Penilaian Feng Bujue dan Snow sederhana: dari beberapa pukulan terakhir Viking, mereka telah melihat satu informasi - "Pengujian sudah berakhir".
Bagi awam, perlambatan ritme serangan Viking seolah berarti dia belum menemukan metode untuk menerobos pertahanan lawan.
Tapi sebenarnya... ini justru manifestasi "pasti menang"-nya. Melalui tindakan, dia memberi tahu Mirror Shield: "Aku sudah siap MENANG, bisa mengakhiri lomba kapan saja. Tapi... masih memberimu kesempatan membalas, agar kau kalah dengan lapang dada."
Jingdun yang juga memiliki kekuatan tak kalah hebat tentu saja telah memahami hal ini. Dia tahu... tepat di saat itu, pada satu-satunya pukulan "counter punch" itu... telah membuat "jarak"-nya terpapar ke lawan; ke depannya, serangan balik dan ofensifnya akan sepenuhnya gagal, dan pertahanan yang jebol... hanyalah masalah waktu.
Dalam pertandingan tanpa pelatih dan interval ronde seperti ini, kemungkinan Jingdun memutar balikkan kekurangan ini melalui pemikiran teknis... tampaknya mustahil; oleh karena itu, satu-satunya harapannya sekarang adalah menggunakan "kesempatan" terakhir yang diberikan Viking, mengerahkan seluruh kemampuannya untuk upaya final.
Ini adalah sebuah risiko, dalam arti tertentu bisa dianggap sebagai "jebakan" yang dipasang Viking.
Tapi... Jingdun tidak punya pilihan. Justru karena levelnya tinggi, dia sadar harus mencoba "jebakan" ini.
Jika berhasil, masih ada harapan menang; jika gagal... hasilnya tetap sama.
Andai dia bertahan dengan formasi bertahan sekarang, mungkin bisa bertahan lebih lama, tapi... itu hanyalah kematian lambat belaka.
Pyurrr——
Dua detik kemudian, Jingdun melancarkan pukulan tusuk tangan kiri pertama dengan kecenderungan menyerang yang jelas dalam lomba ini.
Langkah kaki dan momentum tubuhnya juga berubah seketika saat beralih dari bertahan ke menyerang.
"Serangan palsu." Di detik yang sama, Feng Bujue dan Snow sama-sama berpikir dua kata itu dalam hati.
Pyurrr——
Pukulan kedua menyusul segera, berupa pukulan lurus tangan kanan.
Jika dilihat bersamaan dengan pukulan pertama, ini adalah "serangan beruntun" yang sangat umum - menggunakan pukulan pertama untuk menarik perhatian lawan, lalu pukulan kedua untuk menciptakan serangan nyata.
Namun...
"Masih serangan palsu." Baik Jue Ge maupun Snow telah melihat melalui taktik Mirror Shield yang tidak sesederhana itu.
Hah——
Tepat pada celah sekejap kilatan listrik, Mirror Shield melancarkan pukulan ketiga.
"Ini baru jurus pamungkas..." Kali ini, Feng Bujue langsung mengucapkannya keras-keras.
Pukulan ketiga Mirror Shield adalah pukulan lurus tangan kiri, namun kekuatannya jauh berbeda dengan pukulan lurus kedua; Saat mengayun, Mirror Shield menggerakkan lutut ke depan, meningkatkan tenaga pukulan hingga level yang bisa "menjatuhkan" atau bahkan "KO" lawan.
Secara objektif, kombo "satu tusukan dua pukulan lurus" ini tidak terlalu rumit, kesulitan teknis utamanya terletak pada pukulan ketiga.
Namun dari segi efek "kejutan", ini cukup efektif. Mengingat Mirror Shield adalah kidal, pola pukulan "kiri-kanan-kiri" ini jelas hasil pertimbangan matang.
Sayangnya... niatnya tetap tak luput dari pengamatan Viking.
Saat memblokir pukulan pertama dan bersiap menangkis yang kedua, Viking tiba-tiba membaca kebenaran bahwa pukulan kedua ini juga merupakan "serangan palsu".
