Handout kelas itu hanya memuat serangkaian persyaratan tanpa langkah-langkah pembedahan konkret.
Namun... Xiao Tan juga tidak perlu melihat prosedur; Pendidikan Wang Tanzhi di sekolah kedokteran bukanlah sia-sia. Membedah manusia saja mudah baginya, apalagi seekor katak.
Setelah sepuluh detik memindai konten handout, Wang Tanzhi langsung bersikap tegas dengan nada komandan kepada Xiao Ling di sampingnya: "Xiao Ling, soroti dengan sentermu."
"Baik." Xiao Ling saat ini patuh mengikuti tanpa sedikit pun niat untuk berdebat dengannya.
Kemudian, Xiao Tan menaikkan pandangan ke meja eksperimen. Matanya bergerak cepat mengkonfirmasi posisi semua perlengkapan. Lalu ia berputar mengelilingi meja eksperimen, mengumpulkan semua alat yang diperlukan dalam sebuah nampan logam sebelum kembali ke posisi semula.
"Waktunya mepet, aku mulai sekarang." Saat Xiao Tan berkata demikian, Xiao Ling telah mengangkat senternya tinggi-tinggi, menyinari permukaan meja di depan Xiao Tan dengan stabil.
Pekerjaan pembedahan... dimulai dengan cepat dan intensif.
Xiao Tan meletakkan nampan logam berisi alat-alat di sebelah kanannya, menempatkan nampan lain yang dilapisi lilin di hadapannya, lalu memaku mayat katak dalam posisi perut menghadap ke atas ke permukaan lilin menggunakan paku payung.
Kemudian, ia mengenggam pisau bedah dan mulai membedah dengan tegas...
Tangannya sangat stabil, hingga membuat orang berpikir ini bukan tangan manusia melainkan mesin presisi - ini bukan bonus kemampuan dari game, melainkan keahlian Wang Tanzhi di dunia nyata yang sangat ia kuasai.
Dua detik kemudian, Xiao Tan membelah perut katak dari rahang bawah ke bawah dengan sempurna.
Sayatan ini... terlalu ringan akan gagal membuka rongga perut sepenuhnya, terlalu berat berisiko melukai otot internal; kekuatan Xiao Tan pas, menggunakan metode tercepat dan terbaik untuk membuat luka yang rapi dan lurus.
"Otot dalam kondisi normal." Setelah membuka kulit, Xiao Tan hanya melirik sebentar lalu mengucapkan kesimpulan ini sambil membelah daging.
"Hmm... perlu kami bantu mencatat item pemeriksaan ini?" An Yueqin mendekat melihat modul, menemukan banyak entri "konfirmasi" yang diperlukan sehingga bertanya.
“Tidak apa, saya bisa sendiri.” Xiao Tan menjawab tanpa mengangkat kepala, “Meski terlihat rumit, sebenarnya sebagian besar hal yang perlu dikonfirmasi sudah jelas; organ-organ eksternal sudah saya periksa semua saat memposisikan mayat, sekarang tinggal mengeluarkan jeroan satu per satu, terakhir mengurus tulang belakang dan otak saja...”
“Oh... Kalau begitu... Semangat.” An Yueqin menyadari bahwa setelah mengambil pisau bedah, aura Xiao Tan menjadi lebih percaya diri dan dominan; Secara perasaan... Seolah ia sedang berkomunikasi dengan orang asing, sampai agak kesulitan merespons.
Waktu berlalu detik demi detik, tapi lima orang di sekeliling sama sekali tidak merasa tegang, karena Wang Tanzhi di depan mata terlihat belum pernah seandal ini - Tekniknya mahir, sorot mata penuh keyakinan, gerakannya mengalir bak air terjun tanpa jejak keraguan atau ketidakefisienan.
Benar saja, hanya dalam lima belas menit, dia berhasil memenuhi semua persyaratan dalam materi pengajaran, menyelesaikan konfirmasi atas berbagai "hal yang perlu dipastikan".
Di desktop, tersisa selembar kulit katak yang sudah dikosongkan, tumpukan jaringan otot, serta organ-organ dan tulang-tulang yang ditempatkan terpisah di lebih dari sepuluh cawan plastik; Setiap bagian berada dalam kondisi yang relatif utuh, seolah siap langsung disegel menjadi spesimen.
