"Sebentar lagi tahun baru, nuansa perayaan semakin terasa di jalanan."
"Di musim terdingin tahun ini, diajak teman makan hot pot seharusnya hal yang wajar, bukan?"
"Tapi malam ini, Feng Bujue yang diundang Xiao Tan ke ruang VIP restoran merasakan keanehan..."
"Gluk gluk——"
"Di dalam ruang VIP, tiga orang duduk tanpa bicara... Hanya suara kuah hot pot yang mendidih terdengar."
"'Sepertinya... aku harus memulai pembicaraan duluan...' Akhirnya Feng Bujue yang memecah kebekuan."
"'Kenapa nada bicaramu serius banget?' Bao Qing menoleh curiga, 'Apa lupa bawa uang?'"
"'Kalian tak perlu berpura-pura lagi.' Nada Feng Bujue tetap tegas, 'Dari awal masuk sudah kusadari... Ini Perjamuan Hongmen.'"
"'Jue Ge...' Xiao Tan menggerakkan sudut mulut dua kali, 'Makanan ini tidak mahal, biaya ruang VIP juga terjangkau... Lagipula aku yang mau traktir.'"
“Hmph...” Feng Bujue mendengus dingin setelah mendengar perkataan itu. Matanya menyapu wajah Xiao Tan dan Pak Bao secara bergantian, “Kebiasaan kalian, gerakan-gerakan kecil, ekspresi mikro bawah sadar... Aku lebih paham daripada siapa pun.” Ia mengabaikan topik pembicaraan mereka tentang uang makan, melanjutkan sendiri, “Sejak aku masuk, kalian berdua total bicara kurang dari sepuluh kalimat. Kontak mata kurang dari tiga kali. Xiao Tan yang jarang duduk bersila sudah mengubah posisi dua kali, bermain-main dengan jarinya tiga kali... Sedangkan Pak Bao sebagai orang yang sangat memperhatikan etika makan, sudah menunduk melihat ponsel lima kali...”
Setelah melontarkan semua itu, ia menatap kedua lawan bicaranya yang bingung, bertanya dengan nada berat: “Kalian... mendapat perintah dari Kepala Departemen Gu untuk menangkapku, ya?”
“Bukan.” Jawab Bao Qing dengan tegas.
“Oh?” Feng Bujue mengangkat alis, “Jangan-jangan... mau membunuhku?”
“Hehe...” Bao Qing tertawa kering lagi, “Aku takkan sanggup membunuhmu. Kau sudah mempelajari Dunjia Tianshu, punya kemampuan khusus. Aku sendirian tanpa persenjataan jelas tak bisa mengalahkanmu.”
“Masih ada Xiao Tan.” Feng Bujue melirik ke arah Xiao Tan, “Katanya keluarga kalian punya warisan ilmu dewa, kan?”
“Eh……” Xiao Tan bahkan tidak tahu harus menjawab apa, “Sebenarnya……” Jadi dia langsung menghindari pertanyaan tidak masuk akal itu dan mulai menyampaikan maksudnya, “Aku mengundang kalian hari ini untuk membagikan undangan pernikahan……” Sambil berkata demikian, dia mengeluarkan amplop merah dari saku dan meletakkannya di depan Jue Ge, “Karena Pak Bao datang lebih awal darimu dan masih ada urusan nanti, jadi undangannya sudah kuberikan tadi.”
Keheningan kembali menyelimuti.
Setelah percakapan singkat, deduksi Feng Bujue terbukti salah; Dia terdiam lama, suasana menjadi canggung, persis seperti lirik lagu itu—Yang paling ditakuti adalah ketika udara tiba-tiba hening.
“Hmm……” Beberapa saat kemudian, nada serius Jue Ge kembali ke sikap santainya yang biasa, “Lalu kenapa……setelah aku masuk, kalian semua diam saja?”
Bao Qing dengan tenang menjawab: “Kamu yang telat setengah jam tanpa kabar, mau dengar apa pas masuk? Apa harus kami bilang ‘Gapapa, kami juga baru sampai’?”
“Lalu kenapa kamu terus melihat ponsel?” Jue Ge bertanya lagi.
“Bukannya Xiao Tan sudah bilang? Aku ‘masih ada urusan nanti’.” Jawab Bao Qing.
“Urusan dinas ya?” Tanya Feng Bujue.
“Tidak bisa diberitahu.” Bao Qing langsung melemparkan empat kata itu tanpa berpikir.
“Oh… berarti urusan dinas.” Jue Ge mengangguk, lalu menatap Xiao Tan, “Hei~ Lalu kenapa kamu terlihat gelisah dan bersikap mencurigakan begitu?”
