Setelah Feng Bujue menyelesaikan pilihannya，set kartu 【JOY4】di tangannya segera berubah menjadi cahaya putih dan menghilang.
Karena mekanisme pembentukan perlengkapan di Ruang Penyimpanan telah berubah，tidak akan muncul pilar cahaya putih tiba-tiba di ruangan.
Jue Ge menunggu beberapa detik，melihat sekeliling tak ada perubahan，kemudian kembali mendekati laci besi di dinding...
"Seharusnya ada di sini..." gumamnya sambil menarik tuas besi itu.
Benar, peralatan yang ditukar dengan set kartu juga diperbarui di dalam sini.
Kleng——
Saat laci terbuka, benda itu langsung muncul di depan mata Jue Ge.
"Hmm..." Begitu Feng Bujue melihat benda itu, bahkan tanpa memanggil menu penjelasan, dia langsung tahu nama item ini.
Secara keseluruhan, benda itu berbentuk silinder menyerupai boneka.
Badan utamanya berupa silinder oranye kemerahan dengan tutup atas berdaging setengah lingkaran yang bergambar dua mata dan satu mulut.
Dua matanya adalah tatapan ikan mati yang khas...
Mulutnya hanya berupa garis horizontal sederhana.
Di kepala setengah lingkaran ini hanya ada dua mata dan satu mulut, tanpa hidung, telinga, alis... atau detail lainnya.
Di kedua sisi silinder ini terdapat dua tongkat berdaging seukuran sumpit yang berfungsi sebagai "lengan". Tanpa detail apapun, kedua lengan ini terpasang dengan sudut 70 derajat dari badan.
【Nama: JUST WE】
【Jenis: Senjata Kompleks】
【Kualitas: Legendary】
【Kekuatan Serangan: ???】
【Daya Tahan: ???】
【Atribut: Api】
【Efek: Eksistensinya lebih kuat dari bayangan, fungsionalitasnya lebih besar dari tampilan】
【Syarat Peralatan: Karena sudah terikat, pakai saja (Terikat setelah diambil)】
【Catatan: JUST WE tetaplah JUST WE, tidak agung maupun hina.】
“Oh... Benar-benar JUST WE.” Feng Bujue mengambil benda itu sambil tersenyum.
Detik berikutnya...
“Ini benar-benar mengecewakan!” Teriaknya keras, “Ini disebut kualitas Legendary? Ini layak disebut peralatan? Mau dipasang di mana? Apa harus dimasukkan ke dalam 【——】 dan dibawa jalan? Deskripsi efeknya sama sekali tidak masuk akal! Kolom 'Syarat peralatan' itu maksudnya menghiburku? Jangan-jangan konteks 'karena sudah tertipu, lebih baik ikhlas saja' ini bukan ilusiku? Catatan terakhir ini apaan?! 'JUST WE tetaplah JUST WE, tidak agung maupun hina'... Omong kosong!”
“Haa... haa...” Jue Ge menghela napas panjang setelah mengucapkan monolog itu, terengah-engah selama beberapa detik.
Setelah meluapkan emosinya, dia mulai sedikit tenang...
“Huu... Sudahlah... Ini takdir.” Dia menghela napas dan memasukkan JUST WE ke dalam tas, “Ini peralatan tingkat Legendary, pasti ada gunanya... Ya... Pasti.”
Meski begitu meyakinkan diri, dalam hati dia tahu... mungkin dia telah mengalami "Risiko" saat menukar set kartu 【JOY4】, mendapatkan hadiah yang menyebalkan.
Dengan ini, Feng Bujue menyelesaikan klaim hadiah setelah quest berakhir. Dia memeriksa waktu nyata, sudah dua tiga jam sejak login.
Mengingat "uji coba terbatas waktu" 48 jam ini menggunakan perhitungan waktu nyata, Jue Ge memutuskan untuk logout dulu.
"Dua tiga jam ini, anggap saja sebagai waktu untuk mengenal lingkungan baru." Selanjutnya, dia berencana login sepenuhnya menggunakan Mode Tidur — toh sama-sama bermain, menggunakan Mode Tidur untuk mengkonsumsi waktu eksperimen jauh lebih menguntungkan.
