Kriiik—Bang.
Dua detik kemudian, dengan suara berdebum, pintu besar di belakang Long Ge dan kawan-kawan menutup sendiri.
Ketiganya tidak mencoba membukanya kembali karena memang berniat menjelajah ke dalam.
Sebagai pemain berpengalaman ratusan pertempuran, anggota tim Blade memiliki keunggulan psikologis yang jelas saat menghadapi monster... Dibandingkan dengan pemain lain, mereka justru merasa monster di quest lebih mudah ditangani.
"Hoh~ Baru saja masuk... sudah ada yang menyambut kita nih..." Baru berjalan kurang dari sepuluh meter, Long Ge yang memimpin penjelajahan berhenti melangkah.
Di depan mereka, tanah keabu-abuan tiba-tiba menunjukkan belasan "genangan kecil" berdiameter sekitar satu meter. Disebut genangan tapi sebenarnya tanpa air, hanya area tanah yang mencair dan mengeluarkan riak-riak cairan.
Sekitar satu detik kemudian, dari setiap "genangan air kecil" muncul zombie berwarna hijau seluruh tubuh dengan wajah mengerikan; pola gerakannya sama seperti mayoritas zombie level rendah... mengeluarkan erangan rendah dari tenggorokan, mengangkat kedua tangan lurus ke depan, berjalan lambat mendekati manusia hidup.
"Cara memunculkan monster cukup keren." Qisha berkata dengan nada merendahkan, "Sayang monster yang muncul tidak terlalu bagus."
"Gerakan mereka lambat, sebisa mungkin kita hindari. Kalau tidak bisa, hadapi seadanya." Tanlang memberi instruksi, "Ruang dalam kastil ini jelas jauh lebih luas dari tampilan eksterior, belum tahu berapa banyak monster di dalam... Jangan buang waktu dan stamina di sini."
"Paham." Long Aomin membalas, sambil mengeluarkan senjata psioniknya dan bersiap membuka jalan.
【Nama: Perisai Orichalcos (Orichalcos shield)】
【Jenis: Senjata Psionik】
【Kualitas: Legendary】
【Daya Tahan: Sangat Kuat】
【Atribut: Absorpsi, Isolasi, Buffer】
【Efek Level 1: Barrier Orichalcos (Ketika Perisai Orichalcos menerima serangan, pengguna dapat secara bebas mengkonversi momentum, daya tembus, dan gaya guncangan dari serangan tersebut sesuai kemauannya.)】
【Efek Level 2: Aura Orichalcos (Pengguna dapat mengorbankan 15% nilai kelangsungan hidup untuk membuat serangan berikutnya yang diterima perisai menjadi tidak berpengaruh)】
【Efek level 3：Orichalcum·Toritos (Perisai Orichalcum memberikan 300% kemampuan pertahanan terhadap sihir dan semua senjata terbang)】
【Catatan：Perisai legendaris yang ditempa dari kristal Orichalcum，dilengkapi dengan kekuatan dewa Orichalcum，seperti benteng bergerak yang tak tertembus.】
Seperti yang kalian lihat, ini adalah Senjata psionik dengan kualitas "Legendary"，setara level dengan "Jam Pasir Tarian Surgawi bentuk sempurna" milik Shiva. Efek luar biasanya telah terbukti.
Dan efek paling tak terbantahkan adalah "Aura Orichalcum"... Efek ini bagai "mengaktifkan status tak terkalahkan".
Secara teori, selama efek ini diaktifkan, serangan sekuat apapun bisa ditahan hanya dengan 15% nilai kelangsungan hidup. Ini membuat "membunuh seketika" Long Ge menjadi hal yang sangat sulit...
Jika menyerangnya dengan jurus biasa, daya tahan-nya sudah terlihat jelas. Tapi jika menggunakan jurus pamungkas kuat... entah itu Sinar Kematian atau Sinar Pembunuh Iblis... selama dia mengaktifkan efek, kerusakan maksimal hanya 15% darah. Dengan perhitungan ini, bahkan tanpa suplemen health point, setidaknya dia bisa bertahan dari enam jurus pamungkas tanpa mati...
