Catatan: Bab ini mengacu pada lagu insert dari video serial "Quest No Problem" episode 2 berjudul "Lupakan Saja! Kuda Mitos Kekosongan Guntur" yang diproduksi oleh "Suku Selamat Malam".
Jika ada kesamaan, itu bukan kebetulan.
……
Beberapa bulan lalu, di alam semesta paralel.
Di laboratorium markas besar Liga Super Semesta.
"Hei kawan, bagaimana perkembangannya?" Manusia Kertas Timah masuk ke ruangan sambil membawa cangkir minuman panas berwarna aneh dengan santai.
"Kalau kamu tidak sibuk, datanglah bantu di sini." Saat ini, Kodok Man sedang melakukan operasi super cepat seperti tentakel di depan komputer super yang melampaui kemampuan manusia, perkiraan kasar... EAPM (Effective Actions Per Minute, frekuensi operasi efektif per menit)-nya minimal 500 ke atas.
"Haha..." Manusia Kertas Timah tertawa, "Ini cuma 'hadiah perpisahan', bukankah kau terlalu serius?"
“Kalau aku serius…” Kodok Man tetap melanjutkan pekerjaannya sambil menjawab datar, “langsung kuberikan dia satu set ‘Baju Zirah Kodok Kegelapan’.” Dia berhenti sejenak, “Aku hanya tidak suka berhutang budi, jadi…”
“Bahkan jika hutang itu mungkin tidak perlu dibayar selamanya, kamu tetap harus memberi imbalan setara nilainya, benar?” Manusia Kertas Timah menyambung pembicaraannya.
Sebelum Kodok Man sempat merespon, Doktor Abadi yang sibuk di sisi lain meja eksperimen mengangkat kepala dan berkata pada Manusia Kertas Timah: “Ini masalah prinsip, Kertas… Kontribusi Poker Xia untuk Liga Super Semesta mungkin jauh melampaui pengetahuan kita, dan… sangat mungkin kita bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya dia lakukan.”
“Oh?” Manusia Kertas Timah cepat menangkap informasi halus dalam perkataan mereka, “Maksudmu… ingatan kita telah diintervensi?”
“Belum tentu masalah ingatan…” Kodok Man kali ini menyela, “Mungkin bahkan garis waktu yang kita tempati telah mengalami semacam intervensi… Tentu saja, perubahan yang terjadi di dimensi di luar persepsi kita, bagi kita mungkin sama dengan ‘Tidak ada perubahan’, karena ‘versi sebelum perubahan’ kita telah lenyap dari garis waktu ini.”
“Kalau begitu…” Manusia Kertas Timah menyipitkan mata ke arah Doktor Abadi, “Doktor, apakah kau tahu sesuatu?”
“Aku tidak tahu apa-apa.” Doktor Abadi mengangkat bahu, “Aku mengandalkan ‘naluri’… Kau tahu, ini bakat unik manusia bumi, meski samar-samar tapi sangat mendekati ‘kemampuan multidimensi’.”
"Ha... Baiklah baiklah, 'Tuan Naluri'..." Manusia Kertas Timah menyambut dengan nada mengejek, meletakkan minuman di tangannya lalu mendekati meja eksperimen, "Biar kulihat... kalian sedang membuat apa ini."
Ia menatap desain yang rumit di proyeksi holografik selama sekitar sepuluh detik, lalu ekspresinya mulai berubah.
"Hei... Teknologi gelap apa lagi ini?" Manusia Kertas Timah menoleh ke Doktor Abadi, "Apa kau mengembangkan sistem 'sihir-sains' baru belakangan ini?"
Doktor Abadi tersenyum, "Ha, kemampuanku tak sehebat itu..." Matanya tertuju pada proyeksi holografik, "Benda ini... kudapat dari celah kekosongan di alam semesta bernama Azeroth saat 'kelana spiritual', sepertinya senjata tempur yang sudah rusak. Teknik produksi dan enchantment-nya cukup menarik, jadi kubawa pulang."
"Menarik..." Manusia Kertas Timah menganalisis desain sambil mendengarkan penjelasan doktor, "Ternyata bagian ini bisa diatur seperti ini..." Ia segera larut dalam "mode asyik sendiri ilmuwan", mulai bergumam sendiri.
Selama satu dua menit ia termenung, sampai akhirnya Kodok Man tak tahan memanggil, "Hei! Hei! Kertas!"
"Hm? Oh, maaf... Aku agak melayang." Manusia Kertas Timah tersadar lalu menjawab.
“Kita hanya punya kurang dari sepuluh minggu galaksi untuk menyelesaikan ini, dan menurut pengetahuanku tentangmu... pasti kamu juga akan ikut memodifikasi desain ini, jadi...” Kodok Man berkata, “Lebih baik kamu segera mengeluarkan kecerdasan level alam semesta itu, jangan cuma berdiri di sana seperti orang pikun.”
“Ah... mengerti, mengerti.” Semangat Manusia Kertas Timah kini juga mulai terbakar, ia menjawab dengan antusias, “Tak perlu kau katakan, aku sudah tak sabar untuk mulai bekerja...”
……
Waktu, kembali ke masa kini.
Di atas Kota Linlü, sebuah armor perang humanoid setinggi empat meter dengan bentuk aneh terbang mendekat dari langit...
Dan "pilot" yang berada di bagian torso mekan ini, tak lain adalah Feng Bujue.