……
Setelah koneksi saraf terputus, Feng Bujue membuka kapsul game dan duduk tegak.
"Hmm..." Gumamnya sambil menggelengkan kepala setelah duduk tegak, "Datang lagi..."
Jue Ge sudah lama menyadari bahwa setiap kali menggunakan Mode Non-Tidur untuk bermain, dalam beberapa menit pertama setelah terputus, selalu muncul perasaan aneh...
Bukan pula rasa pusing, melainkan semacam "ketidakselarasan" yang samar.
Ketika Feng Bujue masih orang normal dulu, dia takkan menyadari keanehan ini. Tapi... setelah melalui "pengembangan" bergiliran oleh para makhluk seperti Gu Chen, Qi Zhi, Woody, Simon, kini Jue Ge adalah pria yang bahkan bisa merasakan rotasi bumi. Karenanya, dia bisa jelas merasakan "ketidakselarasan" ini...
"Merasakankah?"
Tepat saat Jue Ge merenung, tiba-tiba suara seorang pria terdengar di telinganya.
"Gila?!" Terkejut, Feng Bujue menoleh ke sumber suara dan terbelalak melihat pria berjas rapi duduk di sofa ruang tamu.
"Kutanya... bagaimana kau masuk?" Begitu melihat itu adalah Gu Chen, Jue Ge langsung berseru, "Dan... kenapa aku sama sekali tak menyadari kedatanganmu?"
“Kunci rumahmu sudah lama aku punya.” Gu Chen menjawab dengan tenang, “Bahkan tanpa itu… masuk ke sini tetap semudah membalik telapak tangan.” Dia mengangkat bahu, “Soal kenapa kamu tidak menyadari kehadiranku… penjelasannya rumit, anggap saja ‘teknik ringan kaki’-ku hebat.”
“Hmm…” Feng Bujue mengernyitkan matanya sambil keluar dari kapsul game, “Ternyata kamu juga jagonya menyusup ke rumah orang ya.”
“Tidak, bukan.” Gu Chen menyambung, “Kalau kamu masuk rumah orang tanpa izin, itu disebut ‘menyusup’. Kalau aku yang melakukannya, itu disebut ‘menjalankan tugas’.”
“Hē hē…” Feng Bujue tertawa kering dua kali, “Kalau begitu… tugas apa yang sedang dijalankan Kepala Bagian hari ini?”
Gu Chen menatap mata Jue Ge beberapa detik dalam diam, lalu berkata: “Kedatanganku hari ini… urusan pribadi.” Matanya melirik jam dinding, “Sudah hampir pukul enam. Mari ngobrol sambil makan.”
“Oh?” Feng Bujue tersenyum, “Asyik juga~” Ekspresinya meski tersenyum, matanya sama sekali tak menunjukkan kebahagiaan, “Mau mentraktirku makan di hotel mewah pakai uang dinas?”
Gu Chen berdiri dan berjalan ke arah dapur sambil berkata: “Tadi aku mampir ke pasar.”
“Hah?” Pandangan Feng Bujue mengikutinya, langsung menangkap beberapa kantong plastik di atas meja masak.
“Aku sudah bilang ke istri, hari ini tidak pulang makan malam, jadi makan seadanya di sini…” Gu Chen bicara setengah jalan sambil masuk ke dapur dan mengikat celemek, “Setelah menikah jarang ada kesempatan masak sendiri, jadi kemampuannya mungkin agak turun. Kamu bantu aku.”
“Hei…” Jue Ge terkejut, “Kamu masuk rumah orang seenaknya, maksa belanja dan masak, bahkan ikut makan… Lalu masih minta tuan rumah bantu masak?”
“Jadi kamu mau bantu atau tidak?” Gu Chen balas bertanya santai.
Feng Bujue berpikir dua detik, matanya melotot seperti ikan mati, lalu berjalan ke dapur: “Hah… menu menu…”
“Iga babi tumis daun bawang…” Gu Chen langsung merespons, “…Mapo Tahu, telur kukus daging, plus sup jamur.”
Saat bicara, tangan kiri Gu Chen sudah memegang mangkuk transparan besar untuk mengocok telur, tangan kanannya mengambil telur dan diketuk dengan gaya kocok satu tangan yang gagah.