"Tentu saja, jika Kecepatan Serangan cukup cepat... sampai Long Ge tidak sempat mengangkat perisai untuk memblokir, atau bereaksi untuk 'mengaktifkan efek', masih mungkin melakukan 'terbunuh seketika'. Tapi masalahnya... skill kuat umumnya membutuhkan persiapan tertentu untuk digunakan, dan fluktuasi energi biasanya sulit disembunyikan. Lagipula... Long Ge bukan newbie, melainkan jago pertarungan berpengalaman."
"Secara keseluruhan, Long Aomin yang membawa Perisai Orihalcon benar-benar seperti benteng berjalan, pria dengan pertahanan tembok baja."
"Hah... Lebih mudah dari yang kubayangkan."
Dalam waktu kurang dari satu menit, Long Ge bersama Qisha dan Tanlang berhasil melewati Koridor Gelap Kota Mati dengan lari kecil. Sepanjang jalan mereka hanya menemui dua zombie yang tidak bisa dihindari, dan kedua makhluk itu langsung hancur berantakan saat ditabrak perisai Long Ge... remuk seperti lumpur.
"Tentu saja... Kalau langsung susah banget sejak masuk pintu, lebih baik kita keluar saja." Tanlang langsung melontarkan sindiran.
Sambil berbicara, mereka melewati pintu batu dan memasuki ruang kedua.
Dibandingkan "koridor" sebelumnya, area ini lebih mirip "ruangan" dalam kastil. Dari atas terlihat jendela panjang dengan kaca merah menyala, dan di dinding terdapat tempat lilin yang tertanam secara berkala; Mulai dari sini... lilin di tempat lilin itu menjadi sumber cahaya utama bagi para pemain.
"Aku pergi..." Begitu masuk pintu, dua kelelawar ungu melesat cepat di atas kepala Long Ge. Untungnya Long Ge bereaksi cepat, menunduk untuk menghindar. "Bikin kaget..."
"Heh... Hanya di saat seperti ini, aku merasa jadi anak-anak itu menguntungkan." Qisha tertawa sambil berkata, "Lagipula, biarlah orang dewasa yang menanggung beban."
"Hei, hei..." Long Ge menoleh sambil bersuara keras, "Aku juga jadi anak-anak, tahu?"
Setelah ucapannya, banyak penonton siaran langsung tak jelas mengapa tiba-tiba tertawa...
"Sudah-sudah... Harusnya kau bersyukur." Tanlang menyela, "Dalam Quest ini, kaulah satu-satunya yang Spesialisasi Bertarung dan bonus peralatan hampir tidak terpengaruh ukuran tubuh. Keuntungan seperti ini kami saja tidak punya."
"Baiklah... Aku senang sekali, hahaha..." Long Ge tertawa kering beberapa kali, lalu melanjutkan memimpin jalan.
Ruangan kedua ini memiliki perbedaan ketinggian yang ekstrem. Meski langit-langit tidak setinggi sebelumnya, bagian bawahnya tampak memiliki struktur kompleks. Setelah masuk... Beberapa meter di depan langsung ada dinding. Di atas dinding terdapat sudut miring, naik ke atas adalah lorong sempit yang tak jelas tujuannya; Melihat ke bawah, ada lereng turun. Dua meter di bawah lereng terdapat platform. Satu sisi platform dibatasi dinding, sementara sisi lain membentang ke arah datang mereka, juga tak jelas ujungnya...
"Gimana? Mau pisah jalan?" Long Ge menoleh bertanya.
“Tentu saja jangan...” Tanlang belum sempat menjawab, Qisha sudah menyahut, “Di tempat seperti labirin ini, jika berpisah mungkin kita tidak akan bisa bertemu lagi...”
“Aku juga setuju.” Tanlang menyambung, “Berpisah dalam Quest ini tidak memberikan keuntungan... Long Ge mungkin masih bisa, tapi aku dan Qisha yang kemampuan tempur individunya sudah sangat dikurangi... Kalau tiba-tiba sendirian menghadapi BOSS, bisa jadi bencana.”
