Malam Natal, pukul sebelas lewat tiga puluh menit.
Feng Bujue login ke Taman Horor menggunakan Mode Tidur.
Setelah online, ia pertama-tama melihat Daftar Teman. Hasilnya… selain dirinya sendiri, hanya An Yueqin yang online di guild.
Melihat status lawan tidak sedang "In Game", Feng Bujue langsung mengirim permintaan komunikasi.
"Eh? Kok cepat sekali loginnya." Dua detik kemudian, suara An Yueqin terdengar dari saluran komunikasi, "Naskahmu sudah selesai?"
"Woi woi… Langsung bahas itu?" Meski tidak berhadapan langsung, Jue Ge masih secara instingtif menyipitkan matanya, "Aku sudah beberapa bulan tidak menunda naskah, tahu?"
"Baiklah, tidak akan mengganggumu." An Yueqin tertawa merespons, lalu bertanya, "Tapi… serius, di tanggal seperti ini, bukannya seharusnya kau tidak online cepat-cepat?"
"Kenapa tidak boleh?" Feng Bujue balik bertanya.
"Kau dan Ruo Yu… tidak ada acara khusus?" An Yueqin heran, "Xiao Tan dan Xiao Ling sudah memberi tahu sejak lama kalau hari ini tidak akan online."
"Oh… Tanya itu rupanya." Jue Ge bergumam, "Acara… memang ada…" Entah mengapa, nada suaranya terdengah kesal, "Siang tami, kami makan bersama di luar. Sorenya, dia mengajakku keliling ke beberapa lokasi perumahan dengan mobil, melihat perhitungan pasar…"
"Ha?" An Yueqin sampai terdiam, "Kalian… memilih tanggal 24 Desember untuk melihat rumah?"
"Ada masalah dengan tanggal ini?" Feng Bujue menjawab, "Ini kan bukan hari libur nasional… Lagipula, sekalipun hari libur, kantor penjualan perumahan biasanya tetap buka."
"Ha……hē hē……" An Yueqin tertawa kering beberapa kali, "Baiklah……Lagipula aku ini orang biasa, cara kalian berinteraksi……bukan hal yang bisa dipahami orang-orang seperti kami."
"Kalau begitu……orang biasa, mau masuk dungeon bareng tidak?" Feng Bujue langsung bertanya.
"Hanya berdua kita?" An Yueqin membalas, "Ruo Yu mana?"
"Sekarang dia sedang tidur di kamarku." Jawaban Feng Bujue kali ini kembali menunjukkan ketidaksenangan yang jelas, "Sedangkan aku……berbaring di satu-satunya kapsul game di rumahku."
"Kok jawabanmu banyak bahan kritikan ya……" An Yueqin juga menangkap informasi halus dari perkataan ini.
"Singkatnya, dia menuruti keinginan orangtuanya untuk 'dunia berdua', jadi malam ini dia menginap di kamarku." Feng Bujue menjelaskan, "Lagipula di tempatku, keluarganya juga tenang."
"Meski tidak tahu apakah ini pantas kukatakan……" An Yueqin sepertinya teringat sesuatu, mengingatkan, "Tapi tetap akan kutanyakan—di hari spesial seperti ini, dengan kesempatan langka begini……kau malah online main game, apa tidak apa-apa?" Dia berhenti sejenak, "Tidakkah kau mencoba mengetuk pintu atau semacamnya?"
"Ah……" Feng Bujue menjawab dalam keadaan pasrah tanpa harapan hidup, "Sudah jelas……hal-hal yang kausebutkan, dan yang belum kauungkapkan……cara-cara yang terpikir olehmu, maupun yang tidak……semua sudah kucoba."
"Akhirnya semuanya berakhir dengan kegagalan?" An Yueqin bisa menebak jawabannya dari sikap lawan bicaranya.
"Omong kosong, kalau tidak percakapan kita ini bahkan tidak akan pernah ada……" Feng Bujue membalas dengan histeris.
“Ha ha ha ha……” Tak disangka, satu detik kemudian, An Yueqin tertawa terbahak-bahak.
“Apa yang lucu?” Jue Ge bertanya.
