15 November, malam hari, pukul 21:20.
Di sebuah toko tepi jalan di Kota S...
Pintu rol toko telah diturunkan, namun lampu di dalam ruangan masih menyala terang.
Saat ini, seorang pria bertubuh gemuk dengan rambut mulai menipis duduk berkonsentrasi di depan laptop, memantau berbagai gambar pengawasan dan aliran informasi di layar.
Di atas mejanya berantakan lebih dari sepuluh ponsel dan berbagai perangkat buatan tangan aneh. Di telinga kirinya terpasang headset Bluetooth mini, sementara kedua tangannya terus menari-nari dengan cepat di atas keyboard...
Orang ini... bernama Dongfeng (Dong dari timur, Feng berarti angin).
“Dongfeng” tentu bukan nama pemberian orangtuanya, hanya saja sejak lama ia telah berhenti menggunakan nama aslinya. Orang-orang yang berinteraksi dengannya pun tak tertarik dengan nama lahirnya... mereka hanya mengenal “Dongfeng”.
Julukan Dongfeng terdengar perkasa, namun penampilannya bisa dibilang memprihatinkan... Setidaknya menurut konsep estetika konvensional, pantas ia menyandang predikat “jelek”...
Gemuk tapi tak menggemaskan, tampan tapi tak mencolok, meski usianya baru tiga puluh lima tahun, kebanyakan orang mengira usianya di atas empat puluh.
Garis rambut yang surut drastis, kulit berminyak, kantung mata hitam pekat, plus selera berpakaian yang aneh... membuat pria ber-IQ tinggi dengan kekayaan miliaran ini kerap disangka miskin dan tolol.
Mungkin... ini bawaan karakter, atau mungkin... bagian dari teknik penyamarannya.
Singkatnya, pria yang tampak tak mampu merawat diri ini ternyata ahli dalam merancang sesuatu serumit sains – perencanaan kejahatan.
Kemampuan Dongfeng tak perlu diragukan. Ia menguasai jaringan intelijen raksasa... Jaring ini menyimpan banyak “rahasia” yang ingin disembunyikan orang, dan “pemilik rahasia” ini bisa menjadi “pion”-nya kapan saja saat diperlukan.
Ambil contoh kasus hari ini... Zheng Xian adalah salah satu pionnya.
Tentu sekarang pion itu sudah terbongkar dan dibuang...
Tapi di antara polisi, masih ada mata-mata yang memberinya informasi... Hingga dua menit lalu, orang itu masih mengirim SMS berisi laporan real-time dari TKP.
"Hmph... Ternyata cuma bluffer yang sombong." Dongfeng melihat jam di komputer, lalu memeriksa ponselnya. "Lima belas menit sudah lewat, SMS juga tidak datang... Hasilnya, si nak ini bahkan tidak punya nyali untuk mengarang alamat sembarangan..."
Saat dia bergumam, tiba-tiba...
Krek-praaang——
Suara jelas benda logam dipatahkan terdengar.
Seketika itu, ekspresi Dongfeng berubah drastis. Hanya setengah detik dia menyadari... yang dipatahkan itu adalah gembok pintu rol di belakangnya.
Gerrrr——
Ketika Dongfeng menoleh keras, pintu rol itu tepat terangkat.
Semburan cahaya menyilaukan dari jalan luar menerobos masuk, diiringi gemerincik senjata dimuat dan teriakan "Polisi! Jangan bergerak!". Perasaan Dongfeng menjerumus dari kaget... sampai ke titik nadir.
……
Sepuluh menit kemudian, Dongfeng yang diborgol digiring ke mobil polisi.
Di kursi belakang yang duduk bersamanya... adalah Feng Bujue.
Saat mobil mulai bergerak, Dongfeng yang pucat membuka mulut: "Mengapa kamu tahu ini aku?"
"Tentu melalui analisis," jawab Feng Bujue santai.
Dongfeng bertanya: "Aku sudah berjualan sarapan di sini lebih sebulan, toko ini juga sewa resmi. Selama ini tidak ada yang mencurigakan. Bagaimana kamu tahu?"
Untuk penjelasan: tempat penangkapan Dongfeng adalah warung sarapan yang hanya berjarak dua blok dari markas besar Studio Order.
"Tempat yang biasa dikunjungi Guixiao setiap pagi selama sebulan terakhir untuk membeli sarapan..."
