【Pembatasan sistem 30%】, adalah kondisi yang belum pernah dialami oleh mayoritas pemain.
Tingkat pembatasan seperti ini telah melampaui batasan yang diterima para pemain dalam Quest. Jika ada yang masih mengingat situasi saat Feng Bujue dan Li Ruoyu memasuki dunia dalam, seharusnya mereka tahu... 30% persis merupakan tingkat pembatasan sistem ketika pemain berada di dunia dalam.
Dalam kondisi ini, menu permainan yang dipanggil pemain tidak akan lagi muncul di "hadapan mata", melainkan langsung muncul dalam "kesadaran".
"Antarmuka" yang mereka amati juga sepenuhnya baru...
Status bar dalam menu baru telah lenyap sepenuhnya, status survival, stamina, nilai spiritual, serta status abnormal yang dialami pemain tidak akan ditampilkan dalam bentuk data - semua ini sekarang harus dirasakan dan diukur pemain melalui indra perasaan mereka sendiri.
"Selain itu, persepsi rasa sakit para pemain juga akan ditingkatkan. Mengingat mekanisme 'putus koneksi paksa' sekarang sudah rusak, hal ini... sangat menakutkan."
"Tentu saja, status ini memiliki kelebihan dan kekurangan."
"Meskipun fungsi bantu yang diberikan sistem berkurang, sebaliknya... pembatasan juga semakin sedikit. Persepsi pemain akan menjadi lebih detail dan... nyata."
"Pembatasan sistem yang dinaikkan jelas memungkinkan pemain tingkat tinggi menunjukkan kekuatan tempur yang lebih kuat dari biasanya, hanya saja... juga harus menanggung risiko yang sesuai."
……
"Dua menit setelah invasi terjadi, di ruang rapat Shiva."
"Bagaimana? Kalian bisa?" Brahma bertanya dengan cemas melihat empat rekan tim di sekitar Meja Rapat.
"Sudah jelas dari pandangan..." Vishnu mengangkat bahu menjawab, "Kalau bisa, yang berhasil sudah berubah menjadi cahaya putih dan offline."
"Sial..." Brahma tak sengaja memukul meja, mengumpat.
"Eh?" Asura terdiam sesaat, bertanya heran, "Kenapa kata 'sial' tidak diblokir sistem?"
"Hey... di saat seperti ini, kamu masih peduli sistem memblokir kata kasar atau tidak?" Brahma membalas bertanya.
"Tidak, ini mungkin penting." Di antara mereka, Yama si pemain perempuan terlihat paling tenang. Ia bergumam berat, "Kalian semua juga mendengar sistem suara tadi... Menurutku, kata kasar tidak diblokir, serta perubahan menu permainan... semuanya terkait dengan 'pembatasan 30%' itu."
“Hmm……” Saat itu, Shiva—orang kelima yang duduk di kursi utama meja rapat—akhirnya berbicara, “Tak kusangka…semua yang ‘dia’ katakan ternyata benar.”
“‘Dia’?” Vishnu langsung curiga mendengar ini, “Siapa? Mengatakan apa?”
Shiva menjawab dengan tatapan mendalam: “Tiga hari lalu, tepatnya dini hari saat aku menyerah, Feng Bujue menyusup ke rumahku dan memberitahuku…di hari final, pasukan Derivator akan menyerbu ruang game.”
“WOW~WOW~” Brahma terbelalak, “Bos…penjelasanmu mengandung informasi yang luar biasa kuat…”
“Dulu, aku takkan percaya sepatah kata pun,” Shiva mengabaikan celetukannya, “Tapi…karena ‘beberapa hal yang baru saja kualami’, sekarang…aku bingung harus percaya apa.” Ia menghela napas dengan senyum getir, “Ha…jika harus memilih, lebih baik aku percaya pada Feng Bujue…”
“Kak, sebenarnya apa yang kau alami?” Asura si remaja kekanak-kanakan ini punya intuisi tajam, “Jangan-jangan ketemu hantu?”
Sebelum pertanyaan selesai, Shiva menatap tajam adik sepupunya yang tujuh belas tahun itu: “Bukan hantu…tapi malaikat.”
“Hah? Malaikat? Apa-apaan ini?” Brahma langsung berkomentar tanpa filter.
