"Oh? Sekarang hadiah tambahannya jadi seperti ini?" Saat melihat tiga opsi itu, Feng Bujue hampir tak ragu memilih yang pertama - 4000 poin keterampilan.
Dua opsi lainnya sama sekali tak ada artinya baginya...
"Slot skill baru bisa dibeli dengan uang," hal ini sudah dijelaskan secara eksplisit dalam tambalan pembaruan versi; meski Jue Ge tidak bisa menyaingi orang kaya yang bermain dengan puluhan miliar, tapi koin game 8 digit masih bisa dia keluarkan. Setelah toko game dibuka, dia bisa langsung membeli dengan koin game. Bahkan jika setiap slot skill baru membutuhkan tiga juta, dia tetap mampu membelinya.
Sedangkan hak reset gelar... hari ini baru saja dipakainya sekali, jadi dalam waktu dekat tidak diperlukan lagi.
"Dilihat dari opsi kedua, hadiah sekarang mungkin berubah setiap kali ya..." pikir Feng Bujue dalam hati setelah menerima 4000 poin keterampilan, "Karena slot skill ada batas maksimumnya. Jika rating 'Penuh Nyali' selalu memberi hadiah sama, setelah pemain mengumpulkan tiga slot skill baru, opsi ini akan jadi tidak berguna sama sekali."
Dugaan dia benar. Sistem hadiah tambahan sekarang memang sudah diubah menjadi format "hadiah berbeda setiap kali".
Sekarang, setelah penyelesaian setiap quest, sistem akan memberikan hadiah sesuai dengan tiga faktor: kemampuan karakter saat ini, performa dalam quest, dan evaluasi ketakutan. Selain itu, konten hadiah tetap bisa dipilih.
Sistem hadiah tetap sebelumnya di fase akhir game akan terasa seperti tulang ayam... Meski pemain tidak mengalami fluktuasi Nilai Ketakutan sama sekali dalam quest, hadiah yang bisa dipilih biasanya cuma "satu peralatan acak sesuai level". Kualitas peralatan ini pun tidak terjamin - kalau dapat "sampah", itu sudah nasib...
"Dua item yang tersisa... satu adalah EXP, yang tidak berguna bagi pemain level maksimal; satunya lagi adalah uang, itupun dengan batas maksimum. Bagi pemain yang tidak kekurangan uang, jumlah ini tidak menarik. Sedangkan bagi pemain atau organisasi yang mencari RMT melalui game, keuntungan kecil ini... meski tidak bisa dikatakan tidak sebanding dengan usaha, tapi mustahil diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup."
Lambat laun, settingan "Hadiah Rating Ketakutan" ini menjadi benda yang tidak disukai; Rasanya seperti... setelah bersusah payah melewati quest dengan nyali baja dan mendapat rating bagus, hadiahnya cuma peralatan tidak berguna atau segelintir koin game - sungguh mematikan semangat.
Seperti sistem "menukar poin keterampilan dengan koin game" di versi pertama Kotak Kejutan, settingan tidak berguna bahkan sama sekali sia-sia seperti ini pasti tidak akan dibiarkan oleh Dream Company...
Meski di beberapa aspek mereka terkesan otoriter, di bagian inti game, Dream Company tetap mengutamakan pengalaman pengguna. Maka, melalui pembaruan versi ini, perusahaan game melakukan perubahan besar pada sistem hadiah tambahan menjadi seperti sekarang.
"Hmm... tetap tidak bisa melihat-lihat barang ya..." Setelah mengambil hadiah, Jue Ge mencoba membuka antarmuka belanja Kotak Kejutan, tapi langsung mendapat notifikasi sistem 【Fungsi ini saat ini belum tersedia】.
Jelaslah, fitur belanja di Kotak Kejutan sama seperti toko game, baru akan dibuka pada 1 Desember saat versi baru resmi diluncurkan.
"Baiklah... Meskipun terbuka, aku tidak berencana menghabiskan waktu untuk melihat peralatan." Feng Bujue bergumam sambil bangkit dari tempat duduknya.
Saat dia meninggalkan kursi, boneka kain yang muncul dari kotak mulai menarik pegas di bawahnya dengan susah payah, berusaha "memasukkannya kembali" ke dalam kotak.
