tinggi, bahkan jika tidak bisa disebut "jenius", setidaknya bisa disebut "makhluk aneh".
Pencapaian luar biasa seperti ini... mustahil dilakukan tanpa naluri tempur dan kecerdasan bertarung yang luar biasa.
Saat ini, Tianma Xingkong telah membaca celah kecil sebelum lawannya mengeluarkan senjata rahasia, dan dengan sigap melancarkan serangan lagi.
【Meteor Fist Pegasus】Skill ini jika digunakan orang lain, setiap kali diaktifkan hasilnya kurang lebih sama. Tapi Meteor Fist milik Tianma Xingkong... setiap ronde, setiap pukulan, bisa dikontrol secara mikroskopis.
Ambil contoh jurus yang baru saja dia keluarkan ini... 80% pukulan hanya membawa damage dasar dari skill itu sendiri, tapi 20% pukulan energi membawa aura tempur super penetrasi. Dan 20% pukulan energi ini... dengan perlindungan dari banyaknya pukulan, terbang serempak menuju berbagai celah pertahanan dalam posisi bertarung Oda Ai.
"Sial..." Saat Oda Ai mengumpulkan energi untuk jurusnya, tubuhnya terkena serangan berat. Tanpa melihat pun dia tahu nilai kelangsungan hidupnya turun drastis. "Terlalu meremehkannya..." Di detik ini, selain kemarahan, hatinya justru muncul rasa kagum. "Mampu mengoptimalkan hal sederhana sampai level ekstrim... rupanya bukan sekadar orang bodoh..."
Rasa hormat ini segera memulihkan sebagian kejernihan pikirannya, membuat posisi bertarungnya yang sempat gemetar perlahan stabil kembali.
Awalnya Oda Ai mungkin sudah tidak bisa mengaktifkan skill dengan lancar, tapi setelah tenang... dia berhasil bertahan dari serangan Meteor Fist dan meluncurkan jurus pamungkas!
【Nama: Ittoryu: Iaido - Lagu Singa】
【Atribut Kartu Skill: Skill aktif, menghilang setelah sekali pakai】
【Kategori Skill: Bertarung】
【Efek: Menghunus pedang, memenggal musuh (hanya bisa diaktifkan dengan pedang panjang yang disimpan dalam sarung)】
【Konsumsi: 40% batas maksimum Stamina】
【Syarat Belajar: Level 45, Spesialisasi Bertarung A】
【Catatan: Teknik Iaido ilahi yang hanya bisa dipahami oleh pendekar pedang dengan kesadaran tinggi. Saat jurus terlihat, secepat kilat, mata tak mampu mengikuti, memotong besi seperti memotong lumpur, pasti membunuh dalam satu serangan.】
Lalu terlihat...
Siluet saling bersilangan, kilatan pedang menyambar.
Semuanya terjadi dalam sekejap mata.
Hasil pertandingan pun telah ditentukan di sini.
Pyurrr——
Tianma Xingkong jatuh. Bahkan sebelum genangan darahnya menyebar, dia telah berubah menjadi cahaya putih dan lenyap.
"Aku... menang?" Oda Ai bergumam dengan pandangan kosong.
Dua detik kemudian, dia seperti menyadari sesuatu, menunduk melihat bagian dada kirinya - di sana terdapat lubang darah...
"Ha... Begitu rupanya..." Oda Ai tersenyum getir. "Saat akan kuterjang, dia mengubah alur tinjunya, menggunakan kekuatan seranganku untuk memantulkan pukulan..." Dia menggeleng, "Dasar bodoh yang membuat orang tak bisa berkata-kata..."
Sambil berkata demikian, dia pun terjatuh, berubah menjadi cahaya putih...
……
Di sisi lain, di quest yang berbeda...
Pertandingan 【Tim 1 Hongying】 vs 【Tim 2 Order】 masih berlangsung.