Lalu… telur itu remuk se-mangkuk.
Saat telur beserta cangkang dan kuningnya jatuh ke mangkuk, suasana dapur tiba-tiba jadi sangat aneh…
Setelah keheningan canggung yang panjang, Feng Bujue menggerakkan sudut mulutnya sambil melirik sinis ke Gu Chen: “Aku mau tanya… sebenarnya tingkat kemampuan masakmu sebelum ‘turun’ itu seperti apa sih?”
Gu Chen tetap mempertahankan sikap tenangnya, mengambil lap dan menggosok tangannya, lalu menjawab dingin: "Kau tahu mi instan yang direbus lebih enak daripada diseduh biasa, kan?"
"Omong kosong! Siapa yang nggak tahu?!" Feng Bujue terkejut, "Jadi 'keahlian' yang kau banggakan cuma sebatas merebus mi instan?! Dengan modal segitu berani beli bahan empat lauk dan ngajak ke rumah orang?! Masih berlagak sok jago suruh orang bantu masak?!"
"Hmph..." Gu Chen mengabaikan celaan Jue Ge, mendengus dingin, "Sebagai catatan... Saat merebus mi, kurangi airnya agar teksturnya lebih kenyal."
"Catatan apaan?! Ngomongin mi instan melulu!" Feng Bujue menuding ke arah Gu Chen, "Sudah kubilang itu bukan pengetahuan istimewa! Sikap sok hebatmu ini maksudnya apa?!"
Gu Chen menggelengkan kepala, tetap tak tergoyahkan: "Nak, kau terlalu naif... Teknik sejati yang mendalam ada pada tingkat penyempurnaan yang kembali ke kesederhanaan. Trik seperti 'membuat bakpao tersenyum' atau 'membuat pangsit bergerak' itu cuma pencarian sensasi belaka."
"Dasar tukang gebuk telur aja berkoar..." Telur Feng Bujue sendiri mulai berdenyut nyeri, "Kau pikir aku nggak tahu ini jurus lawas dari komik masak puluhan tahun lalu yang kau jadikan bahan ejekan?"
"Jangan hiraukan detail-detail itu." Gu Chen menyambung, "Meskipun teknikku agak kaku, kesadaran tidak akan mengalami kemunduran." Sambil berkata demikian, dia mengambil kantong plastik lain, "Perhatikan... nanti akan kuajarkan cara membuat mapo tofu spesial dengan enam rasa menggunakan kedelai pengganti daging cincang."
"Baru saja mengejek teknik orang sebagai pencari perhatian, langsung menjiplak teknik lain mereka!" teriak Feng Bujue, "Apa kau tidak... eh... punya muka sama sekali?!"
……
Lima belas menit kemudian...
"Hmm... mari kita lihat..." Feng Bujue melirik panci kukus di atas kompor, "Puding daging-telur sudah mulai dikukus..." Dia memandang wajan besar bertutup di sebelahnya, "Iga perlu api kecil untuk mengental kuahnya, masih lama..." Menunduk melihat tahu dalam mangkuk, "Tahu sebaiknya direndam dulu, baru dimasak setelah kedua masakan itu matang."
Memikirkan hal itu, dia menoleh ke arah Gu Chen yang tak jauh: "Eh... Kepala Bagian, bahan daging kedelai tiruanmu sudah selesai belum?"
Saat itu, Gu Chen sedang sibuk melakukan sesuatu di depan kompor lain di seberang.
Mendengar pertanyaan itu, dia berbalik dan memberikan piring kecil cicipan kepada Jue Ge. Di atas piring terdapat gumpalan kecil materi hitam tak dikenal.
"Cicipilah rasanya bagaimana," kata Gu Chen.
Jue Ge langsung mundur setengah langkah, bertanya waspada: "Kenapa kau sendiri tidak mencicipinya?"
Jawaban Gu Chen sungguh mengejutkan...
Dengan nada sangat datar dia berkata: "Terlihat sangat tidak enak."
