Waktu mundur sedikit, sekitar dua puluh menit sebelumnya, di tingkat tertinggi Kota Iblis.
Saat ini, pertarungan antara tiga pemain Blade melawan tiga bawahan setia Dracula telah memasuki fase paling sengit.
Karena Qisha, Tanlang, dan Long Aomin belum pernah menonton film "The Monster Squad", mereka tidak tahu cara membunuh masing-masing monster dalam film tersebut.
Seandainya mereka tahu... mungkin pertarungan akan segera berakhir.
Di sini, izinkan saya menjelaskan karakteristik dan kelemahan makhluk-makhluk gaib dalam film tersebut...
Pertama, vampir Dracula. Dalam film aslinya, Pangeran Dracula selain bisa terbang dan berubah menjadi kelelawar, juga memiliki kekebalan terhadap peluru. Secara spesifik... menembaknya dengan peluru tidak akan memberi efek apapun, peluru-peluru itu akan menembus tubuhnya seperti menembus udara lalu mengenai benda di belakangnya.
Selain itu, kemampuan bertarung Dracula juga sangat hebat. Dia bisa tetap tenang melangkah maju saat dipeluk pria dewasa, melontarkan orang dewasa dengan satu tangan, menembakkan sinar aneh dari telapak tangan, serta menggunakan serangan dinamit.
Ya... Anda tidak salah lihat, itu adalah "serangan dinamit". Mungkin pangeran ini mengambil jurusan teknik Goblin, yang jelas dalam film dia tidak hanya sekali menyerang dengan melempar dinamit, bahkan menggunakan metode ini untuk "mengantar bekal" seorang polisi kulit hitam (yang menyelidiki kasus pencurian museum). Meski kita tahu dalam film monster orang kulit hitam biasanya pasti mati, tapi "orang kulit hitam yang tewas di mobil akibat dinamit dilempar vampir"... ini pertama kali saya lihat seumur hidup, sekadar mendeskripsikan kejadian ini saja sudah membuat saya merasa sangat ganjil.
Kedua, manusia serigala. "Sisi manusia" dari manusia serigala dalam film ini sebenarnya orang baik, terlihat dari kejadian sebelumnya saat dia mendatangi kantor polisi minta ditangkap, dalam kondisi manusia dia tidak berniat melukai orang. Tapi dalam bentuk manusia serigala... dia menjadi antek setia Dracula, binatang buas kejam yang bahkan tidak menyayangkan anak-anak.
Sifat brutal, kemampuan fisik luar biasa, dan kekuatan penyembuhan diri yang masih bisa memulihkan diri meski sudah hancur berkeping-keping, membuatnya menjadi kekuatan utama kedua dalam tim monster. Dalam film, kematian manusia serigala ini juga cukup absurd, bisa dibilang mati karena aura tim protagonis... Padahal tubuhnya bisa pulih meski hancur oleh bom, tapi ditaklukkan oleh satu peluru perak dari pemuda bernama Rudy dalam "Tim Khusus Penakluk Siluman", hanya bisa dikatakan ini sudah takdir...
Selanjutnya, mari kita lihat manusia insang. "Saudara Kebajikan" ini memiliki porsi adegan yang sangat sedikit. Dari penampilan terbatasnya, terlihat kekuatannya luar biasa kuat dan memiliki kemampuan bernapas di bawah air. Setiap kali muncul, lokasinya selalu di rawa atau selokan. Di akhir film... Ia tewas setelah jantungnya tertembak senapan buruan Horace. Secara keseluruhan... Tingkat kesulitan membunuhnya hampir sama dengan membunuh manusia normal.
Namun dalam quest yang ada di depan mata, ia menunjukkan kemampuan untuk menyemburkan peluru cair bertekanan tinggi dari mulutnya. Sisik buaya dan lendir di seluruh tubuhnya memberikan kemampuan pertahanan jarak dekat yang sangat unggul. Oleh karena itu, bisa dianggap sebagai makhluk nomor tiga dalam tim monster (makhluk aneh).
Selanjutnya yang akan dibahas... adalah Mumi. Dibandingkan manusia insang, makhluk ini lebih menyedihkan. Dari performanya di film... Kekuatannya kira-kira setara dengan zombie yang seluruh tubuhnya dibalut perban. Ini... masih merupakan deskripsi yang paling tidak merendahkan.
Faktanya, kecepatannya lebih lambat dari zombie, tidak ada keunggulan di bidang kekuatan, dan sama sekali tidak memiliki kekuatan super. Yang paling tragis... adalah cara kematiannya. Mumi ini memanjat mobil tim tokoh utama di paruh kedua film, lalu seseorang menarik ujung perban di tubuhnya dan mengikatkannya pada anak panah yang ditembakkan... Akibatnya, ia seperti baju rajut yang diuraikan benangnya "menghilang". Beberapa detik kemudian, "mumi" ini berubah menjadi sehelai perban yang ditarik panjang, segenggam abu tulang, dan sebuah tengkorak kepala mumi kering.