Saat ini, pertarungan Tim 1 Order dengan Ice Emperor telah berakhir. Hasilnya sesuai prediksi Feng Bujue... Tim 1 Order akhirnya menang. Garis Depan Neraka dan Tim 1 Negara Berperang juga masing-masing meraih kemenangan. Maka... pertarungan inilah yang menjadi pertandingan terakhir yang belum selesai di dini hari ini.
Di puncak gunung es raksasa, perang enam orang sedang berkecamuk.
【Yongzhe Wuju】memegang tombak panjang, bersama 【Yongzhe Wudi】yang mengenakan sarung tinju, keduanya bekerja sama melakukan serangan ganas terhadap 【Xu Huai Shang】.
Meskipun melawan dua lawan sekaligus, Xu Huai Shang dengan sepasang pedang di tangan dan gaya menghindar yang luwes, jelas tidak berada di posisi inferior.
Di sisi lain, 【Blood Rose】dari Hongying menginjak elang raksasa di udara, mengejar 【Ye Zhi】 dari Order yang terus mundur sambil bertahan, hampir tidak punya kesempatan membalas.
Untungnya, ada "orang keenam" yang melindunginya...
Sebenarnya itu bukan "manusia", melainkan NPC manusia salju berbulu panjang. Entitas ini adalah "Sumber" yang didapat Ye Zhi dalam quest, setara dengan makhluk panggilan gratis tanpa batas waktu.
Dalam quest sebelumnya, manusia salju ini telah memberi keuntungan besar bagi Tim II Order. Situasi 3 vs 2 saat ini tercipta berkat peran taktisnya di awal pertempuran.
Namun... tim Hongying yang hanya tersisa dua orang justru tidak dalam posisi lemah.
Meski kehilangan satu anggota lebih banyak, dua anggota yang gugur adalah pemain tipe pendukung. Xu Huai Shang dan Blood Rose yang memiliki kemampuan tempur individu kuat masih utuh. Selain itu, tim Hongying juga memiliki "Sumber" berbentuk BUFF tak kasat mata alih-alih makhluk panggilan.
Di sisi Order Tim 2, meskipun masih memiliki tiga anggota tim plus Yeti berbulu panjang, anggota yang terbunuh... justru adalah tulang punggung tim, yakni 【Barcode】 yang dijuluki pemain spesialisasi jarak jauh terkuat di seluruh Studio Order.
Di tahun-tahun sebelumnya, jagoan seperti 【Barcode】 pasti akan masuk Tim Utama. Namun formasi Order Tim 1 tahun ini terlalu megah, bahkan empat anggota Mabuk Hidup Mati pun ada yang harus jadi cadangan. Akhirnya Barcode hanya bisa turun ke Tim 2.
Dari segi kekuatan, pria ini pernah masuk 50 besar di era S1. Tentu saja... di final dia belum sempat unjuk gigi sudah menjadi mayat di tangan Root. Tapi bagaimanapun, dibanding tiga anggota tim lainnya, skill Barcode jelas lebih menonjol.
Sayangnya... nasibnya kali ini mirip dengan di S1, belum sempat tampil sudah keburu 'menerima bekal', bahkan tak sempat mengucapkan satu dialog pun. Perlakuan yang setara dengan Yin Tianqiu.
Selain itu, soal Yeti berbulu panjang... NPC ini memiliki kecerdasan sangat rendah, bahkan lebih rendah dari makhluk panggilan. Makhluk panggilan rendah seperti anjing, kelelawar, serigala, kalkun... masih bisa dikontrol melalui kemauan atau perintah sang pemanggil. Tapi yeti ini tidak...
Yeti berbulu panjang sama sekali tak memiliki kemampuan komunikasi makhluk cerdas, juga tidak patuh pada perintah siapapun. Karena ditemukan oleh Ye Zhi, pola aksinya kira-kira adalah "mengikuti dan melindungi Ye Zhi". Hal lain sama sekali tidak dipedulikannya.
Maka, terjadilah adegan seperti yang disebutkan di atas...
Meski jumlah personel lebih banyak, tanpa dukungan pemain spesialisasi jarak jauh, Tim Order Kedua gagal memberikan tekanan efektif kepada Xu Huai Shang dan Blood Rose.