“Kalau begitu...” Long Ge melirik ke dua jalur di depan, berpikir sejenak, lalu berkata, “Kita lewat bawah saja ya?”
Alasan pilihannya ini terutama karena postur tubuhnya yang berotot, merasa kurang nyaman jika masuk ke lorong di atas.
“Boleh, ayo.” Tanlang juga tidak banyak komentar, lagipula ini masih tahap eksplorasi, mana saja sama saja.
Akhirnya, ketiganya meluncur beberapa langkah menuruni lereng, lalu mendarat di platform bawah.
Setelah berdiri tegak, mereka menoleh dan melihat sisi lain juga merupakan lereng turun. Ketiganya melanjutkan ke bawah, sampai ke dasar ruangan kedua. Dari kejauhan terlihat pintu merah, menurut logika ruang normal... seharusnya di seberang pintu itu terletak di bawah ruangan tempat zombie muncul tadi.
Jika tidak melewati pintu ini, mereka bisa menuju ke arah lain... Di sana terdapat kolam penampungan sebesar kolam renang, di tengahnya terdapat panggung logam mengapung dengan pilar terukir. Di puncak pilar itu terdapat mutiara ajaib berbentuk bulat yang memancarkan cahaya, menerangi seluruh area kolam.
"Tidak perlu bertanya padaku." Long Ge belum sempat bertanya, Tanlang sudah lebih dulu berkata, "Ini juga pertama kalinya aku ke sini, ikuti saja perasaanmu."
"Baik~" Long Ge menarik suaranya panjang sambil menjawab, lalu maju mendorong pintu merah itu.
Meskipun pintu kayu tebal berlapis logam ini terlihat berat, ternyata cukup mudah didorong. Long Ge berhasil membukanya dengan mudah hanya menggunakan satu tangan.
Ketiga orang itu memasuki ruangan di balik pintu, melangkah ke koridor dengan pencahayaan remang-remang.
Koridor ini seluruhnya terbuat dari batu putih, bergaya arsitektur Romawi Kuno. Di kedua sisinya berjajar dua baris pilar dan pagar besi. Dasar pilar batu berseling-seling teratur dengan pagar, sementara puncak pilar dihubungkan oleh bentuk gerbang lengkung. Di dinding tinggi tergantung relief kelelawar raksasa, dikelilingi relief kecil berbentuk iblis yang tersusun simetris.
Dari balik pagar terlihat cahaya merah memancar, namun sumber dan jaraknya tak jelas... Baik melihat ke atas maupun bawah, seperti menatap jurang merah darah. Memandang ke kejauhan... terlihat banyak koridor serupa, bagai lorong-lorong putih yang mengambang di ruang hampa, terapung di lautan merah ini.
"Hah... tadi itu apa sih..." Setelah melewati koridor putih dan mendorong lagi pintu merah, Long Aomin menghela napas, "Rasanya sangat mencekam..."
“Apa benar baru saja terjadi...” Qisha menyambung, "Aku sudah merasa tertekan sejak masuk gerbang kota..."
【Area Perairan Bawah Tanah】
Tiba-tiba, peringatan sistem kembali berbunyi, mengumumkan sebuah nama lokasi.
Bung——
Persis ketika suara sistem belum selesai, dari bayang-bayang di depan ketiga orang... melesat kilatan berbentuk bulan sabit berwarna biru-putih.
"Apa itu?" Long Ge bergumam sambil secara instingtif mengangkat perisainya.
Kilatan itu langsung menguap saat bersentuhan dengan Perisai Orichalcum...
"Serangan energi jarak jauh mungkin..." kata Qisha sambil bergeser lateral, memfokuskan penglihatannya.
Dalam dua detik, ia melihat sumber serangan di balik bayang-bayang tinggi... seekor makhluk aneh merah dengan anggota tubuh pendek, dua tanduk di dahi, sayap kelelawar, dan ekor kecil di pantat.
"Itu... iblis kecil?" Tanlang juga segera mengenali makhluk terbang itu, menyebutkan nama yang sesuai dengan penampilannya.