Dengan demikian, dia mengabaikan pukulan kedua itu, menempelkan siku ke tubuh dan menundukkan kepala. Sambil menahan pukulan kedua, dengan fokus dua belas tingkat... dia mengawasi ketat tangan kiri Mirror Shield.
Dan Mirror Shield pun benar-benar melancarkan pukulan ketiga itu.
Segalanya... berada dalam kendali Viking, tepat ketika Cermin Perisai mengerahkan tenaga pada pukulan ketiga, dia membungkuk ke depan dan menyelip masuk ke pelukan sisi kanan Cermin Perisai.
Bang——
Disusul dengan pukulan hook penuh kekuatan yang mendarat sempurna di sisi kanan dagu Cermin Perisai.
Pukulan ketiga yang meleset itu belum sepenuhnya terentang ketika dampak pukulan di dagu langsung merobohkan keseimbangannya; gerakan menekuk lutut dan condong ke depan yang dilakukan untuk meningkatkan kekuatan pukulan malah menjadi bumerang yang memperkuat hook sang Viking.
K.O——Final yang tak terbantahkan.
Si Suara Serak kali ini bahkan tak perlu menghitung KO, karena Cermin Perisai langsung tak sadarkan diri setelah roboh.
Kasus "peserta pingsan sesaat" seperti ini kerap terjadi di berbagai lomba bela diri... Terutama saat terkena pukulan di dagu, karena otak besar dan otak kecil akan terpengaruh, korban mudah langsung tumbang.
"Pemenang! Vi——king——!" Saat beberapa pelaut menggotong Cermin Perisai yang linglung keluar ring, Si Suara Serak sudah mengangkat tangan kanan Viking dan meneriakkan hasil pertandingan.
Kerumunan pun menyambut dengan sorak-sorai, meski... kali ini riuhnya agak setengah hati.
Sebab... mayoritas orang memasang taruhan di Viking, membuat odds-nya hanya memberi imbalan minim—menang pun tak dapat banyak.
Setelah belasan detik, saat sekeliling mulai tenang, suara serak seperti gong pecah itu pun menyambung: "Baiklah... Pertandingan tinju geladak hari ini, kira-kira sampai di sini..."
"Tunggu sebentar!" Tiba-tiba, teriakan panjang menggema dari ketinggian, menyela ucapan si pemilik suara serak.
Para bajak laut yang sudah mulai bubar dan bersiap pergi, tertarik oleh auman itu. Mereka menoleh mencari sumber suara.
Orang yang berteriak... tak lain adalah Feng Bujue.
"Hmph?" Meski kesal dengan interupsi ini, si pemilik suara serak tetap bersikap sopan melihat itu adalah Jue Ge, "Tuan Gila... Ada yang bisa saya bantu?"
Saat itu, Feng Bujue memberikan kode mata pada dua rekan timnya yang sama-sama bingung dengan rencananya, lalu melompat turun dari jaring tali di ketinggian.
Hong Hu dan Snow saling memandang, keduanya menunjukkan ekspresi frustasi sebelum akhirnya mengikuti.
"Bukan apa-apa." Setelah mendarat di tepi "Ring", kaki Jue Ge menapak pada peti kayu. Ia menatap si pemilik suara serak yang berjarak beberapa meter, "Saya hanya ingin mengatakan... Sungguh kehormatan bisa menyaksikan pertandingan sehebat hari ini. Tapi... sayangnya juara bertahan hanya tampil sebentar. Jadi, saya harap... Kakak Viking ini bisa bertarung sekali lagi untuk memuaskan rasa penasaran kami."
"Ini..." Si pemilik suara serak menoleh ke trio si Bawang di sampingnya, bergumam pelan, "Kurang tepat rasanya..."
Setengah detik kemudian, dia melirik ke arah Viking: "Lihat... Viking baru saja selesai bertarung..."
"Tidak apa-apa." Namun Viking sendiri sudah menunjukkan ekspresi penuh semangat, "Kebetulan, aku juga belum puas..." Dia melihat Perisai Cermin yang terbaring di luar arena perlahan sadar, "Meskipun Perisai Cermin bertarung cukup baik, hasilnya... dia tidak bisa memberiku banyak masalah. Setelah pertarungan tadi, aku hampir tidak mengalami kerusakan, stamina juga masih penuh... Menganggapnya sebagai 'pemanasan', sepertinya tidak masalah."
