Pukul tiga sore, cuaca berubah drastis.
Langit cerah di pagi hari kini telah diselimuti awan gelap berguntur.
Mendung pekat seolah mempercepat datangnya malam. Selain kilat yang sesekali menyambar, hampir tak ada cahaya alami yang tersisa.
Dalam cuaca seperti ini, sebuah ambulans muncul di depan rumah tua di Jalan Anxi.
Setelah mobil berhenti, lima bayangan manusia turun satu per satu.
Mereka adalah Dracula, Frankenstein, Manusia Serigala, Mumi, dan Manusia Insang.
Kelima makhluk aneh ini memiliki kesamaan: mereka jarang bicara. Bahkan Dracula yang paling mirip manusia pun adalah pria pendiam.
Karena itu, selalu ada aura aneh yang menyelimuti ketika mereka bertindak bersama...
"Hmph?" Saat Dracula mendekati pintu rumah tua... ia melihat pintu yang rusak. Wajahnya langsung berubah masam.
Namun, dia tetap tidak berkata apa-apa. Dengan diam-diam mendorong pintu dan masuk ke dalam rumah. Empat pengikut di belakangnya mengikuti langkah sang tuan, memasuki pintu utama secara berurutan.
Dinding rumah tua ini dipenuhi lampu dinding berbentuk lilin. Tanpa pasokan listrik, semua lampu ini dalam kondisi tidak menyala.
Tapi... Saat Dracula melangkah masuk ke rumah tua ini, seluruh lampu di dalam ruangan tiba-tiba menyala seketika.
"Hmm..." Dengan bantuan cahaya lampu, Dracula menunduk melihat jejak kaki di lantai. Setelah bergumam sejenak, dia melanjutkan langkah mengikuti jejak tersebut.
Di rumah tua ini, sangat sulit bergerak tanpa meninggalkan jejak. Seluruh permukaan tertutup lapisan debu tebal, bahkan tikus sekalipun akan meninggalkan bekas cakar untuk sementara waktu.
"Sepertinya... ada pembasmi iblis yang datang." Dracula berjalan hingga ke bagian terdalam rumah, berhenti di depan patung dekat dinding. "Ada dua orang. Salah satunya berkaki kecil, mungkin seorang kurcaci. Yang lain... meninggalkan jejak bolak-balik, mungkin sudah meninggalkan rumah ini." Dia berhenti sejenak, "Mereka langsung menuju ke sini saat masuk, dan..."
Sambil berkata demikian, Dracula mengulurkan tangannya dan menyentak lengan kanan patung itu.
Grr...
Satu detik kemudian, suara gesekan batu dan logam terdengar dari belakang patung. Sebuah pintu rahasia terbuka, memperlihatkan lorong rahasia yang menurun ke bawah.
“Dan...mereka sepertinya sangat tahu lokasi pintu rahasia, langsung menarik tombol dan masuk ke dalam 'aula'.” Dracula mengalihkan pandangannya ke empat temannya sambil bertukar kode mata.
Setelah keheningan aneh yang singkat, kelima makhluk itu seolah mencapai konsensus sebelum akhirnya memasuki pintu rahasia bersama.
Lorong rahasia itu terhubung dengan deretan tangga batu yang melingkar turun ke bawah.
Ruang bawah tanah "Rumah Tua" ini sangat luas, mungkin lebih besar dari bagian bangunan di atas tanah. Ujung tangga batu itu bukanlah tempat lain...melainkan aula yang muncul di CG pembuka quest, tempat Van Helsing dan kawanan melakukan ritual.
“Akhirnya kau datang.”
Saat para monster memasuki aula, suara anak kecil langsung terdengar.
Dracula mengangkat kepalanya dan melihat seorang anak berusia sekitar sepuluh tahun berbaju jas panjang ungu mini.
Saat itu, Jue Ge sedang duduk di atas batu sambil memain-mainkan "Jimat Suci", lalu berkata dengan santai ke para monster: “Aku hampir tak sabar menunggu.”
“Kau...” Ekspresi Dracula berubah drastis setelah melihat wajah Feng Bujue, “...adalah pembasmi iblis?”
“Aku bisa saja...” jawab Jue Ge dengan nada yang sangat menyebalkan, “...bisa juga tidak.”
“Abad ke-20 ternyata lebih gila dari yang kubayangkan...” Dracula bergumam sambil menatap anak itu, “Bocah kecil saja sudah jadi pembasmi iblis.”
