Waktu yang dibutuhkan Feng Bujue untuk kembali dari Ruang Eksperimen No.1 ke ruang operasi hanya dua menit. Selama perjalanan, ia hanya melambat sedikit saat melewati ambang pintu ruangan berpatung, selebihnya ia berlari sekuat tenaga.
Meski demikian, di tengah jalan tubuh E107 mulai bergerak... Untungnya Jue Ge telah mengantisipasi hal ini dengan mengikatnya sangat kencang, sehingga bagaimanapun tubuh itu menggelepar tak akan jatuh dari kereta dorong.
Dor——
Saat ini, Feng Bujue sudah tidak khawatir lagi tentang masalah menimbulkan suara. Ia mendorong kereta langsung menerobos pintu geser dan masuk ke ruang operasi.
Begitu masuk, ia segera mendorong kereta ke samping tempat tidur pasien, lalu mengambil tirai yang telah dilepas sebelumnya dan cepat-cepat menutupkannya di atas kereta dorong.
Tubuh E107 masih bergerak-gerak di bawah tirai selama sekitar setengah menit, lalu... benar-benar diam.
"Huu……" Feng Bujue menghela napas panjang, berkata, "Bagus, rencananya berjalan lancar." Ia menolehkan wajah ke arah kepala E107, "Sejujurnya, jika tubuhmu berhasil melepaskan diri dari kereta dorong di koridor, itu akan merepotkan." Ia membentangkan kedua tangan, "Aku tidak yakin bisa menarik tubuhmu yang sedang bergulat kembali hanya dengan tangan kosong. Jika benar terjadi... mungkin aku harus memecahkan semua lampu di koridor dan mengangkutmu lagi setelah tubuhmu berhenti."
E107 adalah pendengar yang baik karena tidak bisa bicara, hanya bisa memandangi Jue Ge dengan tatapan penuh harap.
"Sekarang pasti kau berpikir... untuk apa aku mengambil tubuhmu, ya?" Feng Bujue tidak membutuhkan banyak respons karena sangat mahir membaca pikiran orang.
E107 mengedipkan mata sekali mendengar itu.
"Hē hē... Sebenarnya ini jelas, bukan?" Feng Bujue tertawa melanjutkan, "Aku akan menyambungkan kepalamu kembali ke tubuhmu."
Seketika, E107 membelalakkan mata dengan tatapan bingung ke arah Jue Ge, sesekali melirik ke arah tubuhnya sendiri.
"Kau ingin bertanya... apakah ini mungkin?" Jue Ge bertanya lagi.
E107 mengedipkan mata sekali.
"Hmph……" Feng Bujue tersenyum, "Aku juga tidak tahu berapa tingkat keberhasilannya, tapi……" Katanya dengan nada santai, "Apakah itu benar-benar penting?"
E107 tidak menunjukkan reaksi.
"Mampu menyambungkan kembali kepala memang bagus, tapi kalau selama proses penyambungan kamu tidak sengaja tewas..." Feng Bujue melanjutkan, "Lalu bagaimana?" Ia memiringkan kepala, "Bukankah masih lebih baik daripada mempertahankan kondisi menyedihkanmu sekarang?"
Meskipun Jue Ge berbicara tentang hidup mati orang lain dengan santai, ucapannya memang masuk akal... E107 juga merasa, daripada hidup seperti ini, lebih baik cepat-cepat mati. Karena itu, ia segera mengedipkan mata kuat-kuat ke arah Jue Ge.
"Baik, sepertinya kamu setuju. Kalau begitu... tidak boleh ditunda lagi." Feng Bujue langsung bertindak, berbalik lalu mengangkat tubuh E107.
Postur fisik Jue Ge sekarang cukup baik, di realitas bisa dibilang cukup kuat. Hanya butuh belasan detik ia sudah menggotong tubuh E107 ke tempat tidur pasien.
