11 November pukul dua subuh.
Pertempuran Sengit Empat Dunia ronde keempat berakhir, mengukuhkan 16 besar Peak Battle S2.
Setelah siaran langsung berakhir, rekaman berbagai pertandingan segera muncul di platform penyiaran non-sistem koneksi saraf.
Banyak penonton yang sudah menonton siaran langsung segera keluar dari mode koneksi saraf untuk menyaksikan pertandingan lain yang terlewat. Tentu saja... ada juga tipe orang yang sengaja menonton ulang pertandingan yang sudah ditonton hanya untuk mencari perhatian, sambil terus-menerus membeberkan spoiler di kolom hujan peluru...
Di sisi lain, forum game juga dipenuhi suasana panas, para pemain sedang bersemangat mendiskusikan hasil pertandingan yang baru saja berakhir.
Pertama, tim Garis Depan Neraka yang menyelesaikan pertandingan hanya dalam sepuluh menit... sekali lagi mengubah posisi mereka dalam persepsi publik.
Di babak semifinal, mereka selalu memberikan kesan 'belum mengeluarkan seluruh kemampuannya', dan hingga ronde keempat ini, belum ada anggota yang gugur dalam pertandingan.
Jika lawan yang mereka hadapi biasa saja, mungkin bisa dimaklumi. Tapi melihat empat ronde ini... baik Tim 1 dan 2 Corpse Blade, Para Dewa Tim 2, hingga tim Shuang You yang dipimpin pemain profesional individu... semuanya adalah tim tangguh yang tak terbantahkan.
Ini membuat rekor 'zero casualties' Garis Depan Neraka terlihat sangat mengesankan... Jika dihitung berdasarkan aturan peringkat penyisihan, hingga babak ini mereka harusnya menempati posisi pertama di antara 16 tim.
Selanjutnya, mari kita lihat pertarungan Ice Emperor vs Order.
Kini kita bisa langsung menyebut Order Tim 1 sebagai "Order", karena tim lain dari studio mereka sudah tersingkir dari kompetisi.
Seperti perkiraan banyak orang, Order akhirnya lolos dengan mulus. Tapi... ini hanya dilihat dari hasil akhirnya.
Dari proses pertandingan, kemenangan mereka tidak mudah diraih.
Faktanya, di bagian tengah pertandingan, sempat muncul anggapan bahwa Order akan kalah dalam pertarungan ini...
Tak ada yang tahu bagaimana Ice Emperor bisa mengajak bos level tinggi seperti Dianhu Wang dan Samodiel untuk membantu, juga tak disangka mereka bisa menyusun strategi cerdik hingga menciptakan situasi tiga lawan satu melawan Order.
Dalam pertandingan sebelumnya, Order belum pernah mengalami selisih lebih dari dua orang, apalagi tersisa hanya satu anggota.
Bahkan ketika menghadapi Corpse Blade Tim Pertama dalam kondisi maksimal (dengan obat peningkat) di babak penyisihan, mereka hanya kehilangan dua anggota. Itu pun terjadi saat Guixiao pergi solo melawan BOSS. Ketika Guixiao kembali ke medan perang, Drunk Lying Melancholy mengalami serangan bunuh diri, sedangkan Sashimi kalah karena menghadapi dua lawan sekaligus. Di sisi Corpse Blade, mereka juga sudah kehilangan dua anggota (satu meledakkan diri, satu dikalahkan Kak Zen).
Selain itu, itu baru pertandingan pertama babak penyisihan. Artinya, tim analisis kuat Order saat itu belum bisa memberikan dukungan intelijen memadai. Jika pertandingan ini terjadi di ronde sepuluh... bahkan lima ronde kemudian... Corpse Blade Tim Pertama mungkin akan dikalahkan tanpa skor.
Namun Ice Emperor pernah mendorong Order ke ambang kekalahan... Alasan Order masih bisa menang hanya satu: Tun Tian Gui Xiao.
Tanpa menggunakan makhluk panggilan, dia berhasil mengalahkan dua data unik yang hanya berada di bawah Empat Pilar, lalu dalam pertempuran berikutnya menghabisi Trio Susah Nama yang hampir seluruhnya dalam kondisi maksimal.