“Schadenfreude.” Empat karakter yang digunakan An Yueqin ini... sangat tepat, dengan baik merangkum suasana hatinya pada saat itu.
“Hah…” Feng Bujue menggunakan desahan sebagai kamuflase, buru-buru meracik beberapa kalimat sarkas, mengaktifkan mode kontra-ejekan, “Aku tahu, kau hanya menutupi kesepianmu dengan senyuman, karena kau juga login ke game lebih awal di hari seperti ini…” Dia berhenti setengah detik, lalu melantunkan, “Ada pepatah mengatakan——Tanya saja berapa banyak kesedihan yang kau punya, Bagaikan seekor lajang yang sendirian.”
“Benar~ Benar~ Aku ini lajang.” An Yueqin menjawab dengan suara memanjang, “Tapi, aku tidak punya kesedihan; Aku online lebih awal hari ini karena janjian main quest harta karun dengan orang lain, jadi malam ini mainlah sendiri, aku tidak akan menemani.”
“Eh? Dengan siapa kau tim? Bawa aku dong.” Feng Bujue menyambung.
“Maaf.” An Yueqin langsung menolak, “Aku tim dengan saudari-saudari Tim Hongying, termasuk aku persis enam orang, tidak ada tempat untukmu.”
“Wei wei… Kapan kau mulai dekat dengan orang Hongying? Bahkan sudah saling memanggil saudari?” Feng Bujue heran, “Apa kau ingin berhenti kerja sekarang, jadi pemain profesional di sana?”
“Aku cuma ikut masuk dungeon bersama orang, perlu sampai mikir sejauh itu?” An Yueqin berkata, “Kamu sendiri juga sering main sama pemain profesional, kan? Nggak pernah lihat kamu mau gabung studio game.” Di sini, dia jelas berhenti sejenak, “Ah, udah, pesan dari sana udah masuk, dadah.”
Buru-buru pamit pada Jue Ge, An Yueqin langsung memutus komunikasi.
Feng Bujue terdiam beberapa detik di depan Layar Sentuh, lalu... mengangkat bahu: “Yaudah~ Aku bakal solo queue saja.”
Sebenarnya dia tidak keberatan masuk dungeon sendirian, cuma tidak bisa menikmati buff grup dari anggota guild yang sama.
【Feng Bujue, Level 51】
【Silakan pilih mode permainan yang ingin dimainkan.】
Karena mood-nya sedang tidak bagus, Jue Ge tidak membuka email maupun melihat barang di Kotak Kejutan.
Dia berencana main skenario mode Pencarian Harta Karun dulu untuk pemanasan dan memperbaiki suasana hati.
【Anda memilih mode Pencarian Harta Karun, silakan konfirmasi.】
【Terkonfirmasi, jumlah acak anggota tim telah ditentukan: tiga orang.】
【Anda telah masuk antrian, sedang mencari pemain atau tim lain yang siap.】
【Pencocokan selesai, sinkronisasi koneksi saraf sedang diproses, generasi skenario sedang berlangsung...】
【Loading dimulai, harap menunggu.】
Settingan dasar mode Pencarian Harta Karun ini sama dengan mode Bertahan Tim tingkat Normal; karena itu, meski Jue Ge masuk antrian sendirian, minimal akan ada 1 rekan tim, maksimal 5 orang.
Di sini... para pembaca mungkin mulai menyadari satu masalah: Dalam mode ini, bekerja sama dengan orang asing sangat berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.
"Di hari biasa, kontradiksi semacam ini dalam Mode Bertahan Tim tidak terlalu mencolok. Namun dalam acara waktu terbatas seperti 'Perburuan Harta Natal', para pemain tentu menjadi lebih pragmatis. Konflik saat pembagian harta, bahkan saling menjatuhkan selama proses quest, bukan tidak mungkin terjadi."
"Tentu saja, solusinya sederhana: cukup kumpulkan enam orang untuk bermain bersama... Sebagian besar studio game juga melakukan ini."
"Ini berarti hampir semua pemain profesional akan menjalankan quest mode perburuan harta dalam formasi tim enam orang."
"Lebih gamblangnya: Rekan tim Jue Ge saat ini hampir pasti BUKAN pemain dari studio."