Saat ini, kaki kanan E107 sudah dipindahkan oleh Feng Bujue, papan tempat tidur kosong. Setelah merebahkan tubuh E107, Jue Ge langsung melepas kepala itu dari penyangga kepala tempat tidur dan mencabut semua pipa di bawah tengkorak.
Pada detik itu, wajah E107 menunjukkan ekspresi kesakitan, tapi tidak berlangsung lama... Kurang dari dua detik, Jue Ge sudah menyambungkan kepalanya ke tubuh. Saat luka di leher bersentuhan, E107 langsung tidak merasakan sakit sama sekali.
"Ghrr- ugh..." Kemudian E107 berbaring tenang, dari tenggorokannya terus terdengar suara aneh.
"Feng Bujue tidak mencoba menghentikannya, hanya menghitung waktu dalam hati: 'Kali ini tubuh tidak menunjukkan reaksi menggelepar spontan, artinya... sistem saraf telah menyelesaikan perbaikan diri, memungkinkan otak mengambil alih kembali komando.'" Memikirkan hal ini, dia diam-diam merenung, "Ha... Dalam arti tertentu, obat bernama VNO-9 ini seharusnya dianggap sukses."
Dalam beberapa menit berikutnya, luka di leher E107 sembuh dengan kecepatan yang terlihat mata telanjang. Beberapa menit sebelumnya, kepala yang terpisah dari tubuhnya masih terlihat sangat lemah, tapi sekarang jelas telah pulih ke penampilan sekitar usia tiga puluh tahun.
"Ehem... Ehem-ehem..." Lima menit kemudian, disertai serangkaian batuk, E107 mulai bergerak.
Hal pertama yang dilakukannya adalah mengangkat tangan dan secara instingtif meraba lehernya sendiri, kemudian menggunakan sikunya untuk menopang tubuh dan duduk.
"Terima kasih." Ini adalah kalimat pertama yang diucapkan E107 kepada Feng Bujue setelah membuka mulutnya.
"Sama-sama." Feng Bujue menjawab, "Boleh tahu nama resmi Tuan?"
"Namaku Igor." Igor membalas, lalu bertanya balik, "Dan kamu?"
"Feng Bujue." Bagaimanapun sistem akan menerjemahkannya, Feng Bujue langsung menjawab seperti itu.
"Halo, Feng Bujue..." Igor melanjutkan, "Ngomong-ngomong... Kamu juga subjek eksperimen, kan?"
"Aku..." Akting Jue Ge langsung muncul, "Tidak ingat..." Dia membuat ekspresi wajah seperti orang yang hilang ingatan, tatapan dalam dan raut wajah serius, "Saat aku sadar, aku menemukan diriku dan tubuhmu tergeletak di Ruang Eksperimen No.1 di ujung koridor."
"Begitu ya..." Igor menunjukkan tatapan penuh simpati, "Lalu bagaimana kau bisa kabur?"
"Dengan ini." Feng Bujue mengeluarkan belenggu dari sakunya, mengayun-ayunkannya di depan Igor, "Aku membongkar pintunya."
"Oh? Kau tukang kunci?" tanya Igor.
"Itu tidak penting." Jue Ge tidak berniat membiarkan pertanyaan terus mengalir, apalagi pertanyaan Igor semakin melenceng, "Yang penting... sebenarnya apa yang terjadi di sini?"
"Oh! Benar!" Igor tiba-tiba menunjukkan ekspresi panik, "Para 'Iblis' itu! 'Setan'! Mereka tiba-tiba muncul... membunuh... membunuh semua peneliti!" Seolah mengingat sesuatu yang mengerikan, seluruh tubuhnya gemetar, nada suaranya tanpa sadar meninggi.
"Tenanglah Igor, tarik napas dalam-dalam..." Feng Bujue tetap tak tergoyahkan, berbicara dengan nada sangat tenang, "Kita aman sekarang, jangan panik..." Sikapnya yang luar biasa dingin dan perkataannya memiliki kekuatan yang menenangkan, "Apa yang terjadi tadi, tolong ceritakan perlahan dan detail padaku..."