"Ha... Aku juga berpikir begitu." Feng Bujue tersenyum, berhenti satu detik, lalu menatap Suantou Ge dan yang lain, "Kurasa... semua ingin melihat... bagaimana hasil pertarungan antara Viking dengan 'penumpang' di luar kru bajak laut kita."
Ucapan ini secara permukaan ditujukan untuk semua, tapi sebenarnya memberi implikasi [hint] pada Suantou Ge yang "memiliki hak putus sebenarnya" - Taruhan ini menguntungkan kalian.
"Wah! Kedengarannya menarik."
"Viking, kami mendukungmu!"
"Iya, ayo bertarung lagi."
"Satu ronde... satu ronde... satu ronde..."
Bajak laut tidak pernah menolak masalah. Lagipula... kata-kata Jue Ge memang sangat memprovokasi.
Kurang dari setengah menit, kerumunan mulai berseru "satu ronde" serempak. Tampaknya... pertarungan ini tidak terhindarkan.
"Hmph... Baiklah." Akhirnya, Saudara Bawang yang selama ini duduk diam sambil mencatat pembukuan berdiri, berkata pada Feng Bujue, "Tapi... Apa kamu yakin bisa turun langsung bertarung?"
Setelah mengajukan pertanyaan ini, Saudara Bawang menjelaskan secara singkat settingan "sarung tinju" kepada Jue Ge, lalu melanjutkan, "Kurasa... kekuatan Tuan Gila mungkin sudah jauh melebihi batas maksimum pengendalian sarung tinju ini?"
"Oh~ Rupanya kamu khawatir tentang ini." Jue Ge tetap tenang mendengarnya, "Dari awal aku tidak bilang akan turun langsung bertarung."
Tepat saat dia menyebut kata "langsung", Hong Hu di belakangnya sudah cerdik mundur selangkah...
Sementara Snow yang masih hijau dalam pengalaman Jianghu... tetap bodoh berdiri di tempat, menanti perkataan selanjutnya dari Feng Bujue.
"Lomba ini..." Di detik berikutnya, Feng Bujue berbalik dan menunjuk Snow, "Akan diwakili oleh Saudara Snow yang dijuluki 'Pria dengan Bakat Terbesar dan Jurus Termegah dari Pukulan Ilahi Selama 2000 Tahun' ini untuk menghadapi para Viking."
"Hah?" Snow baru menyadari situasi ketika namanya disebut dalam kalimat itu.
Tepat lima detik kemudian, setelah semua orang memusatkan penglihatan padanya, barulah dia akhirnya menyadari dirinya terjebak dalam skenario buruk.
"Eh..." Sebagai pria terhormat, Snow tidak akan kehilangan kendali di depan umum. Dalam hati, dia bergumam pelan pada Feng Bujue, "F***..."
……
Perkembangan situasi berjalan lancar, efisiensi kerja para bajak laut sungguh luar biasa kuat.
“Sepuluh menit singkat, serangkaian urusan seperti kustomisasi odds, penempatan taruhan, pembersihan area, semuanya telah selesai diatur.”
“Dan Sistem juga memberikan notifikasi 【Pemain yang berpartisipasi dalam pertandingan tinju boleh melepas pakaian atas】 untuk mendukung penyelesaian misi sampingan ini, serta melonggarkan standar pakaian untuk Snow.”
“Maka, Snow yang menjadi korban 'jebakan licik' Jue Ge... akhirnya memakai sarung tinju dan bertelanjang dada, siap bertarung.”
“Kau benar-benar ingin melihatku mati ya...” sambil memastikan kekencangan perban sarung tinjunya sesaat sebelum masuk arena, Snow mengernyitkan matanya ke arah Jue Ge, “Dan aku harus mati dengan membawa reputasi 'Penerus Pukulan Ilahi Ultra' yang terdengar menyebalkan ini...”
