"Huo~ Ini benar-benar..." Menatap telapak tangan yang menghujam ke wajahnya, senyum aneh merekah di wajah Link.
Boom——
Detik berikutnya, ubun-ubunnya remuk dihantam telapak tangan Xiao Wen Cang Tian, kepalanya meledak seperti semangka.
Seandainya ini pertarungan antar pemain, pertempuran mungkin sudah berakhir di sini.
"Tapi Derivator... terutama super Derivator seperti Link, kalau tidak dihancurkan sampai debu, pekerjaan ini belum selesai."
Xiao Wen Cang Tian juga tahu hal ini, karena itu serangannya tidak berhenti.
Dalam hal kemampuan bertarung tangan kosong, dia jelas termasuk top player in game. Merobek Gundam saja bisa, apalagi makhluk humanoid berukuran standar... itu sama sekali bukan masalah.
Seketika, bayangan telapak tangan memenuhi langit, aura tempur bergelora.
Xiao Wen Cang Tian dengan cepat mengurai tubuh Link menjadi ratusan bagian sebesar bola tenis, sambil berputar dan melompat mundur, menarik jarak saat potongan-potongan daging itu berhamburan.
Kuangzong Jianying sangat kompak. Begitu melihat Ketua guild memberi ruang serangan, dia langsung tanpa basa-basi melancarkan tiga jurus.
Seperti kata pepatah: Pedang sepanjang zaman, kilatan pedang gila, jurus pamungkas bagai api, Yang membakar langit.
Tiga jurus 【Empat Yang Membakar Padang】、【Lima Yang Membakar Dataran】、【Enam Yang Membakar Malam】 dikeluarkan berturut-turut, dalam sekejap membakar habis daging Link sampai tak tersisa abu.
"Hah... Berhasilkah?" gumam Kuangzong Jianying sambil menarik napas.
Dalam waktu singkat dia menggunakan enam jurus Sembilan Yang Surga, sekaligus mempertahankan skill teknik ringan kaki untuk melayang - stamina-nya jelas sudah mulai terkuras. Tapi setelah serangan ini, dia tidak segera mencabut skill-nya.
Xiao Wen Cang Tian di sisi lain juga sama, tidak berniat turun ke lantai.
"Karena di hati dia dan Jian Shao sama-sama bertanya: 'Apakah semudah itu?'"
"Hehe... Apakah kalian sedang berpikir..." Benar saja, beberapa detik kemudian, suara Link kembali terdengar, "'Apakah semudah itu?'"
"Di sana!" Reaksi Xiao Wen Cang Tian dan Kuangzong Jianying secara mengejutkan seragam, keduanya langsung mengerahkan gelombang energi ke arah sumber suara seketika mendengarnya.
Namun, ketika mereka mengangkat kepala bersiap menyerang ke atas, mereka justru membeku.
Tampak di ketinggian 7-8 meter di atas mereka, melayang lima bayangan manusia persis sama; lima Link identik, dan yang berbicara... adalah sosok di tengah.
"Memang, tidak akan semudah itu." Dua detik kemudian, Link tersenyum menjawab pertanyaannya sendiri, "Akan kuberi tahu... Kalian tidak mampu membunuhku." Ia membentangkan kedua tangan, menjelaskan dengan antusias, "Di antara 'Tiga Besar' Origin, dalam hal kekuatan data, aku mungkin yang terlemah. Bahkan Ed pun tak bisa menghancurkanku." Ucapannya santai namun sikapnya justru menimbulkan bulu kuduk merinding, "Seperti nama 'LINK'-ku yang mengimplikasikan, yang kalian 'lihat' hanyalah satu mata rantai. Panjang rantai ini tak terbayangkan."
"Kemampuan klon..." gumam Xiao Wen Cang Tian menyaksikan ini, "Berarti yang tadi kita hancurkan adalah palsu."
"Lima ini mungkin juga bukan asli," sambung Kuangzong Jianying, "Pertanyaannya, berapa persen kekuatan klon dibanding entitas aslinya."
“Klon?” Link tertawa, “He he... Kemampuanku dipikir begitu dangkal, sangat mengecewakan.”
Setelah berkata demikian, "lima Link" itu bergerak serempak, dengan kecepatan yang sama berbalik menyerang Xiaozhu dan Jian Shao.
Serangan yang digunakan Link-Link ini masih berupa pukulan dan tendangan sederhana, tidak ada yang istimewa. Hanya saja... setiap dari mereka memiliki kekuatan dan kecepatan setara Derivator level satu spesialisasi bertarung.
“Apa yang terjadi?” [Xiao Wen Cang Tian] menghadapi tiga lawan sekaligus, dalam setiap jurus hatinya berdesir, “Kemampuan fisik ketiganya benar-benar identik, ini... cuma klon?”
Kuangzong Jianying yang bertarung melawan dua lawan di kejauhan, baru beberapa jurus saja sudah menyadari masalah ini.
“Mungkinkah kemampuan makhluk ini adalah replikasi diri?” Ini yang terpikir oleh Jian Shao.
Mereka tidak sempat terlalu lama terbelenggu pertanyaan itu, karena segera kehabisan tenaga untuk memikirkan hal-hal lain...
Sekalipun pemain Top-Tier, kemampuan fisik mereka tidak jauh melebihi Derivator level satu. Dalam kondisi 1 lawan 2-3 seperti ini, pasti akan terdesak.
