Doktor Abadi tidak semudah itu mati, bagaimanapun dia adalah manusia bumi.
Meskipun manusia Bumi tidak unggul dalam hal stamina, kekuatan otak, maupun tingkat teknologi... di alam semesta, kemampuan mereka dalam "bersaing dengan manusia" termasuk yang terbaik di jagad raya.
Kesadaran individu yang kuat dan pengalaman bertarung yang kaya bisa dikatakan sebagai bakat bawaan manusia Bumi.
Sebagai manusia Bumi dengan kekuatan yang mampu bersaing di level pahlawan alam semesta, Doktor Abadi jelas bukan lawan yang mudah.
Tembakan licik dari Doktor Gila itu dengan mudah menembus dada Doktor Abadi, hampir seketika setelah berhasil, dia yakin Doktor Abadi pasti sudah tamat.
Namun, dua detik kemudian, tubuh Doktor Abadi yang tertembus gelombang energi... tiba-tiba memancarkan cahaya terang.
Kemudian, dia secara tak terduga lenyap begitu saja...
"Apa?" Doktor Gila pun terlihat bingung menyaksikan adegan ini.
Justru Manusia Kertas Timah yang berdiri beberapa meter di samping Doktor Abadi cepat bereaksi, sambil tertawa sinis: "Ha... Si licik tua ini... Rupanya yang naik kapal setelah rapat adalah entitas cerminan..."
Tebakannya tepat...
Doktor Abadi yang asli sama sekali tidak datang ke Planet Ledakan.
Di pangkalan antariksa, ketika para hadirin meninggalkan ruang rapat untuk persiapan, Doktor Abadi kembali ke kamarnya dan menciptakan "entitas cerminan".
Entitas cerminan ini berbeda dengan boneka pengganti Doktor Dian Dian. Boneka pengganti Doktor Dian Dian adalah manusia modifikasi nyata yang dibuat dari material fisik, termasuk dalam kategori "ciptaan sains"; sedangkan entitas cerminan Doktor Abadi bisa diciptakan secara spontan, termasuk dalam kategori "ciptaan sihir".
Kekuatan cerminan sekitar 70% dari entitas asli, dikontrol langsung oleh pemiliknya; Saat mengontrol cerminan, entitas asli Doktor Abadi harus masuk ke "status meditasi" agar pola pikirnya tetap terfokus pada cerminan tersebut; Jika meditasi terputus atau cerminan hancur oleh serangan tertentu, sihir ini akan kehilangan efeknya.
Saat ini, serangan Doktor Dian Dian jelas telah menghancurkan cerminan tersebut, tapi... Doktor Abadi sendiri tetap aman dan utuh.
"Licik sekali, sampai menggunakan boneka pengganti..." Setelah ragu beberapa detik, Doktor Dian Dian akhirnya menyadari situasi sebenarnya dan bergumam pelan.
"Hei... Kamu yang paling tidak pantas mengucapkan kalimat itu..." Bahkan di saat seperti ini, Jue Ge tak tahan melontarkan celetukan setelah mendengar dialog tersebut.
"Hmph... Tidak apa-apa." Doktor Dian Dian mengabaikan Jue Ge, melanjutkan dengan nada dingin, "Selama dia masih berseberangan denganku, suatu hari nanti akan kuhancurkan... Biarkan dia hidup beberapa hari lagi."
Sambil berbicara, matanya berkedip. Dengan taktik yang sama, ia melemparkan serangan gelombang energi tiba-tiba ke arah Manusia Kertas Timah.
"Manusia Kertas Timah saat ini... telah kehabisan sumber energi armor perangnya akibat tembakan molekul kolaps sebelumnya. Dengan sisa energi yang ada, kemungkinan besar dia tidak bisa menahan serangan dari Manusia Mata Seribu ini."
Kata orang, lambat dalam bicara tapi cepat dalam aksi! Di saat genting ini, Kodok Man yang telah membaca niat Dokter Gila dengan naluri kenabiannya datang secepat kilat, menerjang Manusia Kertas Timah dan menggunakan tubuhnya sendiri untuk menahan serangan gelombang energi tepat pada waktunya.
Namun...
Pohon teknologi yang dipilih Kodok Man berbeda dengan Manusia Kertas Timah... Armor perangnya tidak sepenuhnya berfokus pada jenis pertarungan. Jadi meski energi armornya masih cukup, batas pertahanannya tetap tidak tinggi.
