Tahun Kosmik 8275, Planet Park.
Di siang hari itu, langit terlihat kelabu secara tidak biasa.
Di hamparan bukit tandus tak berujung, seorang bayangan manusia berdiri menyendiri.
Di hadapannya terdapat gundukan tanah kecil, dengan sebuah nisan dari batu khas planet itu berdiri di salah satu ujungnya.
Pada nisan itu terukir kalimat——【Makam Pahlawan Park, Honbu Taizo】.
"Saya menghormati adat istiadat manusia bumi..." Tiba-tiba, suara muncul dari belakang bayangan manusia itu, "Tapi saya tetap harus mengingatkanmu... Di sebagian besar planet anggota Aliansi Antariksa, mengubur mayat ke dalam tanah adalah tindakan ilegal."
Begitu mendengar suara itu, Feng Bujue langsung tahu siapa yang datang. Ia berbalik perlahan sambil terkekik, "Ha... Apakah kau akan menangkapku karena urusan ini?"
Kodok Man tetap mempertahankan sikap khasnya, menjawab dengan suara dalam yang telah diolah: "Tidak, saya hanya datang untuk mengucapkan selamat tinggal."
"Sudahlah... Kita semua orang bijak, tak perlu berbasa-basi," sambung Feng Bujue.
Kodok Man tidak menanggapi kalimat ini.
Ia juga tak perlu menanggapinya...
Seperti dikatakan Feng Bujue, mereka berdua memang orang bijak; Mereka sama-sama tahu tujuan sebenarnya Kodok Man datang ke sini adalah - memastikan Feng Bujue "benar-benar akan meninggalkan alam semesta ini".
……
Sekitar empat belas jam sebelumnya, Jue Ge membawa mayat markas besar kembali ke Liga Super Semesta di era ini, melaporkan bahwa markas besar tewas bersama Doktor Dian-dian saat menangani krisis Planet Nuanyang. Sedangkan detail lainnya... sama sekali tidak disebutkannya.
Setelah memberikan penjelasan ini, dia mengajukan surat pengunduran diri ke Liga Super Semesta.
Jue Ge menyatakan... dirinya telah menemukan cara untuk kembali ke "alam semesta paralel asal", dan akan pergi untuk selamanya.
Menghadapi situasi seperti ini, pihak Liga Super Semesta pun tentu sulit untuk menahan. Maka, terjadilah adegan yang ada di depan mata ini...
……
"Aku selalu tidak percaya, juga tidak mengakui... kau adalah seorang pahlawan." Setelah lama terdiam, Kodok Man berbicara, "Tapi aku bisa merasakan... kau bukan musuh kami." Saat sampai di sini, dia berhenti sejenak, nada suaranya berubah halus, "Aku juga bersyukur... kau bukan musuh kami."
"Pikiranmu benar." Feng Bujue membalas, "Aku bukan pahlawan, tidak pernah..." Sekarang, dia benar-benar bisa mengungkapkan beberapa hal secara terbuka, "Tapi... aku juga bukan iblis..."
"Aku tahu." Kodok Man menyambung, "Sejak pertama kali melihatmu, aku sudah bisa merasakan... kau adalah tipe orang yang bukan baik maupun jahat, sekaligus baik dan jahat... Orang seperti inilah yang paling membuatku pusing."
"Hmph..." Feng Bujue tertawa kecil, "Ucapanmu itu... seolah-olah dirimu sendiri jelas antara baik dan jahat..."
Detik berikutnya, Jue Ge menatap mata lawannya, dengan nada provokatif yang kuat: "Aku juga sudah yakin sejak pertama kali melihatmu... kita adalah tipe orang yang sama."
"Di dunia kita, tidak akan pernah ada pilihan sederhana seperti 'baik vs jahat'; Baik berpegang pada kebaikan dan keadilan dalam arti luas, memikul keyakinan dan tanggung jawab, maupun membuang semua beban dan menempuh jalan kejahatan... tidak akan pernah memuaskan kita."
"Kita berdua tahu... pada akhirnya kita akan kembali ke kekacauan, karena hanya dalam kekacauan mutlak... kita bisa menemukan 'kebenaran' yang kita cari."
"Cukup!" Kodok Man meningkatkan volume suaranya, menghentikan Jue Ge, "Aku tidak ingin mendengar ini..."