“Ini tidak bisa! Cepat turun ke lantai!” Belum sampai sepuluh jurus, [Xiao Wen Cang Tian] sudah berteriak memanggil Jian Shao.
Dia paham, bertahan di udara sangat merugikan mereka; pepatah mengatakan kekuatan berasal dari tanah, melayang tidak hanya membutuhkan stamina ekstra tapi juga sulit mencari tumpuan. Jika terus begini, jalan menuju kematian.
“Baik!” Kemampuan udara Jian Shao memang biasa, sudah kewalahan. Mendengar itu, dia menyapu energi pedang ke arah musuh yang sedang mundur, lalu melompat terjun langsung ke bawah.
"Hmph... Bisa dibilang orang pintar juga." Link, atau "para Link" tidak berniat mengejar kedua anggota Jianghu itu, karena saat ini dia sudah memiliki ide yang lebih baik.
Dua detik kemudian, ia menoleh ke Infinite yang sedang berhadapan dengan Xiao Tan: "Infinite... mari kita tukar."
Ucapannya terdengar tidak jelas, kata kuncinya hanya "tukar", tapi Infinite langsung memahaminya.
"Aku juga sedang berpikir hal yang sama," jawab Infinite sambil tersenyum.
Setelah berkomunikasi, mereka langsung bertindak. Lima Link itu berbelok di udara dan terbang langsung ke arah Xiao Tan, sementara Infinite kembali melayang ke atas dan mengalihkan pandangannya ke bawah.
"Awas! Dia akan menyerang lagi!" Kurang dari setengah detik, Qiufeng Se di tengah kerumunan sudah berteriak memperingatkan para pemain untuk bersiap menghadapi serangan bom baru.
Pikachu yang memiliki kemampuan setara penasihat militer langsung menyadari maksud kata "tukar" Link tadi: Link akan menangani Wang Tanzhi yang memiliki kemampuan nyala api hitam, sementara Infinite melanjutkan pembantaian terhadap pemain lain - jelas ini pembagian tugas yang "lebih efisien" dan "logis".
Bagi sebagian besar pemain, "jepretan bom" instan Infinite adalah mimpi buruk; jika dianalogikan dengan jurus game bertarung, ini seperti jurus pamungkas jarak jauh area luas yang memiliki frame start nol (damage langsung aktif saat gerakan dimulai), membuat korban hampir tidak punya waktu reaksi.
"Tentu saja, secara teori, dalam proses Infinit 'bersiap menjentikkan jari' hingga 'berhasil menjentikkan', pasti ada jeda waktu sepersekian detik. Dalam rentang ini, pemain bisa mengamati gerakan halus jarinya untuk menilai apakah dia akan menjentikkan jari, lalu melakukan respons tertentu."
"Tapi... sekalipun ada yang mampu melakukan operasi ekstrem seperti itu, dia tetap harus 'menebak' zona mana yang akan dipicu ledakan oleh jentikan Infinit ini untuk bisa bereaksi secara efektif."
"Singkatnya, tingkat kesulitan mewujudkan hipotesis ini benar-benar di luar nalar."
"Bang——"
"Satu detik kemudian, ledakan kembali terjadi."
"Peringatan Qiufeng Se sangat tepat waktu, namun tidak bisa mengubah situasi yang semakin genting."
"Dentuman ledakan kembali menelan puluhan pemain sebagai korban. Andai kerumunan tidak sudah mulai berpencar, delapan puluh persen kemungkinan ledakan ini akan menimbulkan korban ratusan orang lagi."
"Hehe... Adik Qiufeng..." Di tengah debu yang belum reda, Yu Zhongjichang yang kakinya putus tertgebom merangkak mendekati Qiufeng Se yang sekarat. Dengan senyum getir dia bergumam, "Jangan buang-buang tenaga." Kepalanya menggeleng, "Dalam situasi seperti ini... aku sudah kehabisan akal."
"Batuk... Dor..." Qiufeng yang tergeletak meludahkan darah ke tanah, lalu menyunggingkan senyum pahit. "Benar... Mengetahui kapan harus menyerah, itu juga salah satu kualitas dasar seorang strategis."
"Hmph..." Pada saat itu, ekspresi Yu Zhongjichang berubah sedikit, "Aku agak malu mengatakannya... Di saat seperti ini, tiba-tiba aku merindukan kehadiran orang-orang yang tak pernah mengikuti aturan biasa, tak pernah menyerah, bahkan masih bisa mencela dan mengobrol kosong di ambang kematian."
"Benar..." Qiufeng Se berbisik penuh penyesalan sebelum menghembuskan nafas terakhir, "Meski aku juga tak menyukai orang gila yang selalu mengejek itu... Tapi di saat seperti ini, aku sungguh berharap dia bisa muncul untuk menghukum makhluk yang menyebut diri sebagai Kehidupan Sempurna di langit itu..."
Qiufeng Se tak sempat menyelesaikan ucapannya sebelum tewas akibat luka parah, sekejap mata berubah menjadi cahaya putih.
Di detik-detik terakhir, hatinya dipenuhi penyesalan... Pemain-pemain yang berhasil mereka pimpin melawan pasukan Rong, hampir seluruhnya tewas dalam belasan menit terakhir. Usaha dua strategis ini, di hadapan Infinity, hancur hanya dengan beberapa jentikan jari.
"Ah... Saudara Qiufeng." Yu Zhongjichang menggeleng lesu menatap cahaya putih yang memudar, "Pergilah lebih dulu... Sepertinya aku akan segera menyusul."