“Haa……Haa……” Igor segera menarik napas dalam beberapa kali, sedikit menenangkan diri. Kemudian, ia menatap mata Jue Ge dan berkata, “Itu... itu iblis... pasti!”
“Iblis apa? Seperti apa bentuknya? Melakukan apa?” Feng Bujue paham, menghadapi orang yang bicaranya kacau seperti ini harus memberikan panduan logika dan sistematika jawaban.
“Ya... yaitu yang tadi... saat kau bersembunyi di bawah tempat tidur, yang masuk ke sini,” jawab Igor. “Me...mereka membunuh semua peneliti!”
“Kau melihatnya?” tanya Feng Bujue.
“Aku...aku...” Igor menelan ludah, “Saat itu... aku bangun dari koma, me...menemukan tubuhku hilang, dan ingin berteriak tapi tak bersuara.” Ia tak sadar meraba lehernya sendiri, “Mereka mematok kepalaku di bingkai tempat tidur, sepertinya ingin membedah kakiku dulu...”
“Oh, benar. Kakimu.” Feng Bujue mendengar ini, dengan santai mengulurkan tangan mengambil kaki Igor dari nampan di sampingnya, “Coba, seharusnya bisa disambungkan kembali.”
Igor masih dalam kondisi duduk di tempat tidur pasien. Melihat Jue Ge mengulurkan kaki itu, ia menerimanya dengan kaku, lalu... mencoba menyambungkannya di luka betisnya.
“Lanjutkan. Setelah ingin membedahmu, lalu?” Feng Bujue segera mengingatkan saat lawan bicaranya berhenti bercerita.
"Hm… Lalu… lalu…" Igor terdiam sejenak, mengumpulkan pikirannya sebelum melanjutkan kisahnya, "Tiba-tiba terdengar suara tombak dan jeritan penjaga di luar… Lalu, aku… aku melihat…" Ekspresinya semakin ketakutan seolah mengingat sesuatu yang mengerikan, "'Mereka' menerobos masuk…"
"Mereka?" Feng Bujue mengulangi kata itu, "Lebih dari satu ya?"
"Ya, waktu itu ada dua… atau tiga, aku tidak jelas melihat." jawab Igor.
"Oke." Feng Bujue melanjutkan pertanyaannya, "Setelah mereka masuk, lalu?"
"Tiga peneliti di ruangan itu bengong ketakutan. Salah satu mencoba kabur, tapi dihantam gerakan tangan iblis itu… badannya terbelah dua di pinggang." Igor menjelaskan, "Dua lainnya lunglai di lantai, lalu diseret keluar oleh dua iblis…"
"Tunggu dulu…" Feng Bujue menangkap kejanggalan, "Kalau ada yang terbelah dua, lalu… bekas darahnya?"
"Ini bagian paling menyeramkan!" Wajah Igor memucat sambil berkeringat dingin, "Dia sama sekali tidak berdarah!"
"Oh?" Ekspresi Feng Bujue berubah, "Maksudmu, tubuhnya terbelah tapi tak ada darah yang mengalir?"
"Benar!" Igor tegas menjawab, "Setelah bagian atas dan bawah tubuhnya dipisahkan iblis, lukanya tertutup zat hitam. Tak ada darah atau jeroan yang keluar. Bahkan… dia masih bisa bergerak."
"Ooh…" Feng Bujue mengangguk, "Lalu apa yang terjadi selanjutnya?"
“Kemudian... para iblis menyeret semua peneliti keluar... baik yang utuh maupun yang terbelah dua...” jawab Gol. “Setelah itu, sekitar lebih dari satu jam kemudian, kamu masuk...”
“Kalau begitu, belum tentu mereka sudah mati...” sambung Feng Bujue.
“Tidak, orang yang dibawa iblis akan diseret ke jurang kegelapan!” kata Gol dengan ekspresi serius. “Mereka pasti sudah...”
“Masih ada satu pertanyaan.” Feng Bujue tidak berniat mendengar omong kosong takhayul feodal itu, ia menyela. “Kenapa... kamu tidak ikut dibawa?”
