Feng Bujue segera menggunakan "visi data" untuk memindai dinding itu, namun di baliknya hanya terlihat cahaya putih yang dihasilkan oleh blokade sistem.
Dalam arti tertentu, ini pertanda baik karena biasanya berarti ada elemen tersembunyi penting di balik dinding tersebut... Hal ini semakin memperkuat tekad Jue Ge untuk menerobos dinding.
Masalah saat ini adalah - bagaimana cara menerobosnya?
Jika dulu, Feng Bujue bisa memilih menggunakan 【Jari Pengetahuan Batin】 untuk membuat lubang sebesar apel di dinding, lalu memasukkan granat dari 【Magazen Granat Tanpa Batas】 untuk meledakkannya dengan mudah.
Tapi sekarang, dia harus mencari cara lain...
Dalam sekejap, tiga skenario telah melintas di benak Jue Ge.
Opsi pertama: Mengambil benda apa saja dari selokan seperti kaleng minuman mengapung, sampah tak dikenal, atau gumpalan tinja... Memuatnya ke katapel 【Yida】 lalu berdoa agar kekuatan senjata Legendary ini bisa meledakkan dinding.
Opsi kedua: Menggunakan Rankyaku untuk memotong area persegi panjang di dinding, lalu menyepak bagian tengahnya hingga roboh.
Opsi ketiga: Langsung menghancurkan dinding biasa yang lebih rapuh di samping dengan kekuatan kasar, lalu masuk melalui jalan memutar.
Setelah berpikir singkat, Feng Bujue memutuskan... tidak menggunakan ketiganya.
Karena ketiga metode ini, termasuk metode "menggunakan granat untuk meledakkan" yang disebutkan sebelumnya, akan menimbulkan masalah yang sama——mungkin merusak benda yang tersembunyi di balik dinding.
Misalkan di belakang dinding ini, kurang dari satu meter, terdapat item tersembunyi yang sangat rapuh seperti bunga atau telur... Maka penggunaan metode-metode di atas memiliki kemungkinan tinggi menyebabkan item tersebut hancur tertimpa reruntuhan dinding.
Untungnya, Jue Ge tidak butuh waktu lama untuk menemukan metode yang hampir tidak menyebabkan dampak apapun pada area di balik dinding.
Dengan mengangkat satu tangan, senjata psioniknya langsung muncul di antara jemarinya.
Meskipun kekuatan serangan 【Fengmo Poker】 ditampilkan sebagai "???", berdasarkan kesimpulan yang didapat Feng Bujue dari uji coba tak terhitung dalam pertempuran nyata, kemampuan memotong benda ini benar-benar setara dengan mesin pemotong plasma. Sebagian besar logam yang diketahui manusia di abad ke-21 dan bisa diproses, dapat dibelah dengan Fengmo Poker. Benda yang bisa memberikan pertahanan efektif terhadap kartu ini biasanya harus memiliki atribut magis atau merupakan material khusus dari dunia fantasi. Sedangkan dinding saat ini...jelas tidak termasuk dalam kategori tersebut.
Chiii——
Benar saja, kartu poker di tangan Jue Ge dengan mudah menggoreskan celah pada permukaan dinding. Dari sensasi saat memotong, ketebalan dinding ternyata tepat bisa ditembus oleh kartu tersebut.
Tak lama kemudian, Feng Bujue berhasil memotong lingkaran di dinding setinggi dadanya. Diameter lingkaran ini pas untuk dilalui lengannya. Kemudian, dia menggunakan kartu Poker untuk mengikis tepian potongan tersebut, menciptakan celah yang memungkinkannya mencengkeram tepian dengan jari dan "mengeluarkan" potongan dinding berbentuk silinder kecil itu.
Setelah mengeluarkan silinder kecil itu, terbentuklah lubang bundar di dinding yang sedikit lebih besar dari mulut mangkuk. Ini menyelesaikan langkah pertama.
Langkah kedua jauh lebih mudah. Jue Ge menggunakan kartu Poker untuk memotong area persegi panjang di sekitar lubang yang cukup untuk dilaluinya. Lalu dia memasukkan lengan ke lubang tengah, "menusuk" dan "mengangkat" potongan dinding besar yang sudah dipotong itu. Setelah mundur beberapa langkah, dia "menarik" keluar potongan dinding tersebut dan melemparkannya ke lantai.