"Feng Bujue membelalakkan matanya, menarik napas dalam-dalam sekali, lalu mempertahankan ekspresi wajah yang hampir menggelepar sambil bertanya dengan nada tenang: "Bisa enggak kamu keluar dari dapurku?""
……
Menjelang jam tujuh malam, kakek dan cucu ini (mengingat usia mereka, sebutan seperti ini sepertinya tidak masalah) akhirnya duduk di meja makan.
Secara umum, Feng Bujue sendiri memasak tiga hidangan dan satu sup, sedangkan Gu Chen menyia-nyiakan satu butir telur dan setengah kilo kedelai... Lagipula bahan-bahannya dibeli oleh yang terakhir, jadi Jue Ge tidak berkomentar.
"Tujuan kedatanganku hari ini terutama untuk membicarakan tentang cucu perempuan sepupuku itu." Gu Chen mengangkat mangkuk nasi, bahkan sebelum suapan pertama masuk ke mulut, sudah mengucapkan kalimat ini.
"Ah..." Di sisi lain, Feng Bujue sudah menyendokkan sendok dan mengambil sesuap Mapo tofu, "Kebetulan aku juga bingung... Apa sebenarnya yang dipikirkannya."
"Aku tidak tahu detail pemikirannya... Tapi aku yakin dia pasti sedang marah." Sambung Gu Chen.
"Yang tidak kumengerti..." kata Feng Bujue, "Dia marah karena apa?" Nada suaranya tanpa sadar meninggi, "Semua yang kulakukan adalah untuk kebaikannya. Bahkan jika setelah segelnya terbuka dia sadar tidak punya perasaan seperti yang dibayangkannya padaku, aku..."
"Cukup, cukup." Gu Chen menyela Jue Ge, "Masalahnya justru di situ."
"Hah?" Jue Ge tidak paham, "Di bagian mana?"
“Aku tahu maksudmu baik untuknya.” Gu Chen melanjutkan, “Kau juga tahu niatmu baik.” Dia berhenti sejenak, “Baik secara subjektif maupun objektif, seluruh dunia akan menganggap tindakanmu... adalah demi kebaikannya.” Hingga di sini, nada bicaranya berubah, “Tapi...” Dia mengerutkan kening melihat wajah Jue Ge, “Kau tak bisa... dalam hal yang berkaitan erat dengannya... membuat keputusan sepihak lalu memaksakannya. Kemudian melemparkan hasilnya ke wajahnya, lalu berkata dengan sok benar——Aku melakukan ini demi kebaikanmu.”
“Hah?” Feng Bujue semakin bingung setelah mendengar penjelasan ini.
“Aku beri contoh.” Gu Chen berkata, “Hari ini aku seenaknya datang ke rumahmu untuk memasak, bagaimana perasaanmu?”
“Ini yang kau sebut berbuat baik untukku?” Feng Bujue kembali menunjukkan tatapan ikan mati, “Sebelumnya... Sialan! Siapa yang sebenarnya memasak selama ini?!”
“Lihat...” Gu Chen melanjutkan, “Hal kecil seperti ini saja membuatmu kesal, apalagi masalah yang lebih besar.”
“Hei! Contohmu ini sama sekali tidak nyambung dengan situasiku!” Feng Bujue membalas.
“Aku juga pernah mengalami hal serupa, dulu melakukan kesalahan sama...” Gu Chen memiliki pengalaman tak tertandingi dalam mengabaikan celaan, tak peduli bagaimana Jue Ge mencela, dia tetap tenang melanjutkan perkataannya, “Jadi hari ini aku bukan datang sebagai senior yang menggurui, tapi sebagai orang yang sudah berpengalaman memberitahumu... Kau salah.”
“Aku yang salah?” Feng Bujue bertanya.
“Salah.” Gu Chen menegaskan.
“Benarkah aku yang salah?” Jue Ge bertanya lagi.
“Kau terlalu~salah.” Gu Chen menarik suaranya panjang.
“Hmph…” Detik berikutnya, Feng Bujue menyandarkan sikunya di meja dan mendekatkan wajahnya ke depan, “Kalau begitu… apa aku harus berlutut meminta maaf…”
“Lututan murahan seperti itu tidak perlu.” Gu Chen kembali menyelanya.