Saat kemunculannya, entah mengapa, telinga setiap pemain di sekitarnya tiba-tiba mendengar suara musik -
Setelah intro sekitar tiga puluh detik dengan atmosfer yang sangat membara, bahkan ada suara pria yang menyanyikan lirik mengiringi musik...
“Armor teknologi tinggi yang memantulkan cahaya~ Penampilan megah yang menggemparkan dunia~”
“Ketika manusia menghadapi ancaman besar~ merekalah yang~ menyuruhku melawan makhluk aneh~”
“Padahal~ kalian punya rudal dahsyat~ tapi malah menyuruhku mendekat dan meninju musuh sampai mati~”
“Padahal~ kalian berada di benteng kokoh~ tapi memaksaku~ menggunakan tubuh! Untuk menahan hujan peluru musuh~”
“Mesin hanya akan semakin aus, berganti oli berapa kali pun percuma!”
“Teriakan berdarah~ sia-sia belaka~”
“Saat mekan hancur~musuh masih ada~Doktor akan mengeluarkan model rahasia baru~”
“Pahlawan yang terbuang~”
“E！X！”
“Kuda Dewa Guntur dari Kekosongan~”
“Sampah besar diambil hari Selasa~Kuda Dewa Guntur dari Kekosongan~Ha!”
Saat lagu berakhir, Feng Bujue tepat mendarat dari langit.
Boom——
Mekan mendarat, getarannya mengguncang langit.
Pada detik ini, baik grup duo Negara Berperang dengan Juanmenghuan, Ruo Yu dengan Nobuyoshi Kaya, maupun Xu Huai Shang, Fang Jin dan Tomohiko Kaya...semua yang sedang bertarung berhenti dan memandang dengan berbagai ekspresi ke 【Kuda Dewa Guntur dari Kekosongan EX】 yang tiba-tiba muncul di medan perang.
Bagi NPC, kehadiran mekan ini jelas mengejutkan. Penduduk dunia ini belum pernah melihat sesuatu yang mirip, konsep "senjata tempur humanoid besar" sama sekali asing, banyak yang menganggapnya sebagai makhluk gaib...
Sementara para pemain, setelah mendengar lagu itu, di otak mereka hanya terpikir——"Aku mungkin memainkan Taman Horor palsu."
"Ah~ah... Sepertinya hampir semua sudah muncul, ini mempermudah." Beberapa detik kemudian, suara sarkastik Feng Bujue terdengar melalui pengeras suara mekan, "Sekarang aku tak ingin banyak bicara..." sindirannya mencapai puncak, "...Ayo, siapa yang duluan maju menghadapi ajal?"
"Huu..." Mendengar dialognya, Ruo Yu di kejauhan menarik napas lega, "Rencana benar-benar tak bisa mengimbangi perubahan situasi..."
"Desahannya benar-benar penuh kepasrahan."
Memang, kekuatan tempur para pemain saat ini sudah sangat tinggi, namun tingkat kesulitan quest ini ternyata tidak serendah perkiraan.
Pertama, kekuatan Shigenobu Kaga jauh melampaui perkiraan mereka; kedua, sikap acuh tak acuh Shigenobu Kaga terhadap nyawa "Hana" juga berada di luar rencana.
Hanya dengan dua kesalahan perhitungan ini saja, hampir membuat strategi "pembunuhan terpisah" yang sebelumnya dirancang Feng Bujue kehilangan arti.
Namun, tepat ketika Ruo Yu mengira rencana merebut Catatan Tarian Pedang akan gagal total... Feng Bujue tiba-tiba kembali dalam kondisi seperti ini untuk membunuh...
Kepulangannya dan performanya saat ini sama-sama membuktikan satu hal - mekan yang tersimpan di kartu ID Pahlawannya jauh lebih kuat dari perkiraan... JAUH lebih kuat!
Intensitas mekan ini telah membuat Jue Ge sampai pada penilaian: "Tidak perlu memisahkan musuh untuk dihancurkan satu per satu, tidak perlu menggunakan sandera untuk menahan Shigenobu Kaga sambil mengulur waktu, juga tidak perlu menunggu pemain lain saling melukai dulu". Dari sikapnya... sepertinya dia sekarang bisa dengan percaya diri membuka mode invincible dan memungut kepala manusia.
"Apa itu..." Shigenobu Kaga yang merupakan petarung terhebat di lokasi, ditambah dengan intelijen yang telah dia dapat tentang "orang asing"... alias para pemain, segera tenang dan benar-benar mulai merenungkan metode untuk menghancurkan mekan itu, "Mungkinkah semacam sihir siluman yang bisa mengontrol besi dan membentuk wujud..."
Tak disangka, gumaman pelannya yang hanya beberapa desibel itu... ternyata masih bisa didengar oleh Jue Ge.
“Siluman kepalamu ya?” Feng Bujue menaikkan volume pengeras suara, berteriak ke arah Hiroyuki Shinji yang berjarak ratusan meter, “Yang lain diam semua cuma kau yang cerewet! Baiklah, kau yang kupilih!” Setelah jeda satu detik, ia membentak, “Lihat jurus! Revolusi Industri Keempat Ougi·Positron Cannon!”
Usai teriakan kerasnya, yang dilakukannya berikutnya... hanyalah menekan tombol dengan jari.
Kemudian, sinar merah terfokus dengan tepi keputihan melesat keluar dari tungku energi di dada Kuda Mitos Void Thunder EX dengan suara boom...
Meski Jue Ge bilang akan menyerang Hiroyuki Shinji, nyatanya... tembakan ini menghantam seluruh jalanan...