Shiva baru hendak menjawab, tiba-tiba…
Bang——
Dentuman keras menggema dari dinding sebelah ruang rapat.
Bang-bang-bang——
Segera setelah itu, tiga dentuman berturut-turut yang lebih keras dan cepat terdengar... Dinding itu melengkung ke luar akibat benturan.
"Gila?" Kali ini bahkan Vishnu ikut mengumpat, "Di luar dinding ini ternyata ada sesuatu?"
"Secara teori... tidak ada apa-apa. Karena di luar dinding adalah lapisan data, 'ruang' di sana dan 'ruang' yang kita tempati adalah dua konsep yang sama sekali berbeda." Shiva justru terlihat tenang luar biasa sambil berdiri dan menjelaskan, "Menurut Feng Bujue... Link dan Ed bersama-sama menciptakan makhluk biologis produksi massal bernama 'Rongbing'. Makhluk ini bisa bergerak dalam bentuk data di 'lapisan data' dengan kecepatan tinggi, lalu berubah menjadi wujud fisik secara instan saat mendekati 'ruang fisik' untuk melakukan invasi."
Bang! Khek——
Persis saat dia menjelaskan, dinding logam ruang rapat ditembus dan terkoyak.
Sesaat kemudian, seekor Rongbing berkulit ungu-hitam menyodorkan kepalanya yang panjang sambil mengeluarkan erangan menyeramkan.
"Tapi seharusnya kekuatan makhluk-makhluk ini tidak terlalu tinggi." Ujar Shiva sambil maju perlahan, tangannya langsung menghunjamkan jurus 【Gigi Dewa Tajam】 ke dahi Rongbing tersebut.
Seketika itu juga terdengar suara "pukak" seperti cangkang hewan laut pecah... Dahi Rongbing tertusuk oleh kuku Shiva dan meledak. Rongbing yang terkena serangan mematikan itu bahkan tidak sempat menjerit sebelum tubuhnya berubah menjadi aliran data cahaya... menghilang di udara.
“Jika mengenai titik vital, skill selevel ini cukup untuk membunuh satu target seketika.” Shiva menambahkan dengan nada seperti komentator, sambil menarik kembali tangan kanannya.
Namun, sebelum ucapannya selesai, beberapa lengan dan kepala tiba-tiba muncul dari retakan di dinding.
Melihat ini, Shiva mundur dua langkah dan melanjutkan, "Bagaimanapun... ini adalah pasukan utama yang akan kalian hadapi selanjutnya." Sambil melirik pintu keluar ruang rapat, ia berkata, "Selagi pintu keluar belum hancur, mari segera keluar dan berpindah melalui ruang login ke toko game untuk bertemu."
"Aung——"
"Ah——"
Di tengah pembicaraan Shiva, para Yongbing itu tiba-tiba seolah mengerti, mengeluarkan geraman rendah sakin mempercepat gerakan mendesak keluar dari retakan.
"Ingat, jangan berlama-lama di ruang sempit." Reaksi Shiva tetap tenang. Sambil mengingatkan rekan tim tentang hal yang perlu diperhatikan, angin tinjunya kembali menggebrak, mengandalkan kemampuan fisik murni untuk memukul mundur serangan Yongbing-Yongbing itu, "Baik itu ruang login, gudang pribadi, atau Kotak Kejutan... selama Yongbing merasakan reaksi data di suatu 'lapisan fase', mereka akan menyerbu. Meski bisa bertahan di area sempit, tapi begitu dinding sekitar hancur, kalian akan terseret ke lapisan data... Hanya Tian yang tahu kemana kalian akan teleportasi setelahnya."
"Mengerti." Saat itu, Yama sudah sampai di ambang pintu ruang rapat. Sebelum keluar, dia menoleh dan berkata, "Kalau begitu sesuai aturan lama... Bertemu di Zona 101."
Sebagai catatan samping... Karena Jue Ge menetapkan dimensi toko game yang sering digunakan Garis Depan Neraka di Area 101, banyak high-level player yang kenal Feng Bujue sengaja mengatur dimensi toko game mereka di sana agar bisa bertemu Jue Ge sesekali. Lama-kelamaan, rekan tim dan teman para pemain itu juga mengubah settingan mereka... Tanpa disadari, Zona 101 pun menjadi tempat berkumpulnya para pemain bintang dari berbagai aliran.