“Eh…” Ini di luar perkiraan Jue Ge, “Lalu apa yang harus kulakukan?”
Kemudian, dengan nada seolah itu hal wajar, Gu Chen memberikan jawaban yang bahkan tak terpikir oleh Feng Bujue: “Masih perlu ditanya? Pakai cara kasar.”
Chapter 1063 Saran Orang yang Sudah Mengalaminya (Bagian Bawah)
Jawaban Gu Chen membuat Feng Bujue terdiam…
Jue Ge jarang menunjukkan reaksi seperti ini, namun kali ini pikirannya benar-benar blank sesaat.
Sekitar sepuluh detik kemudian, Feng Bujue baru sadar. Ia menyandarkan diri ke sandaran kursi sambil memiringkan kepala dan memandang menyamping ke lawan bicara: “Hmph… Ternyata memang bukan darah daging sendiri…”
Melihat ini, Gu Chen tetap tenang: “Sepertinya… kau sudah salah paham.”
“Apa aku salah paham?” Feng Bujue mengangkat alis.
“Tentu saja.” Jawab Gu Chen.
“Maksudmu ucapanmu tadi bukan seperti yang kupahami?” Nada suara Jue Ge agak aneh.
“Kau sepertinya sangat berharap ucapan itu bermakna seperti yang kausalahpahami.” Gu Chen jelas menangkap maksud nada suara Jue Ge.
“Tidak ada~” Saat Feng Bujue membalas tiga kata ini, matanya menghindar dengan rasa bersalah. Setelah selesai bicara, barulah ia menatap Gu Chen lagi dan melanjutkan, “Aku hanya ingin tahu... apa maksudmu dengan 'menggunakan kekerasan' itu?”
Keduanya terus-menerus berdebat dengan kata-kata berputar-putar, menggunakan istilah samar seperti "maksud" tanpa konten konkret. Namun anehnya, komunikasi mereka berjalan tanpa hambatan...
“Maksudku adalah...” Gu Chen melanjutkan, “Gunakan kekuatan fisik atau siasat... tidak peduli dia setuju atau tidak, bukalah segelnya terlebih dahulu.”
“Wei wei wei...” Feng Bujue berkata 'wei' berulang kali, “Tadi siapa yang bilang aku salah?” Ia mengetuk-ngetuk meja makan dengan jarinya, “Bukannya ini membuatku mengulangi kesalahan?”
“Tidak, ini mengajarimu untuk meneruskan kesalahan dan membalikkan keadaan dalam kesulitan.” Balas Gu Chen.
“Bagaimana caranya membalikkan?” Tanya Jue Ge.
“Sederhana.” Gu Chen menjelaskan, “Begitu kau buka segelnya, hanya ada dua kemungkinan...” Ia mengangkat satu tangan dan menunjukkan jari telunjuk, “Hasil pertama: Xiao Yu menyadari dirinya sudah jatuh cinta padamu. Dalam kasus ini, dia pasti akan memaafkanmu. Kau cukup mengakui kesalahan, ucapkan kata-kata manis, dan persembahkan lututmu.”
“Oh...” Feng Bujue mengangguk, “Lalu hasil kedua?”
"Hasil kedua adalah..." Gu Chen mengulurkan jari kedua, "Xiao Yu menyadari bahwa dia tidak memiliki perasaan romantis padamu." Dia berhenti setengah detik, melanjutkan, "Dalam situasi ini... paling buruk kamu mulai dari awal lagi, kejar dia sekali lagi."
"Bagaimana jika dia mengabaikanku?" Meski Feng Bujue jenius dalam berbagai hal, cara berpikirnya tentang masalah cinta setara dengan anak TK.
"Ha..." Gu Chen tertawa, "Bukankah kalian berdua sudah saling mengabaikan sekarang? Ini sudah situasi terburuk, apa alasanmu untuk tidak bergerak maju?"
"Hmm... Setelah penjelasanmu..." Feng Bujue meletakkan sumpit, mengusap dagunya, "Rencana 'memanfaatkan kesalahan' ini harus segera dilaksanakan."