Maka terciptalah pintu masuk persegi panjang. Seluruh proses hanya meninggalkan debu hasil pemotongan yang jatuh ke sisi lain dinding.
Namun saat pemandangan di balik dinding terlihat, Jue Ge menyadari... kewaspadaannya sia-sia belaka.
"Ah... Soalnya tingkat kesulitan Normal..." gumam Feng Bujue sambil melihat saluran selokan biasa di balik pintu masuk, bibirnya mencibir.
Dia tak banyak mengeluh. Settingan kesulitan quest memang di luar kendalinya. Prinsipnya tetap: melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin sesuai kemampuannya.
Setelah mengamati dengan senter selama beberapa detik, Jue Ge melepas Pipa Oksigen, mengubah cara bernapas, lalu mencium aroma di koridor itu... Selain bau selokan yang menyengat, dia tidak mendeteksi bau busuk mayat atau gas beracun yang tidak normal. Sekilas, tidak terlihat area yang mencurigakan seperti jebakan di depan...
Maka, Feng Bujue pun berjalan masuk dengan tenang.
Lorong ini tidak panjang, dindingnya terbuat dari bata dan beton biasa. Tak lama berjalan, di sebelah kanan depan Jue Ge muncul sebuah pintu; sebutan "pintu" mungkin kurang tepat, seharusnya disebut "kusen pintu" karena tidak ada daun pintu.
Di dalam kusen pintu tersebut terdapat ruang yang lebih luas, atau bisa disebut - "sebuah ruangan"; lorong hanya berakhir di sini, tanpa jalur lain.
Feng Bujue menyorotkan senter ke dalam, menyaksikan pemandangan yang membuat ngeri.
Ruangan ini... jika memang pantas disebut ruangan... berisi sebuah tempat tidur, meja, dua bangku, dan sebuah... TV? Ya, di ujung selokan ini ternyata ada peralatan elektronik; faktanya, selain TV, di langit-langit ada bohlam lampu. Feng Bujue bahkan menemukan saklar di samping pintu, namun setelah mencoba memainkannya dua kali, dia menyadari bohlam itu sudah tidak berfungsi.
Tentu saja, semua itu bukanlah hal utama; yang membuat bulu kuduk merinding di ruangan ini adalah... di lantai sebelah tempat tidur, duduk kerangka raksasa dengan bentuk yang jelas berbeda dari manusia biasa.
"Dan, di bagian tubuh kerangka ini, terdapat belenggu logam berbentuk seperti rompi yang diikatkan, dengan rantai di ujungnya yang terhubung ke rak tempat tidur."
"Killer Croc?" Feng Bujue hanya membutuhkan dua detik untuk memprediksi identitas kerangka ini. Sebagai orang yang cukup memahami berbagai karakter di alam semesta DC, dia tentu bisa mengenali tengkorak kepala dan tulang tangan yang tidak biasa dari Killer Croc (salah satu penjahat utama di komik Batman, monster setengah manusia setengah buaya).
"Hmm... Waktu kematian sulit diperkirakan..." Entah mengapa, Jue Ge justru merasa lebih tenang melihat makhluk mati daripada yang hidup, "Belum lagi tubuh makhluk ini yang berbeda dari manusia biasa, lingkungan selokan ditambah aktivitas hewan pemakan bangkai... Waktu yang dibutuhkan hingga menjadi tulang belulang sulit dipastikan..." Dia berhenti sejenak, memandang belenggu dan rak tempat tidur di kerangka itu, "Yang lebih menarik adalah... material seperti apa yang bisa mengunci Killer Croc... sampai mati terkunci?"
Tiba-tiba, sudut mata Feng Bujue menangkap sesuatu. Dia segera mengarahkan sinar senternya ke sana sambil sedikit mendorong kerangka itu ke samping.
Di bawah cahaya, terlihat jelas... Di dinding di belakang kerangka itu, terdapat tulisan yang terukir dengan benda tajam——"Aku bukan monster, dialah monster."
