“Jean-François Millet sudah tak terhitung kali masuk-keluar kediaman Herbert. Dulu ketika masih menjadi asisten John, bermalam di sini adalah hal biasa; bisa dibilang, dia lebih mengenal situasi di sini dibanding banyak staf yang bekerja di rumah mewah ini sekarang.”
"Tentu saja, sudah beberapa tahun sejak terakhir kali dia datang ke sini sebagai 'tamu'. Ditambah lagi, kali ini Millet sedang melakukan kejahatan terencana, jadi pasti sebelumnya dia sudah memeriksa kondisi dalam dan luar kediaman..."
"Bagaimanapun juga, setelah menggabungkan beberapa informasi yang didapat Sam kemarin siang... bagi Millet, menyusup ke rumah ini bukanlah hal yang sulit."
"Demikianlah, sekitar pukul sepuluh malam, Millet memanfaatkan kegelapan malam untuk memanjat tembok dari area tanpa monitor ke Herbert Manor. Kemudian merayap ke sisi barat rumah besar, dan masuk melalui jendela lantai satu yang tidak terkunci."
"Ini kan rumah penduduk biasa, bukan fasilitas militer berpenjaga ketat. Hanya ada beberapa satpam saja. Di malam hari, petugas kebersihan dan koki sudah kembali ke bangunan sayap, sehingga Millet masuk tanpa terdeteksi."
"Maka dengan terang-terangan, Millet memasuki kamar tidur John yang kosong saat itu, dan bersembunyi di balik tirai jendela panorama."
"Di sisi lain, Sam... sedang mengobrol di bar Hotel Alfred dengan seorang detektif yang baru dikenalnya, untuk menciptakan alibi."
"Saat pukul sebelas tiba, waktu eksekusi yang disepakati, Sam masuk ke kamar mandi bar dan menelepon telepon di kamar John menggunakan ponsel."
“Itu adalah telepon kuno tanpa mesin cabang, tidak bisa mengatur pengalihan panggilan, dan catu dayanya terpisah dari sistem listrik kediaman; John menaruh telepon ini di kamar tidur sebagai 'saluran khusus', nomor telepon ini hanya diberikan pada segelintir orang.”
“Karena itu, saat mendengar dering telepon, John yang sedang bekerja di ruang perpustakaan sebelah segera beranjak ke kamar tidur untuk mengangkat telepon.”
“Pada detik itu... Millet bertindak.”
“Posisi yang dipilihnya sangat strategis, tirai jendela berjarak beberapa meter dari meja tempat telepon berada, dan lokasi kemunculannya tepat di belakang John.”
“Namun... insiden tak terduga tetap terjadi.”
“Millet tidak menyangka, John yang sepuluh tahun lebih tua darinya masih memiliki stamina dan kecepatan reaksi yang baik. Setelah pergumulan sengit, John berbalik dengan gesit menyodok tubuh Millet, sementara Millet yang menginjak karpet tergelincir hingga tengkuknya menghantam sudut meja.”
“Tabrakan ini, yang setara dengan berat badan dua pria dewasa, menyebabkan kerusakan fatal pada otak belakang Millet hingga tewas seketika.”
“Di sisi lain, Sam yang mendengar proses perkelahian melalui telepon mulai curiga karena tarikan napas terakhir yang didengarnya... bukan berasal dari Millet, melainkan John yang seharusnya sudah mati.”
"Beberapa detik kemudian, John yang sudah bisa bernapas lagi segera mengenali pelaku penyerangan adalah Millet. Ia langsung menyadari hubungan antara kunjungan mendadak Sam di siang hari, telepon tadi, dan serangan mendadak Millet. Memikirkan ini... dia buru-buru menutup telepon."
"Kejadian setelahnya... saya rasa semua hadirin sudah paham."
Di titik penjelasan Zuo Yan ini, seluruh rangkaian kasus praktis telah tergambar jelas di depan para hadirin.
Keempat orang di ruangan itu kembali terjebak dalam kesunyian.
"Hmm..." Beberapa saat kemudian, Feng Bujue-lah yang memecah keheningan, "Sudah selesai?"