"Bos, kami menunggumu." Setelah pintu besar di depan membuka dan menutup, Brahma juga melemparkan kalimat sebelum masuk.
"Mengenai topik 'malaikat'..." Vishnu mengundurkan diri ke ambang pintu sambil menoleh, "...Aku tunggu kelanjutannya." Setelah berkata demikian, dia pun masuk ke dalam pintu.
Sekejap mata, hanya tersisa dua orang di ruang rapat.
"Kakak, cepatlah pergi. Serahkan di sini padaku." Saat itu, Asura memasuki mode kekanak-kanakan dan mengucapkan dialog bernuansa death FLAG.
"Omong-omong..." Shiva meliriknya dari sudut pandang, "...Dengan kemampuanmu, kamu bisa bergerak bebas di lapisan data kan..."
"Betul!" Asura membalas dengan aura perkasa, "Kamu mundur saja. Nanti aku akan langsung masuk melalui celah di sini..." Matanya tiba-tiba memancarkan kilat fanatisme, "Link yang sok suci itu... akan kuhancurkan!"
……
Pada saat yang sama, Zona 4 toko game.
“Huh? Ada apa ini?” Seorang pria paruh baya berdiri dengan kaku di sudut toko game, menggaruk kepala dengan ekspresi kebingungan.
Pria ini bernama Li Feng, pemilik "Ruoyun Zhai" di bagian timur Kota S. Bahkan Feng Bujue memanggilnya "Paman Li".
Penonton yang lupa konteks sebelumnya mungkin mengira saya sedang memperkenalkan pemimpin organisasi gelap. Tapi... penonton yang ingatan bagus pasti masih ingat bahwa bisnis "Ruoyun Zhai" adalah lelang, autentikasi, dan pameran karya seni – dan... tempat ini milik keluarga Ruo Yu.
Di titik ini semua pasti sudah paham. Benar... Li Feng adalah ayah kandung Li Ruoyu.
Jika berbicara tentang ayah Ruo Yu ini, dalam realitas dia adalah contoh sempurna pemenang dalam hidup.
Pertama tentang latar belakang keluarga... Di generasi kakek Li Feng, ada sosok legendaris yakni superstar era awal abad ini – Li Hua. Bahkan setengah abad kemudian di tahun 2055, banyak yang masih menganggapnya sebagai pria tampan idaman.
Meski Li Feng bukan keturunan langsung Li Hua, dan ada pepatah "kekayaan tidak bertahan lebih dari tiga generasi"... Tapi gajah mati meninggalkan tulang, masa kecil Li Feng tetap tergolong berkecukupan.
Lihat perjalanan hidupnya... Separuh pertama hidup Li Feng selalu mendapat pendidikan terbaik. Karakternya memang sedikit pemalu, tapi tidak sampai mengalami gangguan sosial seperti putrinya. Bisa dikatakan, sebelum usia 20 tahun hidupnya hampir tanpa hambatan.
Sampai... dia bertemu Shui Ruoyun – ibu kandung Ruo Yu.
Kedua orang ini bertemu saat kuliah di Wina. Kisah hubungan mereka yang satu sebagai penerima dan satu sebagai pemberi berlangsung selama tiga hingga empat tahun. Cerita ini sebenarnya cukup layak dijadikan novel romantis tersendiri, jadi saya tidak akan membahas detailnya.
Singkat cerita, tak lama setelah kembali ke tanah air, mereka menikah dan mendirikan Ruoyun Zhai.
Saat itu Li Feng tidak tahu bahwa orangtua Shui Ruoyun... seperti kata Gu Chen, adalah dua dari sepuluh pengguna energi spiritual terkuat di planet ini. Bibi Shui Ruoyun ternyata adalah istri Gu Chen. Pasangan Gu Chen itu... jelas bukan orang yang mudah diurus.
Singkatnya, tanpa pengetahuan apapun, Li Feng bergabung dalam "makan siang mewah"... eh... maksudnya masuk ke keluarga dengan latar belakang yang sangat licik dan kejam.
Faktanya, hingga saat ini Li Feng masih tidak tahu tentang keberadaan dunia supernatural (karena dia terlalu mudah ditipu, istri dan putrinya sengaja menyembunyikannya untuk melindunginya). Dia sendiri hanyalah orang biasa.
