Setelah selesai mengintimidasi, Feng Bujue langsung berjalan dengan percaya diri menuju lemari penyimpanan itu.
Karena dia membawa senter, otomatis rekan-rekan tim harus ikut mendekat…
Lemari penyimpanan yang terletak di sisi belakang kelas ini menempel di dinding. Tingginya jelas disesuaikan untuk anak SD, jadi agak rendah untuk orang dewasa. Susunannya… persis seperti tempat duduk murid-murid.
Baris paling atas dari kiri ke kanan tertulis nama Minamoto, Tachibana, dan Tsuwamono. Baris kedua adalah Noguchi, Tomie, dan Yamada. Sedangkan baris ketiga masing-masing Watanabe, Sawada, dan Suzuki.
"Ngomong-ngomong... Setelah investigasi informasi sebelumnya, identitas ketua kelas seharusnya sudah jelas kan?" Feng Bujue berjalan mendekati konter sambil berbicara, "Dari sembilan murid di kelas ini, enam hadir di sini. Dari tiga yang tersisa... Suzuki tewas terbakar tahun Showa ke-47, Noguchi menghilang sehari setelah insiden Suzuki. Jadi... 'Watanabe' yang belum muncul pasti adalah ketua kelas."
"Hmm..." Ruo Yu menyambung setelah mendengar perkataan Jue Ge, "Kalau dilihat dari posisi tempat duduk, wajar jika ketua kelas duduk di barisan belakang."
"Aku sudah tidak peduli siapa ketua kelasnya." Tiba-tiba Guixiao menatap Jue Ge dengan tatapan penuh dendam, "Yang kupedulikan adalah apakah ada mayat dalam kotak Noguchi."
Jelas terlihat Guixiao masih trauma dengan ucapan Jue Ge sebelumnya, sehingga dia sangat penasaran isi kotak penyimpanan itu.
"Heh... hehe..." Xiao Tan terkekeh kaku, "Lihat saja ukuran kotaknya... mana mungkin muat anak SD berusia 7-8 tahun."
"Secara teori memang tidak mungkin." Feng Bujue memiringkan kepala sambil menatap Xiao Tan, "Ukuran kotak penyimpanan ini sekitar 28*30*33 (sentimeter). Anak 8 tahun saja tidak muat, apalagi bayi." Dia tersenyum aneh, "Tapi... itu dalam kondisi normal."
"Hey! Kau pasti mau ngomong sesuatu yang seram kan! Sudah kuduga!" Guixiao sudah bisa memprediksi niat Jue Ge.
"Tidak ada, yang saya bicarakan hanya masalah matematika." Feng Bujue membalas, "Sepengetahuan saya, jika anak berusia delapan tahun digiling hingga menjadi bubur, volumenya bisa dikompres hingga sekitar 0,024 meter kubik. Sedangkan volume kotak ini..."
"0,02772 meter kubik." Xiao Ling langsung memberikan jawaban yang sangat akurat tanpa berpikir panjang.
"Hehe... Begitulah keadaannya." Feng Bujue tertawa sambil menjawab.
"Apa maksudmu 'begitulah'?!" Guixiao terkejut lagi, "'Sepengetahuanmu' dari mana? Bagaimana kamu bisa tahu volume anak yang digiling jadi bubur? Apa kamu pernah menggilingnya? Lalu memasukkannya ke wadah dan mengukur volumenya?"
"Tidak, itu kan katamu. Saya tidak mengatakan apa-apa." Saat mengucapkan ini, Feng Bujue sudah memalingkan kepala dan bersiap membuka kotak.
"Reaksi bersalahmu ini malah semakin mencurigakan, tahu!" Guixiao semakin memperhatikan reaksi Jue Ge.
Tapi Jue Ge mengabaikannya. Dengan santai dia memasukkan kunci yang ditemukan di podium ke dalam lubang kunci loker bertuliskan nama "Noguchi".
Ciiit——
Suara gesekan logam saat kunci masuk ke slot kunci terdengar sangat nyaring di lingkungan yang remang-remang ini.
Saat kotak terbuka, meski orang-orang di belakang diam seribu bahasa, hati mereka serasa naik ke tenggorokan. Dalam atmosfer seperti ini... selain Feng Bujue yang tak kenal takut, orang lain pasti akan merasa sedikit takut.