"Err..." Zuo Yan tertegun oleh pertanyaan itu. Ia diam selama dua detik, menunggu instruksi Vidocq. Tapi karena tidak ada respon, akhirnya ia menjawab sendiri, "Ya, sudah."
"OK, sekarang giliranku bicara." Feng Bujue menggoyang-goyangkan gelas anggur merah di tangannya dengan nada santai.
"Apa lagi yang mau kau katakan?" John menatap Jue Ge, "Sampai saat ini... apa kau masih merasa bisa membantu Sam membersihkan diri?"
"Membersihkan diri?" Jue Ge mengangkat alis, "Perlukah?" Ia melirik Sam, "Dari awal Sam memang tidak bersalah."
"Hah?" Doster pun tercengang, "Hei... apa kau tidak dengar sepatah kata pun penjelasan Detektif Zuo tadi? Semuanya sudah jelas, tapi kau masih bilang Sam tidak bersalah?"
“Hē hē……” Feng Bujue tertawa pendek, “Penjelasannya sangat jelas, logika di segala aspek pun sangat runut, tapi… buktinya mana?” Dia berhenti sejenak, lalu menatap John, “Sama seperti John yang bisa dengan percaya diri menyangkal tuduhan ‘pernah membunuh untuk harta warisan’ di luar seluruh rangkaian deduksi ini, selama tidak ada bukti, Sam juga bisa menyangkal sebagian konten dalam deduksi ini bukan?”
“Tapi……” Dostoevsky berpikir beberapa detik, “Rekaman itu……”
“Ngomong-ngomong!” Feng Bujue menyela dengan suara keras, “Aku baru saja ingin membahas rekaman itu…” Ia menatap Zuo Yan dengan senyum penuh muslihat, “Teman sekelas Zuo Yan, tolong putar rekaman itu secara lengkap.”
“Sial…” Di saat itu, Vidocq mengutuk dalam hati, “Ternyata sudah ditembus pandang oleh nak ini…”
Setelah Jue Ge selesai berbicara, Zuo Yan ragu beberapa detik, lalu menghela napas dan mengeluarkan ponsel Millet lagi, menekan tombol putar.
Dari ponsel kembali terdengar suara Millet—— “Saya Pat Miller, sekarang pukul enam sore tanggal dua belas Oktober, satu jam lagi saya akan bertemu Sam Herbert…”
Kali ini, Zuo Yan tidak menekan tombol berhenti, tapi rekaman… juga tidak berlanjut.
Beberapa detik kemudian, John, Sam, dan Dostoevsky bertiga secara bertahap menyadari sesuatu, ekspresi di wajah mereka pun berubah-ubah.
“Lihat… seperti yang kukatakan…” Feng Bujue mengangkat bahu, melanjutkan, “Seringkali… sesuatu yang sepintas tak perlu dipertanyakan, pada dasarnya justru bertolak belakang dengan permukaannya.”
“Kau……” Satu detik kemudian, Zuo Yan menggantikan Vidocq bertanya, “…Mengapa kau tahu rekaman ini hanya sepanjang ini?”
“Sederhana.” Feng Bujue menjawab dengan tenang, “Dalam proses deduksimu, ada tiga kali penggunaan ponsel. Pertama menggunakan ponsel Millet untuk menunjukkan foto Millet, kedua juga menggunakan ponsel Millet untuk memutar rekaman itu, dan yang ketiga… menggunakan ponselmu sendiri untuk menunjukkan catatan postingan Millet di media sosial kepada kami.”
“Dari ketiga kali itu, pada yang pertama dan ketiga kau memutar layar ponsel ke arah kami. Hanya pada yang kedua… kau tidak melakukannya.”
“Sekilas terlihat normal… karena yang pertama dan ketiga kau menunjukkan gambar, sedangkan yang kedua hanya suara. Tapi… saat menekan tombol stop rekaman, kau terburu-buru. Hampir sebelum kata terakhir selesai, kau sudah menekannya. Ini… membuatku curiga.”
