Bertahun-tahun yang lalu, Edini juga pernah menjadi kapten bajak laut.
Dia dingin, pendiam, dan tak punya belas kasihan; merampok, membunuh, melakukan segala kejahatan.
Kapal bajak laut yang dipimpinnya "Kapal Es", termasuk dalam "Eleven", terkenal di lautan kekacauan.
Dan sekarang, Erdni telah menjadi Mualim Janggut Hitam, dia adalah pengikut paling setia yang terakhir... tiada tandingannya. Kapal perangnya di masa lalu, sudah lama dimasukkan ke dalam botol kaca, tertidur lelap di rak Ruang Kapten Queen Anne's Revenge.
Selama periode ini, apa yang sebenarnya terjadi, tidak akan dijelaskan secara berlebihan di sini.
Bahkan jika saya menggunakan kata-kata sangat serius bahkan heroik, dipadukan dengan alur cerita epik untuk menceritakan bagaimana Erdni takluk pada kekuatan dan kharisma seorang raja Janggut Hitam... tetap tidak ada gunanya.
Karena... bagaimanapun juga, kalian akhirnya akan berpikir ada transaksi gelap di balik semua ini.
Jadi, saya memutuskan untuk menyerah pada upaya yang sia-sia ini... menuruti kalian para pembaca yang pikirannya sudah tercemar tak terselamatkan dan tidak merasa malu akan hal itu.
Mari kita lanjutkan cerita...
Saat Janggut Hitam sedang berbicara dengan Mad-Eye di ruang bawah tanah, tiga pemain telah kembali ke geladak.
Tidak lama sebelumnya, Feng Bujue telah mencapai konsensus dengan Janggut Hitam di Ruang Kapten.
Secara sederhana - kerja sama.
Janggut Hitam akan membantu pemain menyelesaikan quest sejauh tidak merugikan kepentingannya sendiri, sementara para pemain akan memberikan bantuan sebisanya.
Ini jelas Protokol saling menguntungkan...
Setidaknya sampai saat ini, quest yang diterima pemain belum menunjukkan titik konflik dengan Janggut Hitam. Mengingat mereka memang harus bekerja sama dengan bajak laut, wajar jika memberikan sedikit kontribusi.
“Hoh~ Tampaknya 'air' dalam quest ini sangat dalam ya...” Saat itu, Feng Bujue dan Snow baru selesai mendengar penjelasan Hong Hu. Jue Ge sambil mengusap dagunya berkata, "Menurutmu, pria misterius 'Ken' itu... bahkan lebih awal menemukan identitas kita daripada Janggut Hitam. Posisi dan tujuannya juga sangat mencurigakan..."
“Aku bilang... kau lagi berpura-pura bodoh ya...” Mendengar itu, Snow memandang Jue Ge dengan tatapan miring, nada suaranya aneh. "Kalau di kapal ada NPC spesial seperti itu, seharusnya kau bisa mendeteksinya, bukan?"
Meski Snow tidak mengatakannya langsung, dari kalimat ini jelas terlihat... melalui berbagai penelitiannya terhadap Feng Bujue, dia telah menyimpulkan fakta bahwa Jue Ge memiliki kemampuan "menembus pandang data" sampai tingkat tertentu.
“Aku memang bisa mendeteksi.” Feng Bujue sengaja tidak membahas detail, menjawab dengan nada lesu. "Masalahnya... hampir semua NPC di kapal ini adalah 'NPC spesial' yang kau maksud. Menurutku... setiap dari mereka bukan orang sembarangan. Jika ada satu, atau bahkan beberapa orang kuat yang sengaja menyembunyikan kekuatan mereka dan menyamar di antara kerumunan... bahkan aku pun sulit membedakannya."
“Hmph...” Snow tidak bisa menemukan kelemahan dalam argumen ini, hanya bisa bergumam, "Baiklah... aku juga harus akui... NPC di quest ini memang kuat sampai tingkat hentai. Kekuatan beberapa pasukan rendahan bahkan setara dengan BOSS quest yang pernah kuhadapi sebelumnya."
Belum selesai bicara, Feng Bujue dan Hong Hu serentak menolehkan kepala dan saling bertatapan. Kemudian, Jue Ge memilih untuk mengangkat bahu dan membuka telapak tangan.