"Hmm..." Setelah membuka pintu lemari, Feng Bujue bergumam rendah, "Sepertinya Noguchi tidak ada di dalam."
"Lha wajar kalau tidak ada!" teriak Guixiao, "Nada suaramu yang terdengar kecewa itu maksudnya apa sih?"
"Dia cuma mau menakut-nakuti kamu saja," kata An Yueqin menyela, "Untuk lemari kayu seperti ini... Kalau ada potongan mayat di dalam, bau dan noda darah pasti akan meresap keluar. Sudah pasti ketahuan hari itu juga."
"Sial... Ternyata begitu!" Guixiao mengangguk setuju, lalu menoleh ke Jue Ge, "Dasar kamu... Sengaja mau meningkatkan Nilai Ketakutan rekan tim! Mau mengurangi Hadiah Rating Ketakutanku ya?"
"Ya." Tak disangka, Feng Bujue mengakui terus terang, "Itu memang rencanaku. Kalau tidak suka, belajarlah berpikir lebih matang... Persiapkan mental untuk segala kemungkinan, maka rasa takutmu akan berkurang."
"Hmph... Nanti kita lihat!" Guixiao merasa kesal karena "dikuliahi" lagi, tapi hanya bisa mendengus dan mengancam.
"Baiklah, kembali ke topik utama... Mari kita lihat ini." Beberapa detik kemudian, Feng Bujue mengeluarkan barang dari loker teman sekelas Noguchi dan memperlihatkannya ke semua orang.
【Nama: Seruling Suzuki】
【Jenis: Terkait alur cerita】
【Kualitas: Rusak parah】
【Fungsi: Mengaktifkan mekanisme ruang musik】
【Dapat dibawa keluar dari quest: Tidak】
【Catatan: Hanya pemain pria yang bisa memainkannya.】
“Tidak bisa dibawa keluar, berarti ini adalah item cerita yang terkait dengan quest utama.” Xiao Tan berkata setelah membaca.
“Tapi... sampai sekarang quest utama belum diberikan dalam quest ini.” Xiao Ling menyambung.
Di tengah percakapan mereka, tiba-tiba...
Gudong——
Suara aneh tiba-tiba terdengar, membuat lima orang dalam rombongan kaget.
Terutama Guixiao, karena kaget dia secara instingtif langsung menyalakan senternya.
“Su... suara apa itu?” Xiao Tan juga buru-buru bertanya dengan panik.
“Suaranya...” Ruo Yu yang berdiri di sisi lain menjawab, “Sepertinya berasal dari kotak 'Suzuki'.”
Pendengarannya tepat, sumber suara itu bukan dari tempat lain melainkan lemari penyimpanan.
“Mungkin tindakan 'mendapatkan seruling' telah memicu suatu kasus.” Feng Bujue menambahkan, “Eh... Guixiao, karena sentermu sudah menyala, sekalian soroti kondisi di belakang kita.” Meski tidak menoleh, Jue Ge bisa mengetahui siapa yang menyalakan lampu dari suara dan lengkungan cahaya di belakang, “Jaga-jaga kalau gerakan tadi adalah jebakan pengalih perhatian, kita bisa waspada.”
“Ba... baik.” Guixiao mengangguk dan cepat-cepat mengarahkan senternya ke belakang, menyapu-nyapukan cahaya untuk mengawasi jendela koridor dan seluruh ruang kelas.
“Kalau begitu... aku akan memeriksa kondisi kotak Suzuki-san.” Sambil berkata demikian, Feng Bujue telah mengulurkan tangannya ke lemari penyimpanan yang bersuara itu.
Khek——
“Kata orang, lambat dalam bicara tapi cepat dalam aksi!”
Tepat ketika tangan kanan Jue Ge mendekati kotak itu, pintu kotak tiba-tiba terbuka sendiri. Seketika sebuah tangan kecil pucat menyembul dari dalam dan mencengkeram pergelangan tangan Jue Ge.
“Ah——”
Adegan tak terduga ini membuat An Yueqin kembali berteriak kaget.
Mendengar teriakan itu, Guixiao segera menoleh dan melihat pemandangan yang sangat mengerikan.
“HO~ Lagi persiapan apa nih?” Feng Bujue sendiri justru bergumam santai sambil perlahan berjongkok, menyesuaikan pandangannya setinggi kotak penyimpanan.