Jalan tempat toko ini berada adalah rute wajib antara gedung kantor Order dan stasiun MRT. Lokasinya sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempat Guixiao diculik, hanya sekitar tiga perhentian MRT. Sedangkan lokasi tujuan setelah penculikan... juga tidak jauh dari tempat kejadian, karena efek bius ether memiliki batas waktu. Jika korban dibawa terlalu jauh, dia mungkin akan terbangun di dalam mobil.
Karenanya, dalam waktu kurang dari dua puluh menit, Feng Bujue dan para polisi sudah berpindah dari lokasi penyanderaan ke tempat ini...
"Titik pertanyaan awalnya adalah... meski sudah berulang kali memeriksa rekaman, aku tetap tidak menemukan 'kapan', 'di mana', dan 'bagaimana cara' pelaku membuat Guixiao menelan obat pencahar," kata Feng Bujue. "Kau pasti juga tahu... sistem pengawasan di wilayah Kota S saat ini sangat komprehensif. Jalanan, stasiun MRT, gerbong MRT... bisa dibilang semua ruang publik kecuali kamar mandi memiliki gambar pemantauan. Jadi, sejak Guixiao meninggalkan gedung Order sampai mulai menunjukkan gejala sakit perut di MRT, seluruh prosesnya terekam... Meski tidak terlalu detail, kita bisa memastikan apakah dia makan/minum sesuatu atau disuntik orang."
"Hanya karena ini... kau mencurigaiku?" Dongfeng bertanya.
"Setelah menyisihkan semua kemustahilan, mencurigaimu adalah hal yang wajar." Feng Bujue berkata, "Selain sarapan yang dibeli dari tempatmu, Guixiao tidak makan atau minum apapun pagi ini. Dari rekaman CCTV, hanya kamu dan dia yang bersentuhan dengan makanan sebelum dia menghabiskannya..." Dia berhenti sejenak, "Warungmu hanya dioperasikan olehmu sendiri. Hanya kamu yang bisa mencampur obat pencahar secara tepat ke makanan target."
"Mungkinkah dia hanya keracunan makanan biasa?" Dongfeng membalas.
"Ha... Di hari lain, kematiannya pun bisa disebut kecelakaan." Feng Bujue menanggapi, "Tapi hari ini... 100% ada obat terlibat."
Dia menyilangkan tangan di dada dan menjelaskan: "Pagi ini, tiga pelaksana mu menyembunyikan seragam petugas kebersihan di bawah jas, mengikuti Guixiao ke kereta bawah tanah. Saat Guixiao sakit perut dan masuk ke toilet, mereka melepas jas, memasang papan 'Sedang Dibersihkan' di pintu, lalu mengunci area. Dengan begitu... dalam waktu singkat toilet itu hanya menyisakan Guixiao sendirian.
Stasiun kereta biasanya memiliki dua kamar mandi. Di pagi hari yang sibuk, banyak orang memilih menahan diri sampai ke kantor. Jadi... menutup satu kamar mandi selama dua puluh menit secara sementara tidak akan menimbulkan masalah besar."
Begitulah... Sekitar dua puluh menit kemudian, mereka berhasil menjatuhkan Guixiao yang keluar dari ruang terpisah, menggotongnya keluar dari stasiun... dengan cepat naik ke mobil van yang sudah dipersiapkan sebelumnya."
Feng Bujue terus berbicara sampai di titik ini, berhenti sejenak, lalu melanjutkan: "Rencana yang tampak sederhana ini... memiliki dua kesulitan utama. Pertama, Guixiao tetap seorang anak muda, sulit dipastikan apa yang akan terjadi selama proses menjatuhkannya, jadi lokasi eksekusi harus berupa tempat tertutup tanpa monitor dan kehadiran orang lain. Kedua, setelah berhasil menjatuhkan target, harus secepat mungkin membawanya ke mobil, kalau tidak... berlama-lama di area publik terlalu lama akan menimbulkan kecurigaan."
Dongfeng yang mendengar sampai di sini sudah memahami inti sebenarnya dari perkataan Jue Ge, tak bisa menahan diri untuk bergumam: "Begitu rupanya..."