Bisa dikatakan... pertandingan ini memiliki arti luar biasa. Tak hanya menunjukkan harapan untuk mengalahkan Order, tapi juga mengangkat kembali ID 【Tun Tian Gui Xiao】 ke tahta dewa.
Setelah S1 berakhir, ada suatu periode di mana banyak orang mulai mempertanyakan kekuatan Tun Tian Gui Xiao. Karena selama pertandingan, dia terus dibatasi ketat oleh Root sampai akhir tanpa menunjukkan performa luar biasa, bahkan bisa dibilang terlihat cukup memprihatinkan...
Namun melalui pertempuran ini, Guixiao kembali menanamkan horor di benak orang-orang. Sensasi menggetarkan dari pertarungan langsung sangat berbeda dengan dampak visual dan psikologis yang dihasilkan saat memerintahkan makhluk panggilan.
Pada tahap ini... selain novelis licik itu, tidak ada tim yang merasa bisa MENANG melawan Guixiao... termasuk Tim Utama Para Dewa sekalipun.
Pola pikir mereka persis seperti yang dicela Ruo Yu: "Berdoa jangan sampai bertemu dia sebelum final..."
Selanjutnya, mari bahas pertandingan ketiga: Bintang vs Periode Negara Berperang.
Ini bisa dibilang pertarungan paling tidak kompetitif di antara empat laga utama.
Meskipun sebagian besar pemain memiliki prasangka dan penolakan psikologis terhadap "studio asing", dan informasi konkret tentang Periode Negara Berperang juga minim, prediksi sebelum pertandingan tetap lebih condong ke kemenangan mereka.
Meski kekuatan Bintang tidak buruk dengan kehadiran juara S1, semua peserta selain Xiao Ma Ge adalah peserta baru seragam. Jelas studio ingin bintang masa depan ini mendapat eksposur lewat pertandingan agar bisa "dijual" dengan harga tinggi nantinya.
Rombongan seperti ini... kekuatan tempur di permukaan memang bagus, tapi memiliki dua kelemahan tak tergantikan: Pertama, kurangnya kekompakan dan kohesi; Kedua, selain Tianma Xingkong, semua anggota lainnya benar-benar kurang pengalaman lomba.
Pada dasarnya... ini adalah masalah perbedaan konsep.
Apapun yang dipikirkan peserta dan pelatih dalam hati, manajemen Bintang sendiri tidak memiliki hasrat terlalu kuat untuk juara. Mereka hanya perlu meraih peringkat "cukup baik" sudah puas.
Lalu seberapa tinggi peringkat yang dianggap "cukup"? Pada prinsipnya cukup memenuhi dua poin: "tidak melewatkan lomba yang membutuhkan peringkat tertentu untuk ikut" dan "menjaga eksposur".
Karena itu, Bintang menempatkan satu juara S1 plus tiga rookie di tim utama. Gelar tim utama dan aura juara menjamin tingkat perhatian, sementara lomba itu sendiri menjadi sarana akumulasi EXP dan peningkatan eksposur. Gagal jadi juara... tidak masalah, selama nilai pasar peserta bisa naik melalui lomba.
Sebaliknya, pihak Periode Negara Berperang jelas ambisius dan bertekad bulat.
Singkatnya, kedua tim ini... baik konsep studio maupun nafsu berebut gelar terlalu berbeda. Dengan kekuatan yang seimbang pun Bintang lebih mungkin kalah, apalagi Tim I Periode Negara Berperang memang lebih kuat dari mereka... dengan kedalaman kemampuan yang tak terukur.
PS: Jika saat membaca bagian ini Anda merasa saya sedang menghujat klub Premier League tertentu, atau Anda adalah fans klub tersebut, ingatkan diri sendiri bahwa ini hanyalah ilusi... ilusi... ilusi... ilusi...
Terakhir, mari lihat pertandingan keempat: Tim I Hongying vs Tim II Order.
Jika MVP di pertarungan Garis Depan Neraka adalah Dewa Mayat Darah, maka MVP di pertarungan Hongying pastilah Xu Huai Shang.
