Siang hari, langit kelabu justru berubah cerah.
Setelah jam makan siang, Feng Bujue langsung membawa banyak tas dan barang, mengetuk-ngetuk pintu rumah Tante Liu Pemilik Kos.
Meskipun Jue Ge memiliki sisi unik dalam kepribadiannya, dia tentu memahami tata krama pergaulan. Saat diperlukan untuk melakukan sesuatu, dia juga tahu bagaimana menyesuaikan perkataan dan perbuatannya.
Pada hari ini, dia membawa setumpuk hadiah dan mengunjungi rumah Tante Liu dan suaminya, mengobrol dengan kedua orang tua tersebut.
Barang yang dibelinya tidak mahal, namun juga tidak murah.
Begitulah urusan memberi hadiah... Jika terlalu mahal, penerima akan merasa sungkan; jika terlalu murah, si pemberi akan malu. Skala konkretnya sebenarnya sulit diukur, tapi... Feng Bujue menguasainya dengan baik.
Dia tidak duduk lama di dalam rumah, hanya sekitar waktu minum teh, dengan beberapa ucapan remeh, menyampaikan hal yang perlu dikatakan: berterima kasih kepada kedua tetangga dan senior yang telah merawatnya selama bertahun-tahun, lalu pamit pulang.
Lalu... untuk apa sebenarnya dia melakukan ini?
Mungkin beberapa orang sudah menebak - Feng Bujue akan pindah rumah.
Uang yang dimenangkannya di Kapal Yage ditambah tabungan pribadinya sudah cukup untuk membeli properti bagus di Kota S, sehingga dia berencana mengakhiri masa penyewaannya.
Tentu saja, ini bukan proses instan; belum lagi dia belum memilih rumah yang akan dibeli, bahkan setelah membeli pun perlu menunggu renovasi, lalu mengeringkan rumah selama setengah tahun... Perkiraan optimis, kepindahan resminya paling cepat akan terjadi pada paruh kedua tahun depan.
Namun karena sudah memiliki rencana, dia perlu memberitahu Tante Liu dan suaminya terlebih dahulu, memberi tahu sejak dini agar mereka bisa mencari penyewa berikutnya.
Singkat cerita, hari itu sejak pagi dia keluar rumah, berkeliling ke sana-sini, dan baru kembali ke rumah sekitar pukul tiga empat sore.
Saat merebahkan diri di sofa, barulah dia menghela napas panjang.
"Huu... Meski sudah lama curiga, tapi saat mendengar orang lain mengatakannya, tetap terasa tidak enak..." Feng Bujue menatap langit-langit, berbicara sendiri.
Hal yang dibicarakannya bukan lain... adalah tentang "orangtua"-nya, atau lebih tepatnya - orangtua di alam semesta ini.
Jelas, jauh sebelum hari ini, dia sudah menyadari sesuatu.
Dengan kemampuan Feng Bujue, menyelidiki apakah ada hubungan darah dengan orangtuanya itu terlalu mudah, bahkan saat SD pun bisa dilakukannya.
Tapi, dia sama sekali tidak pernah melakukan investigasi untuk mengonfirmasi hal ini.
Karena... secara emosional, dia tidak ingin merobek kertas jendela itu.
Feng Bujue adalah tipe orang yang jarang menampilkan perasaan, sehingga dia sangat menghargai hubungan intim yang sulit didapat dalam hidupnya.
Dibandingkan ikatan darah, Jue Ge lebih memilih mempercayai kemanusiaan.
Dibandingkan pria tak dikenal di alam semesta paralel, dia lebih menganggap pasangan yang membesarkannya sebagai keluarga.
Namun, saat kedua orang terkasihnya meninggal, dia tidak menunjukkan kesedihan di depan umum.
Saat itu, banyak yang berbisik-bisik menganggap hubungannya dengan orangtua tidak harmonis, terbukti dari putus SMA lalu tinggal sendiri, bahkan menolak dukungan finansial.
Hanya Wang Tanzhi dan Bao Qing yang tahu pikiran sebenarnya Feng Bujue...
"Tampaknya... Saat itu, Feng Bujue sudah menyadari bahwa dengan menjaga jarak dari dua orang normal itu, mereka bisa hidup dengan damai."
Sayangnya, kenyataan tidak sesuai harapan.
