Di jam kelima sejak tiba di dunia naskah ini, Feng Bujue akhirnya menyelesaikan misi 【Bergabung dengan Pemberontak】.
Langkah berikutnya dari quest utama pun langsung diperbarui——【Serang pusat kota A0007】.
"Tugas ini sebenarnya cukup menarik... Karena konten tugas hanya menulis 'serang masuk', tapi tidak mencantumkan 'serang masuk bersama pasukan pemberontak'; artinya secara teori dia bisa pergi sendiri."
Mengenai hal ini, Feng Bujue mempertimbangkan dengan matang...
Pergi sendirian memang memudahkan aksi, tidak perlu banyak pertimbangan. Tapi bagaimanapun dia bukan penduduk alam semesta ini, tidak familiar dengan berbagai kondisi, mungkin menghadapi berbagai risiko di luar perkiraan.
Sementara menggerakkan pasukan besar pemberontak untuk melancarkan serangan total ke kota bersama... menyangkut masalah "membohongi"; bahkan Conrad pun tidak punya hak mengerahkan seluruh pasukan markas tanpa izin komandan; sehebat apapun Jue Ge membujuk, belum tentu bisa membuat Kolonel membantu.
Untungnya, Feng Bujue akhirnya menemukan solusi kompromi, yaitu...
……
Kreek-kreek-kreek...
Grok-grok-grok...
Diiringi bunyi gesekan batang logam bolak-balik dan suara poros logam menggilas rel, sebuah kereta troli manual bergerak dengan kecepatan yang tak jauh lebih cepat dari sepeda menuju arah kota.
Saat ini, tim beranggota lima orang termasuk Feng Bujue sedang menaiki kendaraan ini melalui jalur kereta bawah tanah... mendekati Kota A0007.
"Juruselamat, mau sepotong?" Si janggut lebar yang baru turun dari posisi pengayuh sambil memasukkan daun tembakau kompresi ke mulutnya bertanya pada Jue Ge.
“Hargai.” Feng Bujue menggelengkan tangan, “Aku nggak terbiasa mengunyah itu. Lagian, kamu bisa panggil aku Tuan Feng atau Feng Bujue. Nggak usah terus-terusan bilang Juruselamat.”
“Hē hē...” Si janggut lebar terkekeh, “Baiklah, Tuan Feng...” Sambil mengunyah tembakau berkualitas rendah yang baunya menyengat, dia menyemburkan ludah sambil berkata, “...kalau kau memang bersikeras.”
Pria berjanggut lebar ini adalah anggota tertua dari lima orang, bertugas sebagai penyerang; sekaligus satu-satunya "non-Zhiyue" di rombongan ini.
Di awal Perang, putri si janggut lebar - seorang Zhiyue berusia dua belas tahun - ditangkap dan dibunuh Pasukan Pita meski tidak melakukan perlawanan sama sekali (semakin dini Zhiyue bangkit, informasi di otaknya semakin jelas, sehingga ancamannya juga semakin besar); tak lama setelah itu, si janggut lebar bergabung dengan pemberontak.
Dia orang kasar yang tak paham hal rumit. Motivasi ikut perang cuma satu - sialan robot-robot itu, Laozi akan habisi kalian semua untuk balas dendam putriku!
“Ngomong-ngomong... Tuan Feng.” Beberapa detik kemudian, Manusia Bermata Satu yang duduk di sebelah si janggut lebar menatap Jue Ge, “Apa yang mereka bilang itu benar?”
“Mereka bilang apa?” Jue Ge balik bertanya.
“Seluruh markas sudah pada tahu...” Sambung Manusia Bermata Satu, “Katanya Juruselamat bisa terbang, bahkan bisa merobek logam tanpa senjata...”
"Manusia bermata satu adalah penembak jitu rombongan ini, seorang Pencerahan yang bangkit pada usia sembilan belas tahun; Mata kirinya pernah ditusuk oleh laba-laba meja bundar dalam suatu pertempuran, sejak itu dia hanya bisa menggunakan senjata api berpelantang (satu mata sulit menilai jarak, akan ada hambatan jika menembak dengan senjata tanpa pelantang), sehingga secara wajar dia menjadi seorang penembak jitu."