Dengan spesialisasi yang mirip, Xu Huai Shang seorang Top-Tier bisa menangani dua lawan kelas satu dengan cukup mudah.
Blood Rose dengan cerdik terus mengincar ahli medis musuh. Taktik ini... di satu sisi mencegah Ye Zhi memberikan bantuan ke anggota tim, di sisi lain secara tidak langsung membatasi gerakan Yeti berbulu panjang. Lagipula monster ini hanya kuat serangan dan tahan lama, sama sekali tak punya kemampuan udara atau kecerdasan, bisa diakali semau kita.
"Wudi, jangan panik." Saat pertarungan memasuki fase tarik-ulur, Yongzhe Wuju berbicara sambil bertarung, "Pertahankan formasi, jangan beri celah."
Yongzhe Wudi sepenuhnya memahami maksud rekannya, "Tenang, aku paham."
"Hmph... Mau menghabiskan staminaku ya..." Xu Huai Shang ikut nimbrung dalam percakapan sambil tetap bertahan.
"Tepat sekali." Yongzhe Wuju mengaku terus terang. Kejujurannya justru menunjukkan taktik ini tak perlu ditutupi - dia juga sudah kehabisan tenaga untuk berbasa-basi...
“Bahkan jika kamu bisa menciptakan posisi seimbang dalam pertarungan 1 lawan 2, keseimbangan ini tidak mungkin dipertahankan selamanya.” Yongzhe Wudi menyambung ucapan rekan timnya, berbicara pada Xu Huai Shang, "Kami berdua punya kesempatan bergantian istirahat sejenak selama pertarungan. Dalam hal pemilihan skill dan toleransi kesalahan juga lebih fleksibel." Dia berhenti sejenak, "Tapi kamu... tidak boleh lengah sedetik pun."
Yongzhe Wuju mengayunkan tombaknya sambil melanjutkan: "Singkatnya... dalam pertarungan ini, konsumsi Poin Staminamu pasti lebih cepat dari kami. Mempertahankan status quo jelas menguntungkan kami."
"Ha..." Yongzhe Wudi tertawa, "Kapten Xu, jika aku jadi kamu, sekarang akan kutinggalkan pertahanan dan serang habis-habisan, mungkin bisa mengeliminasi satu orang." Sambil berkata demikian, dia bergeser beberapa langkah dan melancarkan tiga pukulan, "Kalau tidak... saat staminamu habis, bahkan kesempatan untuk membalas pun hilang."
Keduanya saling bersahutan, meski ada unsur memancing musuh, sebagian besar ucapannya tulus.
Hanya saja... bagi para fans Xu Huai Shang yang menonton siaran langsung, kata-kata ini terdengar sangat menyakitkan.
"Bajingan licik! Berani-beraninya pakai taktik perang pengurasan!"
"Kalau jagoan, lawan Shuangshuang satu lawan satu! Dua lawan satu bukan jagoan sejati!"
"Jumlah personel lebih banyak harusnya kalian yang menyerang dulu! Sangat keterlaluan!"
Jelas terlihat, komentar-komentar di atas berasal dari penggemar fanatik. Dalam kompetisi, penggunaan taktik apapun adalah wajar belaka. Peserta dari Order tak mungkin memilih metode tempur yang jelas merugikan diri sendiri hanya untuk memuaskan fans lawan.
Dan hal ini... Xu Huai Shang juga memahaminya dengan baik.
"Saran kalian berdua... memang bagus." Setelah bertarung puluhan detik, atau lebih tepatnya... berpikir selama puluhan detik, Xu Huai Shang tiba-tiba membalas, "Jika terus mengulur waktu, hanya akan meningkatkan kemungkinan kekalahan saya."
Mendengar ini, kedua "pahlawan" itu mengubah ekspresi. Keduanya langsung menegangkan saraf, bersiap menyambut serangan gencar.
"Kalau begitu..." Xu Huai Shang tidak membuat mereka menunggu lama, "...saya tidak akan sungkan."
