“Dari ucapanmu… apakah kamu sudah mengakui fakta menyewa pembunuh bayaran?” Zuo Yan menyambung sambil mengambil kesempatan.
Pertanyaan ini… sangat krusial.
Jika Sam memberikan jawaban yang positif di sini, maka selanjutnya Zuo Yan hanya perlu menjelaskan secara singkat perjalanan kasus yang ada di hadapannya, dan "pertunjukan deduksi" ini akan berakhir.
Paling-paling, tambahkan pengakuan heroik dari Sam yang menjelaskan detail perubahan psikologis pihak yang terlibat yang terlewat oleh detektif, ini juga tidak akan memakan banyak halaman.
Namun seperti yang kalian lihat, termasuk bab ini, masih ada tujuh bab lagi menuju bab ketiga puluh tiga. Jika perkembangan peristiwa mengikuti ritme seperti ini, tugas Feng Bujue dalam game akan gagal, dan kekuatan pena saya yang tak tahu malu... eh... tak terbantahkan akan dipertanyakan.
Karena itu...
"Aku..." Sam membuka mulut. Dari ekspresi wajahnya dan nada suara saat mengucapkan kata pembuka itu, jelas dia bersiap untuk mengaku bersalah.
Pada dasarnya, dia tetap orang baik, setidaknya jauh lebih kuat dibandingkan John dan Millet. Saat ini, dia merasa sudah tidak perlu melawan lagi - buah kejahatan yang lahir dari kebenciannya sendiri harus dia tanggung sendiri.
Namun...
"Tentu saja dia tidak akan mengakui hal ini." Seketika itu, Feng Bujue berseru keras menginterupsi Sam, menarik perhatian semua orang yang hadir dan seekor kucing.
"Tuan Feng... Aku..." Sepertinya Sam ingin mengatakan sesuatu pada Jue Ge.
Tapi Jue Ge hanya melambaikan tangan sambil tersenyum: "Jangan buru-buru menyatakan sikap. Kita..." Dia berhenti sejenak, menatap Zuo Yan, "Mari dengarkan dulu teman sekelas Zuo Yan menyelesaikan deduksinya."
Melihat ekspresi Feng Bujue, Sam ragu beberapa detik...
"Senyum penuh keyakinan dan nada suara yang yakin akan kemenangan, bagai suntikan penyemangat yang membuat Sam kembali membara harapannya."
"Hmm... Baiklah." Sam menjawab singkat, lalu mengalihkan pandangannya ke Zuo Yan tanpa bersuara lagi.
"Sial... Hampir saja terkait." Vautrin di bayangan mendengus kesal melihatnya, "Senjata ini benar-benar sedang main akal-akalan..."
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" Zuo Yan segera bertanya melalui komunikasi telepati, "Lanjutkan?"
"Ah..." Vautrin menyahut, "Lagipula hampir selesai juga."
"Baik, aku akan lanjutkan." Zuo Yan tak bertele-tele. Setelah mendapat perintah Vautrin, ia langsung bersuara, "Sekitar setahun yang lalu, Millet berhasil menemui Sam dan memberitahukan rahasia latar belakang John. Menghadapi kabar tak terduga ini, awalnya Sam pasti bersikap setengah percaya... Jelas ia masih memiliki ikatan emosi dengan John, mengingat ia masuk keluarga Herbert sejak kecil, tidak seperti John yang sudah tahu hubungan darah mereka sejak remaja."
"Tentu saja Sam tidak sepenuhnya menolak Millet. Dalam setahun berikutnya, mereka bertemu beberapa kali; setiap kali Millet akan menghadirkan bukti baru untuk mendukung klaimnya, sambil tak kenal lelah menggunakan retorikanya untuk meyakinkan Sam secara logika."
"Akhirnya, setelah setahun, Jean-François Millet berhasil mendapatkan bukti yang menentukan; apa bukti tersebut saat ini masih belum kami ketahui, namun menurut perkiraan saya... kemungkinan dia berhasil memperoleh sampel DNA John, misalnya rambut yang jatuh di suatu tempat. Mengingat John meninggalkan Pulau Koci Koti setiap tahun selama beberapa bulan, dan jejaknya tidak terlalu sulit dilacak... selama lebih dari setengah tahun, Millet seharusnya tidak kesulitan mengambil beberapa helai rambut."