Pertanyaan ini membuat ekspresi Gol berubah, terjebak dalam kesunyian.
Beberapa saat kemudian, ia menatap kaki kanannya yang perlahan pulih sensasinya, bergumam: “Mungkin... aku juga sudah menjadi iblis...”
“Hē hē...” Feng Bujue tertawa. “Tidak, kamu bukan iblis.”
“Bagaimana kamu tahu?” balas Gol dengan nada emosional. “Kamu lihat sendiri tadi, kepalaku sudah terpenggal tapi aku masih hidup!”
“Hal itu tidak ada hubungannya dengan statusmu sebagai iblis.” Feng Bujue tetap tenang. “Kamu selamat karena...” ia menunjuk wadah berisi cairan hijau di samping. “Tubuhmu telah mengalami perubahan aneh di bawah pengaruh VNO-9.”
"Jadi... benda apa itu sebenarnya?" Igor menopang dahinya dengan ekspresi kesakitan, "Awalnya mereka bilang aku di sini untuk mendapatkan bantuan medis. Karena aku terluka dalam perang, sakit parah, dan tidak punya keluarga... makanya dapat 'kesempatan berharga' ini." Dia berhenti setengah detik, tangan di sampingnya tiba-tiba mengepal, "Tapi setelah datang... mereka menyuntikkan racun terkutuk itu! Mengubahku jadi monster!"
Sambil berkata demikian, tinjunya yang terkepal menghantam keras kabinet rendah di samping tempat tidur. Tak disangka... pukulan itu membuat lubang di bagian atas kabinet.
"Itu bukan racun." Feng Bujue melirik kabinet itu, menyambung, "Tapi semacam obat yang masih dalam tahap eksperimen..."
"Bagaimana kau tahu?" Kilau curiga langsung muncul di mata Igor.
"Ha... tenang, aku bukan bagian dari mereka." Feng Bujue paham kecurigaan lawan bicaranya, tersenyum santai, "Aku hanya membuat deduksi berdasarkan catatan eksperimen dan pengamatan pribadi." Dia berhenti dua detik, melanjutkan, "Kurasa... ramuan VNO ini awalnya dirancang untuk meningkatkan kekuatan tempur prajurit. Tapi formula yang digunakan masih banyak masalah atau cacat, jadi... formula nomor 1 sampai 8 semuanya gagal."
Sambil mengangkat alis ke arah Igor, Jue Ge menambahkan: "Tapi VNO-9 ini, setidaknya pada dirimu... bisa dibilang eksperimennya berhasil."
“Berhasil mengubahku menjadi monster?” Igor bertanya.
“Tidak, bukan monster, prajurit super.” Feng Bujue menyambung, “Buanglah prasangka agamamu dan pengetahuan umummu, lalu renungkan lagi...” Ucapannya penuh daya hipnotis, “Sekarang kau memiliki kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan kemampuan regenerasi diri yang luar biasa. Bahkan jika menginjak ranjau darat atau terkena tembakan meriam di medan perang...selama kepala tidak rusak, ada peluang besar untuk pulih sendiri.” Ia melirik wadah berisi VNO-9, “Semua ini berkat obat itu.”
Setelah pidato Jue Ge, Igor kembali terdiam.
Beberapa saat kemudian, ia bersuara lagi sambil mendengus dingin: “Hmph... Jadi aku harus berterima kasih pada mereka?”
“Tidak perlu.” Kata Feng Bujue, “Kau tidak secara sukarela ikut eksperimen ini, kau hanya dijadikan tikus percobaan...Yang patut kau syukuri adalah dirimu sendiri; Tubuhmu menanggung risiko sebanding saat mendapatkan kekuatan ini...Terus terang, kesalahan sekecil apapun dalam proses eksperimen bisa menyebabkan kematianmu. Keberadaanmu sebagai prajurit super sekarang bergantung pada kemampuan adaptasi tubuh dan...sedikit keberuntungan.”