"Sepertinya kamu juga sudah menyadarinya..." Feng Bujue mengamati perubahan ekspresinya dan langsung menyambung, "Benar, hanya orang yang memasukkan obat pencahar yang bisa menyelesaikan dua hal ini." Ia menatap Dongfeng sambil berkata, "Dengan mengontrol jenis dan dosis obat, kita bisa memperkirakan di stasiun mana Guixiao mungkin turun, sehingga bisa menyiapkan mobil van terlebih dahulu di luar stasiun tersebut. Selain itu, juga memastikan dia pasti pergi ke kamar mandi dan pasti akan limbung setelah selesai..."
"Meski begitu... Aku mungkin hanya 'pedagang biasa yang disuap'..." Dongfeng kembali berargumen, "Prioritasmu seharusnya menyelamatkan sandera... Orang seperti aku bisa ditangani setelah kasus selesai, bukan?" Ia bertanya penuh keraguan, "Tapi mengapa kamu..."
“Memang, awalnya aku juga mengira kamu hanya orang yang disuap ‘Sutradara’.” Feng Bujue berkata, “Tapi aku punya obsesi deduksi. Saat menyelidiki kasus, aku suka mengecek petunjuk sekecil apapun... Lagipula sumber daya kantor polisi bisa kugunakan semaumu, jadi sekalian kuselidiki warung sarapanmu. Hasilnya... Waktu pembukaan warungmu kebetulan tanggal 11 Oktober, tepat sehari setelah 36 hari pertandingan penyisihan Peak Battle S2 berakhir.”
Feng Bujue diam sebentar dua detik, lalu melanjutkan, “Kebetulan waktu ini membuatku mulai curiga... Aku terus selidiki, dan benar saja menemukan banyak keanehan.” Matanya menunjuk ke luar jendela mobil, “Ini kawasan bisnis, didominasi gedung perkantoran. Toko di sini umumnya merek menengah-tinggi atau bagian mal besar. Tokomu itu sebelumnya selalu kosong karena terlalu kecil dengan sewa mahal... Usaha besar tak mungkin, usaha kecil pasti merugi.”
“Hmph... Kamu salah...” Dongfeng mendengus dingin, “Selama sebulan lebih beroperasi, faktanya aku untung sedikit.”
“Kalau begitu selamat ya.” Feng Bujue tertawa, “Tapi itu bukan intinya. Intinya... Dari semua ini, tokomu dan dirimu... sangat mencurigakan. Setelah penyelidikan lebih dalam, aku menemukan identitasmu jelas-jelas palsu...”
“Ini... adalah hal yang paling tidak bisa kupahami.” Dong Feng menatap wajah Jue Ge, “Aku juga tidak takut memberitahumu, saat pertama kali masuk industri ini dulu, spesialisasiku adalah membuat identitas palsu; semua dokumen identitas yang kugunakan saat ini sangat sulit diverifikasi di negara mana pun di dunia.” Tiba-tiba nada bicaranya berubah, matanya menyipit, “Tapi... kamu bisa melihatnya palsu...”
“Benar, aku melihat arsip elektronikmu, langsung ketahuan saat membaca bagian SMP.” Kata Feng Bujue.
“Mustahil!” Dong Feng berkata tegas seperti memenggal, “Setiap detail dalam dokumen identitas yang kususun sangat sempurna, bahkan catatan nilai dan penghargaan di sekolah...”
“Justru karena terlalu detail, baru ada celah.” Feng Bujue menyela.
“Apa?” Dong Feng terkejut bercampur keraguan, matanya berkedip-kedip.
“Di dokumen tertulis kamu pernah memenangkan hadiah ketiga lomba mengarang se-kota tahun 2035 untuk siswa SMP.” Lanjut Jue Ge.
“Lalu kenapa?” Tanya Dong Feng.
Ya, itu sebenarnya tidak membuktikan apa-apa... Dalam dokumen identitas palsu, berbagai catatan detail hanya untuk menambah kesan realistis identitas tersebut; penghargaan bertahun-tahun lalu yang tidak terlalu penting seperti ini biasanya tidak bisa diverifikasi.
“Tahun itu, dari tiga pemenang hadiah ketiga lomba mengarang se-kota untuk siswa SMP, semuanya perempuan. Sekedar info, mereka semua Ketua Regu.” Balas Feng Bujue, “Jangan-jangan kamu transgender?”
“Hah?” Dong Feng terdiam membeku, “Bagaimana kamu tahu?”
Saat itu, Dong Feng berpikir: Tahun 2035? Waktu itu kamu masih pakai popok ya? Mau menipuku?