“Saudara Snow, pendapatmu keliru.” Di luar dugaan, Hong Hu malah yang pertama menyela sebelum Jue Ge membalas, “Menurutku... maksud Saudara Feng bukan begitu - Bahkan jika kau bukan anggota Kru Bajak Laut Janggut Hitam, aturan 'dilarang membunuh' tetap tak akan terpengaruh; Lagipula... lawan juga memakai sarung tinju pembatas, meski dia benar-benar ingin membunuhmu... itu akan sangat sulit.”
“Ucapannya masuk akal, namun... sepertinya Jue Ge tidak begitu menghargai pembelaan itu.”
"Faktanya, hidup atau matimu sama sekali tidak masuk dalam pertimbanganku..." Feng Bujue menyela Snow setelah Hong Hu selesai berbicara, "Alasan aku mendorongmu untuk bertanding adalah... dari kami bertiga, hanya kamu yang memenuhi 'standar kompetisi'." Dia berhenti setengah detik sebelum menambahkan, "Spesialisasi Bertarung dan kemampuan fisikku dengan Hong Hu sudah jauh melebihi batas maksimal sarung tinju... Jadi, kami berdua tidak bisa ikut pertarungan tinju ini. Dengan kata lain... sejak awal, kamu satu-satunya pelaksana yang layak untuk misi sampingan ini."
"Hmph... Jadi aku harus menyalahkan Sistem ya?" Snow tersenyum pahit menjawab.
"Tak perlu menyalahkan siapa-siapa." Kata Feng Bujue, "Kamu cuma perlu bertarung dalam pertandingan tinju tidak resmi, skenario terburuknya cuma kepalamu jadi mirip babi. Tidakkah kamu ingat... misi sampingan sebelumnya baru saja kurebut dengan 'pisau'?"
"Mengapa nada bicaramu terdengar seperti tidak senga mengganti kata 'nyawa' dengan 'pisau'..." Snow mengernyitkan matanya, "Dan... sampai kapan kamu akan terus mengungkit soal menjatuhkan peralatan ini... Mau membahasnya seumur hidup?"
"Bukan urusanmu." Feng Bujue membalas, "Rencanaku adalah terus membahas hal ini sampai quest berakhir. Ada keberatan?"
"Sudahlah... Itu semua tidak penting." Hong Hu menyela sebelum perdebatan mereka semakin memanas, mencoba mengembalikan topik ke hal penting, "Mari kita bahas pertandingan tinju..." Dia menatap Snow, "Berapa persen peluangmu menang?"
“Tidak ada.” Jawab Snow dengan tegas, baik raut wajah maupun nada suaranya sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda berbohong.
“Hmm...” Sudut mulut Hong Hu berkedut dua kali, “Aku kira... kamu profesional...”
“Aku memang profesional... bahkan...” Snow hampir menyebut nama pelatih tinju terkenal tanpa sengaja, tapi berhasil mengubah perkataannya tepat waktu, “...mempekerjakan pelatih khusus untuk melatihku; sekitar... dua tahun lamanya... Bahkan lisensi petinju profesional pun sudah kumiliki.” Dia berhenti sejenak, “Tapi justru karena aku profesional, aku tahu peluang menangku sangat tipis...”
“Belum lagi berat badan lawan setidaknya tiga level di atasku, tinggi badan dan rentang lengan juga lebih panjang... Secara teknik pun Viking lebih unggul di segala aspek; Belum lagi... pengalamannya dalam pertandingan semacam ini dan 'bakat tinju' yang membuat putus asa.”
“Begitu rupanya...” Hong Hu menyesuaikan kacamatanya, “Berarti... sistem memberikan quest yang mustahil diselesaikan?”
“Mana mungkin?” Feng Bujue menyela, “Setelah sekian lama main game ini, kapan sistem pernah memberi misi impossible?” Dia membentangkan kedua tangannya, “Intinya... cara berpikirmu untuk 'mengalahkan lawan dengan teknik tinju resmi' itu salah.”
“Oh?” Wajah Snow dan Hong Hu tiba-tiba menunjukkan kilatan jahat mendengar perkataan Jue Ge, “Maksudmu...”
“Hmph……” Feng Bujue menyilangkan kedua lengannya di depan dada dengan sikap yang yakin akan kemenangan, "Saatnya para bajak laut naif ini mengetahui apa itu 'tinju bawah tanah' yang sesungguhnya……"