Menanggapi perilaku yang terkesan manja ini, Jue Ge memilih untuk mengabaikannya. Dia meninggalkan ruangan tanpa menoleh...
Ketika kembali ke dalam lift, pintu di sampingnya otomatis tertutup.
"Bagaimanapun... lebih baik masuk dungeon dulu." Feng Bujue kembali berdiri di depan Layar Sentuh, menekan beberapa kali dengan jarinya. "Di tengah malam begini, quest solo Nightmare yang panjang sangat cocok..."
Sambil bergumam, dia sudah bersiap untuk bergabung ke dalam antrian.
Namun...
"Eh?" Tiba-tiba Jue Ge tersadar, "Tapi kalau begitu... bukankah ini sesuai dengan keinginan Woody?" Dia mengusap dagunya sambil berpikir, "Kenapa aku harus begitu patuh padanya?"
"Hmph..." Setelah merenung, Feng Bujue membatalkan operasinya. "Biarkan orang lain yang menguji dimensi berbahaya itu. Aku punya pilihan lain..."
Begitu pikiran itu muncul, dia langsung berbalik, menekan tombol, dan menuju Ruang Penyimpanan.
Dia berdiri di depan "lemari penyimpanan" baru (sekarang berbentuk kabinet, bukan kotak). Setelah membukanya, dia mengambil 【kartu ID pahlawan "Poker Xia"】 yang sudah lama tersimpan.
"Hehe..." Sebenarnya Feng Bujue cukup merindukan alam semesta itu. Dia tersenyum, "Sudah waktunya untuk mengumpulkan hadiah di Liga Super Semesta."
……
Tak lama kemudian, Jue Ge sudah memegang kartu dan kembali ke depan layar.
【Feng Bujue, Level 50】
【Silakan pilih mode permainan yang ingin Anda ikuti.】
【Anda memilih Mode Jelajahi Bebas.】
【Setiap masuk ke mode ini akan mengonsumsi 20000 koin game, harap konfirmasi operasi.】
Feng Bujue dengan cepat memilih mode dan mengonfirmasi pembayaran.
【Terkonfirmasi...】
【Sedang mencari multiverse yang terkait dengan Anda】
【Loading dimulai, harap tunggu sebentar.】
Saat notifikasi suara sampai di bagian ini, Jue Ge sudah bisa merasakan getaran lift dengan jelas.
"Selamat datang di Taman Horor." Kemudian, suara standar sistem langsung membacakan kalimat pembuka itu.
【Loading selesai, saat ini Anda sedang dalam Mode Jelajahi Bebas.】
【Mode ini tidak memiliki sistem quest, batasan waktu, atau penalti permainan pasif.】
【Anda bisa bolak-balik antara ruang login dan dunia naskah melalui "Safe House" (setiap masuk ke mode ini akan menghabiskan 20000 koin game).】
【Naskah telah dimulai, harap tinggalkan Safe House ini dalam lima menit.】
Setelah pengumuman ini, pintu lift di samping Feng Bujue terbuka.
Saat ini, yang muncul di hadapannya adalah "Safe House" tempat dia masuk terakhir kali saat meninggalkan alam semesta ini.
Yakni... toilet di kamar nomor Z250 di Zona Z asrama pahlawan... di Liga Pahlawan Super Semesta...
"Sudah lama tidak ke sini, kapan ya terakhir kali aku mengatur waktu keluar..." Gumam Feng Bujue sambil mendorong pintu dari toilet menuju kamar, masuk ke ruang tamu yang tidak terlalu luas.
Di sini, mari kita kilas balik singkat situasi sebelum kepergiannya yang terakhir...
Pada hari itu, setelah menyelesaikan "Krisis Dewa Mayat Darah" yang dipicu oleh "Jenderal Quirk" di Planet Slough, dia kembali ke Aliansi Slur bersama beberapa pahlawan lainnya.
Saat Dewa Mayat Darah dan Jue Ge mencapai kesepakatan, serta mengubah dirinya menjadi 【Magatama Dewa Mayat Darah】, Jue Ge sengaja menghindari perangkat pengumpulan video dan audio di lokasi. Sedangkan pahlawan lain yang hadir, ada yang pingsan atau masih tidak bisa berpikir karena pengaruh "Proyeksi Ketakutan".
