Barney yang sebelumnya sudah dirobek dua bagian oleh gelombang potongan 【Duan Kong Gui Lie Zhan】, saat Xiao Tan menoleh kembali… ternyata sudah pulih seperti semula.
Saat ini, dia berdiri dengan gaya menyilangkan kaki, satu tangan menekan bahu Akechi Shin, tangan lainnya memegang wortel yang entah dari mana dikeluarkan, siap dimasukkan ke mulut.
Dari gerakan bibir, dia kembali mengucapkan kalimat itu kepada sang Leader di Periode Negara Berperang: "What's up, Doc?"
"Tidak mungkin..." Menghadapi pemandangan yang terasa familiar ini, Akechi Shin gemetar antara kaget dan marah; sama seperti sebelumnya, bahunya yang ditindih Bugs Bunny membuatnya tak bisa bergerak, "Bahkan Empat Pilar sekalipun tak mungkin selamat tanpa cedera setelah menerima serangan tajam seperti ini..."
"Ck ck..." Barney mengunyah wortel sambil tertawa, "Kau benar, kawan, tapi... dalam pertarungan nyata, cara berpikir komparatifmu ini sama sekali tak berarti."
Saat ini, Takeda Satoshi dan Uesugi Jin sama-sama roboh di tanah karena kelelahan spiritual dan fisik yang ekstrem, tak bisa ikut campur. Maka Barney berbicara dengan sangat santai, bahkan tempo bicaranya pun tidak terburu-buru.
"Jika harus diumpamakan, kemampuan pertahanan level Empat Pilar ibarat logam keras; sedangkan aku hanyalah plastik." Barney menjelaskan dengan tenang, "Dalam menghadapi sebagian besar serangan, logam memang menunjukkan performa lebih baik daripada plastik. Namun... ada satu pengecualian, yaitu ketika bertemu HF (asam hidrofluorik)." Dia berhenti sejenak, menatap Akechi Shin sambil tersenyum, "Jurus temanmu itu... bagaikan HF; bahkan logam pun bisa terkikis, tapi... tak berpengaruh pada plastik."
"Kau..." Akechi Shin mulai menyadari, "Serangan tajam tak mempan padamu..."
"Hah..." Barney hanya tersenyum tanpa menjawab.
Dia sengaja tidak memberikan jawaban pasti untuk menghindari posisi pasif jika bertemu lagi di masa depan.
Sebenarnya... Barney bukanlah "kebal terhadap serangan tajam". Jika dia benar-benar kebal terhadap segala jenis tebasan, dia tidak perlu menghindar dan mengelak selama pertarungan sengit dengan Oda Ai sebelumnya.
Karakteristik sebenarnya Barney adalah——"kekebalan terhadap serangan tajam yang memiliki kecepatan dan kekuatan di atas level tertentu". Dengan kata lain, saat menghadapi serangan tajam yang tidak terlalu cepat atau kuat... dia tetap bisa terluka. Hanya saja... serangan semacam itu bisa dengan mudah dihindarinya menggunakan kemampuan fisik, sehingga sama sekali tidak mengenai.
"Kau sudah tahu cukup banyak." kata Barney. "Kalau begitu... silakan pulanglah ke duniamu, pengelana antar dimensi."
Setelah berkata demikian, dia mengeluarkan dari belakang punggungnya——ya, tepatnya "dari belakang punggung"——sebuah palu raksasa yang lebih tinggi dari tubuhnya sendiri. Pada palu itu tertulis tulisan "1T (satu ton)".
Akechi Shin belum mengetahui cara meng-counter kemampuan "penekanan satu tangan" Bugs Bunny, sehingga dia hanya bisa berdiri di tempat menyaksikan palu raksasa itu menghunjam ke arahnya.
Bang——
Dentuman keras bergema, dan seorang pemain Periode Negara Berperang lagi dinyatakan tewas.
"Nah, selanjutnya..." Setelah mengalahkan Akechi Shin, Barney menangkulkan palu di bahunya sambil menoleh ke arah Takeda Satoshi dan Uesugi Jin, "Aku akan mengantarkan kalian juga."
Di sisi lain, di area Brother Rabbit...
"Sial!" Melihat rekan satu per satu terbunuh di kejauhan, Oda Ai merasa gelisah dan amarahnya membara.
Namun Brother Rabbit di hadapannya sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk melepaskan diri.
“Kau kuat juga……perempuan muda.” Kak Fa saat ini telah mengaktifkan Teknik Napas Naga dan Mugen Tensei secara bersamaan, bisa menghindar maupun bertahan dengan santai, “Sayangnya, kau terlalu bergantung pada naluri bertarungmu sendiri. Ini justru menjadi beban bagimu.”