"Dan perihal 'seluruh markas sudah menyebar' yang disebutkan manusia bermata satu saat ini, memang benar adanya."
"Sebelumnya, untuk meyakinkan Kolonel menyetujui operasi ini, Feng Bujue 'sedikit' memperlihatkan beberapa skill-nya; Tindakan ini... di satu sisi memperkuat identitasnya sebagai 'Juruselamat', di sisi lain juga memberi keyakinan pada Kolonel. Jika Jue Ge tidak menunjukkan kekuatannya, Conrad sama sekali tidak akan menyetujui aksi bunuh diri seperti ini."
"Aku tidak bisa terbang." Dua detik kemudian Feng Bujue menjawab dengan nada datar, "Itu berjalan di udara, konsep yang berbeda dengan 'terbang'." Dia berhenti sejenak, "Soal merobek logam tanpa senjata... Bisa saja, tapi jika kau ingin aku demonstrasikan sekarang, lebih baik tidak usah."
"Hmm..." Manusia bermata satu bergumam, "Mereka juga bilang... kau bisa 'mengakhiri Perang', benarkah?"
"Pertanyaanmu terlalu banyak." Bujue belum sempat menjawab, Kepala Kilat yang sedang menggoyang batang logam menyela, "Jangan tanya hal yang bukan urusanmu, kalau merasa nganggur mari ke sini membantu menggoyang mobil."
"Ya, Kilatou juga ikut, dan dia adalah wakil leader dari tim penyerang ini."
Sebagai salah satu Pencerahan yang paling awal bangkit, dia telah bertempur sejak awal berdirinya pasukan pemberontak; Hanya saja, wanita tomboi ini memiliki temperamen yang buruk dan tidak mengerti jalan tengah dalam bersikap, jadi ketika rekan seangkatannya sudah menjadi perwira, dia masih tetap berada di garis depan memimpin pasukan.
"Aku hanya tidak ingin mati tanpa tahu apakah kematianku bermakna..." Dipotong oleh wakil leader, manusia bermata satu itu mengangkat bahu kesal dan bergumam pelan.
"Kau bilang apa?" Kilatou jelas mendengar, dan segera melotot ke arahnya.
"Sudah." Kali ini sang leader tim penyerang, Isaac, yang berbicara. "Berhenti berdebat..."
Sambil berkata demikian, dia memberikan kode mata kepada Kilatou yang sedang bersamanya mengayunkan batang logam; Meski tidak mengucapkan sepatah kata pun, Kilatou sudah memahami maksudnya sehingga diam.
Kemudian Isaac menatap si manusia bermata satu: "Misi kita hari ini adalah mengantar Tuan Feng ke Zona Pusat lalu mundur dengan selamat. Meski terdengar gila, ini bukan misi bunuh diri. Jangan ucapkan kata-kata pesimis yang merusak moral tim."
"Ya... Leader." Manusia bermata satu itu sangat menghormati Isaac. Bagaimanapun... pria terakhir ini bisa dibilang legenda di pasukan pemberontak.
Lalu, seperti apa sebenarnya "legenda" Isaac itu?
Sebelum membahas catatan pertempurannya, izinkan saya menjelaskan settingan dasar terlebih dahulu: Isaac, adalah seorang kulit hitam... adalah seorang kulit hitam... adalah... seorang kulit hitam.
Saya tahu menghubungkan warna kulit dan ras bawaan seseorang dengan achievement yang diraihnya mungkin tidak adil, namun menurut saya di sini kita harus menghadapi realitas... mengucapkan hal penting tiga kali.
Sama seperti keturunan Asia dan Yahudi yang memiliki keunggulan bawaan dalam kecerdasan rata-rata, keunggulan bawaan kulit hitam dalam kemampuan atletik juga tak terbantahkan.
Jika benar-benar ada pahlawan super seperti Batman di dunia, maka berdasarkan settingan "semua kemampuan atletiknya mencapai level juara Olimpiade di masanya", manusia yang memenuhi kriteria fisik Batman tersebut kemungkinan besar juga harus seorang kulit hitam.
Dan Isaac... ibarat Batman di antara para pemberontak.
Meski tidak memiliki berbagai peralatan berteknologi tinggi, juga tidak memiliki settingan absurd seperti Bruce Wayne yang "meraih gelar doktor dalam belasan disiplin ilmu profesional", Isaac tetap berhasil menyelesaikan banyak hal yang oleh orang biasa dianggap hanya bisa dilakukan pahlawan super...