Karenanya, setelah kembali, Feng Bujue mengklaim telah "menghancurkannya hingga tak tersisa".
Kebenaran mati bersamanya, ditambah status Jue Ge sebagai utusan Liga Super Semesta yang dikirim untuk bantuan, tak ada yang meragukan pernyataannya. Mustahil ada yang menyangka dia bisa "meredam" Dewa Mayat Darah...
Demikianlah dia berhasil membohongi semua orang, lalu kembali ke Liga Super Semesta bersama "Pahlawan Tangguh" yang terluka parah. Karena tulang belakangnya patah, sang pahlawan langsung dibawa ke ruang operasi di markas besar, sementara Feng Bujue... kembali ke asramanya dan meninggalkan dunia naskah ini melalui Safe House.
"Oh... sepertitu memilih 'satu jam kemudian'." Setelah mengingat beberapa detik, jawaban itu muncul dari loteng memorinya.
Kini dia telah duduk di depan komputer kamar, memasukkan kartu ID pahlawannya.
【Pencarian kartu ID sedang dilakukan……】
【Identitas telah dikonfirmasi.】
【Selamat datang di sistem, Poker Xia.】
“OK……mari lihat hadiah dari quest terakhir.” Feng Bujue mengoperasikan komputernya, memeriksa catatan misi yang telah dijalankannya.
Saat ini, dalam profil pribadinya, telah terjadi pembaruan terkait pencatatan kasus yang ditangani sebelumnya.
Selain itu, level kasus kali ini telah mengalami perubahan...
Ketika Feng Bujue menerima quest ini, awalnya hanya diklasifikasikan sebagai 【krisis peringkat C】, yaitu "krisis yang mampu menghancurkan sebuah planet"; Saat itu, termasuk para pahlawan dari "Aliansi Slur" yang mengajukan permohonan, semua menganggap ini adalah kasus yang "pasti berhasil ditangani". Oleh karena itu, Liga Super Semesta hanya mengirim Pahlawan Tangguh seorang pahlawan tingkat planet, sedangkan Jue Ge ikut sebagai "pengikut".
Namun, tak disangka...seiring perkembangan kasus dan kemunculan Dewa Mayat Darah...Aliansi Slur hampir dihabisi bersama, Pahlawan Tangguh babak belur hingga setengah lumpuh (tentu saja, teknologi Liga Super Semesta bisa menyembuhkan kondisi tersebut), akhirnya semua orang justru diselamatkan oleh seorang "pahlawan tingkat kota" yang baru saja menyelesaikan Tes Level Pahlawan.
Bagaimanapun, dalam perjalanan Feng Bujue dan Pahlawan Tangguh kembali ke Liga Super Semesta, kasus ini telah ditingkatkan menjadi 【krisis level B】(krisis yang berpotensi menghancurkan sebuah galaksi); Faktanya, jika bukan karena Jue Ge yang langsung menghabisi Dewa Mayat Darah sejak awal, kasus ini mungkin akan berkembang menjadi 【krisis Level A】(krisis besar berpotensi menghancurkan beberapa galaksi), namun hipotesis semacam itu kini sudah tidak relevan...
“Hmph? Hanya ini saja?” Feng Bujue membaca laporan kasus sekali lagi, lalu melihat data dirinya sendiri. Tiba-tiba ia menemukan masalah serius——tidak ada hadiah.
“Jadi... melakukan aktivitas kepahlawanan tidak memberikan imbalan materi sama sekali...” Jue Ge bergumam, “Atau mungkin imbalan materinya adalah bisa menikmati berbagai sumber daya dari Aliansi, sehingga lebih mudah melakukan aktivitas kepahlawanan?”
Dugaan itu tepat... Liga Super Semesta memang organisasi seperti itu.
Istilah “pahlawan super” pada dasarnya merujuk pada sekelompok orang seperti ini——“Pahlawan” bukanlah pekerjaan, melainkan sebuah sebutan.
“Prajurit”, “polisi”, “tentara bayaran”——inilah yang disebut pekerjaan. Tapi pahlawan tidak.
Pahlawan super adalah orang-orang yang mempertaruhkan nyawa untuk mempertahankan keadilan dalam hati, atau melindungi sesuatu... tanpa mengharapkan imbalan.