"Lihat, inilah yang saya kagumi darimu..." Ekspresi wajah Feng Bujue juga berubah seketika, dalam sekejap kembali ke keadaan malasnya, "Kau jelas tahu diri pun bukan orang baik, tapi bisa menggunakan kemauan untuk bertahun-tahun mengendalikan iblis dalam jantungmu, bahkan selama puluhan tahun, ratusan tahun... tetap bisa mempertahankan pertahanan tak tertembus."
"Lalu... bagaimana denganmu?" Kodok Man membalas bertanya, "Apa kau sesekali melepas 'iblis dalam jantungmu' berkeliaran?"
"Hē hē..." Jue Ge tertawa lagi, "Aku... siapa yang tahu..."
Dia memberikan jawaban ambigu yang mungkin juga mengandung makna saling memahami.
Kemudian, keduanya kembali terdiam.
Beberapa saat kemudian, Kodok Man yang pertama memecah keheningan dengan mengalihkan topik: "Ngomong-ngomong, kali ini aku juga membawa sesuatu untukmu."
Sebelum kata-katanya habis, dia sudah mengeluarkan barang tersebut dari tubuhnya...
Yang dikeluarkan Kodok Man tak lain adalah kartu ID Pahlawan "Poker Xia" milik Jue Ge.
Sebelumnya, saat Feng Bujue mengajukan surat pengunduran diri di Liga Super Semesta, sudah pasti dia menyerahkan kartu itu... Mengingat dia akan pergi ke "alam semesta lain", menyimpannya pun tak ada gunanya.
"Bagaimana..." Feng Bujue menyahut, "Ini untuk kenang-kenangan?"
"Peringatan?" Kodok Man bergumam penuh arti, lalu melanjutkan, "Ha... bisa dibilang itu salah satu alasannya juga." Dia berhenti sebentar setengah detik, lalu menyambung, "Alasan utamanya... tetap karena aku tidak ingin berhutang budi padamu... sekalipun hutang ini mungkin takkan pernah perlu dibayar." Sambil berkata demikian, dia melangkah dua langkah ke depan dan mengulurkan kartu ID itu ke arah Jue Ge, "Kontribusimu untuk Liga Super Semesta adalah fakta objektif. Meski aku sangat ingin menukar poin pahlawan yang kau kumpulkan langsung dengan uang, mengingat kau segera pergi ke alam semesta lain, itu hanya akan memberimu setumpuk kertas tak berguna. Jadi, aku menemukan sebuah cara..."
Feng Bujue yang mendengar perkataan Kodok Man sudah mulai menebak-nebak maksudnya. Maka, dia mengulurkan tangan mengambil kartu itu sambil bertanya, "Kau sudah mengutak-atik kartu ini ya?"
"Bukan modifikasi yang terlalu rumit," jawab Kodok Man. "Waktu kami memang terbatas..." Dia menunjuk kartu tersebut, " 'Benda' ini adalah hasil kolaborasiku, Kertas, dan Doktor Abadi selama sepuluh minggu galaksi. Sekarang, ini bukan sekadar kartu ID pahlawan biasa, melainkan 'kartu transformasi' yang bisa memanggil set armor sihir khusus. Armor ini akan melindungimu di ruang angkasa, mengatasi masalah suhu ekstrim, tekanan, dan pasokan oksigen yang sulit bagi manusia Bumi. Tentu saja, sumber energinya tidak tak terbatas. Setelah habis, perlu waktu untuk memulihkan dan mengisi ulang."
"Hmm..." Feng Bujue sebenarnya sudah tertawa terbahak-bahak dalam hati, tapi tetap berpura-pura tenang di depan, "Kalian khawatir...saat aku kembali ke alam semestaku, aku akan terjebak di ruang angkasa luar? Pertimbangan yang cukup detail..." Dia berhenti sejenak, "Bagaimanapun, terima kasih. Sampaikan juga rasa terima kasihku pada Manusia Kertas Timah dan Doktor."
"Akan kulakukan." Kodok Man menyambung, "Lalu...pertanyaan terakhir..."
"Kamu ingin tahu caraku pergi ke alam semesta paralel lain?" Feng Bujue langsung menebak pertanyaan yang akan diajukan.
"Benar." Kodok Man tidak terkejut, hanya menjawab dengan tenang.
"Tenang, aku tidak akan melakukan hal berbahaya seperti 'membuka lubang cacing secara paksa'..." Feng Bujue tertawa, "Aku bisa melakukan ini..."
Begitu kata "ini" terucap, tubuhnya telah berubah menjadi sinar putih dan lenyap dari pandangan Kodok Man.