“Aku tahu kamu akan bertanya begitu.” Feng Bujue mengeluarkan ponselnya, membuka halaman web, dan meletakkannya di depan Dongfeng, “Lihat sendiri.”
Dongfeng memfokuskan pandangannya. Di layar ponsel terlihat halaman pembelian di toko online yang menampilkan buku fisik berjudul《Ulasan dan Kritik Total Karya Pemenang Lomba Esai SD-SMP se-Kota》.
“Di dunia ini ternyata ada publikasi seperti ini...” Dongfeng hampir tidak percaya dengan matanya sendiri.
“Ya, buku ini memang aku yang menulisnya,” jawab Feng Bujue.
Dongfeng hampir pingsan mendengarnya: “Ah... Aku hampir lupa... Kamu juga seorang novelis.”
Dongfeng tentu mengenal Jue Ge. Sebagai orang yang memahami Taman Horor, mustahil tidak mengenal si brengsek ini... Hanya saja saat menelepon tadi, Dongfeng tidak menyangka lawan bicaranya adalah Feng Bujue, baru saat ditangkap tadi dia menyadarinya.
“Benar. Sastrawan besar ini beberapa tahun lalu menyisihkan waktu satu bulan untuk membaca semua esai pemenang sejak kompetisi itu ada, memberikan komentar menyeluruh dan kritik pedas... plus mendapatkan latar belakang keluarga semua pemenang dan desas-desus manipulasi hadiah dari anjing peliharaanku di departemen pendidikan.” Seluruh kalimat Feng Bujue memancarkan aura ketidakmaluan yang luar biasa dan informasi gelap yang sangat besar, “Akhirnya terciptalah karya satir realis besar itu. Jadi, aku yakin 100% - tidak ada namamu di daftar pemenang.”
“Selain kenyataan bahwa kamu bahkan bisa mengingat nama setiap pemenang dan tahun kemenangan dalam buku itu…” Dongfeng melanjutkan, “Hanya berdasarkan satu kesalahan seperti ini langsung menilai seluruh identitasku palsu terlalu gegabah... Mungkin ini hanya tulisan tambahan yang kubuat untuk mempercantik riwayat hidupku?”
“Identitas palsumu sejak lulus SMA selalu tercatat sebagai freelancer, bahkan tanpa pengalaman magang. Aku bertanya… Untuk siapa riwayat hidup penjual makanan pagi profesional seperti kamu yang dipercantik ini?” kata Feng Bujue, “Lagi pula… Apakah penghargaan seperti ini benar-benar bisa memperbaiki CV? Mengarang prestasi di bidang olahraga atau sains pasti lebih masuk akal, bukan?”
“Tak kusangka…” Ekspresi Dongfeng sekarang menunjukkan kekecewaan. Meski sangat kompeten, Feng Bujue berhasil membuatnya mengalami kegagalan psikologis dan rasa menyebalkan fisik. Saat ini, Dongfeng mulai mengingat-ingat… Apakah identitas palsu lainnya memiliki kelemahan serupa.
“Baiklah, keuntungan dan kerugian toko, paparan identitas... Sekarang sudah tidak ada artinya lagi memikirkan hal-hal ini.” Feng Bujue mengembalikan pembicaraan ke hal penting, “Lagipula sejak awal tujuanmu bukan mencari uang sarapan. Meskipun dalam sebulan ini kamu rugi puluhan ribu, plus tenaga kerja beberapa jam setiap pagi... Itu tidak apa-apa kan?” Ia menjilat bibirnya, melanjutkan, “Nilai sebenarnya toko ini adalah... menyediakan basis yang hampir sempurna di lokasi sangat dekat dengan markas besar Order. Selain beberapa jam di pagi hari, sepanjang hari kamu bisa beraktivitas bebas di sini...”
“Ha...” Jue Ge tertawa kecil, “Bagi seseorang dengan pengetahuan profesional dan teknik mumpuni sepertimu, menyusup ke semua pengguna jaringan di area tertentu melalui kotak kabel toko dengan metode fisik bukanlah hal sulit, bukan?”
“Hmph...” Angin Timur kembali mendengus, “Tidak semudah yang kau katakan...”
Ini bisa dianggap sebagai pengakuannya.