Tapi... orang biasa ini memiliki keberuntungan yang luar biasa. Mungkin... dialah contoh nyata dari pepatah "orang baik dapat balasan baik, orang bodoh dapat keberuntungan tak terduga".
Dalam krisis invasi ke ruang game yang belum pernah terjadi sebelumnya... dengan level hanya 10 (meskipun sudah membuat karakter game sejak lama, Li Feng jarang online, hanya sesekali bermain di mode non-tidur) dan sama sekali tidak memahami situasi, Li Feng justru bertahan lebih lama dari banyak pemain level tinggi...
Karena tak bisa menembus kerumunan para nak, saat gelombang serangan pertama tiba, Li Feng berada jauh dari kerumunan di dekat layar besar sehingga lolos dari charge pasukan di ronde awal.
Posisinya yang berdiri membelakangi toko sistem juga membuat arus orang yang panik berlarian tak mengarah ke dirinya saat invasi terjadi.
Beberapa menit kemudian, seiring membludaknya pasukan yang terus bertambah, laju pertumbuhan mereka jauh melampaui kecepatan pembantaian robot penjaga. Hingga akhirnya satu tim berhasil menyerang Li Feng.
Tapi persis di detik yang sama, NPC di toko belakang Paman Li... bertindak.
Biasanya, NPC yang berdiri di toko-toko sistem ini dijuluki "tiang kayu" oleh para pemain. Para makhluk ini memang hampir tak pernah bicara atau melakukan apapun; saat pemain berbelanja, cukup berdiri di depan dan memanggil menu virtual untuk menyelesaikan transaksi. Keberadaan NPC itu hanya untuk menciptakan "kesan toko".
Lah wong... mana mungkin toko di game online menggunakan mekanisme "belanja via dialog"? Coba bayangkan sistem jual-beli model begini... Pernah lihat antrian di bank? Antrian kasir di supermarket? Game dengan populasi ratusan ribu bahkan jutaan pemain, atau bahkan game online dengan puluhan ribu pemain real-time... Coba ubah toko botol darah ke sistem "belanja via dialog"? Nggak ngantri berhari-hari mana bisa beli barang?
Namun hari ini, para "tiang kayu" itu membuktikan identitas asli mereka melalui tindakan - robot penjaga versi upgrade.
Tepat ketika Li Feng hampir terbunuh oleh seorang pasukan redundan, bos dari toko peralatan di belakangnya melompati dengan gerakan salto, menendang pasukan redundan itu hingga terbelah dua di bagian pinggang. Kemudian, bos toko peralatan itu mempertontonkan adegan "memotong rumput dengan jurus maut" di depan Li Feng. Dengan kekuatan sendiri, dia menghadang serangan frontal dari 70-80 pasukan redundan, membantai mereka seperti menyembelih babi dan anjing...
Sayangnya, situasi ini hanya bertahan sekitar dua menit...
Jumlah total pemilik toko dan robot penjaga di zona ini hanya sekitar enam puluh. Meskipun robot penjaga memiliki kemampuan teleportasi dan setara dengan pemain level 60 (level maksimum pemain 50, tapi robot penjaga bisa disetting ke 60. Selain itu, batas kemampuan asli pemain di ruang game hanya 2%, sama sekali tidak bisa memulai pertarungan. Jadi dalam kondisi normal, robot penjaga lebih dari cukup untuk mengelola pemain), mereka tetap memiliki batas maksimal. Ketika rasio pasukan redundan mencapai 10:1 bahkan 20:1, robot penjaga mulai kewalahan... Begitu ada kerusakan, penghancuran total hanyalah masalah waktu.
Adapun para pemilik toko, kemampuan satu lawan seratus pun bukan masalah. Batas maksimum mereka bahkan melebihi robot penjaga biasa. Ketika "kualitas" mencapai level tertentu, "kuantitas" sudah tidak bisa menjadi ancaman bagi mereka.
Tapi... Dalam pasukan redundan yang dibuat Link dan Ed, tidak hanya ada "pasukan redundan" level terendah. Mereka juga menciptakan sesuatu yang lebih canggih——【RAID】（Redundant Arrays of Independent Disks）.
Menurut definisi terperinci, makhluk-makhluk ini adalah "Redundant Array of Independent Disks"; tentu saja, ada sebutan sederhana - 【Sweeper】.