Akibatnya, di bawah benturan gelombang energi, kedua pahlawan itu terpental jatuh.
Armor punggung Kodok Man langsung hancur setelah menahan serangan. Untungnya tubuhnya tidak tertembus; namun punggungnya tetap terbakar meninggalkan bekas luka besar yang membuatnya roboh tak bisa bangun.
Di sisi lain, kondisi Manusia Kertas Timah sedikit lebih baik karena tidak terkena gelombang energi secara langsung, tapi dampak jatuhnya tetap dia rasakan sepenuhnya... Untuk sementara darahnya bergejolak dan tak bisa bergerak.
"Kalian masih mau melawan ya..." Dokter Gila memandangi kedua pahlawan itu dengan dingin, "Baiklah... lawanlah, lalu... rasakan putus asa."
"Bicara sambil menyerang!" Dia mengangkat tangan ke arah Kodok Man yang sudah kehilangan kemampuan bertahan, bersiap mengaktifkan jurus ledakan psikokinetik yang menghancurkan Power Fist.
"Mana masuk akal!" Pada detik itu, Leader Kotoran Bintang menggelegar, melompat untuk menyerang.
Jelas sang Leader sedang mengorbankan nyawa... Pukulan yang ditahannya untuk Jue Ge dan Honbu sebelumnya telah menyebabkan luka internal parah, bahkan berdiri saja sudah sulit. Namun menyaksikan teman-temannya tumbang satu per satu, dia tak bisa menahan diri lagi - bahkan nyawa pun rela dipertaruhkan.
"Maju mencari ajal... Aku kabulkan." Doktor Dian Dian menyambut serangan itu dengan tenang. Kepalan tangan yang teracung diubah posisinya, diayunkan horizontal ke arah sang Leader.
Saat ini Doktor Dian Dian telah memiliki kekuatan setara Tuan Jelek plus kemampuan Lucky Man. Sedangkan sang Leader hanya punya luka dalam parah... dan kemampuan yang terhambat akibat cedera tersebut.
Jika serangan ini mengenai, kematian Leader Kotoran Bintang sudah pasti.
Tepat ketika Doktor Dian Dian hendak memberi pukulan maut, seseorang yang tak terduga... menyambar masuk ke arena pertarungan.
"Chōjitsu-ryū... Teknik Terlarang..." Honbu Taizo dengan jubah Tao abu-abu (sejak jadi pahlawan tak pernah ganti baju - atau tepatnya tak punya baju lain) berubah menjadi bayangan kelabu. Dengan kecepatan tak tertandingi, dia menyusul dan menangkis serangan itu, mendahului Leader Kotoran Bintang ke posisi depan Doktor Dian Dian, lalu menggeser kaki menyerang kuda-kuda lawan.
“……Duan Yang Sui Yu Zhan!” Di detik terakhir meneriakkan nama jurus, dia tiba-tiba mempercepat gerakan untuk kedua kalinya. Dengan kecepatan yang melampaui reaksi Doktor Dian Dian, tubuhnya melesat menyilang dan mendarat di belakang lawan.
"Ah——" Setengah detik kemudian, Doktor Dian Dian yang selalu tenang itu... tiba-tiba menjerit kesakitan. Kedua tangannya menutupi selangkangan sambil perlahan berlutut di tanah.
Ya, jurus ini memang sekuat itu... Bahkan bisa membuat musuh yang sudah kehilangan organ reproduksi dan tak mengedipkan mata saat separuh tubuhnya hancur, merasakan sakit yang luar biasa.
"Gila? Apa ini?" Melihat jurus itu, bahkan Feng Bujue pun berubah ekspresi. Dalam hati dia bergumam, "Gerakan 'tangan pisau' saat menarik jurus itu bagaimana? Reaksi Doktor Dian Dian bagaimana? Nama jurus yang terdengar sangat berbahaya itu bagaimana..."
Di sisi lain, Leader Kotoran Bintang tak banyak berpikir. Begitu melihat gerakan serangan balik Doktor berhenti dan posturnya penuh celah, dia langsung melanjutkan serangan.
"Ha——" Dengan teriakan keras lagi, Leader Kotoran Bintang menyepak kepala Doktor dengan jurus "BAB Bengkok Tendangan".