Bisa dikatakan, pekerjaan pembedahan Xiao Tan ini rapi sempurna, presisi tanpa cacat... Jika direkam langsung bisa jadi bahan ajar video, bahkan orang awam pun bisa melihat betapa hebatnya dia.
【Pembedahan telah selesai, waktu dan tingkat penyelesaian memenuhi standar.】 Begitu tangan Xiao Tan berhenti, sistem suara langsung berbunyi.
Detik berikutnya, sebuah laci di sisi meja eksperimen meluncur keluar. Jelas, di dalamnya terdapat item misi yang dibutuhkan selanjutnya.
Pada momen ini, Xiao Tan akhirnya menghela napas panjang. Ekspresinya kembali ke keadaan polos dan menggemaskan seperti biasa.
"Hmm..." Saat meletakkan alat di tangannya, Xiao Tan mengerutkan kening, "Tadi saat fokus malah tidak terasa, sekarang setelah rileks... lukanya agak sakit lagi."
"Apa tidak apa-apa? Apakah lukanya terbuka?" Xiao Ling bertanya dengan penuh perhatian.
"Tidak sampai terbuka, ini kan aku yang merawat sendiri..." jawab Xiao Tan, "Bulan Juli dan Agustus lalu aku masih sering dipindahtugaskan ke ER (Emergency Room, yaitu ruang gawat darurat) untuk membantu, sudah ahli menangani luka luar."
"Eh? Kak Xiao Tan ternyata dokter?" Guixiao baru menyadari setelah mendengar ini.
"Iya," jawab Wang Tanzhi, "Tapi aku masih dalam masa magang."
"Wah hebat..." sambung Guixiao, "Awalnya kukira panggilan 'Dokter Wang' dari Feng Bujue cuma bercanda, ternyata benar."
"Ha...ha... tidak juga istimewa." Xiao Tan tersenyum kecut.
"Lho? Sepertinya kamu sangat mengagumi dokter ya?" kata Feng Bujue.
“Ya, sejak kecil aku selalu mendengar orangtua menginginkanku menjadi dokter atau pengacara saat besar nanti; meski dari situasi sekarang jelas aku tidak akan menempuh kedua jalan itu, tapi aku memang pernah mempelajari hal-hal yang diperlukan untuk kedua profesi itu... Jadi kekaguman itu benar-benar muncul secara alami...” Guixiao menyambung.
“He he... Nak muda memang masih naif...” Begitu mendengar itu, Feng Bujue langsung tertawa, “Di dua profesi itu juga banyak sampah masyarakat, aku kenal beberapa... Contohnya...”
“Cukup, hentikan di sini saja.” Sepertinya Ruo Yu tahu apa yang akan diucapkan Jue Ge selanjutnya, sehingga buru-buru menghentikannya, “Cerita tentang dokter jiwa yang kamu bikin gila, serta pengacara yang kamu dan Ouyang Jian bikin stres bersama, tidak perlu disebarkan ke lebih banyak orang. Itu juga bukan hal yang patut dibanggakan.”
“Benar...” Guixiao yang mendengar ucapan Ruo Yu juga buru-buru menambahkan, “Aku tidak ingin memahami dirimu lebih dalam, apalagi peduli dengan konflik dokter-pasien dan gugatan perdata yang melibatkan Feng Bujue. Jangan harap kamu bisa menggunakan berbagai 'prestasi'-mu untuk mengikis pandangan hidupku yang lurus ini.”
Meski terdengar seperti celaan, ucapannya tidak sepenuhnya tanpa alasan...
“Ha! Baik~ baik~” Jue Ge tertawa kering, matanya berkilat kecewa, berkata dengan kesal, “Pokoknya ini kerugianmu...” Sambil berkata demikian, ia berbalik menuju laci yang terbuka, “Mari kita lanjutkan alur cerita.”