Sementara Hong Hu membersihkan tenggorokannya dan berkata pada Snow: "Snow, aku juga tidak tahu apakah ini pantas diucapkan..." Dia berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Karaktermu ini sepertinya dinaikkan level dengan sangat cepat dalam waktu singkat, ya?"
"Betul." Snow tampaknya menganggap hal ini wajar untuk dibicarakan, "Aku membuat karakter ini pada 1 Desember. Sejak awal... aku langsung mengaktifkan kartu double EXP, menyewa tim bimbingan level dari Studio Order untuk terus main quest bersamaku, dan merencanakan dengan baik setiap waktu bermain. Kebetulan, aku juga mendapat berbagai event dan hadiah EXP dari versi baru, jadi... dalam sekitar 20 hari, aku langsung mencapai level 40."
"Hah... inilah masalahnya..." Setelah mendengar itu, Hong Hu menyesuaikan kacamatanya sambil menghela napas, "Di game Taman Horor ini, level bukanlah hal yang terlalu penting... Metode mengejar level sepertimu justru akan memicu reaksi berantai negatif... Pertama, poin keterampilanmu pasti tidak cukup, sehingga tidak bisa membeli peralatan dan skill di Kotak Kejutan. Kedua, meskipun kamu bisa membeli dengan uang sungguhan di rumah lelang atau mengandalkan pemain bimbingan untuk mendapatkan peralatan di quest, kamu tetap akan menghadapi masalah 'Level Spesialisasi yang tidak mencukupi' untuk memenuhi syarat penggunaan item..."
"Ucapannya belum selesai, Snow sudah menyela: 'Ah... Saudara Hong Hu, semua ini... aku sudah tahu.' Dia tersenyum kecut, 'Heh... Hanya saja, sepertinya aku baru menyadarinya agak terlambat.'"
Snow membasahi bibirnya, lalu melanjutkan: "Kemarin dulu pagi, aku naik ke level 40, lalu mulai masuk dungeon sendirian... Karena studio biasanya hanya menerima bimbingan level sampai 40." Dia berhenti sejenak, "Dan dalam dua hari main solo ini, yang kurasakan adalah - dalam hal pertarungan, pemain biasa di sekitarku lebih kuat satu dua level dariku, apalagi yang profesional; Untungnya... Aku masih bisa dianggap pemain tipe strategis, masih bisa memberi kontribusi dalam tim. Mengenai masalah spesialisasimu... Saat ini, kurasa aku harus meluangkan waktu untuk terus berlatih."
Di sini nada bicaranya berubah: "Tapi... Saat kukatakan NPC di quest ini luar biasa kuat, itu bukan penilaian dari sudut pandang kelemahanku sendiri. Menurutku... kekuatan tempur pasukan rendahan di sini sudah jauh melebihi rata-rata tim pemain biasa, makanya aku bilang begitu."
"Benarkah..." Jue Ge yang sedang asyik melihat ke sana kemari menyela, "Menurutku biasa saja tuh."
"Aku juga..." Hong Hu hendak menyetujui ucapan Jue Ge, tapi tiba-tiba menahan diri, "Tunggu... Kalau dipikir-pikir lagi, Snow-lah yang benar..." Dia menoleh ke Feng Bujue, "Sebenarnya penilaian kita berdua yang kurang objektif."
“Hē hē…… Artinya, sekarang kita ‘terlalu kuat’ ya?” Jue Ge segera menampilkan ekspresi menyebalkan itu lagi, mengucapkan dialog yang terdengar arogan namun faktual.
Sayangnya, suasana hati sombongnya…… tidak bertahan lama.
Hanya dua detik kemudian, perubahan aneh tiba-tiba terjadi di permukaan laut!
Dor——
Tiba-tiba…… suara pecahan air menggema keras.
Disertai dentuman itu, bayangan manusia melesat dari bawah laut ke udara, lalu…… terjun menyerang geladak Queen Anne's Revenge.
Saat ini, Queen Anne's Revenge dalam keadaan setengah berlabuh…… Karena Teach belum kembali, Blackbeard memerintahkan awak untuk menurunkan layar dan menunggu di area ini setelah pertempuran usai.
Namun, tak ada yang menyangka perintah berhenti sang Kapten justru bertentangan dengan keinginan Teach sendiri……
