"Feng Bujue!"
Saat itu, kelima anggota Tim Satu Order hampir berseru serempak.
Meski tidak tahu bagaimana Jue Ge bisa "bangkit dari kematian", hati mereka mulai menyadari... mereka mungkin telah terjebak.
Saat perhatian mereka tertuju pada perubahan aneh di tubuh Jing Mo, Feng Bujue telah hidup kembali di tempat lain dan secepat mungkin mengeluarkan harmonika untuk ditiup.
Sekarang, sudah terlambat untuk menghentikannya.
“Anggota tim Order kehilangan fokus selama beberapa detik yang singkat ini, menjadi titik balik krusial.”
“Sekitar lima detik kemudian, suara harmonika berhenti, sosok Feng Bujue menghilang dalam cahaya... Dengan ini, strateginya di ‘Dunia Cermin’ ini bisa dianggap sukses sempurna.”
“Guixiao dan yang lain tidak tahu ke mana Jue Ge melakukan teleportasi, mereka juga tidak perlu lagi memikirkan pertanyaan ini.”
“Kini kayu telah menjadi perahu... Yang bisa dilakukan kelima mereka hanyalah menerima realitas dan menyesuaikan diri dengan situasi.”
“Lupakan, jangan urusi Feng Bujue lagi...” Wu Si Can Xuan memang pantas menyandang gelar Leader, langsung memberi perintah setelah tenang, “Sashimi, Guixiao, kalian segera dengarkan dan amati... Cari tahu dulu latar belakang monster ini.”
“Aku sudah mendengarkan sejak tadi.” Sashimi menjawab dengan wajah muram.
“Aku juga sudah mengamati sejak lama.” Ekspresi Guixiao saat menjawab juga sama gelapnya.
“Ekspresi mereka yang seperti ini, di satu sisi karena kaburnya Feng Bujue membuat frustasi, di sisi lain karena...”
“Tapi...” Sashimi segera menambahkan, “Setelah botol darah Feng Bujue menempel pada monster itu, aku tidak bisa ‘mendengar’ suaranya lagi.” Ia berhenti sejenak, “Sekarang, yang kudengar dari monster itu... justru suara tubuhku sendiri.”
“Aku juga.” Satu detik kemudian Guixiao menyambung, “Saat mengamati ‘Cermin Iblis’, seperti berkaca—yang terlihat semua dataku sendiri.” Nadanya jarang terdengar tegang, “Ini belum pernah terjadi sebelumnya...”
“hē hē……” Hingga saat ini masih bisa tertawa, tentu saja adalah Meng Jingchan, “Artinya, ‘Enam Jalan Cermin’ ini telah memblokir kemampuan deteksi kalian berdua.”
“Halo-halo~ Ada yang lucu apa ini?” Sashimi mengernyitkan matanya, “Ini situasi yang sangat buruk...”
“Sial...” Guixiao meludah kesal, “Intinya, kita jelas terjebak oleh si Feng. Dari awal dia sudah merencanakan untuk menggunakan darah dan nyawanya sendiri untuk menyempurnakan evolusi ‘Enam Jalan Cermin’, makanya dia melakukan aksi bunuh diri itu.”
“Hmm...” Drunk Lying Melancholy merenung, “Kalau begitu, tadi dia menyerang ke arahku... bukan karena menganggap posisiku lemah, tapi karena sejak awal sudah memutuskan untuk bergerak ke arah cermin iblis itu.”
“Eh? Aneh nih.” Di sisi lain, saat Guixiao selesai bicara, Wu Si Can Xuan teringat sesuatu. Dia segera berkata pada rekan tim, “Jika rencana Feng Bujue adalah menggunakan tangan cermin iblis untuk membasmi kita, kenapa dia tidak mencoba menyakiti kita selama proses ‘bunuh diri’-nya?” Dia berhenti setengah detik, “Dengan mengorbankan diri sepenuhnya, setidaknya dia bisa memberikan damage pada orang di depannya kan?”
“Ha!” Meng Jingchan tertawa terbahak, “Can Xuan, kau salah menafsirkan niat Saudara Feng...”
“Oh?” Wu Si Can Xuan mengernyitkan alis, “Niat apa?”
“Ha... Kalian masih ingat kalimat pertamanya itu kan?” Meng Jingchan mengingatkan.
Begitu kata-katanya meluncur, keempat rekan timnya langsung berubah ekspresi.
……
“Kurasa... dengan kekuatan kalian, seharusnya bisa membunuh 'New God' ini sejak dalam buaian.”
……
Hampir bersamaan, kalimat ini melintas di otak mereka.
“Dia...” Wu Si Can Xuan bergumam penuh pertimbangan, “Dia tidak ingin Mirror Demon membunuh kita, tapi justru ingin KITA yang membunuh Mirror Demon?”
“Benar.” Meng Jingchan mengangguk membenarkan.
“Tapi...” Sashimi menyanggah, “Kalau tujuannya adalah membasmi Mirror Demon, kenapa repot-repot memfasilitasi evolusinya?”