Ia pernah menyusup sendirian ke sebuah penjara para terpelajar, dan berhasil menyelamatkan lebih dari 90% tahanan; Ia pernah menyelesaikan pekerjaan satu regu sendirian dalam operasi distribusi penting (aksi menyebarkan game ke masyarakat); Ia pernah membunuh setidaknya tiga puluh robot tempur dalam satu pertempuran; Ia bahkan pernah mengalahkan laba-laba meja bundar dalam pertarungan jarak dekat satu lawan satu...
"Prestasi semacam ini... atau lebih tepatnya... pencapaian konkret, sudah dikenal semua orang di kalangan pemberontak; setelah bertahun-tahun berperang, hingga saat ini belum ada prajurit yang bisa menyaingi reputasi Isaac."
"Karena itu, di mata banyak prajurit, perkataan Isaac mungkin lebih berguna daripada perintah komandan."
"Hē hē... Tuan-tuan, mengapa suasana harus dibuat begitu tegang?" Feng Bujue yang juga menyadari kekhawatiran para NPC ini segera menunjukkan senyum santai, "Sejujurnya, aku punya persen peluang besar untuk mengakhiri perang ini sebelum hari ini berakhir. Mengenai keamanan kalian... Aku memang tidak berencana meminta kalian 'mengawal' sampai ke area pusat kota, itu hanya perintah keras Kolonel Konrad; Menurutku... kalian cukup membawaku masuk kota, tunjuk lokasi pusat komando, lalu langsung mundur saja."
Perkataan Jue Ge ini memang bermaksud baik. Tentang perbedaan kekuatan tempur antara manusia dan mesin, dia tentu paham, dan tidak ingin melihat mereka mati sia-sia.
Namun mendengar itu, Isaac justru menjawab dengan serius: "Perintah tetaplah perintah, Tuan Feng. Kami tidak akan mengintervensi tindakanmu, tapi harap jangan halangi kami menjalankan tugas."
"Oh..." Mata Feng Bujue memancarkan ekspresi kompleks, "Baiklah... Toh kau ketua tim, kuasamu mutlak."
……
Setelah perjalanan hampir tiga jam, terowongan yang terasa tak berujung akhirnya mencapai titik akhir.
Di ujung orbit, yang menyambut lima orang adalah tembok batu, dan di seberang tembok... terdengar suara aliran air yang terus-menerus.
"Apa di balik tembok itu selokan?" Sebenarnya Feng Bujue sudah menembus pandang aliran data di seberang tembok, namun dia tetap berpura-pura tidak terlalu paham sambil bertanya.
"Ya," jawab Isaac. "Selanjutnya kita harus berjalan menyusuri selokan, lalu melewati pipa konstruksi, dan masuk ke terowongan kereta bawah tanah."
"Lalu kita bisa masuk ke stasiun kereta dan menerobos ke permukaan, benar?" Feng Bujue melanjutkan perkataan lawan bicaranya.
"Tidak. Kita harus bersembunyi di terowongan kereta dan mendekati target dengan berjalan kaki," balas Isaac. "Setelah sampai di stasiun terdekat dengan zona pusat, baru kita menerobos ke atas."
"Huu... Kedengarannya sangat merepotkan," Feng Bujue tak bisa menahan helaan napas panjang.
"Memang tidak ada cara lain," manusia bermata satu di samping menambahkan dengan nada frustasi. "Begitu kita memasuki zona ber-monitor seperti stasiun kereta, Pita akan langsung mendeteksi dan mengirim pasukan untuk mengepung. Mustahil lima orang seperti kita bisa mendekati pusat kendali di bawah kepungan penjaga kota."
"Bagaimana kalau kita menyamar?" usul Feng Bujue. "Misalnya berpura-pura jadi warga sipil dan menggunakan kendaraan untuk mendekati target."
"Tidak mungkin." Isaac menyambung, "Metode penyamaran seperti itu hanya efektif untuk manusia, tidak berguna melawan AI... Semua kamera di kota ini memiliki fungsi pengenalan wajah. Siapapun yang tidak teridentifikasi atau didefinisikan sebagai 'ancaman', begitu wajahnya tertangkap oleh lensa kamera manapun, akan menarik perhatian PITA; dalam satu menit penuh, petugas penegak hukum terdekat akan segera dikerahkan."