“Gedung perkantoran Order, tidak diragukan lagi adalah target utama Anda.” Feng Bujue melanjutkan, “Anda sangat menyadari nilai kompetisi seperti Peak Battle S2 yang memiliki tingkat perhatian masyarakat tinggi di lingkaran taruhan luar. Jadi Anda sudah menyusun strategi di sini sejak lama, siap kapan saja untuk mempengaruhi hasil pertandingan.” Dia mengangkat satu jari, “Cukup satu transaksi yang masuk… seperti hari ini… bisa memberi Anda keuntungan besar.” Dia membentangkan kedua tangan sambil tersenyum, “Bahkan jika selama ini Anda tidak menerima pesanan terkait, meretas jaringan perusahaan-perusahaan besar di sekitarnya untuk mencuri data pun menguntungkan; rahasia dagang, privasi individu… semua ini di tangan Anda tidak hanya bisa diubah menjadi uang, tapi juga ‘kekuatan’.”
Feng Bujue mengeluarkan sebuah ponsel dari sakunya. Ini bukan ponsel Zheng Xian, melainkan milik orang lain.
“Kekuatan’ ini bisa menggerakkan banyak orang untuk bekerja untukmu…” Jue Ge tersenyum, “Contohnya, pemilik ponsel ini…” Sambil berbicara, dia mengeluarkan ponsel lain, kali ini milik Zheng Xian, “Dan… pemilik ponsel ini…”
“Begitu rupanya…” Pada detik ini, pikiran Dongfeng berkelebat cepat, dia bergumam berat, “Sejak awal kau sudah tahu, selain Zheng Xian, masih ada mata-mata lain di kantor polisi itu…”
“Benar.” Kata Feng Bujue, “Saat aku mengetahui Wakil Kepala Polisi Zheng itu ‘menerima’ telepon sebelum bertindak, aku sudah menyimpulkan hal ini.”
“Jadi... Percakapan kita sebelumnya... Itu sebenarnya adalah jebakan...” Dongfeng bergumam dengan penuh penyesalan, “Sial... Seharusnya aku sudah menyadarinya lebih awal. Omongan seperti 'Setelah menemukan target langsung bobol pintu dengan pasukan, gunakan gas air mata untuk hold sebelum aku sempat memberi instruksi' jelas merupakan arahan sadar yang khas...”
“Reaksi cepat.” Feng Bujue tertawa, “Tapi dibandingkan denganku... hehe... Akhirnya masih kalah setengah langkah.”
“Kau berhasil mengungkap Zheng Xian, tapi tidak bisa memastikan mata-mata lain siapa...” Dongfeng sambil berpikir berkata, “Akhirnya kau pura-pura tidak tahu, mengerahkan polisi sebanyak-banyaknya untuk mengepung komplek perumahan tempat sandera. Kau tahu... Dalam situasi seperti itu, mata-mataku pasti akan ikut pasukan besar dan mencari kesempatan mengirimkan intelijen padaku.”
“Aku hanya menyesuaikan diri dengan strategimu.” Feng Bujue melanjutkan, “Saat kau tahu polisi telah membentuk tim khusus, langsung bisa menyimpulkan... Begitu polisi mulai investigasi menyeluruh, hanya dengan monitor jalanan saja sudah bisa terkunci pada komplek tempat sandera akhirnya dibawa.” Ia mengusap dagunya, “Tentu saja, lokasi yang kau pilih bagus. Itu komplek perumahan yang belum sepenuhnya selesai dibangun, masih banyak kamar kosong belum terjual, monitor internal juga belum semuanya terpasang. Karena itu, polisi tetap tidak bisa mengetahui posisi pasti sandera dalam waktu singkat.”
Sambil menggoyangkan ponsel Zheng Xian, Jue Ge tertawa miring: "Jadi kau segera memakai pion Wakil Kepala Zheng ini. Tapi tak disangka... tak lama kemudian, mata-matamu yang lain melaporkan Zheng Xian ditahan oleh dua agen dari departemen misterius."
"Penahanan Zheng Xian... apakah itu juga sandiwara untukku?" Dongfeng bertanya.
“Ya.” Feng Bujue berkata, “Aku tahu mata-matamu yang lain akan memberitahumu situasi ini, dan ini... menjadi awal kekalahan dalam 'panggilan telepon' antara kita.”
“Bagaimana kau tahu aku pasti akan menelepon?” Dongfeng bertanya.