“Itu harus kau tanyakan langsung padanya. Aku bukan cacing dalam perutnya.” Meng Jingchan membentangkan kedua tangan dengan santai, “Mungkin dia ingin kita dan monster itu saling melukai, tapi merasa monster itu belum cukup kuat sehingga melakukan ini; atau... dia sengaja ingin monster itu terbunuh dalam kondisi 'evolusi sempurna' untuk tujuan tertentu.” Dia mengangkat bahu, “Tapi bagaimanapun, menurut perasaanku... Feng Bujue tidak terlalu peduli dengan hasil pertarungan ini; entah pihak mana yang menang, dia bisa menerima. Karena... saat dia berhasil menciptakan situasi ini dan kabur dari ruang ini, kita sudah tidak bisa memengaruhi 'skema besar' yang ada di benaknya lagi.”
“Ah~ Semakin aku dengar dan pikirkan, semakin kesal rasanya!” Guixiao mengangkat kedua tangannya, garuk-garuk rambut di kepalanya, “Tidak bisa! Aku harus memukul sesuatu untuk meluapkan emosi!” Usai berkata, pandangannya sudah beralih ke Enam Jalan Cermin yang berjarak puluhan meter.
Tapi... Setengah detik kemudian, ekspresi Guixiao berubah drastis. Dengan langkah kosong di udara, ia menjauh beberapa meter dari iblis cermin.
“Ada apa?” Rekan-rekan timnya tak merasakan apa-apa, tapi melihat reaksi Guixiao, mereka pun siaga.
“Tadi itu...” Guixiao membelalakkan mata ke arah iblis cermin, bergumam pelan.
“Itu aura pembunuhanmu sendiri.” Kali ini, Enam Jalan Cermin akhirnya berbicara.
Suaranya menyatu antara feminin dan maskulin, bernada aneh dan menyedihkan. Setiap kata seolah bergema dari dalam cermin, kadang dekat kadang jauh... Sekadar mendengarnya saja sudah membuat merinding.
“Ha...” Tiba-tiba makhluk itu tertawa pendek, “Ditantang mundur oleh aura pembunuhanmu sendiri, menyenangkan bukan?”
“Brengsek...” Guixiao yang sedang emosi semakin tersulut oleh ejekan iblis cermin, “Akan kuhancurkan kau jadi serpihan kaca...”
“Tunggu sebentar!” Saat pria 160cm itu hendak menyerang lagi, Kak Zen menghadang di depannya, menghentikan tindakan gegabahnya.
"Hehe..." Meng Jingchan menghentikan Guixiao, lalu tersenyum lebar ke arah Jingmo, "Saudara... Jingmo. Kita tidak punya dendam masa lalu atau konflik sekarang denganmu. Tidak ada alasan untuk saling bunuh, kan?"
Begitu dia bicara setengah kalimat, rekan-rekan tim langsung paham maksudnya. Jelas... Kak Zen mencoba menyelesaikan masalah dengan diplomasi sebelum bertindak.
"Bagaimana kalau kita bernegosiasi..." Lanjut Meng Jingchan, "Kamu antar kami keluar dari ruang ini, atau tunjukkan jalan keluar. Lalu kita berpisah, air sumur tak mengganggu air sungai."
"Hmm..." Mengejutkannya, Jingmo ini ternyata bukan tipe iblis tak berakal. Dia benar-benar mempertimbangkan proposal Kak Zen.
Tapi saat para anggota Order merasa pertempuran bisa dihindari, kedatangan tamu tak diundang... menghancurkan harapan terakhir mereka.
"Ha——"
Seketika, teriakan menggelegar itu merobek ruang-waktu.
Siluet lincah menerobos keluar dari kekosongan.
"Wahahaha..." Asura yang terbang dari celah data tertawa gila, "Kupikir takkan bisa keluar! Akhirnya berhasil membuat celah!"
Kebetulan... dia muncul tepat di depan Jingmo. Sambil bicara, dia langsung menyambar ke arah Jingmo.
"Gila! Benda apa ini?!"
“Bayangkanlah, Asura yang secara aktif menyambar ke lapisan data dalam perang melawan Derivator, dan berkeliaran dengan liar di dalamnya untuk waktu yang lama… Saat akhirnya ia kembali ke wujud fisik, tiba-tiba muncul entitas yang 0% mirip manusia, 100% menyerupai hantu, berpenampilan mengerikan dengan aura iblis yang mencekik.”
“Lalu, apa reaksi pertamanya?”
“Ah——”
Setengah detik kemudian, Asura mengeluarkan teriakan panik.
Dalam kilatan listrik dan percikan api itu, ia merasakan niat jahat yang melonjak drastis dari monster di depannya, yang dalam sekejap berubah menjadi aura pembunuhan.
Baru setelah kejadian, Asura menyadari… Niat jahat yang dirasakannya sebenarnya berasal dari dirinya sendiri; "pikiran" yang dipantulkan oleh 'Cermin' ini justru memicu reaksi balik pada dirinya… Dalam efek interaksi timbal balik ini, aura pembunuhan terakselerasi dengan cepat.
Tentu saja, Asura saat itu tidak mengetahui semua ini, sehingga reaksinya pun sangat sederhana…
“Dasar monster jelek! Mengintai aku ya? Siapa takut!” Tinjunya langsung melesat, dalam kepanikan ia langsung menggunakan Skill Level S, “Rasakan Jurus Phoenix Dominasi Asura-ku!”