"Bisa dibayangkan... Sam yang melihat bukti tersebut pasti marah tak terkendali; dia bisa menerima kakaknya merancang perebutan harta keluarga, tetapi tidak bisa menerima orang luar... seseorang yang sejak awal tidak menganggapnya sebagai saudara telah menipunya. Yang lebih penting... setelah mengkonfirmasi identitas John, Millet tidak perlu bukti tambahan saat memberi tahu Sam 'Herbert senior juga tewas karena teknik tertentu yang digunakan John'."
"Dari uraian di atas... dendam atas pembunuhan ayah, kebencian atas perampasan harta, sekaligus noda 'penipu sejati' yang dibebankan padanya... Sam yang tertipu selama bertahun-tahun saat mengetahui kebenaran, api balas dendam yang lama terpendam menyala kembali dengan dahsyat."
"Hidupnya yang mulai stabil tiba-tiba hanya menyisakan satu tujuan - balas dendam; untuk mencapainya, dia akan membayar mahal... dan Millet yang memahami hal ini mengajukan ide yang terdengar bagus - bekerja sama membunuh John, kemudian Sam mewarisi hartanya, akhirnya mereka berdua membagi hasil di tempat."
“Harus kukatakan……ide ini memang bagus, mutlak sebuah rencana saling menguntungkan. Millet dan Sam sama-sama membenci John, kematian John serta kekayaan fantastisnya adalah obat penenang amarah mereka.”
“Demikianlah, setelah merencanakan selama sebulan, terciptalah skema yang mereka anggap brilian……”
Sampai di sini, Zuo Yan berhenti selama dua detik, selanjutnya dia akan menceritakan kembali peristiwa pembunuhan yang belum lama terjadi: "Jadi kami kembali pada penilaian awalku terhadap kasus ini – sebuah kasus sederhana."
“Kronologinya……kurang lebih sebagai berikut.”
“Kemarin sore, Sam tiba-tiba mendatangi John tanpa tanda peringatan; kunjungan mendadak setelah bertahun-tahun ini tentu membuat John terkejut, tapi justru 'serangan dadakan' seperti ini seringkali memberi efek bagus……Bayangkan, jika Sam memberitahu John sebelumnya melalui sarana komunikasi bahwa dia akan datang, lawan punya waktu untuk berpikir dan bersiap, maka John pasti akan mencari alasan untuk menghindar atau menolak……”
“Ketika Sam tiba-tiba muncul di depan pintu rumah besar dan meminta masuk, John tidak punya banyak pilihan, dalam keadaan kaget……akhirnya mengizinkannya masuk."
"Sam yang 'pulang ke rumah' ini berlagak ingin berbaikan dan bernostalgia dengan John, dia bersikap sangat ramah; setelah minum teh sore, menyantap camilan, dan mengobrol dengan John selama lebih dari satu jam, dia telah mendapatkan dua informasi penting yang dibutuhkan – pertama, kamar tidur John yang mana; kedua, nomor telepon di kamar itu."
“Agar safety, setelah berpamitan dengan John dan kembali ke hotel, Sam juga menelepon untuk 'menyapa' John, dan sekali lagi berterima kasih atas jamuannya sebelumnya; sedangkan tujuan sebenarnya Sam melakukan ini... sebenarnya untuk mengonfirmasi keaslian nomor tersebut.”
“Sampai tahap ini, persiapan rencana pembunuhan bisa dianggap selesai...”
“Menjelang senja, Sam kembali meninggalkan hotel... membawa uang yang akan diserahkannya kepada Jean-François Millet, menuju lokasi yang telah disepakati untuk bertemu dengannya.”
“Seperti yang kusebutkan sebelumnya, agar tidak meninggalkan catatan di departemen komunikasi, kedua orang ini tidak pernah saling menelepon. Mereka selalu menyepakati waktu dan lokasi terlebih dahulu, lalu melakukan percakapan dan transaksi secara tatap muka, serta berusaha meminimalisir frekuensi pertemuan.”
“Sekitar saat matahari terbenam, Jean-François Millet menerima uangnya. Kemudian Sam kembali ke hotel untuk mempersiapkan alibi; sedangkan Jean-François Millet... tidak langsung menyusup ke kediaman besar Herbert. Pertama-tama ia melengkapi rekaman yang pernah kalian dengar sebelumnya... menyiapkan jaminan keselamatan, baru kemudian berganti pakaian yang nyaman untuk bergerak, mengenakan sarung tangan dan tali pancing... lalu berangkat.”
