Seluruh orang di pengadilan serentak menoleh ke arah bayangan di pintu.
Terlihat seorang pria berbaju jas panjang ungu, postur tubuh kurus, dengan senyum jahat mengiang di sudut bibir.
“Feng Bujue?” Guixiao nyaris refleks menyebut nama lawannya saat melihat Jue Ge.
Ucapan ini bagai memicu ledakan di ruang sidang.
“Apa? Dia itu Feng Bujue?”
“Feng Bujue yang legendaris itu?”
“Aneh... Katanya dia punya empat kepala, mata bisa menyemburkan sinar mematikan.”
“Omong kosong! Kata orang, Feng Bujue adalah saudara angkat Pemimpin Segala Iblis, bisa 72 perubahan, wajah berbulu mulut petir...”
“Jangan ngaco! Feng Bujue jelas-jelas pria tampan berkulit putih, bagian bawah kepala adalah manusia setengah hewan...”
Jelas, reputasi Jue Ge di dunia naskah sudah tersebar luas hingga dikenal semua kalangan. NPC-NPC dari berbagai planet di Alam Semesta Utama yang duduk di kursi pengunjung sidang semuanya pernah mendengar namanya. Namun... saluran informasi yang mereka dapatkan tampak bermasalah, isinya hanyalah kabar burung yang sudah diputarbalikkan berulang kali... hingga mereka memiliki berbagai kesalahpahaman aneh tentang Jue Ge dengan tingkat yang berbeda-beda.
Tapi, dari semua intelijen tentang Jue Ge, ada sebagian inti yang... tidak mengalami distorsi dalam penyebarannya.
Karena itu, semua NPC yang hadir memiliki konsensus dasar: Feng Bujue adalah sosok legenda yang licik, keji, dan sangat berbahaya.
PANG PANG PANG——
“Tenang!” Beberapa detik kemudian, panitera menggebrak palu pengadilan, menghentikan keributan massa.
Ruang pengadilan pun kembali sunyi.
Hakim jubah hitam bersuara: “Feng Bujue, berani-nya kau membobol pintu saat sidang berlangsung? Tahukah kau hukuman untuk menghina Pengadilan Kebenaran...”
"Aku hanya sedikit terburu-buru saat masuk, tak sengaja merusak pintu." Jue Ge berjalan mendekat sambil menyela ucapan lawan bicaranya, "Paling-paling hanya merusak fasilitas umum, mana ada hubungannya dengan penghinaan pengadilan?" Sambil mengernyitkan alis delapan dan mencibir, dia menunjuk ke pintu rusak di belakangnya, "Lagipula...pintu lapuk ini sudah tua dan mudah rusak. Daripada bilang aku merusak fasilitas, lebih tepat dikatakan masa pakainya sudah habis saat aku menggunakannya secara normal."
"Keterlaluan!" Panitera itu mendadak marah menghadapi sofisme telanjang ini. Seperti kesurupan hakim county, dia mengaumkan dua kata yang jarang terdengar di "pengadilan" tapi sering di "balai sidang", sambil mengayunkan palu sidang dengan keras.
PANG—khek...
Tak disangka, karena pukulannya terlalu keras, palu sidang itu patah seketika.
"Lihat, banyak barang yang sudah lapuk di sini. Fasilitas pengadilan ini kurang perawatan..." Feng Bujue semakin berani bersilat lidah, "Kalau panitera memecahkan palu sidang, apakah itu juga penghinaan terhadap pengadilan?"
"Kau..." Panitera itu semakin geram, tapi tak bisa berbuat banyak. Menghantam meja dengan tinju dikhawatirkan akan merobohkan mimbar, akhirnya dia hanya bisa melototi Jue Ge dengan mata merah.
“Baiklah~ Baiklah~” Dua detik kemudian, hakim berjubah hitam menundukkan kepala ke panitera itu, “Bork, tenanglah, perhatikan efeknya.”
Ucapannya yang datar membuat panitera bersuara bergemuruh itu gemetar ketakutan.
“Maa... Maaf, Yang Mulia.” Panitera bernama Bork membalikkan badan dengan penuh hormat, “Saya kehilangan kendali...”
“Lupakan.” Hakim menggerakkan tangan tersembunyi di balik jubahnya, mengambil palu sidang (Ada satu lagi di meja hakim, tentu untuk hakim), “Intinya...”
PANG—
Sambil berbicara, hakim mengangkat palu dan mengetuk bantalan kayu di meja.
Seketika, energi tak kasatmata menyebar, mengguncang semua orang di ruang sidang.
“Begitu rupanya... Hakim menggunakan kemampuan tipe spiritual...” Kurang dari setengah detik, Guixiao sudah menganalisis sistem kemampuan utama hakim.