Kini, setelah mengetahui beberapa hal tentang "karma", Bujue akhirnya memahami alasan di balik meninggalnya orangtuanya.
Namun hingga saat ini, dia tetap tidak akan bersedih.
Karena jauh sebelum cerita kita dimulai, dia telah mengubur kesedihannya di balik senyuman.
……
"Yo, kalian semua sudah ada di sini."
Malam hari, pukul sebelas lewat lima puluh menit, di dunia game - tepatnya di ruang rapat Xiao Tan.
Saat Feng Bujue masuk, matanya masih memancarkan tatapan ikan mati yang malas, sudut bibirnya masih menyungging senyum samar; Jika dia tidak bicara, tak seorang pun tahu apa yang dialaminya siang tadi, apa yang telah diketahuinya, apa yang dipikirkannya, beban apa yang dipikulnya...
Tentu saja, dia takkan mengatakannya, karena dia adalah Feng Bujue.
"Bukankah kami selalu menunggumu..." Saat melihat Jue Ge, mata Ruo Yu memancarkan keriangan, namun nada bicaranya tetap dingin.
"Jue Ge, sebentar... Aku ada yang ingin ditanyakan." Namun kali ini, ekspresi Xiao Tan terlihat agak aneh saat menyapa.
"Kau ingin menanyakan tentang hadiah itu, kan?" Sambung Feng Bujue.
Beberapa waktu lalu, karena Ruo Yu dan Jue Ge sedang berselisih, masalah hadiah S2 sama sekali tidak dibahas, dan barang-barang itu pun masih teronggok di rumah Jue Ge.
Setelah mereka berdua berbaikan, Ruo Yu mencari waktu untuk membagikan beberapa hadiah yang dikirim Woody kepada Xiao Tan dan yang lain. Hari ini... bisa dibilang pertama kalinya mereka berkumpul setelah menerima hadiah tersebut.
"Iya..." Xiao Tan menyambung, "Bagaimanapun juga... hadiah yang dikirim ini terlalu..."
"Keterlaluan!" Xiao Ling di samping langsung memotong sebelum dia selesai bicara, "Ketua guild, temanmu yang bernama 'Woody' itu ikut campur urusan orang ya?"
Feng Bujue sebenarnya tahu isi hadiah yang diterima pasangan itu. Saat transaksi di Kapal Yage, dia sengaja menanyakan detail hadiah kepada Woody.
Menurut ucapan si iblis itu——"Hehehe... Tenang, Cincin Yin-Yang ini barang bagus, manfaatnya tak terbatas. Aku memberikannya karena hubungan baik dengan kakek mereka, orang biasa tidak akan kuberi."
"Dia bukan temanku." Feng Bujue mengangkat bahu, "Tapi menurutku... hadiah ini tidak mengandung maksud jahat."
"Hmm..." Xiao Tan kembali menyela, "Sebenarnya aku memang berencana membeli cincin pernikahan belakangan ini. Tapi tiba-tiba dapat cincin aneh dari orang asing, rasanya..."
"...Rasanya dia terlalu ikut campur." Xiao Ling menyelesaikan kalimatnya.
"Benarkah……" Jue Ge bergumam, "Menurutku ini juga bagus…… Lagipula, melihat latar belakang kalian berdua yang sangat kaya, pasti tidak akan membeli cincin jadi…… Kira-kira 80% ingin memesan dua benda unik dan mahal bukan main. Sekarang ada yang langsung mengirimkan sepasang harta, benar-benar memenuhi kriteria unik dan tak ternilai, menghemat banyak urusan untuk kalian."
"Akhir-akhir ini kamu mulai mempelajari materi kultivasi juga? Bahkan harta?" Mendengar ini, An Yueqin yang tidak tahu kebenaran segera mencela Jue Ge, "Ngomong-ngomong…… tenggat pengumpulan naskah untuk ronde ini sudah dekat, kamu harus sadar diri. Kalau nanti tidak bisa menyerahkan……"
Editor Dewata ini sudah lama tidak menagih naskah Jue Ge, terutama karena urusan Jue Ge dan Ruo Yu beberapa waktu lalu. Tapi sekarang masalah itu sudah tidak ada……
"Tenang-tenang saja…… Aku…… sadar." Feng Bujue tidak memberikan jawaban pasti, karena belakangan ini dia benar-benar sibuk. Saat ada waktu, tidak ada mood. Saat ada mood, tidak ada waktu…… Tanpa disadari sudah mendekati garis kematian. Sejujurnya…… dia sendiri tidak tahu apakah bisa menyerahkan tepat waktu, tapi tetap menunjukkan ketenangan misterius……
"Eh~ Lupa!" Satu detik kemudian, menghadapi tatapan penuh keraguan An Yueqin, Jue Ge buru-buru mengalihkan topik, "Sebelum S2, perusahaan kan bilang ingin memanfaatkan kompetisi untuk mempromosikanku? Bagaimana kabar rencana itu sekarang?"