"Apapun itu, makhluk ini tidak bisa dibiarkan seperti zombie..." Qisha menyatukan kedua tangannya dan melancarkan jurus ——【Wudao Quan】ke arah iblis kecil itu.
"Mungkin banyak teman yang belum pernah mendengar 'Gedouken', izinkan saya jelaskan... Gedouken adalah salah satu skill andalan Dan (nama lain 'Dan Hibiki', karakter unik dalam seri Street Fighter yang merupakan produk tantangan jarak jauh antara CAPCOM dan SNK, meniru penampilan dua tokoh utama dari "Art of Fighting" dengan sengaja didesain sangat lemah), dikembangkan dari modifikasi teknik Hadouken yang legendaris.
Tentu saja... secara visual, jurus ini hanya melepaskan gelombang pukulan dari kejauhan...
Syu——Dor!
Aura pukulan Gedouken berkobar, niat membunuh menembus angin.
Kecepatan terbang Lesser Demon tidak lambat, tapi masih kalah dengan pukulan energi ini. Sekejap mata, monster itu sudah hancur lebur menjadi daging cincang oleh satu pukulan.
"Meski bisa menggunakan serangan jarak jauh... ketahanan tubuhnya tidak jauh berbeda dengan zombie di luar," kata Qisha sambil menarik kembali jurusnya, menatap tangannya sendiri, "Bahkan Gedouken yang kulepaskan dalam keadaan tubuh menyusut masih bisa menghancurkannya..."
"Udahlah... jangan pamer di situ, cepat jalan." Long Ge tidak memberi kesempatan Qisha untuk terus berbangga diri. Ia menoleh dan mendesak, lalu melanjutkan langkahnya.
Tanlang dan Qisha mengikuti dari belakang, menginjak tangga batu yang menurun... memasuki udara lembab...
……
Di waktu yang sama, di luar parit pertahanan depan kastil.
"Ya Tuhan..." kata Hill dengan ekspresi tak percaya sambil memandang kastil di depannya, "...Apa yang terjadi di sini..."
Beberapa belas menit yang lalu, setelah menghajar pria berjas itu, dia kembali mengemudi dan melanjutkan perjalanan.
Baru ketika sampai di alamat rumah tua di Jalan Dark Creek yang lama, dia menyadari... sepertinya tempat ini telah direnovasi ulang.
"Apa yang terjadi?" ujar Hill sambil menggerakkan sudut mulutnya, berbicara sendiri, "Duckula Count (Count Duckula, serial animasi Inggris tahun 1988 di mana kastil tempat tinggal tokoh utama bisa berpindah tempat secara instan ke berbagai lokasi di dunia - bahkan melakukan perjalanan antarbintang - melalui perangkat mantra yang terpasang) ya?"
"Akhirnya Anda kembali, Tuan Hill." Ketika Hill sedang termenung di luar parit pertahanan, suara Feng Bujue tiba-tiba terdengar dari suatu tempat masuk ke telinganya.
"Kau..." Begitu mendengar suara itu, Hill langsung tegang, sambil menengok ke kiri-kanan dia berkata, "...Bagaimana kau..."
"Di atas kantong kanan jas luarmu, di antara dua lapisan kain." Suara Jue Ge membalas.
Hill meraba-raba bajunya sesuai petunjuk, dan benar saja menemukan benda pipih bulat yang keras di posisi tersebut. Dia segera menyadari... suara Feng Bujue berasal dari sana.
"Sudah ketemu?" Sambung Feng Bujue, "Ini pelacak sekaligus memiliki fungsi komunikasi. Tentu saja... hanya pihak saya yang bisa memulai komunikasi secara aktif."
"Di mana kau?" Hill segera bertanya keras, "Kastil ini juga ada apa?"
Feng Bujue tidak menjawab pertanyaannya, malah balik bertanya: "Sudah dapatkah diary Van Helsing?"
"Ekspresi Hill berubah sedikit, dia mendengus dingin, \"Hmph... Buku itu sudah kusembunyikan di tempat yang aman.\" Dia berhenti sejenak, \"Bantu aku melepas chip, dan jamin keamananku untuk pergi, baru akan kuberitahu di mana barangnya.\""