Hakim yang tak menyadari hal ini melanjutkan ke Feng Bujue: “Feng Bujue, perusakan pintu tidak akan kutuntut... Tapi masuk tiba-tiba, mengganggu persidangan, dan berteriak 'Keberatan'... Apa maksudmu?”
“Bukankah sudah jelas?” Jue Ge mendekati kursi terdakwa sambil menunjuk Guixiao, “Saya mencegah klien saya mengaku bersalah.”
“Hmm?” Hakim terhenti sebentar, “Kau pengacara pembela Tun Tian Gui Xiao?”
“Ya.” Feng Bujue menjawab dengan wajah tidak berubah.
“Hei hei...” Guixiao mengernyitkan matanya ke arah Jue Ge, “Siapa yang minta kau membelaku?”
Feng Bujue sepenuhnya mengabaikan pertanyaan Guixiao, menghadap hakim dan melanjutkan: “Yang Mulia, Pengadilan Kebenaran mengizinkan terdakwa menunjuk pengacara sendiri untuk pembelaan, bukan?”
“Benar.” Hakim bergumam berat, “Tapi... pengacara yang ditunjuk harus memiliki kualifikasi praktik hukum.” Ia berhenti sejenak, “Feng Bujue, kuperingatkan sebelumnya, jangan coba-coba mengelabui statusmu sebagai pengelana antar dimensi...” Ia mengetuk desktop dengan jarinya, “Kualifikasi yang kumaksud harus memiliki sertifikat resmi dari pemerintah setempat yang sah di wilayah sah Alam Semesta Utama.”
“Hmph...” Jaksa berkulit coklat itu berdiri dengan senyuman sinis, “Feng Bujue, jika kau tak bisa membuktikan kualifikasi pengacaramu, itu artinya kau menghina pengadilan!”
“Oh?” Jue Ge langsung berbalik menghadapi jaksa itu, “Manusia burung muka tai ini, sebatang daun bawang atau bawang putih macam apa lagi?”
“Muka tai... manusia burung?” Jaksa itu gemetar marah, “Brengsek! Aku adalah Biff Moreau si 'Jaksa yang Tak Terkalahkan'! Berani-beraninya kau memanggilku manusia burung muka tai?!”
“Burung berwajah tai, Burung berwajah tai! Burung berwajah tai——” Feng Bujue mengulangi sebutan ini tiga kali di hadapan Bif setelah mendengar perkenalannya, dengan nada yang semakin meninggi.
Bif gemetar marah, tapi tak bisa berdebat dengan pria preman ini. Ia mengadu ke hakim seperti anak kecil yang ditindas: "Yang Mulai! Saya protes! Dia menghina saya!"
"Protes diterima." Hakim menanggapi, lalu menoleh ke Jue Ge, "Feng Bujue, perhatikan kata-katamu."
"Baik." Feng Bujue mengangguk ke hakim, lalu berbalik menghadapi Bif. "Maaf, Jaksa Bif. Saya tak boleh memanggilmu Burung berwajah tai. Meski istilah ini cukup menggambarkan penampilanmu di mata kami manusia bumi, tapi tetap melanggar kesusilaan. Saya tak akan ulangi lagi, setidaknya di pengadilan. Kalau di luar, saat kau tidak hadir, atau tak sengaja menyebut Burung berwajah tai..."
"Sudah cukup, kau brengsek!"
Saat mendengar kata "maaf", otak Bif sempat berpikir: "Rupanya si gila ini masih punya sopan santun". Tapi kemudian, lima kali penyebutan istilah hinaan itu dalam satu nafas membuatnya meledak marah.
“Feng Bujue, jika kau menyebut kata itu lagi, aku akan menjatuhkan hukuman penghinaan pengadilan.” Hakim memberikan peringatan terakhir.
“OK~OK~” Feng Bujue mengangkat bahu, berjalan menuju kursi persidangan.
“Apa yang ingin kau lakukan?” Boke segera berdiri dengan waspada.
“Tenang, Tuan Panitera.” Feng Bujue dengan santai mengeluarkan sesuatu dari tasnya, “Aku hanya ingin menunjukkan sesuatu.” Sambil berkata demikian, dia sudah menyodorkan dokumen kertas ke hadapan Boke, “Tolong serahkan kepada Yang Mulia Hakim.”
Setelah menyerahkan dokumen, Jue Ge berbalik sambil menatap wajah BAB... eh... menatap Bifu dengan tatapan penuh provokasi, “Ini adalah 'Lisensi Pengacara Dunia Buku' yang dikeluarkan langsung oleh Zhuan Jiezun. Klub Deduksi Zun Ge jelas merupakan 'wilayah sah' di Alam Semesta Utama. Dan beliau sendiri... adalah 'pemerintah sah' di sana.” Di sini dia menjilat bibirnya lalu membuat wajah lucu ke arah Bifu, “Kualifikasi hukumku yang dipertanyakan beberapa orang, sekarang seharusnya sudah bukan masalah lagi kan?”