"Begitu rupanya..." Feng Bujue membalas, "Kalau begitu... mari kita lanjutkan sesuai rencana."
Baru pada saat ini Jue Ge tersadar dan merasa bersyukur... bahwa dirinya tidak nekat memasuki kota sendirian.
Andai saja dia melakukannya, meski bisa menerobos kepungan dengan kekuatan mentah dan bertarung hingga ke hadapan PITA, nyawanya mungkin sudah tinggal separuh; lagi pula... Jue Ge belum tahu bahwa jika menggunakan metode penerobosan seperti itu, PITA kemungkinan besar akan meledakkan diri sebelum melakukan kontak dengannya.
Sementara sekarang, di bawah pimpinan tim penyerang pemberontak ini, meski membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai tujuan, risiko pertempuran memang berkurang. Bagi "pemain", konsumsi stamina selama perjalanan ini hampir bisa diabaikan; sedangkan pengurangan nilai kelangsungan hidup, skill, maupun item benar-benar nol. Terlihat jelas... inilah "metode tepat untuk menyelesaikan misi".
Tentu saja, dalam quest dengan tingkat kesulitan Normal, pemain tidak harus mengikuti "jalan benar". Asalkan kekuatan cukup kuat, bahkan "kesalahan" sekalipun belum tentu menyebabkan gagal menyelesaikan misi. Berbagai metode kekerasan tetap bisa digunakan.
"Tapi... Feng Bujue akhirnya memilih rute penyelesaian misi yang relatif masuk akal; Salah satu alasannya adalah, saat membuat keputusan, dia secara samar menyadari bahwa misi utama pertama 【Bergabung dengan Pemberontak】 sendiri merupakan semacam petunjuk, mengimplikasikan bahwa lebih baik ia mengandalkan bantuan kekuatan NPC untuk menyelesaikan misi; Alasan kedua... Saat duduk bermain game di kantor Kolonel, dia menyadari - mustahil baginya untuk bertemu dengan rekan tim dalam dua jam. Jadi, dia tidak terburu-buru menyelesaikan quest ini, memilih mengikuti alur resmi yang disiapkan sistem perlahan-lahan, menikmati alur cerita."
"Baiklah, mari kita bungkus peralatan dengan kain terlebih dahulu, nanti perhatikan jangan sampai kotoran dan air menyumbat perangkat." Saat Jue Ge sedang berpikir, Isaac sudah mulai memimpin persiapan "perjalanan selokan" tim.
Di sisi Feng Bujue tidak ada yang perlu dipersiapkan. Semua peralatan pemberontak sudah dia periksa, sebagian besar berkualitas normal atau rusak parah, tidak bernilai tinggi, bahkan jika dibawa ke ruang login hanya bisa dijual ke toko; Sedangkan tindakan "mengambil" itu sendiri akan mengungkap keberadaan "ruang penyimpanan"-nya, jadi dengan alasan "Juruselamat tidak membutuhkan ini", dia tidak mengambil apapun.
Singkatnya……
Lima menit kemudian, empat anggota lain tim penyerbu menyelesaikan persiapan.
Kemudian, di bawah pimpinan Isaac, mereka satu per satu merangkak masuk ke pipa yang sedang mengalirkan air kotor di samping rel, bergerak menuju zona selokan di seberang tembok.
……
Pada saat yang sama, Kota A0007, Area Pusat.
【Peringatan, kode 964, kasus infiltrasi.】
【Sumber sinyal, personel masa inkubasi……A8504】
【Koordinat personel telah terkunci.】
Tepat di detik yang sama ketika lima orang tim penyerang melewati "tembok" selokan dan memasuki area kota, P menerima informasi berikut.
"A8504 ya..." P tiba-tiba berbicara sendiri layaknya manusia, "Belakangan ini tidak ada instruksi yang diberikan padanya, juga tidak ada intelijen dari personel inkubasi lain tentang aksi penyusupan hari ini..." Program simulasi real-time P telah mulai berjalan, "Jadi... sebenarnya apa yang terjadi?"