"Oh... itu." An Yueqin menjawab dengan tenang, "Efeknya cukup signifikan. Baru satu bulan terakhir ini, penjualan buku barumu melonjak, buku lama dicetak ulang, royalti kuartal depan sangat menjanjikan."
"Hehe... Semua ini berkat bimbingan Editor." Feng Bujue tertawa ringan, dengan lancar mengalihkan topik dari 'harta pusaka' dan 'nagasin naskah' itu.
Begitulah, para hadirin makan minum sambil mengobrol ramai hampir setengah jam.
Mereka juga saling mencela hadiah masing-masing...
Selain cincin Xiao Tan dan Xiao Ling, hadiah yang diterima lainnya sebenarnya juga termasuk kategori harta pusaka.
An Yueqin mendapat 'laptop edisi terbatas yang dijual eksklusif oleh Dream Company' - begitulah keterangan resminya. Tapi sebenarnya, ini adalah perangkat keras khusus untuk 'Sang Pencatat'.
Saat ini An Yueqin belum tahu bahwa dirinya adalah keturunan klan 'Sang Pencatat' yang memiliki misi menulis 'Apokalips Mingmo'.
Tentu saja, ini bukanlah tugas yang berisiko tinggi. Justru sebaliknya, 'Sang Pencatat' adalah kelompok paling aman di dunia karena mendapat perlindungan langsung dari 'dewa'. Dari zaman kuno, tugas mereka hanyalah mencatat segala yang dilihat, didengar, dan dialami di lempengan batu, bilah bambu, kertas...
Misi mereka tak pernah berubah, hanya medianya yang terus berevolusi. Di zaman sekarang, 'Sang Pencatat' pun beralih menggunakan harddisk...
Di sini, tentu semua sudah paham, alasan Nona An bisa terhubung dengan kehidupan keempat orang yaitu Feng Bujue, Wang Tanzhi, Li Ruoyu, dan Gu Xiaoling, sebenarnya adalah takdir yang mengatur... Di tahun-tahun mendatang, dia akan memainkan peran sebagai "saksi" yang mencatat berbagai peristiwa.
Selanjutnya, tentang hadiah yang diterima Ruo Yu...
Yang dia dapatkan adalah sebuah kubus ajaib dengan makna tersembunyi. Ruo Yu bisa merasakan benda ini bukanlah barang biasa; Untuk berjaga-jaga, dia mengirimkannya ke kakek buyutnya (Gu Chen). Saat ini Jiu Ke sedang meneliti benda ini.
Terakhir, tentang Feng Bujue...
Masalah terpisah, selain berbagai transaksi dan taruhannya dengan Woody, dia juga mendapatkan hadiah.
Yang Jue Ge dapatkan... adalah sebuah buku.
Buku hitam yang tebal dan kokoh.
Sampul bukunya keras. Dari luar, baik atas bawah maupun samping... tidak ada satu huruf pun; Saat dibuka, isinya hanya kertas putih polos.
Ini adalah buku kosong yang bahkan tidak bisa dibedakan mana bagian depan dan belakang.
Saat mendapatkan "Kitab Langit Tanpa Huruf" ini, Feng Bujue belum sempat mempelajarinya - dan dia juga tidak tahu caranya... Dia hanya menaruhnya di rak buku rumahnya.
Awalnya dia sama sekali tidak punya petunjuk, namun pagi ini setelah mendengar penjelasan Woody tentang "efek" kemampuan Kesalahan Kebenaran, Jue Ge sepertinya mulai memahami cara menggunakan buku ini.
Pada senja hari, dia mencoba menggunakannya di rumah, tapi... tidak ada reaksi apapun.