……
【Lima menit kemudian, para pemain kembali berada di ambang pintu kamar mandi.】
【Dalam lima menit ini, mereka memeriksa item yang didapat dan berdiskusi tentang langkah selanjutnya.】
【Pertama, mari bahas item yang mereka ambil dari laci ruang biologi...】
【Mirip dengan ruang musik, setelah memecahkan teka-teki di ruangan tersebut, mereka mendapatkan empat item.】
【Pertama, tetap sebuah item misi yang terasa ganjil dan bisa dibawa keluar dari quest.】
【Nama: Sepatu Koboi】
【Jenis: Terkait alur cerita】
【Kualitas: Normal】
【Fungsi: Tidak diketahui】
【Dapat dibawa keluar dari quest: Ya】
【Catatan: Sepatu koboi bergaya Barat dengan hak tinggi, terbuat dari kulit sapi asli dan dijahit manual.】
【Saat hanya mendapatkan rambut palsu, para pemain belum merasakan apa-apa. Tapi dengan munculnya kacamata hitam dan sepatu ini, mereka tiba-tiba menyadari... Rangkaian item misi yang bisa dibawa keluar ini sepertinya adalah "barang yang bisa dipakai", entah apa hubungannya dengan alur cerita selanjutnya.】
【Selanjutnya, item kedua.】
【Itu juga merupakan item misi yang terkait dengan alur cerita.】
【Nama: "Hati"-Nya】
【Jenis: Terkait alur cerita】
【Kualitas: Normal】
【Fungsi: Dapat ditanamkan ke bagian tubuh "nya".】
【Dapat dibawa keluar dari quest: Tidak】
【Catatan: Organ miniatur dari giok hijau yang memancarkan energi spiritual samar.】
Selain nama, deskripsi item ini persis sama dengan 【"Paru-paru Itu"】. Jelas, fungsinya juga sama - baik sebagai komponen boneka altar di pintu keluar, maupun kontributor setia yang membantu penulis menambah jumlah kata.
Mari kita lihat... yang ketiga.
Sama seperti settingan di ruang musik, ini juga selembar kertas. Isinya bisa ditebak - "Sawada-kun sangat luar biasa. Dialah satu-satunya siswa yang menyelesaikan seluruh prosedur pembedahan sendiri. Mungkin dia benar-benar akan menjadi dokter, jauh lebih baik daripada guru setengah hati seperti aku yang hanya mengajar anak-anak di desa."
Berdasarkan situasi di ruang biologi, bisa dihipotesiskan bahwa tulisan di kertas ini merupakan perasaan atau pesan guru biologi. Sayangnya... guru biologi itu hanya mengeluarkan erangan dan jeritan, bahkan tidak ada satu kalimat pun yang utuh.
Akhirnya, item keempat adalah 【Kunci Ruang Kepala Sekolah】...
Meski penyebutannya berbeda, "Ruang Kepala Sekolah" sama dengan "Ruang Direktur". Setelah Pencarian, semua orang tahu ruangan ini tidak berada di lantai satu. Jadi, eksplorasi selanjutnya... pasti akan berlanjut ke lantai dua.
Namun, pada saat ini Feng Bujue mengajukan saran - untuk menjelajahi sepenuhnya dua kamar mandi di lantai satu terlebih dahulu.
Entah disebut OCD atau perfeksionis... yang pasti, membiarkan dua tempat yang sebenarnya bisa dimasuki namun belum sepenuhnya dijelajahi membuatnya sangat tidak nyaman.
Mengenai ini, rekan-rekan tim tidak memiliki keberatan.
Mereka semua adalah pemain high-end Taman Horor. Siapa yang tidak tahu karakteristik khas quest dengan Kesulitan Nightmare?
"Untuk bisa menyelesaikan misi, jangan malas atau menghindari ruang dan alur cerita yang membuatmu tidak nyaman bahkan takut... Kalau tidak, situasi justru akan semakin sulit."
Akhirnya, keenam orang itu mengikuti Feng Bujue kembali ke ambang pintu kamar mandi.
Tepat di saat itu, sesuatu yang pasti akan terjadi... akhirnya terjadi.
Senter Jue Ge... tiba-tiba mati tanpa peringatan; tanpa suara maupun kedipan, padam begitu saja dalam kesenyapan.
Untungnya, Guixiao yang bertugas mengawal belakang masih memegang senter menyala, sehingga para pemain tidak terjerumus dalam kegelapan total.