“Aku tidak tahu.” Feng Bujue menjawab dengan nada mengejek, “Makanya aku pimpin tim untuk mengepung komplek perumahan, melihat apakah kau bisa tetap tenang.”
“Sial...” Dongfeng tak bisa membantah ejekan itu.
“Ketika telepon datang, aku baru lega.” Feng Bujue melanjutkan, “Kesabaranmu tidak sebaik yang kuduga.” Ia tersenyum, “Kau pura-pura tenang bicara soal 'bermain satu ronde', padahal ingin menguji dan mengarahkan gerakanku... untuk memberi kesempatan tiga 'pion'mu melarikan diri dari zona itu.”
“Jadi... kau balik memanfaatkan ini untuk mengarahiku...” Dongfeng bergumam berat, “Di 'lima belas menit' itu... kau sama sekali tidak mencari 'lokasi sandera', tapi mencari 'orang dalam'.”
"Bagus, jawabanmu benar." Feng Bujue mengentakkan jarinya, menjawab, "Isi telepon itu tidak penting, apakah kamu memberi syarat lima belas menit atau tidak; bahkan jika kau bilang lima menit, tiga menit, semuanya tak masalah... Selama 'pesan yang ingin kusampaikan' sudah tersampaikan... Aku bisa memastikan bahwa setelah menutup telepon, kau akan melakukan tiga hal." Jue Ge mengacungkan tiga jari sambil tersenyum, "Pertama, merancang strategi berikutnya; kedua, menelepon ketiga pelaksana itu untuk memberi beberapa pola aksi; ketiga, menghubungi kaki tanganmu via SMS atau telepon agar mereka berkoordinasi."
"Dan kau..." Dongfeng menyambung, "Setelah menutup telepon, langsung menyita ponsel semua polisi..."
Feng Bujue mengangkat bahu, dengan sikap jahanam yang khas ia menjawab pertanyaan itu tanpa kata, lalu melanjutkan: "Sejak itu, tindakan polisi sepenuhnya lepas dari pengawasanmu. Aku bisa berbuat semaumu..." Ia mengangkat ponsel kaki tangan itu dengan sombong, "...Cukup satu SMS 'semua normal' untuk membuatmu tetap dikibuli sambil menunggu ajal."
"Setelah lepas dari pengawasanku... kau langsung memacu kecepatan untuk menangkapku ya..." Dongfeng bergumam, "Tak pernah terpikir olehmu... bagaimana jika aku tidak ada di kios, dan kau datang ke tempat kosong?"
"Aku sudah menyuruh orang memeriksa rekaman monitor seharian ini... Memastikan kau tidak meninggalkan toko sebelum datang ke sini (pekerjaan ini sudah disiapkan Jue Ge sebelum panggilan kami)." Feng Bujue berkata, "Tentu saja... Aku juga tidak menutup kemungkinan kau menggali lorong darurat di dalam tokoku." Ia mengangkat bahungnya tak peduli, "Jadi... sementara aku datang menangkapmu, pihak sandera... juga sudah kusiapkan beberapa antisipasi berdasarkan pengakuan mata-mata dalamanmu. Bahkan jika rencana pelarian yang kau rancang dijalankan... hasilnya tetap akan nekat datang sendiri ke perangkap."
Feng Bujue menyilangkan kaki dan melanjutkan: "Apalagi... kau, dan semua peralatanmu, sekarang sudah berada di tangan kami. Mengingat kau selalu menggunakan voice changer untuk berkomunikasi dengan pion-pionmu, menyamar sebagaimu untuk memberi perintah pada eksekutor menjadi sangat mudah. Nanti suruh saja siapa pun berpura-pura menjadimu dan menelepon mereka untuk melepaskan sandera."
"Baiklah..." Suara Dongfeng terdengar seperti telah menerima, "Perhitungan yang matang... mengantisipasi perubahan, menyisakan ruang gerak..." Ia menggelengkan kepala, "Hamba benar-benar lapang dada."
"Biasa saja~" Feng Bujue menyatukan tinju dan menganggukkan kepala, "Tuan juga tidak kalah hebat."
"Tapi..." Dongfeng berkata, "Kau pasti juga paham... orang sepertiku, meski kalah hari ini, tak akan lama mendekam di penjara... Aku akan segera mendapatkan kembali kebebasanku." Kali ini, dia malah tersenyum, "Alasannya... karena aku... memiliki 'kekuatan' seperti yang kau sebutkan."