Tentu saja, ada juga yang memiliki pandangan berbeda tentang hal ini...
Pertama, di mata sebagian besar pemerintah planet, “pahlawan” adalah kekuatan bersenjata yang tidak terkendali, menggunakan kekuatan fisik yang tidak terkendali, mempertahankan “keadilan” yang tidak mereka kontrol.
Seringkali “keadilan” dan “hukum” saling bertentangan. Bahkan antar “keadilan” sendiri, karena perbedaan pemahaman orang, bisa timbul konflik.
Kedua, di kalangan masyarakat sipil, banyak yang berpendapat “pahlawan adalah penjahat hukum”, “mereka tidak berhak menyalahgunakan kekuatan”, “perlu diawasi”, dan pandangan sejenis.
"Selama masih ada perbedaan pemikiran individual dan kepentingan pribadi di antara makhluk berakal di alam semesta, selama masih ada perbedaan keyakinan dan konsep antar galaksi... maka konflik serupa dan pertentangan ideologi akan terus ada."
Namun, ada satu hukum alam yang juga selamanya berlaku, yaitu - orang dengan "tinju terbesar" yang berkuasa.
Di Liga Super Semesta terdapat banyak individu dengan kemampuan tak terkira. Mereka memiliki "kemampuan" cukup untuk membuat para penggembar "pengawasan terhadap kekuatan pahlawan" tak bisa mengganggu mereka, sekaligus memiliki "keyakinan" kuat... untuk melindungi seluruh rakyat biasa termasuk mereka yang menentang.
Tujuh anggota "Komite Tertinggi Liga Super Semesta" adalah contoh paling nyata. Mereka bagai lentera bagi kubu kebajikan semesta. Hanya dengan keberadaan pahlawan "Yang Agung" seperti mereka, konsep dan organisasi ini bisa bertahan dan terus diwariskan.
Adapun Feng Bujue... konsepnya justru bertentangan dengan prinsip Liga Super Semesta. Sama sekali tak ada kebesaran hati dalam dirinya untuk melindungi atau mentolerir kelompok yang ingin membubarkan atau mengendalikannya.
Prinsipnya adalah: "Bagi kalian yang menganggapku ancaman, ingin mengawasi atau mengontrolku - saat kalian butuh diselamatkan, carilah orang yang menurut kalian bukan ancaman, sudah diawasi, dan bisa dikontrol. Jangan datang padaku."
"Ngomong-ngomong... Ini hanya pandangan Feng Bujue 'dari sudut pandang seorang pahlawan super'. Jika dia tidak memiliki identitas sebagai 'pahlawan', dia pasti akan memilih untuk langsung membunuh orang-orang ini..."
Diiit——
Beberapa menit kemudian, tepat ketika Feng Bujue hendak melihat-lihat quest lain, dua bunyi notifikasi berbunyi bersamaan. Di detik yang sama, sebuah pop-up email muncul di layar komputernya.
"Hmm?" Jue Ge melihat pengirimnya tertulis "Manusia Kertas Timah", dengan isi email yang singkat——【Kafe di Jalan Kelima Belas Area Permukiman punya menu kue baru, kalo sempat mari minum teh sore bersama!】
"Hehe..." Feng Bujue tertawa kecil setelah membaca email, "Ini mau melakukan transaksi kotor apa ya..."
Meski begitu, dengan cepat dia mengetik balasan: "Aku sekarang juga ada waktu." Lalu mengklik tombol reply.
Sekitar sepuluh detik kemudian, balasan datang: "Kalau gitu sekarang saja, kebetulan aku sedang di dekat toko itu."
"Oke, aku berangkat dari asrama, seharusnya sebentar sampai." Penambahan kata "seharusnya" ini karena dia belum terlalu familiar dengan topografi Liga Super Semesta, jadi tidak bisa memastikan waktu tepatnya.
"Baik, aku tunggu di toko (sambil tersenyum)." Manusia Kertas Timah langsung membalas lagi.
"Bahkan menambahkan 'tersenyum'..." Ucap Jue Ge sambil menggerakkan sudut mulutnya melihat balasan ini, "Dasar orang ini cerewet ya..."