“Bicara panjang lebar apa sih……Aku nggak ngerti!” Oda Ai memang tidak tertarik mendengar nasihat Kak Fa. Dia adalah tipe orang yang lebih suka bertindak, ketimbang berhenti untuk berpikir, dia lebih memilih menebaskan pisau beberapa kali lagi.
“Hē hē……” Kak Fa tersenyum melanjutkan, “Kalau begitu akan kujelaskan lebih konkret……” Sambil menangkis serangan, dia berbicara dengan tenang, “Dalam hal pertarungan jarak dekat, kau memiliki bakat yang tinggi. Hal-hal yang perlu dipikirkan sebentar oleh orang biasa, kau sudah tahu hanya dengan mengandalkan insting bawaan. Singkatnya……kau adalah jenius.” Dia berhenti setengah detik, lalu melanjutkan, “Tapi……jenius pun perlu berusaha. Mungkin kau 'tidak perlu berpikir', tapi bukan berarti kau bisa seenaknya 'tidak berpikir'; Yang terakhir……adalah kebiasaan buruk, dan kau sudah mengembangkannya.”
“Omong kosong!” Oda Ai membangkang, “Kalau bisa MENANG tanpa berpikir, ngapain repot-repot mikir!”
“Karena……orang yang berpikir, akan menjadi lebih kuat.” Jawab Kak Fa dengan tenang.
Pada detik ini, ekspresi Oda Ai berubah. Dia menangkap sesuatu dari perkataan lawannya……
“Betul.” Kak Fa juga mulai curiga dengan perubahan ekspresi lawannya, segera menyambung, “Aku... juga jenius.” Nada suaranya tenang, tanpa kesan pamer atau berlebihan, “Aku dijuluki pria dengan bakat terbesar dan jurus termegah dalam 2000 tahun sejarah Pukulan Dewa Bulu Pendek...”
Sambil berbicara, aura tempurnya mulai merayap naik.
“Tapi, jenius... belum tentu bisa menjadi grandmaster.”
Seiring dengan aura tempur, muncul pula gelombang aura pembunuhan yang dahsyat.
“Di dunia ini banyak orang hebat, yang layak disebut jenius juga tak sedikit. Tapi... prajurit kelas satu bisa dihitung jari; yang pantas dijuluki grandmaster... bahkan lebih langka dari bulu phoenix.”
Saat Kak Fa mengucapkan ini, serangan Oda Ai semakin ganas, karena naluri bertarungnya memberi tahu... sesuatu yang sangat buruk akan segera terjadi.
Atau lebih tepatnya... sudah mulai terjadi.
“Jika hanya bicara daya penghancur, kecepatan, atau jurus... mungkin kekuatanmu sudah melebihiku.” Kak Fa dengan santai menghindari kilatan pedang lawannya, “Tapi sebagai prajuirt, tingkat pencapaianmu jauh di bawahku... Bagiku, kau hampir seperti pemula.” Ia menggeleng, “Meski memiliki kekuatan luar biasa, tanpa teknik untuk memaksimalkannya, itu semua sia-sia...”
Ucapan ini seperti tamparan keras bagi Oda Ai yang tinggi hati. Tapi ia tak bisa membantah, karena dalam hatinya tahu... itu semua fakta.
“Tentu saja, semua yang kukatakan mungkin sulit kamu pahami dalam waktu singkat.” Kak Fa sepertinya telah menyelesaikan semua yang perlu dikatakan, lalu...
“Biarkan aku tunjukkan secara langsung... jurang pemisah antara kita sebagai prajurut.”
Di titik ini, aura tempurnya meledak tiba-tiba, jurus pamungkas muncul secara mendadak.
Kak Fa mengembangkan kedua lengannya di depan dada, meneriakkan dengan keras: “Tinju Cepat Pengorbanan Si Pendek!”
Ucapan selesai, jurus pun tuntas.
Posisi Kak Fa tiba-tiba berpindah ke belakang Oda Ai seperti teleportasi, sementara Oda Ai tetap diam di tempatnya... tak bergerak.
“Bagaimana mungkin...” gumamnya dengan wajah kosong menatap ke depan, “...hal seperti ini...”
Dor-dor-dor-dor-dor——
Setengah detik kemudian, rentetan ledakan aura tempur seperti petasan menyambar tubuh Oda Ai. Seolah ditinju puluhan kali dalam sekejap, tubuhnya terlempar sementara nilai kelangsungan hidupnya langsung jatuh ke nol.