Mungkin level kemampuannya masih belum cukup, diperkirakan harus latihan sampai mencapai level 'bing' dulu.
……
【Ada buku maka panjang, tak ada buku maka pendek.】
Waktu lebih dari setengah jam pun berlalu dengan cepat...
Malam ini, kelima anggota 【Garis Depan Neraka】 akhirnya membentuk tim lengkap pertama kali sejak versi baru dirilis. Tentu saja mereka harus mencoba 【Mode Bertahan Tim】.
Setelah berdiskusi, para anggota pun kembali ke 【ruang login】 masing-masing untuk mempersiapkan diri, hanya menunggu Jue Ge bergabung dalam antrian.
【Feng Bujue, Level 50】
【Shiyu Ruoli, Level 50】
【Wang Tanzhi, Level 50】
【Beiling Xiaogu, Level 50】
【Shi Shang Hua Jian, Level 50】
【Silakan pilih mode permainan untuk tim.】
【Anda memilih Mode Bertahan Tim (Mimpi Buruk), silakan konfirmasi.】
Meski ini quest pertama mereka malam ini, Bujue langsung memilih kesulitan Nightmare tanpa ragu. Kekuatan tim mereka memang tak perlu diragukan.
【Tim Anda sedang bergabung ke Mode Bertahan Tim (Mimpi Buruk). Jumlah acak pemain telah ditentukan: enam orang.】
【Tim Anda telah masuk antrian. Sedang mencari individu atau tim lain yang telah siap.】
【Pencocokan selesai. Koneksi saraf sedang disinkronkan. Generasi skenario sedang berlangsung...】
【Proses loading dimulai, harap menunggu sebentar.】
Tiba-tiba pandangan semua orang menjadi gelap gulita. Menu game tidak bisa dibuka, tubuh terasa melayang tanpa bobot.
Semua ini menandakan proses teleportasi telah dimulai.
"Selamat datang di... Taman Horor." Suara serak dengan intonasi mengerikan membuka adegan, menciptakan atmosfer yang benar-benar merinding.
【Loading telah selesai, saat ini Anda sedang berada dalam Mode Bertahan Tim (Mimpi Buruk).】
【Mode ini menyediakan deskripsi quest, dengan kemungkinan munculnya misi sampingan/tersembunyi dan worldview khusus.】
【Hadiah Penyelesaian Skenario: Dapatkan bonus 80% EXP dasar saat proses perhitungan hadiah.】
【Segera akan diputar deskripsi quest, permainan akan segera dimulai setelah pemutaran selesai.】
Setelah versi baru dibuka, level maksimum kembali ditingkatkan. Oleh karena itu, probabilitas hadiah EXP dalam reward penyelesaian misi juga meningkat signifikan.
【Waktu itu adalah senja hari di musim panas.】
Narator mulai berbicara, CG pembuka pun mulai diputar.
Gambar muncul, memperlihatkan ruang kelas yang agak sempit di hadapan para hadirin.
Di bawah sorotan lampu neon tua... dinding bernoda, bangku sekolah usang, kaca jendela berdebu, lemari penyimpanan besar yang berkarat – semuanya melintas cepat di kamera.
Tampaknya ruang yang dipenuhi aura aneh dan mencekam ini adalah titik awal perjalanan kali ini.
【Dengan surat ketua kelas di tangan, aku kembali ke kampung halaman, ke ruang kelas SD dalam ingatan masa kecil.】
Narator masih melanjutkan...
【Aku tiba di kelas setengah jam lebih awal dari waktu yang disepakati. Tak lama kemudian, teman-teman sekelas pun mulai berdatangan satu per satu.】
【Meski sudah bertahun-tahun tak bertemu, mereka semua tampak tak berubah.】
Narator sampai di sini, berhenti sejenak beberapa detik; sementara itu, kamera terus berputar di dalam ruang kelas, seolah membantu para pemain mengobservasi lingkungan sekitar terlebih dahulu.
【Waktu yang disepakati telah lewat, tapi ketua kelas tak kunjung muncul.】
【Langit menggelap, matahari hari ini sepertinya terbenam lebih awal dari biasanya. Belum pukul enam, di luar jendela sudah gelap total.】
【Saat semua orang berdiskusi apakah harus pulang, tiba-tiba seseorang berteriak keras!】