“Hmm... dokumen pembuktian tidak ada masalah.” Hakim cepat menyelesaikan pemeriksaan dokumen, “Feng...” Dia berpikir sejenak lalu mengubah sebutan, “Pengacara pembela, pengadilan ini mengakui kualifikasimu untuk membela Tun Tian Gui Xiao.”
“Aku bilang……” Guixiao saat ini sudah menempelkan kedua sikunya di atas meja bangku terdakwa, menopang pipinya dengan ekspresi kesal yang terpampang jelas, “Apa benar-benar ada yang mendengarkanku? Aku kan sudah mau mengaku bersalah... Lagian aku juga nggak mau orang itu yang membelaku…”
“Pengacara pembela, Anda dengar, klien Anda menolak Anda untuk membelanya.” Hakim menatap Jue Ge.
“Saya keberatan.” Feng Bujue membalas.
“Hei… Hal beginian juga bisa dibantah?” Guixiao langsung terkejut mendengarnya.
“Iya… Pengacara pembela, Anda keberatan atas apa?” Hakim juga terlihat menyebalkan.
“Terdakwa masih di bawah umur, urusan pembelaan harus diputuskan oleh wali hukumnya. Dia tidak berhak menolak pembelaan saya.” Feng Bujue menjawab.
“Hmm…” Hakim berpikir sejenak, “Oh begitu…” Dia berhenti setengah detik, “Lalu, siapa wali hukum terdakwa?”
“Saya.” Feng Bujue langsung menepuk dadanya tanpa ragu.
“Apa hubungan Anda dengan terdakwa?” Hakim bertanya lagi.
“Aku ayah angkatnya.” Feng Bujue kembali memberikan jawaban nakal tanpa pikir panjang.
“Omong kosong!” Guixiao langsung memarahi sambil menoleh.
Jue Ge tetap mengabaikan Guixiao, lalu berkata pada hakim: “Yang Mulia, saya sedang buang angin.”
“Emm…” Hakim berkata, “Terus kenapa…”
“Nggak apa-apa. Karena klien saya yang menyebutkan, saya bagikan saja ke semua orang.” Feng Bujue membalas.
"Oh…" Hakim menjawab, terdiam selama tiga detik, "Pengacara pembela… Tolong jangan lagi mengajukan hal-hal yang tidak terkait dengan kasus ini."
"Baik." Jue Ge mengangguk menjawab.
Dalam tiga kalimat, Feng Bujue memanfaatkan makna ganda kata "" dan masalah terjemahan dalam game untuk melangkahi masalah ini…
"Kalau begitu…" Hakim melanjutkan, "Pengacara pembela sekaligus wakil hukum resmi… Apakah Anda akan melakukan pembelaan atas ketidaksalahan terdakwa?"
"Ya." Feng Bujue menjawab, "Dan…" Ia menoleh ke dewan juri, "Saya harap dewan juri bisa mengabaikan semua kesaksian terdakwa."
"Hm, permintaan ini diizinkan oleh pengadilan." Hakim segera menyambung.
"Hei! Ini bisa diterima begitu saja?!" Guixiao yang jelas tidak paham hukum, apalagi sistem hukum Pengadilan Kebenaran, kekagetannya cukup bisa dimaklumi.
"Sudahlah…" Kali ini, Feng Bujue akhirnya mendekati tempat terdakwa, berbisik pelan ke Guixiao, "Kalau mau bebas, diam saja dan lihat aksingku."
"Sial…" Guixiao tidak terlalu berterima kasih, ia juga berbisik balas, "Lupakan saja kita sedang berlomba dengan posisi saling bermusuhan; sekalipun aku mau kerja sama melawan NPC ini, apa kau tidak merasa… bertarung langsung akan lebih efisien?"
“Jika kita bekerja sama, memang bisa menimbulkan Banjir Darah di sini.” Feng Bujue membalas, “Tapi itu tak berarti apa-apa...” Suaranya semakin direndahkan, “Pengadilan Kebenaran adalah 'Empat Pilar' yang spesial. 'Ia' tidak memiliki wujud fisik independen seperti Pilar lainnya. Pengadilan Kebenaran adalah sebuah konsep, kemauan... bukan sesuatu yang bisa dihancurkan dengan kekuatan fisik.”
“Oh?” Guixiao menyambung, “Lalu apa rencanamu? Membunuhnya dengan kata-kata?”
“Hmph...” Jue Ge hanya tersenyum tanpa bicara.