Pertandingan ini sebenarnya cukup menegangkan. Tim kedua Order memiliki level keseluruhan yang cukup baik, namun jurang pemisahnya terletak pada aset berharga mereka 【Barcode】 yang jelas kalah dibanding aset berharga lawan 【Xu Huai Shang】.
Sebagai "Ratu" di kalangan pemain perempuan profesional, kemampuan Xu Huai Shang setidaknya setara dengan level "Mabuk Hidup Mati", sedangkan level Barcode jelas lebih rendah setengah tingkat.
Apalagi, Yin Tianqou... eh... maksudku Barcode sudah tereliminasi oleh dua anggota non-aset berharga lawan sebelum pertandingan memasuki fase akhir.
Dalam pertarungan terakhir, Xu Huai Shang juga memainkan peran layaknya aset berharga. Saat ia menggunakan jurus 【Sakura·Moon Slash】 untuk membunuh Yongzhe Wudi, Yongzhe Wuju langsung menyadari... pertarungan ini sudah berakhir.
Tak lama kemudian, Sang Wuju yang kehabisan Poin Stamina akibat skill menjadi domba kurban. Begitu dia mati, Tim Dua Order hanya menyisakan Ye Zhi dengan spesialisasi medis dan Snowman Besar yang kecerdasannya memprihatinkan. Kombinasi ini bahkan tak sanggup melawan 【Blood Rose】 sendirian, apalagi ditambah Xu Huai Shang... hasilnya sudah bisa ditebak.
Singkatnya, di babak semifinal keempat: sebagian orang tereliminasi dengan penyesalan, sebagian lain langsung diangkat jadi dewa dalam semalam.
Rekaman pertandingan di platform online belum selesai diputar, tapi para dewa forum, jago keyboard, dan pasukan bayaran profesional sudah beramai-ramai muncul - buru-buru memprediksi, menganalisis, sok memberi saran, dan menciptakan opini publik...
"Di luar dunia maya, dalam realitas."
Seseorang tengah merencanakan sesuatu yang lain...
……
Pukul tiga dini hari, persimpangan empat di pinggiran Kota S.
Lokasinya terpencil, bisa dibilang daerah terpencil; meski ada beberapa lampu jalan, perangkat seperti kamera pengawas pasti tidak ada.
Saat itu, bayangan manusia kurus berbaju hoodie hitam dan celana training berdiri di tengah jalan, bergumam sesuatu.
Di depannya terpapar formasi magis berdiameter dua meter yang digambar dengan kapur. Di tengah formasi terdapat baskom logam berisi cairan merah mirip darah, serta berbagai bahan tak jelas. Pada beberapa titik simetris formasi, berdiri beberapa lilin merah yang menyala.
“In Namen Satans,dem Herrscher der Erde,dem Konig der Welt;befehle ich den Kraften der Finsternis...”
Setelah bergumam cepat dengan nada religius, tepat saat cahaya bulan tertutup awan, tiba-tiba...
Huh--
Angin aneh tiba-tiba memadamkan lilin-lilin.
Seketika, semua lampu jalan di sekitarnya berkedip-kedip seperti ada gangguan arus listrik.
Untuk beberapa saat singkat, persimpangan ini tenggelam dalam kegelapan total.
Beberapa detik kemudian, bulan muncul kembali dari balik awan, dan lampu jalan kembali menyala stabil.
Di persimpangan itu... telah muncul bayangan manusia tambahan...
"Hehehe... Kau selalu bisa memberi kejutan, Feng Bujue."
"Mendengar suara tawa 'hehehe' ini, pasti kalian semua sudah tahu siapa yang dipanggil oleh formasi magis ini. Dan dari dialog pertamanya setelah muncul, orang yang mengenakan hoodie hitam ini, yang sedang bermain summoning iblis di tengah malam... adalah Jue Ge."
"Apa kau terkejut karena kupanggil...?" kata Feng Bujue sambil tersenyum.
"Hehehe..." Suara khas mesum Woody memang tak bisa diubah, "Bukan terkejut, tapi kaget senang."