"Lihat, kan kubilang baterainya bakal habis." Feng Bujue memandang senternya dengan sombong, "Perkiraanku ini... mungkin bukan kecerdasan dewa, tapi setidaknya perencanaan matang lah?"
"Baik~ kau memang punya visi jauh." Ruo Yu menirukan gaya bicara Jue Ge sambil memujinya.
"Hei... senterku nyala hampir bersamaan denganmu." Guixiao menyela, "Kalau punyamu sudah mati, berarti punyaku juga sebentar lagi?"
"Pas sekali, sekarang kau bisa mematikannya." Feng Bujue langsung menanggapi sambil menoleh ke Xiao Tan, "Xiao Tan, nyalakan sentermu."
"Siap." Xiao Tan menjawab sambil langsung menyalakan senternya.
Melihat itu, Guixiao segera mematikan senternya untuk menyimpan sisa daya sedikit itu sebagai cadangan.
Di detik yang sama, Feng Bujue melanjutkan: "Baik... kalian semua juga sudah lihat, sejak kita mendapatkan senter sampai sekarang, total baru melewati dua ruangan; artinya, belum sampai satu jam, listrik senter sudah habis. Mengingat dalam waktu satu jam ini setiap orang sempat menyalakan senter mereka, jadi... menurut perkiraan kasar saya, tiga puluh menit lagi kita mungkin akan menghadapi situasi kematian pasti dalam kegelapan total."
"Sudah, jangan nakut-nakuti orang lagi, langsung saja katakan rencanamu." An Yueqin tahu, pola bicara Jue Ge ini... semua sudah skenario, selanjutnya dia pasti akan mengungkapkan taktiknya.
"Ha... sederhana." Kata Feng Bujue, "Bergerak terpisah."
"Mengerti." Kurang dari dua detik, Ruo Yu langsung merespons, "Sebenarnya tadi aku juga memikirkan hal ini." Dia mengisyaratkan pintu masuk kamar mandi dengan pandangan matanya, "Enam orang bersama-sama, menjelajahi dua kamar mandi secara bergantian itu tidak efisien; tapi jika dibagi menjadi dua grup, kita bisa menjelajahi dua kamar mandi sekaligus, menghemat separuh waktu."
"Hm, tepat seperti yang ingin kukatakan." Sahut Feng Bujue, "Teman-teman... bagaimana pendapat kalian?"
Setelah suaranya berhenti, tak ada yang mengajukan keberatan. Bahkan Guixiao dan Xiao Tan yang relatif lebih penakut pun tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Sebelumnya, ketika senter enam orang masih menyala, mereka belum merasakan apa-apa... juga tidak terlalu khawatir dengan masalah baterai.
Namun, saat senter Jue Ge padam, sebuah tekanan bagaikan binatang buas yang membuntuti langsung menerjang pertahanan mental para pemain.
Mereka akhirnya mengetahui berapa lama sebuah senter bisa bertahan, dan juga memperkirakan berapa lama senter-senter lainnya masih akan menyala, tapi... mereka tidak tahu berapa lama lagi yang dibutuhkan untuk meloloskan diri dari sekolah ini.
Justru dalam konflik antara yang diketahui dan tidak diketahui ini, di celah-celahnya, rasa urgensi mulai muncul, lalu berkembang menjadi ketakutan.
"Hē hē..." Feng Bujue masih tetap santai. Baginya, tidak peduli seberapa buruk situasinya, selalu ada solusi; karena itu dia tetap bisa tertawa sambil berkata, "Kalau tidak ada yang keberatan, mari kita bagi menjadi dua kelompok berdasarkan gender - pria dan wanita - untuk menyisir masing-masing sisi."
Demikianlah... enam pemain terbagi menjadi dua tim berisi tiga pria dan tiga wanita.
Di pihak pria, Xiao Tan yang bertugas memegang lampu; sementara di pihak wanita, An Yueqin dengan senter yang masih memiliki cadangan listrik terbanyak ditunjuk sebagai pemegang lampu.
Kedua pihak menyepakati waktu dan prosedur darurat berupa teriakan "Tolong!" jika menghadapi situasi tidak menguntungkan, lalu berjalan secara terpisah menuju dua pintu masuk kamar mandi yang berlawanan arah...