"Oh? Ini ancaman untukku?" Feng Bujue menanggapi dengan tenang.
“Kau bilang?” Dong Feng tersenyum balik bertanya, sebelum Feng Bujue sempat merespons, dia melanjutkan, “Feng Bujue, jujur saja... Aku sangat mengagumi bakatmu, tapi pada dasarnya... kau hanyalah rakyat biasa. 'Dunia' tempatku berada sama sekali tak bisa kau pahami. Jika aku ingin membalas dendam padamu... semudah membalik telapak tangan.” Tatapannya penuh keyakinan pada Jue Ge, jejak kekalahan di wajahnya telah lenyap, “Terus terang... kejadian hari ini membuatku rugi besar... Jika kau jadi aku, apa yang akan kau lakukan?”
Dong Feng mengira perkataannya akan membuat Feng Bujue takut, bahkan langsung menyerah.
Namun...
“Hē hē... Ha ha ha...” Ekspresi Feng Bujue tiba-tiba menunjukkan senyum jahat yang membuat Dong Feng merinding, “Jika aku jadi kau, menghadapi seseorang seperti Feng Bujue... aku akan ekstra hati-hati. Aku takkan sembarangan mengucapkan kata-kata seperti tadi, karena jika dia merasa terancam sedikit saja, dia akan melakukan hal gila yang tak terbayangkan.”
Jue Ge menunjuk ke luar jendela mobil: “Ngomong-ngomong... apa kau sadar? Tempat yang kita tuju sekarang... bukan kantor polisi.”
Mendengar ini, raut wajah Dong Feng berubah drastis.
“Dua orang yang menyetir ini... juga bukan polisi.” Feng Bujue menunjuk ke arah kursi pengemudi dan kopilot dimana agen Jiu Ke dan Bao Qing duduk.
Kini Dong Feng baru menyadari, kedua pengemudi itu mengenakan pakaian hitam polos, tanpa seragam kepolisian.
“Kau……kalian sebenarnya……” Dalam hitungan detik, Dongfeng justru menjadi pihak yang ketakutan.
“Mengenai ‘dunia’ yang kau sebutkan itu, aku juga punya pemahaman…” Kata-kata Feng Bujue belum selesai, “Ketika informanmu memberitahuku… bahwa orang-orang di jalanan memanggilmu ‘Dongfeng’, aku langsung menyadari… Jika tebakanku benar, dulu kau pernah menjadi ‘Pengawas Taruhan’ di Duhuang Zhai, bukan?”
Dongfeng terkejut: “Kau bahkan tahu tentang Duhuang Zhai…”
“Yang kuketahui jauh lebih banyak dari yang kau bayangkan.” Feng Bujue melanjutkan, “Contohnya, dalam waktu kurang dari satu menit setelah masuk mobil, kau sudah membuka borgol, hanya berpura-pura masih terborgol.”
Mendengar ini, ekspresi Dongfeng semakin tegang, keringat dingin mengucur deras.
“Pernah menjadi ‘Pengawas Taruhan’ membuktikan kau pasti punya kemampuan.” Bao Qing yang duduk di kursi kopilot akhirnya berbicara, “Tapi kusarankan jangan berniat melawan dengan kekerasan. Aku bisa pastikan… Bahkan dalam duel satu lawan satu, tidak satu pun dari tiga orang di mobil ini yang akan kalah darimu.”
“Kalian…” Tubuh Dongfeng mulai gemetar, getaran tak terkendali akibat ketakutan, “…Kalian adalah… ‘Jiu Ke’, benar?”
“Rupanya kau juga tahu.” Sambung Feng Bujue, “Itu menghemat banyak waktu penjelasanku.”
“Tak kusangka…” Dongfeng menatap Jue Ge, “…Seorang novelis sepertimu ternyata juga anggota Jiu Ke…”
“Hē hē… Bagaimana jika kukatakan Kepala Bagian adalah kakekku?” Jawab Feng Bujue sembari lalu.
Mendengar ini, Dongfeng menggerakkan sudut mulutnya beberapa kali, lalu ambruk di kursinya.
Dua detik kemudian, Dong Feng memalingkan kepala, menatap ke luar jendela dengan wajah pasrah tanpa harapan hidup: "Kalau kali ini tidak mati... Lebih baik aku ganti profesi jual sarapan saja..."