"Ada kalimat... yang harus kau tanam dalam hati..." Gu Chen melanjutkan dengan ekspresi serius, "Cinta dan perang sama-sama tidak mengenal batas." Persuasi dalam nada profetik, "Ketika kau yakin telah menemukan orang yang ditakdirkan, tingkatkan prioritasnya setara dengan perang. Mau pertarungan kilat atau berkepanjangan... kewaspadaan tak boleh kendur." Dia menunjukkan cincin kawin di jari manis tangan kirinya, "Ini adalah gencatan senjata. Bagi pemula... seri berarti menang. Tapi bukan berarti bisa lengah setelahnya. Sisa hidupmu harus menjaga buah kemenangan ini."
"Kakek Buyut……" Panggilan Feng Bujue pada Gu Chen tiba-tiba berubah, dia tersenyum kecut, "Hehe…… Perjanjian gencatan senjata atau semacamnya…… buatku…… masih terlalu dini ya?"
"Kalau tidak terburu-buru, silakan saja……" Seketika itu, Gu Chen kembali menunjukkan raut santainya yang khas, sambil menyodorkan mangkuknya ke tangan Feng Bujue, "Isikan setengah porsi nasi dulu untukku."
"Hmm……" Moral Jue Ge yang baru saja bangkit langsung menguap, "Oh…… segera."
……
Pukul delapan malam, Kepala Departemen Gu yang sudah kenyang dengan sup dan nasi pun pulang.
Sebelum pergi, sang sesepuh sempat menjelaskan pada Feng Bujue tentang makna sebenarnya dari 'rasa tidak selaras' setelah terputus dari koneksi saraf.
Fenomena itu…… terjadi karena selama bermain game, sebagian 'jiwa' pemain telah 'terproyeksi' ke alam semesta lain. Jadi…… saat koneksi terputus, proyeksi jiwa yang kembali membutuhkan beberapa menit untuk menyelaraskan diri kembali dengan tubuh.
Analoginya…… seperti saat kita memakai baju tebal di musim dingin, selama beberapa puluh detik pertama pasti terasa sedikit tidak nyaman, perlu bergerak beberapa saat baru terasa pas.
Lalu mengapa fenomena ini hanya muncul saat Jue Ge menggunakan mode non-tidur? Jawabannya sederhana…… Sebenarnya efek serupa juga terjadi setelah mode tidur, tapi pemain yang terputus dari mode tidur tidak langsung sadar. Biasanya mereka perlu menunggu beberapa saat sebelum benar-benar terbangun, dan selama masa transisi itu, "rasa tidak selaras" sudah menghilang.
“Ah... Ternyata dia benar-benar pergi begitu saja...” Setelah Gu Chen pergi, Feng Bujue membersihkan piring dan sisa makanan di meja, lalu membawa tumpukan barang cucian ke dapur. “Intinya dia cuma beli bahan masakan favoritnya sendiri... Lalu yang masak aku, yang bersih-bersih juga aku! Nggak mau bantu cuci piring sama sekali!”
Meski menggerutu, Jue Ge tetap harus mencuci piring...
Walau masih mengeluh dan wajahnya masam, suasana hatinya sudah jauh membaik dibanding pagi tadi.
Sebenarnya, Feng Bujue selalu kosong dalam hal perasaan. Istilah "mantan pacar" hanyalah kedok yang dibuatnya dulu, mirip dengan aksinya berpura-pura jadi gadis kecil untuk menipu di internet...
Karena itu, setelah Ruo Yu pergi, Jue Ge benar-benar terpukul. Berbagai hal tentang kejadian ini... tetap menjadi teka-teki yang tak terpecahkan.
Tapi sekarang, setelah bimbingan dari "senior" Gu Chen, Jue Ge seperti terbuka cakrawalanya dan kembali bersemangat.
“Hmm... Tiba-tiba dapat inspirasi nih.” Saat mencuci piring separuh jalan, senyum muncul di wajah Feng Bujue. “Pengalaman hidup memang penting... Fluktuasi emosi ternyata membantu kreativitas.” Gumamnya sambil menggosok piring. “Nanti aku revisi naskah yang sudah ditulis tiga jam di Quest siang tadi, terus buat draft baru... Lalu susun rencana 'cara main kasar'... Hmm, setelah itu baru bisa main.”