Jangan tanya arti nama jurus ini atau posisi tubuh saat mengeluarkannya. Kalian cukup meresapi perlahan ledakan kekuatan dan daya pukul tak tertandingi yang terkandung dalam tiga kata ini...
Dor——
Setelah serangan tendangan, tubuh Doktor Dian Dian kembali tercerai-berai menjadi bubur.
Tapi Leader Kotoran Bintang juga memuntahkan darah dan roboh setelah mengeluarkan jurus, tak bisa bangkit lagi...
"Harus bagaimana? Poker Xia!" Markas Besar cukup cerdik. Dia tahu serangan seperti ini takkan membunuh Doktor Dian Dian. Dia juga tahu... di antara yang hadir, yang bisa menangani doktor... selain Ratu Lubang Hitam yang tetap berdiam diri, hanya Feng Bujue.
"Uh..." Saat ini Jue Ge masih merenungkan masalah ini, belum bisa memberikan jawaban.
"Cepat pikirkan cara... dia akan segera..." Melihat Jue Ge ragu, Markas Besar berusaha mendesak.
Namun... perkataannya terpotong di tengah...
Pyurrr——
Suara menusuk, daging terkoyak, tulang remuk, percikan darah beterbangan.
Terlihat... pisau racun keras yang terbentuk dari lengan, menembus punggung Markas Besar, menembus tubuh kekarnya, memutus perkataannya.
Doktor Dian Dian yang telah menyatu kembali dalam bentuk humanoid diam-diam membentuk wujud fisik di belakang Markas Besar. Saat bagian tubuh atasnya baru saja terbentuk, dia langsung mengaktifkan serangan mendadak ini...
Seperti disebut sebelumnya, Doktor Dian Dian bukan tipe yang sombong meski tak terkalahkan. Meski lebih kuat dari lawan... dia tetap tak akan menyerah pada taktik serangan mendadak, panah licik, atau menghindar.
Dia bukanlah "prajurit", tapi... dia sering menjadi pemenang, penyintas terakhir, sang jawaban akhir.
“Ko... Taman...” Leader Kotoran Bintang yang berada di dekatnya berusaha memanggil markas besar dengan suara nyaris tak terdengar, namun dia tak bisa bersuara, juga tak mampu berdiri...
“Mengapa...” Di saat yang sama, Manusia Kertas Timah dari kejauhan berteriak ke arah Ratu Lubang Hitam dengan suara serak, “Mengapa kamu belum bertindak! Bukankah seharusnya kamu bisa menghentikannya?”
“Bisa.” Jawaban Ratu Lubang Hitam terdengar datar hingga membuat hati bergemuruh, memicu keputusasaan, “Tapi aku tak akan melakukannya.”
“Ha!” Doktor Gila juga mendengar percakapan itu, dia segera menoleh dan menyambung, “Manusia Kertas Timah, percuma kau memohon padanya... Bahkan dia pun tak bisa membunuhku.”
Sembari berbicara, Doktor telah menyelesaikan pembentukan ulang tubuhnya; setelah sepenuhnya mendapatkan wujud fisik, dia mengangkat lengannya dan melemparkan...
Seketika, markas besar terlempar seperti daging panggang yang terlepas dari tusuk besi, mendarat tepat di depan Feng Bujue.
“Manusia Keberuntungan adalah sosok kunci dalam seluruh rencanaku...” Doktor Gila bahkan tak mempedulikannya, terus menjelaskan dengan santai, “Sejak awal aku sudah berpikir, dengan menggunakan 'serangan dari dimensi lain', aku bisa menghindari pengaruh 'Kekuatan Keberuntungan' di alam semesta ini, dan berhasil membunuh Manusia Keberuntungan...”
“Untuk itu, aku telah menyiapkan beberapa skenario penanggulangan...”
“Mendapatkan kemampuan Manusia Seribu Mata saja jelas tidak cukup——Meski gelombang energi Manusia Seribu Mata termasuk serangan level multiverse multidimensi tinggi, namun individu yang melakukan serangan atau yang memiliki niat menyerang... yaitu aku... masih ada di alam semesta ini. Dengan demikian, pikiranku untuk 'membunuh Manusia Keberuntungan' sangat mungkin memicu reaksi dari kekuatan keberuntungan.”
