Suasana hening yang mencekam.
Debu pun mulai mengendap...
Dari dasar lekukan, perlahan muncul sosok bayangan manusia.
Dalam siluet cahaya yang samar, sosok itu seolah menyatu dengan lingkungan sekitarnya.
Dia tenang, dingin.
Seluruh tubuhnya memancarkan kedinginan yang menusuk tulang dan sikap acuh, namun tetap membawa aura membunuh yang menyengat.
Saat ini, penampilan Ruo Yu mengalami perubahan dibandingkan sebelum jatuh. Selain topeng tulang putih yang muncul di wajahnya, di lehernya... tiba-tiba muncul lubang tembus berukuran bola pingpong. Selain itu, kedua matanya berubah menjadi warna hitam dengan pupil putih, dan panjang rambutnya menjuntai hingga pinggang.
【Nama: Pipi Hollow】
【Jenis: Perlengkapan Pertahanan】
【Kualitas: Perfect】
【Daya Tahan: Sedang】
【Atribut: Tidak ada】
【Efek: Durasi efek kontrol negatif berkurang 70%】
【Syarat peralatan: Spesialisasi Bertarung A, Terikat】
【Catatan: Topeng ini mengandung sebagian kekuatan Hōgyoku. Saat diaktifkan, pemakainya bisa memasuki status "Virtualisasi" sementara. Namun kekuatan ini hanya bisa digunakan sekali. Setelah dikonsumsi, kualitas dan efek topeng akan turun permanen.】
Equipment ini sudah lama dimiliki Ruo Yu, namun selama dalam quest dia selalu "menyembunyikan perlengkapan kepala dan kostum", dan belum pernah menggunakan kemampuan "Virtualisasi". Jadi dari penampilan luar, tidak terlihat bahwa dia membawa equipment ini.
Alasan dia tidak menggunakannya sebelumnya jelas - setelah digunakan, efek item ini akan melemah, mungkin turun dari equipment level "Perfect" langsung ke "Normal" bahkan "Rusak Parah".
Tapi... seperti kata Ruo Yu, jika digunakan di sini, digunakan pada Xu Huai Shang... itu sepadan.
"Waktu Jiwa Merasuki hampir habis." Dari balik topeng, suara Ruo Yu terdengar aneh dan berat, seperti dua orang dengan nada berbeda sedang bernyanyi bersama.
Begitu berdiri, dia langsung menoleh ke Xu Huai Shang dan mengucapkan kalimat ini.
Xu Huai Shang juga paham, subteks dari perkataan lawannya adalah——Jika kau masih ingin MENANG, lebih baik bertindak sebelum Jiwa Merasuki berakhir.
"Tidak hanya tidak mati... Semua luka di tubuhnya malah sembuh total..." Xu Huai Shang mengamati Ruo Yu beberapa detik, bergumam pelan, "Sial... Benar-benar sulit dihadapi..."
Sebelum suaranya habis, Xu Huai Shang kembali mengeluarkan jurus.
"Tianba... Segel Dewa!"
Usai berteriak "Ha!", Xu Huai Shang mendekati Ruo Yu dalam sekejap; Gaya Menghindarnya lincah seperti bayangan, pisau berputar-putar bagai pusaran, aura pedang yang liar berputar mengoyak gelombang pemenggalan berbentuk busur seperti gergaji rantai.
"Pedang·Bekas Semu."
Menghadapi serangan ini, tubuh Ruo Yu sama sekali tidak bergerak. Dia hanya mengangkat tangan kirinya secara refleks, menggunakan Pedang Dewa Air Primordial untuk menorehkan cahaya pedang yang gila-gilaan.
Dalam [Pedang Arus Iblis], sebenarnya tidak ada jurus "Pedang·Bekas Semu". Jurus ini diciptakan spontan oleh Ruo Yu. Meski detail jurusnya masih jauh kalah matang dibanding ilmu pedang Feng Zhihen, aura pedangnya justru mewarisi karakter liar Pedang Arus Iblis, saling melengkapi dengan sempurna.
Sreeettt——
Disertai beberapa suara aneh yang mendesak, aura tempur dari pisau dan pedang kembali bergesekan dan bertabrakan di udara.
Tapi kali ini... keseimbangan kekuatan telah runtuh.
“Bisa... menahan?” Setelah jurus saling berbenturan, Xu Huai Shang terkejut luar biasa karena lawannya saat ini hanya menggunakan satu tangan, sedangkan jurus【Tianba Fengshen Zhan】yang ia pakai membutuhkan kekuatan kedua tangan untuk mengaktifkannya.
Dalam kondisi seperti ini, meski hasilnya seri, jelas Xu Huai Shang berada di posisi inferior...