"Baiklah, terserah..." Feng Bujue tak ingin melanjutkan permainan kata-kata ini, lalu menjawab singkat, "Aku tak tahu berapa lama kau bisa bertahan di sini, langsung ke intinya..." Ia berhenti sejenak, "Mari... kita bertaruh satu ronde."
"Hm?" Woody tertegun sejenak, lalu menunjukkan senyuman hentai, "Hē hē... hehehehe..."
Setelah tertawa histeris, ia mendorong kacamata bercahaya putih di balik hidungnya dengan jari tengah, "Hehe... Feng Bujue, sebelum kujawab 'taruhan' atau 'tidak', aku hanya bertanya satu hal..." Nada suaranya berubah halus, "Apa kau benar-benar berpikir ada kemungkinan 'taruhan setara' antara kita?"
"Tidak ada." Jawaban Feng Bujue tegas, "Dari empat elemen dasar perjudian, semuanya menguntungkanmu."
"Oh? Ternyata ada 'teori empat elemen perjudian'?" Woody membalas, "Kenapa aku tak pernah dengar?"
"Karena itu teoriku sendiri." Jawab Feng Bujue.
“Benarkah? Hehehe……Kalau begitu aku sangat tertarik mendengarnya.” Woody menyambung.
Feng Bujue mengangkat bahu, langsung menjelaskan: “Pertama, 'teknik' dalam melakukan dan mengidentifikasi kecurangan; kedua, 'psikologis' yang tenang mutlak dan perhitungan tanpa celah; ketiga, 'nasib' yang dipanggil oleh keberanian dan keyakinan; keempat, 'kekuatan fisik' yang cukup untuk melindungi diri atau mengambil tawaran setelah taruhan melampaui batas.”
“Hehehe……Ringkasan yang bagus.” Woody tertawa, “Sebagian besar perjudian memang bergantung pada kecurangan, ikan bodoh yang bahkan tidak tahu ini dan tidak mampu mendeteksinya pantas bangkrut tanpa dikasihani; Dalam judi yang tidak bisa curang, bergantung pada perang pikiran - ekspresi, kata-kata, gerakan……teknik akting dan observasi menentukan hasil; Lalu...judi seperti mesin slot yang tidak perlu strategi, mengandalkan nasib. Inilah yang paling dibutuhkan penjudi - restu langit.” Dia berhenti setengah detik, “Selain faktor penentu ini, 'kekuatan fisik' adalah pengaman terakhir. Tidak bisa membawa pulang keuntungan dengan selamat, bukanlah pemenang.”
Setelah mengatakan ini, Woody menyimpan kedua tangannya di saku sambil menggoyangkan bahunya: “Hehe...Kau paham semua ini……tetap mau bertaruh denganku?” Seolah pertanyaan belum cukup tajam, dia menambahkan satu detik kemudian, “Perlu kutegaskan……aku ini iblis, bukan tipe 'tidak mau curang' atau 'tidak akan mengingkari janji demi gengsi'.”
“Tentu saja aku paham semua ini.” Feng Bujue tetap tersenyum, “Lalu apa lagi?”
Kalimat ini membuat senyum lenyap dari wajah Woody.
“Hmph...” Setelah beberapa detik diam, Woody mendengus dingin, “Feng Bujue, kau benar-benar membuatku cinta dan benci sekaligus...”
“Cinta tidak perlu, aku sudah punya pacar.” Jue Ge langsung mencela, “Lebih baik kau benci saja aku... Dibandingkan 'cinta', 'benci' adalah emosi yang lebih mudah ditanggung. Sepengetahuanku... banyak yang membenciku, tapi hidupku tetap baik-baik saja.” Ia memiringkan kepala dengan sikap mengejek, “Tapi jika terlalu banyak yang mencintaiku, aku akan lelah.”
“Hehehe... Ini hanya kiasan saja, aku tidak punya 'perasaan'.” Woody menyambung, “Bagaimanapun... mari kita bertaruh...” Ia membentangkan kedua tangan, “Apa yang mau kau pertaruhkan?”
“Aku pertaruhkan gelar juara tahap kedua 'Permainan Kandidat' ini...” Saat Jue Ge mengucapkan lima kata itu, ekspresi Woody berubah drastis, “...untuk mempertaruhkan cinta Li Ruoyu.”