Setelah berjongkok, Jue Ge mengangkat senter di tangan kirinya dan menyorotkan cahaya langsung ke dalam kotak.
Detik berikutnya, semua orang melihat wajah anak kecil yang kebiruan.
Wajah itu... bisa dibilang 90% mirip hantu dan hanya 10% mirip manusia; pupil seperti batu darah, warna kulit abnormal, dan rupa mengerikan yang menjadi ciri khas penampilan roh jahat.
“Gaa——” Saat terkena sorotan senter, wajah itu menjerit keras dan langsung menyusut ke belakang.
Secara fisika seharusnya tidak ada ruang untuk mundur, tapi... dalam quest bertema supranatural seperti ini, wajar saja jika hukum Newton di-"telunjuki" dan diabaikan oleh semua orang.
Singkat cerita, monster itu dengan cepat mundur lebih dari 30 sentimeter, sementara tangan kecil yang mencengkeram pergelangan tangan Jue Ge melepaskan genggaman dan ikut menyusut ke dalam ruang kotak bersama wajah tersebut.
Namun...
Pada detik itu, terdengar suara "Prak".
Terlihat... Feng Bujue membalikkan tangannya dan mencengkeram pergelangan tangan monster itu dengan tangan kanannya sendiri.
"Selesai pamer mau kabur?" Entah siapa yang jadi penjahat sebenarnya, Feng Bujue bersikap seperti preman yang mengganggu anak kecil, sambil mengucapkan kata-kata sampah sambil menyentak tubuh lawannya keluar.
Suara teriakan anak dalam peti itu terus bergema, seperti binatang kecil yang terluka dan sedang berlari ketakutan.
"Apa-apaan ini..." Guixiao yang menyaksikan adegan ini seolah ada kabel di otaknya yang putus. Dalam belasan detik ini Nilai Ketakutannya turun menjadi nol, karena ia sama sekali tidak memahami apa yang sedang terjadi di hadapannya.
Analogi yang kurang tepat: Seperti menonton pertunjukan pelatih sirkus, tiba-tiba sang pelatih sendiri yang menerobos lingkaran api, lalu singa peliharaannya memberinya sepotong daging sambil mengelus kepalanya...
Dalam arti tertentu... pertunjukan seperti ini bahkan lebih hebat dari singa yang menerobos lingkaran api.
"Dasar lemah~ Mau adu tenaga sama aku?" Tak lama kemudian, Feng Bujue berhasil menyeret monster yang seharusnya kabur sesuai alur cerita normal keluar dari peti penyimpanan, lalu dengan congkak mengucapkan dialog provokatif pada monster seukuran anak delapan tahun itu.
"Tolong pegangkan ini." Jue Ge kemudian melempar senter ke belakang ke arah Xiao Tan.
"Dengan begitu, dia bisa membebaskan kedua tangannya untuk mengganggu sosok yang telah ditangkapnya..."
"Katakan! Siapa namamu? Kenapa kamu mati? Tanggal berapa kematianmu?" Feng Bujue melontarkan tiga pertanyaan sekaligus disertai delapan karakter kebijakan, "Pengakuan tulus akan diberi keringanan, perlawanan akan dihukum berat!"
"Petugas hantu ini ternyata anggota partai ya..." Ruo Yu menyambar kesempatan untuk mencela tingkah laku Jue Ge.
"Petugas hantu apaan?" Feng Bujue membalas, "Yang seperti kita ini, minimal harus jadi hakim pengadilan neraka... Ah bukan... Raja Yama!"
"Zhaaa--" Setan kecil itu tak peduli dengan saling cela mereka. Setelah yakin tak bisa kabur, ia mengeluarkan teriakan mengerikan yang lebih parah.
Teriakan ini... benar-benar menusuk telinga. Sampai seberapa? Nilai kelangsungan hidup para pemain langsung turun 5%...
Melihat darah berkurang, mana mungkin Feng Bujue diam? Dia segera bereaksi: tangan kanannya menekan setan kecil itu ke lemari penyimpanan, sementara tangan kiri menutup mulut makhluk itu sekuat tenaga.
Jurus ini ternyata efektif. Intensitas teriakan setan itu berhasil ditekan ke level yang tidak membuat darah berkurang.