Chapter 1064 Hadiah Tambahan
Tengah malam, Feng Bujue telah berbaring di dalam kapsul game dan memilih opsi login instan setelah tertidur.
Saat ini, Jue Ge memiliki kemampuan yang sangat menakjubkan - dia bisa mengontrol secara presisi hal-hal seperti "mengikuti perasaan" saat ke kamar mandi atau tidur sesuai keinginannya.
Kemampuan ini belum ada saat dia mempelajari Dunjia Tianshu, juga belum muncul saat Qi Zhi menyatukan entitas spiritualnya. Baru setelah Simon membuka "sejenis kekuatan" dalam tubuhnya, Bujue secara alami menguasai teknik ini.
Sejak itu, Feng Bujue bisa langsung tertidur kapan saja dia mau; Waktu bangun pun bisa ditentukan sendiri - dengan presisi hingga menit.
Selain itu, tidurnya sangat efisien dan berkualitas tinggi.
Dia pernah bereksperimen... Cukup tidur satu jam saja, dia bisa mempertahankan kondisi prima selama 16 jam berikutnya.
Tentu saja, kondisi seperti ini bisa dipertahankan selama satu-dua hari, tapi kalau terus-menerus akan menyebabkan kelelahan.
【Tipe koneksi: Mode Tidur, menyesuaikan... Penyesuaian selesai. Silakan tentukan waktu masuk game, atau kembali ke pilihan sebelumnya.】
【Pengaturan selesai. Program koneksi akan aktif segera setelah Anda tertidur. Selamat malam.】
Ini adalah dua notifikasi suara terakhir yang didengar Feng Bujue sebelum tertidur.
Saat kesadarannya pulih, dia sudah berdiri di ruang login yang familiar.
Feng Bujue langsung meregangkan lengannya dan berjalan ke layar sentuh, melakukan beberapa operasi pada antarmuka.
Dia membuka menu sosial dan menemukan banyak nama di Daftar Teman yang online, semuanya dalam status 【In Game】.
"Tapi ini juga sudah diduga." Sebagian besar teman-temannya adalah pemain profesional atau high-end. Setelah mendapatkan kualifikasi "uji coba terbatas waktu", para pemain ini pasti akan memanfaatkan setiap menit dengan baik.
Orang seperti Feng Bujue yang bermain selama beberapa jam di siang hari menggunakan Mode non-tidur sangat langka... Bagi pemain profesional, setiap jam bermain menggunakan Mode non-tidur selama masa uji coba setara dengan kehilangan delapan jam waktu bermain. Bahkan jika mereka ingin melakukannya, studio tidak akan mengizinkan.
"Hmm... Nona An ternyata online." Feng Bujue melihat anggota guild lagi. Hanya An Yueqin yang ada, dan dia sudah 【sedang dalam game】. "Yang lainnya belum login ya..."
Lagipula Jue Ge sudah mengirim pesan ke 'mitra' di siang hari. Karena tidak bisa masuk ke mode tim selama masa uji coba, setelah login... jika ada urusan tinggalkan pesan, kalau tidak main solo saja.
"Hmm... Waktu terbatas, aku juga buruan masuk dungeon saja." Setelah melihat-lihat informasi di Layar Sentuh, Feng Bujue bersiap masuk ke antrian mode solo.
Tapi tiba-tiba dia mendengar notifikasi suara: 【Hadiah tambahan dari quest sebelumnya belum diambil. Silakan ambil terlebih dahulu sebelum memulai quest baru】
"Eh?" Feng Bujue langsung bergumam, "Iya, hadiah tambahannya mana?"
Siang tadi saat mendapatkan 【Palu Tikus】dan【JUST WE】, sebenarnya dia sudah bingung - di mana tempat mengambil hadiah tambahan?
"Setelah renovasi Ruang Penyimpanan, pilar-pilar kaca yang menghasilkan hadiah tidak muncul lagi. Sedangkan laci di dekat dinding... Saat Jue Ge mendekati dan menggunakannya, tidak ada notifikasi hadiah tambahan yang muncul."