“Jadi... untuk membunuh Manusia Keberuntungan, aku masih butuh bantuan Raja Serangga; dan agar Raja Serangga terpaksa menelanku ke dalam tubuhnya... aku harus lebih dulu mendapatkan kemampuan Manusia Racun...”
“Singkatnya, rencanaku jauh lebih matang dan visioner dari yang bisa kalian bayangkan, semua skenario dan kemungkinan sudah kudeduksikan dengan detail... termasuk karakter kalian, strategi yang mungkin diambil, siapa yang akan muncul lebih dulu di hadapanku, serta cara mendapatkan kemampuan kontak pertama denganku dll... Semuanya sudah kupahami sepenuhnya.”
“Apa pun yang terjadi, akhirnya... situasinya akan seperti ini.”
“Kini, aku sudah mendapatkan 'kekuatan keberuntungan' dari alam semesta ini. Selama itu adalah 'sesuatu dari alam semesta ini', mustahil membunuhku, bahkan Ratu Lubang Hitam pun tidak bisa... Sebagai salah satu dewa alam semesta, dia tentu tahu hal ini, karenanya... tidak akan bertindak terhadapku.”
……
Sementara Dokter Gila berbicara dengan Manusia Kertas Timah dan yang lain, di sisi lain...
“Hei...” Jue Ge langsung berlutut memegangi markas besar, “Hei! Gelandangan... Kau gila? Mengapa pamer jadi pahlawan di saat seperti ini?”
“Hē hē……Poker Xia……” Pada titik ini, Honbu yang wajahnya pucat pasi malah tersenyum, “Kau lupa ya……Aku memang sejak awal adalah pahlawan.”
“Hah?” Feng Bujue menyambung, “Kau memang polos sekali! Sejak lulus ujian sampai sekarang baru……”
“Ini……bukan masalah waktu kan……” Honbu menyela Jue Ge.
Kalimat ini membuat jantung Feng Bujue berdebar kencang.
“Jujur saja, aku juga tak tahu kenapa akhirnya maju……” Mungkin ini efek sakaratulait, nada suara Honbu saat ini sangat tenang, hanya saja substansi ungu yang semakin banyak di permukaan kulitnya masih mengisyaratkan racun yang sedang menyebar, “Apakah Dokter Gila menguasai alam semesta atau tidak tidak ada hubungannya denganku. Bahkan jika tak bisa kembali ke masa depan……aku bisa menerima. Bagaimanapun……asal aku kabur saja, mengungsi ke sudut alam semesta mana pun, lalu tidur di taman seperti biasa……”
Saat Honbu mengatakan ini, pupil dan bagian putih matanya sudah berubah menjadi ungu pekat. Tampaknya racun telah menyerang otaknya.
“Tapi aku……tak ingin melakukan itu……” Honbu melanjutkan, “Justru saat menghadapi eksistensi yang begitu kuat hingga membuatmu putus asa……keputusan dan pilihan yang kau buat……menentukan siapa dirimu. Jika mundur di sini, aku bisa menyelamatkan nyawa, tapi……akan kehilangan sesuatu yang lebih berharga daripada kehidupan.” Ia berhenti sejenak, “Kematianku……mungkin tak akan dikenang, tak akan diterima rasa syukur, bahkan dianggap tindakan bodoh……tapi aku tak peduli……”
“Setidaknya……aku mati……seperti pahlawan……”
Ini adalah kalimat terakhir yang diucapkan Honbu Taizo.
"Feng Bujue tidak pernah menyangka Leader akan mati. Dia mengira... Leader adalah orang paling aman di antara semua yang hadir, karena Deva Perang Taman ini sebenarnya tak perlu ikut campur, juga tidak memiliki kekuatan super yang layak diincar Doktor."
Faktanya, hingga beberapa saat lalu, Jue Ge masih berpikir... tujuan Leader bergabung dengan Liga Super Semesta hanyalah untuk bertarung ilmu silat dengannya.
……
"Setelah kita pulang, kita bisa berlatih ilmu bela diri bersama dengan gembira! Hahaha..."
……
Sebelum mendarat di Planet Ledakan, Leader masih tertawa bodoh sambil mengucapkan kata-kata itu.
Dibandingkan dengan dewa Liga Super Semesta di sekitarnya, dia memang hanya bagaikan orang biasa.
Tapi justru orang biasa inilah, dengan lima menit terakhir hidupnya, memberi pelajaran berharga pada Feng Bujue...