Tentu saja, dalam quest ini, monster ini juga dipaksa memiliki beberapa... serangan dan daya tahan yang ditingkatkan oleh BUFF untuk menutupi kekurangan kecepatan. Meski kelemahannya tetap sama, Tanlang tidak tahu cara mengalahkannya dengan menarik perban... sehingga bisa dianggap sebagai BOSS kecil yang sulit dihadapi.
Lalu terakhir... mari kita bahas tentang Frankenstein.
Alasan menempatkannya di urutan terakhir bukan karena dia yang terlemah. Sebaliknya, dari segi kekuatan tempur, Frankenstein hanya berada di bawah Pangeran Dracula, bahkan lebih kuat dari Manusia Serigala.
Hanya saja... ilmuwan gila ini memiliki masalah serupa dengan Manusia Serigala - dia adalah orang baik.
Meski berpenampilan buruk rupa dan aneh, dia memiliki hati yang baik dan tidak suka menyakiti orang lain. Mirip dengan settingan dalam karya asli (mengacu pada novel Frankenstein versi 1818), dia hanyalah sosok tragis yang dipaksa datang ke dunia ini, namun ditolak dan dimusuhi karena penampilannya.
Dalam versi film, Pangeran Dracula mengirimnya untuk membunuh anak-anak Tim Pembasmi Siluman, tapi Frankenstein akhirnya memihak anak-anak, membantu mereka mengalahkan Dracula, dan dengan sukarela memasuki Pintu Limbus.
Dalam quest ini, Feng Bujue yang telah menonton film aslinya, untuk mencegah hal tersebut terjadi, telah berkoordinasi dengan Dracula; kali ini Sang Pangeran tidak memberikan misi apapun kepada Frankenstein untuk menghilangkan risiko pengkhianatan...
Demikianlah intelijen terkait lima monster utama dalam 《Tim Pembasmi Siluman》.
"Tibalah tahap pertarungan sesungguhnya dalam quest, tiga monster di dalamnya membuat anggota tim Blade terjebak dalam pertempuran sengit..."
"Di situasi normal, anggota Blade mungkin bisa mengandalkan kekuatan mentah untuk mengalahkan tiga BOSS kecil ini. Tapi saat ini, tubuh mereka kembali ke level sepuluh tahun... Kecuali Long Ge, kekuatan tempur Qisha dan Tanlang jelas menurun. Tanpa mengetahui metode, monster-monster ini memang sulit ditangani."
"Brengsek... Selain punya armor bawaan, licin pula, kombo sama sekali tidak nyambung..." Qisha sudah mengitari manusia insang selama setengah hari. Nilai kelangsungan hidup memang tidak rusak, situasi juga menguntungkannya, tapi tetap tak bisa menjatuhkan lawan. Melihat Poin Stamina terus berkurang, dia semakin gelisah.
"Di sini juga susah..." Tanggapan Tanlang dari kejauhan, "Bakcang ini daya tahannya luar biasa tinggi. Sudah lama menyerang tapi rasanya pertahanannya belum tertembus..."
Saat ini, postur bertarungnya juga terlihat mendominasi monster, masalahnya efek serangan sangat minim...
"Kalian berdua harusnya bersyukur..." Long Ge di sisi lain segera menimpali, "Kalian cuma gagal menembus pertahanan... Yang ku hadapi ini ritme menghidupkan kembali tanpa batas."
Saat mengucapkan ini, Long Ge sudah berkali-kali menjatuhkan manusia serigala ke tanah, bahkan menghancurkannya menjadi bubur... Tapi setiap kali, monster itu bisa dipulihkan kembali.
"Musuh dengan kemampuan menyembuhkan diri sendiri yang luar biasa kuat ini... justru adalah kelemahan Long Aomin. Pemain bertipe defensif seperti Long Ge paling kurang dalam skill output ledakan... Tanpa mengetahui settingan 'peluru perak', untuk menghancurkan manusia serigala ini dengan kekuatan kasar, harus memiliki skill yang bisa meledakkan target menjadi debu dalam sekejap. Tapi Long Ge tidak punya jurus seperti itu..."
"Sudah begini... Saya punya usul..." Beberapa detik kemudian, Tanlang bergumam.
"Cukup, tidak perlu kau jelaskan." Qisha menyambung, "Aku juga sedang berpikir demikian."
"Hmm..." Long Ge juga berkata, "Aku juga merasa sekarang tepat menggunakan 'itu'."
"Kalau begitu..." Tanlang mengerutkan kening, bergumam berat melanjutkan, "...Jurusan kombinasi!"