Bentuk fisik Sweeper sangat mirip manusia, hanya saja seluruh tubuh mereka juga tertutupi "kulit" hitam-ungu seperti Rombongan Redundan. Dari segi ukuran tubuh, mereka tampak kurang mengintimidasi dibanding Rombongan Redundan yang tinggi besar, namun perbedaan kekuatan tempur di antara keduanya... bagai langit dan bumi.
Meski kecerdasan Sweeper tidak terlalu tinggi, kekuatan mereka setara Derivator Level Tiga, dan mereka dilengkapi "Modul Kontrol Taktis". Yang paling penting... Sweeper adalah produk massal, selama ada cukup waktu dan sumber daya, jumlah berapapun bisa diproduksi.
Pada menit kedua belas setelah invasi dimulai... Sweeper pertama muncul, lalu disusul yang kedua, ketiga...
Ternyata, "Rombongan Redundan" yang jumlahnya seabrek itu hanya pasukan pendobrak garis depan... sedangkan Sweeper-lah pasukan utama penyapu bersih.
PANG—
Dengan dentuman keras, NPC di depan Li Feng meledak menjadi fragmen data setelah diserang tiga Sweeper dari berbagai sisi.
Paman Li yang berkeringat dingin mundur perlahan sampai punggungnya menempel di konter toko sistem, terpaksa berhenti: "Hmm... Meski tak paham situasinya, tapi dikepung monster sebanyak ini... 80% aku akan tewas..."
Kali ini, benar-benar tak mungkin ada penjaga yang datang menyelamatkannya lagi. Semua penjaga di Zona 4 dan pemilik toko sedang dikepung dan tak bisa mengurus diri sendiri. Pemain yang bertahan saat ini juga umumnya berkumpul dalam kelompok kecil, membentuk formasi pertahanan untuk bertahan dari serangan.
"Tapi... kalau tewas kan cuma 'pulang ke' ruang login... ya?" Saat mengucapkan kata terakhir, Paman Li sendiri mulai ragu.
Bersamaan dengan itu, seorang penyapu telah sampai di depannya dan mengangkat tinju...
Dor——
Satu pukulan, tepat sasaran!
Ini adalah pukulan solid, pukulan yang menyala-nyala dengan aura tempur membara.
Tapi pukulan ini bukan berasal dari penyapu, melainkan...
"Paman, tidak apa-apa kan."
Sesaat itu, siluet punggung dengan garis otot yang terdefinisi sempurna tiba-tiba muncul di depan Li Feng. Sementara penyapu yang mengangkat tinju sedetik lalu sudah menghilang entah kemana...
Paman Li menggosok matanya, melihat ID lawan——【Qisha】.
"Eh... Aku baik-baik saja." Jawab Paman Li, "Terima kasih, Anak Muda."
"Hē hē... Sama-sama." Qisha memiringkan kepala, mengangkat dua jari menyentuh pelipisnya sambil memberi salam pada Paman Li. Saat melakukan gerakan ini, Paman Li bisa melihat jelas sarung tinju di tangan kanan Qisha masih mengeluarkan kepulan asap putih...
"Paman, jangan takut." Detik berikutnya, suara lain terdengar disertai kemunculan pria berotot membawa perisai besar sebesar tubuh Schwarzenegger, "Kami akan melindungmu."
Jelas terlihat... yang datang kali ini adalah Long Aomin.
"Jangan lengah, Paman Li baru level 10." Komisaris politik Tanlang segera muncul di atas toko, "Kalau dia sampai tersentuh lawan... mungkin aku bahkan tidak sempat menyembuhkannya."
"Hah?" Paman Li bingung, bagaimana mereka bisa tahu marga Li? Nickname yang digunakannya di game jelas-jelas 【Yun Dan Feng Qing】, "Bagaimana kalian tahu..."
Sebelum sempat menyelesaikan pertanyaannya, ketua guild Blade Pojun muncul menyela: "Komisaris benar... semua harus siaga! Kalau terjadi sesuatu pada Paman Li, kita semua harus menghadap Kepala Bagian untuk minum teh..."
"Auuugh!"
"Bertarung sampai akhir!"
"Hanya di sini... harus kita pertahankan!"
Saat itu, anggota Blade berkobar semangatnya, aura pertempuran menyambar langit, bahkan saat pertandingan pun mereka tak pernah menunjukkan aura sekuat ini.