"Karena saat itu login menggunakan Mode non-tidur, dia tidak sempat mencari detail dan buru-buru logout. Baru setelah diingatkan Sistem, Jue Ge teringat masalah ini kembali."
"Hmm..." Feng Bujue berpikir dalam hati, "Informasi tentang ini tidak ada di update tambalan maupun FAQ..." Dia melirik menu sosial, "Kalau bertanya ke orang... kebanyakan sedang sibuk bermain dungeon, dan ini baru malam pertama, mayoritas pemain mungkin belum menyelesaikan quest pertama."
"Mengingat hal tersebut, dia membuka opsi customer service yang jarang digunakan."
【Silakan masukkan pertanyaan yang ingin Anda tanyakan】Sebuah jendela langsung muncul di layar dengan dua pilihan input: suara dan tulisan.
"Feng Bujue memilih rekaman suara, menekan tombol rekam sambil bertanya: ""Bisa saya tanya bagaimana cara menerima hadiah tambahan dari Rating Ketakutan sekarang ini?"""
"Setelah melepas tombol rekam, file audio otomatis tersimpan dan terbentuk."
"Jue Ge langsung mengklik tombol kirim."
"Hasilnya, belum sampai satu detik, balasan sudah datang..."
【Silakan masuk ke "Kotak Kejutan" untuk menerima】
""Balasan otomatis?"" Feng Bujue langsung tahu ini pesan sistem dari kecepatan responsnya."
"Kalau itu layanan pelanggan manual, bahkan jika customer service menerima audio satu detik setelah Jue Ge mengirim pesan, langsung membukanya, lalu mendengarkan konten, berpikir, dan merespon lewat ketikan atau suara... serangkaian tindakan ini minimal memakan waktu beberapa puluh detik, tidak mungkin membalas dalam satu detik."
"Hmm... ternyata sistem customer service ini cukup praktis." Feng Bujue dulu tidak suka menggunakannya karena kurang suka berinteraksi dengan orang asing (tentu saja, tidak suka bukan berarti tidak ahli). Dia tidak tahu bahwa lebih dari separuh sistem customer service Taman Horor dikerjakan oleh optical computer - banyak pertanyaan sederhana bisa langsung dijawab sistem berdasarkan kata kunci.
"Baiklah..." Dua detik kemudian, Jue Ge menekan tombol di samping pintu lift sambil bergumam, "Kalau begitu mari kita kunjungi 'Kotak Kejutan'."
Sebelum suaranya habis, pintu lift sudah terbuka.
Benar saja, penampilan Kotak Kejutan juga telah berubah...
Kini yang muncul di depan mata Feng Bujue adalah ruang berukuran kurang dari delapan meter persegi. Tampaknya hanya sedikit lebih besar dari area lift.
Di ruang ini terdapat meja dan kursi sofa yang posisinya menyamping terhadap pintu lift, keduanya dalam keadaan dipasang di lantai.
Di atas meja tersebut terletak kotak hadiah berwarna-warni, ukurannya cukup untuk memuat bola basket, dengan permukaan berwarna campuran merah, hijau, biru, dan ungu yang mencolok.
“Hah! Akhirnya bisa melihat-lihat barang sambil duduk.” Bagi Jue Ge yang sering berdiri berjam-jam di Kotak Kejutan, perubahan ruang ini jelas meningkatkan pengalaman pengguna.
“OK... Aku coba duduk dulu lihat nyaman atau tidak...” Saat Feng Bujue berkata demikian, dia sudah melangkah dua langkah ke depan dan duduk di kursi sofa.
Tak disangka, begitu dia duduk...
Duang~
Dengan suara keras yang tiba-tiba, kotak di atas mejanya langsung terbuka.
Terlihat boneka kain bergaya aneh dengan bagian bawah tubuh terhubung pegas melompat keluar dari kotak.
【Hihihi...】Boneka itu kemudian tertawa aneh dan berkata,【Silakan pilih satu hadiah tambahan.】
Bersamaan dengan ucapannya, sebuah jendela muncul di depan mata Jue Ge yang menampilkan tiga pilihan:
【Satu, 4000 poin keterampilan】
【Dua, tambahan satu slot skill】
【Tiga, hak reset gelar satu kali】