Meskipun Feng Bujue tidak menanggapi pertanyaan lawan bicaranya, Dracula sendiri telah membuat kesimpulan. Berdasarkan pengalamannya sebelumnya, anak biasa, bahkan orang dewasa, setelah melihat dirinya dan empat orang di belakangnya... pasti akan menangis, berteriak, atau mungkin langsung pingsan.
Namun, Feng Bujue tetap tenang seperti biasa, bahkan secara aktif menyampaikan beberapa kalimat. Perilaku ini... membuat Dracula semakin yakin bahwa Jue Ge adalah seorang Exorcist.
"Apakah aku Exorcist atau tidak, tergantung pilihanmu." Kata Feng Bujue, "Jika kau tidak kooperatif, maka aku akan menjadi Exorcist paling kejam, efisien, dan tak berperasaan yang pernah kau temui." Dia berhenti setengah detik, menampilkan senyum jahat, "Tapi jika kau mau bekerja sama... kita adalah sekutu."
"Sekutu?" Dracula tertegun, menghabiskan dua detik untuk menyusun pikirannya sebelum bertanya, "Apa kau sadar dengan ucapanmu sendiri? Anak kecil."
"Bukan karena penampilanku seperti anak-anak, lantas aku benar-benar anak kecil." Feng Bujue memiringkan kepala, mengarahkan pandangannya ke beberapa sosok di belakang Dracula, "Jika semua hal bisa dinilai dari penampilan, apakah kau ini pawang kebun binatang atau pelatih sirkus?"
"Auuuugh—— Grooaaak——" Manusia Serigala seolah memahami sarkasme dalam kalimat itu, langsung melangkah setengah langkah ke depan dan mengaum ke arah Jue Ge.
Tapi Dracula segera mengangkat tangan menghentikan Manusia Serigala, dengan ekspresi serius memandang Jue Ge dari ujung kepala hingga kaki, lalu bertanya lagi: "Kerja sama yang kau maksud... apa maksudmu?"
“Sangat sederhana.” Feng Bujue menjawab, “Aku ingin meminta bantuan kalian untuk menghabisi beberapa musuh.” Dia langsung mengajukan syarat tanpa basa-basi, “Setelah selesai, aku berjanji... akan menghancurkan Jimat Suci ini untuk kalian.”
“Bagaimana jika aku menolak?” Dracula mengucapkan ini sambil diam-diam melangkah beberapa langkah ke depan.
“Kalau begitu, aku akan langsung menggunakan jimat ini untuk membunuh kalian semua sekarang juga.” Feng Bujue menyambung dengan sombong.
“Bahkan Van Helsing tidak bisa melakukannya... apalagi kau, setan kecil...” Dracula terus mendekat sambil bicara, kini hanya berjarak lima langkah dari Jue Ge.
“Van Helsing tidak punya benda ini di tangannya.” Feng Bujue menyela, sambil mengeluarkan 【Yida】 dari tasnya.
Kedua tangan kecilnya dengan cekatan memasang jimat di karet ketapel. Kemudian, dia mengangkat senjata itu dan membidik Dracula di hadapannya.
“Kau... itu... benda apa itu?” Dracula yang melihat 【Yida】 bereaksi seperti melihat salib, secara instingtif mengangkat lengan untuk melindungi wajah sambil mundur beberapa langkah.
Sebagai Pangeran Vampir sekaligus pemimpin penjahat dalam quest ini, terlepas dari kekuatannya, setidaknya Dracula bisa mengenali senjata mengerikan apa yang sedang dihadapinya.
“Bagus.” Feng Bujue terlihat puas dengan reaksi Dracula, ia tertawa, “Sepertinya Anda sangat paham konsekuensi apa yang akan terjadi jika saya menembakkan jimat pelindung ini dengan ketapel. Ini menghemat banyak tenaga saya untuk menjelaskan.”
“Singkatnya... setengah jam lalu, saya sudah mengirim seorang anak buah untuk mencari buku harian Van Helsing; Adapun jimat pelindung... seperti yang Anda lihat, ada di tangan saya.” Jue Ge sambil berdiri, menatap langsung mata sang Pangeran, “Bekerja samalah dengan saya, Dracula. Ini transaksi saling menguntungkan.” Sikap dan kata-katanya justru terlihat lebih memikat daripada vampir itu sendiri, “Elemen kunci 'Malam Kebangkitan Kembali'... semuanya sudah dalam kendali saya. Anda sama sekali tidak punya alasan... maupun modal untuk menolak saya.”
