Pada tanggal 20 Desember, Dream Company merilis kabar tentang "Aktivitas Pencarian Harta Natal" kali ini.
Konten acara juga tidak terlalu rumit, secara singkat - selama tiga hari dari Malam Natal (24 Desember) hingga Boxing Day (26 Desember), Taman Horor akan membuka mode baru bernama "Mode Pencarian Harta".
Settingan dasar Mode Pencarian Harta mirip dengan Mode Bertahan Tim tingkat Normal, tapi ada dua perbedaan: Pertama, syarat penyelesaian misi Mode Pencarian Harta seragam yaitu "menemukan item tertentu"; Kedua, setelah menyelesaikan Mode Pencarian Harta, selain hadiah dasar mendapat tambahan bonus, juga akan ada hadiah khusus.
Di masa versi baru baru saja diluncurkan, saat semua orang berburu meningkatkan level dan dungeon... acara seperti ini bagai api di musim dingin.
Bahkan para xianchong yang sibuk selama liburan pun tak tahan untuk online membuka beberapa dungeon di waktu tidur; apalagi para pemain profesional...
Pada hari pengumuman kabar ini, hampir semua studio game langsung mengeluarkan pemberitahuan "persiapan lembur" ke staf mereka; mengingat sebagian besar pemain profesional adalah anak muda yang mungkin punya "urusan" di Natal, banyak studio bahkan mengeluarkan jurus pamungkas "gaji lipat ganda plus bonus tambahan", benar-benar mengeluarkan biaya besar.
"Dan pemain seperti Feng Bujue yang memiliki 'misi khusus' saat berpartisipasi dalam game, cukup memprihatinkan... Tak ada yang akan membayarnya untuk bermain game, tapi dia harus tetap bermain; Dia tidak hanya harus bermain, tapi juga harus memanfaatkan berbagai bonus dari event ini semaksimal mungkin, mengubahnya menjadi keuntungan nyata di dunia game, serta... kekuatan."
"Tapi, kerja keras tidak berarti asal bekerja keras tanpa strategi..."
"Feng Bujue jelas orang yang mahir dalam prinsip 'hasil maksimal dengan usaha minimal' (jalan sesat). Dia tidak akan buru-buru login pagi-pagi di tanggal 24 dengan panik seperti 'kalau terlambat bakal habis'."
"Bagaimanapun, total waktu bermain pemain dalam 24 jam memiliki batas maksimum. Kuncinya adalah bagaimana sebanyak mungkin dan seefisien mungkin bermain dungeon..."
"Karena itu, mendekati tengah hari ini, Jue Ge masih belum login. Alih-alih, dia dengan tenang mengumpulkan intelijen di forum, mengubah pengalaman pemain lain menjadi senjatanya sendiri."
"Hah... Internet benar-benar tempat ajaib..." Feng Bujue membalik-balik thread panas di halaman utama, menelusuri berbagai intelijen gratis dan detail sambil berkomentar, "Orang-orang, bersembunyi di balik ID virtual yang tidak begitu aman, berani mengungkapkan banyak hal yang biasanya tak bisa diucapkan... Banyak pandangan dan informasi yang seharusnya dipikir matang sebelum dibagikan... Mereka dengan murah hati dan jujur membagikannya kepada ribuan orang asing yang tak pernah berurusan."
"Dan daya pendorong mereka melakukan ini... hanyalah sedikit pengakuan, serta kebebasan yang tak bisa didapat dalam masyarakat realitas yang mencekam."
"Jue Ge" terus bergumam, tetapi penglihatan dan pikirannya tidak berhenti; dia adalah orang yang terbiasa dengan multitasking, saat mulutnya membicarakan satu hal, mata dan otaknya bisa mengerjakan beberapa hal lain tanpa gangguan.
Sebagai contoh, selama dalam layar yang sama, dia bisa bermain sudoku sambil menonton film. Sudoku-nya bisa diselesaikan dengan kecepatan tinggi, sementara tidak ada satu pun dialog dalam film yang terlewat.
Ini hal biasa bagi Feng Bujue, seperti kebiasaannya "menonton sesuatu" saat makan sendirian — membiarkan pikirannya menganggur justru akan membuatnya tidak nyaman.
Demikianlah, Jue Ge duduk di depan komputer selama sekitar dua puluh menit; meski hari ini belum login ke game, dia sudah memahami secara menyeluruh mode "Pencarian Harta Karun" kali ini.