"Xiao Tan, geser sedikit cahaya sentermu. Jangan langsung menyorotinya." Setelah berpikir dua detik, Feng Bujue memberi instruksi.
"Baiklah..." Xiao Tan sekarang sudah tidak terlalu takut, terutama karena ada rekan tim yang lebih menakutkan dari hantu telah menguasai situasi. Dia segera menggeser sorotan senter beberapa jengkal, tidak lagi menyinari monster itu langsung.
Hampir bersamaan dengan cahaya yang menjauh, lolongan monster itu juga perlahan mereda dan menghilang.
"Baik, aku akan memberimu satu kesempatan lagi." Feng Bujue menatap langsung sepasang mata darah monster itu, berujar, "Sekarang kuizinkan kau bicara... Jika kau menjawab pertanyaanku dengan baik, setelah selesai aku akan pertimbangkan untuk melepasmu atau membebaskanmu." Ia berhenti sejenak, kilasan kekejaman muncul di wajahnya, "Jika kau tidak tahu diri, tetap melawan... akan kubungkus dirimu dengan rambut palsu di podium menjadi bakcang, lalu menyatukanmu dengan senter melalui cara fisik hingga menjadi salah satu peralatanku."
"Gila?" Guixiao yang mendengar ini langsung membayangkan gambarnya, bulu kuduknya merinding, "Keterlaluan sekali kau? Tidak menyisakan hantu sekalipun? Dia kan masih anak kecil!"
"Jangan cerewet, aku sedang negosiasi." Feng Bujue tak sabar menoleh dan melototi Guixiao, lalu kembali memandang monster itu, "Kamu... mengerti maksudku?"
"Hmm..." Setan kecil itu benar-benar merespons dengan suara parau.
Kemudian, Feng Bujue melepas genggaman tangan kirinya, menggantinya dengan menggenggam dengan kedua tangan untuk mengunci tubuh lawan yang terdesak di lemari penyimpanan.
Kali ini, monster yang tidak terkena cahaya tampak lebih tenang dan tidak berteriak; tentu saja... mungkin ancaman Jue Ge memang berhasil.
"Siapa namamu?" Pertanyaan Feng Bujue segera meluncur.
"No... Noguchi Eiji."
"Kau hantu, kan?"
"Ya..."
"Kapan dan bagaimana kau mati?"
“Aku……tidak ingat jelas.”
“Lalu apa yang kau ingat?”
“Aku……” Ketika ditanya soal ini, ekspresi Noguchi berubah sedikit. Penderitaan terpancar di wajahnya, “Aku ingat……pagi itu, aku yang pertama sampai di kelas. Teman-teman sekelas belum datang. Aku……menemukan lemari penyimpanan Suzuki-san tidak terkunci. Aku ingin……membukanya, lalu……lalu……”
Noguchi tiba-tiba terlihat mengingat sesuatu yang sangat mengerikan. Seluruh wajahnya terdistorsi, tatapannya beralih ke lemari penyimpanan Suzuki.
“Ya……benar……Aku terperangkap di dalam lemari.” Setelah ragu sejenak, Noguchi seperti teringat sesuatu, “Aku……selalu ingin keluar. Setiap mendengar ada yang mendekat, aku menyentaknya……Kukira mereka akan menarikku keluar, tapi……mereka……justru kutarik masuk ke dalam……Di sana gelap……ada……banyak orang……mereka hancur……berubah menjadi……”
Khek! Krak-krak——
Di tengah kalimat Noguchi, tiba-tiba semua lemari penyimpanan terbuka dari dalam. Dari setiap lemari menjulur puluhan lengan pucat.
Lengan-lengan itu berbeda ukuran, namun semuanya berwarna putih pucat.
Karena posisi Noguchi terhimpit di lemari, lengan-lengan itu langsung mencengkeramnya erat.
“Tidak……jangan! Selamatkan aku!” Hanya sempat berteriak itu, puluhan lengan merobek tubuh Noguchi menjadi serpihan daging, lalu menyeretnya kembali ke dalam lemari.
Prak-prak-prak-prak……
"Tangan-tangan itu segera menyusut kembali ke dalam peti dengan kecepatan aneh, dan pintu sembilan peti penyimpanan… menutup bersamaan."