"Maaf... sepertinya aku meremehkan kekuatan penghalusan." Pada detik ini, Ruo Yu tiba-tiba menjawab dengan tenang, "Sepertinya... baik jiwa merasukumu masih ada atau tidak, semuanya sudah kehilangan arti."
Xu Huai Shang tidak membalas, langsung melancarkan jurus【Pedang Rahasia·Lunar Blade】dengan gaya Iaido kilat, melancarkan tebasan miring jarak dekat ke arah Ruo Yu.
Tak disangka...
PANG——
Pisaunya benar-benar menghantam rusuk Ruo Yu, tapi tidak meninggalkan luka sama sekali...
"Dalam kondisi ini, kekuatan permukaan kulit akan sekeras baja, tapi kelembutan dan elastisitasnya tetap seperti kulit biasa." Ruo Yu bahkan tidak menunduk melihat pisau lawannya, tetap menatap wajah Xu Huai Shang, "Awalnya kukira meski memiliki kemampuan pertahanan seperti ini, serangan langsung tetap akan melukai. Tapi... saat bertarung tadi baru kusadari... peningkatan kemampuan fisik dasar dari penghalusan sangat signifikan, kekuatan dan kecepatanmu sudah tidak lagi menjadi ancaman bagiku. Jadi kuputuskan, tidak masalah meski langsung kau tebas."
"Tidak masuk akal!" Xu Huai Shang mulai panik karena tepat saat Ruo Yu terkena tebasan, durasi【Jiwa Merasuki】... habis.
“Sakura·Moon Slash！” Di detik berikutnya, jurus pamungkas yang pernah memenggal pinggang Yongzhe Wudi itu kembali dikeluarkannya.
Jurus ini... bukan berasal dari Jiwa Merasuki, melainkan skill asli Xu Huai Shang; Dibandingkan teknik Jiwa Merasuki, dia jelas lebih mahir menggunakan kemampuan pribadinya.
Pyurrr——Grugruk——
Sabetan pisau itu disertai suara aneh tulang-tulang yang terkoyak... Blade berhasil merobek "kulit baja" Ruo Yu, meninggalkan luka horizontal di perutnya.
Tapi...
"Regenerasi supercepat juga termasuk kemampuan dasar setelah memasuki fase kekosongan." Saat Ruo Yu mengatakannya dengan santai, lukanya telah sembuh dalam kecepatan yang terlihat mata telanjang...
"Selain itu, sekarang aku bisa melepaskan Xushan melalui tangan, bahkan mulut, tanpa perlu waktu persiapan." Setelah jeda setengah detik, dia melanjutkan, "Hanya saja... duel seperti ini diakhiri dengan serangan energi, terasa agak disayangkan."
"Hmph..." Xu Huai Shang mundur beberapa zhang, tersenyum getir penuh kepasrahan, "Kepala dan jeroan tidak bisa diregenerasi, bukan?"
"Ya. Penggal kepalaku dengan serangan lebih kuat dari jurus tadi... dan kau MENANG." Jawab Ruo Yu.
"Lalu... apakah ini sudah akhir?" Xu Huai Shang mengajukan pertanyaan yang membingungkan bagi orang lain.
Tapi Ruo Yu memahaminya.
"Hmph, sudah cukup." Balasnya.
Setelah itu, kedua wanita itu saling bertukar pandang.
Kemudian, Xu Huai Shang menarik napas dalam dua kali, membentangkan sepasang pedang ke kedua sisi tubuhnya, mengambil posisi seperti burung layang-layang yang membentangkan sayap.
Ruo Yu membuka sepasang pedangnya, berdiri menyamping, dan melangkah setengah langkah ke depan.
Napas, bagaikan sinyal tak kasat mata.
Satu kali, dua kali... Pada embusan napas ketiga, mereka bergerak.
Sepasang pedang berubah menjadi 【Bunga Rontok dan Bulu Beterbangan】.
Sepasang pedang mengeluarkan 【Bayangan Pedang Angin Sisa】.
Ding——
Hingga saat ini dalam pertarungan, pedang dan pisau... untuk pertama kalinya mengeluarkan suara benturan yang begitu jernih dan nyaring.
Dua detik kemudian, dua bayangan manusia saling bersilangan, mendarat... berdiri saling membelakangi.
Pada momen ini, semua cahaya lenyap, semua suara menghilang, semua gerakan terhenti.
Medan pembunuhan pedang dan pisau telah sirna, aura mengerikan yang mengguncang langit pun tak tersisa.
Setelah satu tarikan napas, satu orang terjatuh.
Pada detik yang sama, sinar fajar menerobos kabut cahaya di langit, menyinari bahu sang pemenang...