Tok-tok-tok——
Tepat saat Jue Ge hendak meninggalkan komputer untuk mencari makanan, suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar.
"Hah~" Dia langsung membeku, bergumam, "Apa yang terjadi? Apakah walkie-talkie rumahku rusak? Bagaimana cara orang-orang ini naik ke sini?"
Pertanyaannya segera terjawab. Saat mengintip melalui lubang intip pintu, yang terlihat adalah sosok Ruo Yu.
"Eh?" Feng Bujue membuka pintu terlebih dahulu baru bertanya, "Kenapa kamu datang?"
Mengingat yang datang adalah Ruo Yu, tidak perlu ditanya cara dia membuka pintu utama lantai bawah — kartu magnetik gedung ini memang sudah dimilikinya.
“Selama Natal galeri libur.” Jawaban Ruo Yu terdengar tidak jelas, ekspresi di wajahnya juga terlihat samar.
“Oh.” Feng Bujue tak tahu harus merespons bagaimana, “Jadi...”
“Jadi aku memilih membaca buku dan berselancar di internet di rumah.” Sahut Ruo Yu.
Saat berbicara, Jue Ge telah memiringkan badannya memberi isyarat agar lawan bicaranya masuk duluan: “Lalu?”
Ruo Yu melangkah masuk, dengan refleks menutup pintu sendiri: “Lalu orangtuaku mengajak kelompok untuk menggangguku, bilang... di hari spesial seperti ini seharusnya bersama pacar, berdiam di rumah itu salah.”
“Hmm...” Feng Bujue kini telah berbalik dan berjalan ke ruang tamu, “Artinya... kamu mau mengurung diri di tempatku?”
“Tepat.” Ruo Yu membalas, lalu menambahkan, “Tidak mengganggumu kan?”
“Ah, mana mungkin...” Sambut Jue Ge, “Kita sudah tinggal bersama setengah tahun, ngapain masih sungkan...”
“Bisakah kamu menggunakan penjelasan yang tidak mudah disalahpahami.” Dengan wajah datar Ruo Yu mengikuti lawannya masuk, dengan lancar mengganti sepatu layaknya di rumah sendiri lalu duduk di tempat biasa.
“Emm...” Feng Bujue benar-benar berpikir dua detik sebelum menjawab, “Sepertinya... tidak bisa.” Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan nada biasa, “Tapi... aku bisa mengajakmu ke kantor urusan sipil untuk foto kepala besar dan latihan tanda tangan, begitu masalah selesai.”
“Hubungan kita...” Ruo Yu merespons permintaan ambigu itu dengan nada suara yang tenang, “Belum sampai tahap itu kan.”
"Menurutku itu hanya masalah waktu." Feng Bujue juga duduk di sofa, menjawab dengan santai.
"Jangan terlalu percaya diri." Ruo Yu membalas, "Bagaimana jika ketika aku membuka segel, ternyata tidak ada perasaan sama sekali padamu? Bukankah itu akan sangat memalukan bagimu?"
"Aku tidak menganggap mencintai seseorang yang tidak mencintaiku sebagai hal memalukan." Feng Bujue mengangkat bahu, "Selama cinta itu tulus, paling-paling hanya menyedihkan, tapi sama sekali tidak lucu."
"Bisakah aku menganggap kalimat yang kau ucapkan ini sebagai versi lain dari tiga kata 'Aku mencintaimu'?" Ruo Yu menyipitkan mata ke arah Jue Ge, menirukan nada mencela khasnya.
"Boleh saja." Feng Bujue menatap dengan tatapan ikan mati, memberikan jawaban tegas.
"Hmm..." Ruo Yu segera menirukan tatapan ikan mati, setelah menyusun kata-kata sebentar berkata, "Sejak kecil, aku sudah cukup sering dikonfesi. Tapi orang sepertimu... yang menggunakan sudut pandang orang ketiga, nada objektif... dengan kalimat-kalimat inspirasional... mengungkapkan perasaan seperti ini dan berharap bisa membuatku terkesan... menurutku, bisa dibilang tak tertandingi di dunia, benar-benar satu-satunya."
"Oh?" Feng Bujue menyunggingkan senyum samar, "Jadi jawabanmu adalah?"
"Aku tidak menganggap menolak seseorang sebagai hal memalukan." Ruo Yu kembali menirukan sikap Jue Ge dengan sempurna, "Selama orang itu tidak mengubah sikap, paling-paling hanya akan mendapat lebih banyak penolakan, tak akan ada pengecualian."