"Hmph..." Xiao Tan berpikir sejenak, "Di satu sisi... karena tadi kamu juga tidak berbicara dengan kami, suasana jadi mencekam. Aku kira kamu punya urusan pribadi, jadi aku terus ragu-ragu untuk membuka mulut. Di sisi lain..." Saat mengatakan ini, dia berdiri, "Sebenarnya dua hari ini aku kebanyakan makan hotpot, sampai mencret... Kalau sekarang tidak ada urusan, aku ke kamar mandi dulu."
Setelah berkata demikian, dia menutupi perutnya dan buru-buru keluar.
"Sial, kalau mencret ngapain tetap makan?!" Feng Bujue memutar matanya putih sambil berteriak ke arah siluet punggung Xiao Tan.
Ternyata, lawannya bukan menyimpan hantu di hati, tapi menimbun BAB di perut.
"Di dunia ini ada dua jenis manusia..." Detik berikutnya, Bao Qing sambil menunduk melihat ponsel mencela, "Jenis pertama yang sangat suka makan taco Meksiko tapi langsung BAB darah parah setelah makan, lalu berhenti selamanya. Jenis kedua yang terus membeli celana dalam baru setelah makan taco Meksiko dan BAB darah..."
"HO~" Feng Bujue mencerna makna perkataannya, "Meski menurutku contoh 'mengocok' lebih tepat di sini, tapi kalau kamu..."
"Hey! Fokusmu salah!" Bao Qing meletakkan ponsel, menyela Jue Ge, "Lihat 'undangan pernikahan' reaksimu cuma ini? Teman kita sebentar lagi menikah, tapi perhatianmu malah ke contoh celotehanku?"
"Kamu bilang 'segera' itu agak kurang tepat." Feng Bujue berkata, "Secara teknis... dia 'sudah' menikah. Dari catatan kantor urusan sipil, dia dan Xiao Ling sudah menyelesaikan pendaftaran sejak lama."
"Hah?" Kali ini Bao Qing tercengang, "Bagaimana kamu tahu?" Setelah dua detik, dia seperti teringat sesuatu, "Xiao Tan yang memberitahumu? Hei~ Tapi dia tidak memberitahuku."
"Tidak tidak... Selain dia dan Xiao Ling sebagai pihak terkait, serta keluarga kedua belah pihak, dia tidak memberi tahu siapa pun." Feng Bujue menjelaskan, "Aku yang mencari tahu sendiri." Dia membentangkan kedua tangannya, "Kamu tahu sifatku, aku suka membongkar database lembaga pemerintah sebagai hiburan; tapi sejak tahun lalu, Kepala Departemen Gu kalian sudah melarang keras aku berkeliaran di sistem kejaksaan dan pengadilan. Mau bagaimana... Aku harus mengalihkan target ke departemen kependudukan dan lembaga semi-birokratis... Ngomong-ngomong, mau dengar beberapa lelucon toilet tentang asosiasi sepak bola dan penulis? Baru saja kubuat puluhan lelucon saat BAB, sedang pertimbangkan untuk mengirimnya pakai akun palsu ke internet untuk cari untung. Mau jadi pendengar uji kelucuannya?"
"Bagian terakhir ucapanmu... akan kanggap tak kudengar..." Bao Qing mengernyitkan matanya, "Yang penting... Kamu sudah tahu Xiao Tan dan Xiao Ling mendaftar nikah, tapi tidak memberitahuku?"
"Menghormati privasi mereka dong. Biarkan mereka yang memberitahu kita sendiri, bukan lebih baik?" Feng Bujue menjawab dengan wajah tak berubah.
"Saat ini kamu sedang menjadi perwujudan nyata kata 'tidak tahu malu' itu tahu?" Kata Bao Qing.
“Aku sangat menghargai privasi orang.” Feng Bujue mengangkat bahu, “Lihat... Sebelum dia mengeluarkan kartu undangan pernikahan, apakah aku pernah mengungkapkan sepatah kata pun tentang fakta bahwa dia sudah menikah?”
Bao Qing terdiam lama setelah mendengarnya, sementara belum menemukan kata-kata lebih lanjut untuk menyanggahnya...
“Tapi ngomong-ngomong... penampilan kalian berdua tadi benar-benar bikin kaget.” Kata Feng Bujue sambil mengeluarkan ponsel dan berdiri, “Aku sempat mengira Kepala Departemen Gu mengirim kalian untuk menangani diriku. Pokoknya... syukurlah tidak ada masalah. Aku mau keluar sebentar untuk menelepon.”
“Hah?” Bao Qing menoleh ke arahnya, “Di sini cuma kita berdua, telepon apa yang harus kamu lakukan di luar?”
“Biasa saja. Karena tadi aku kira terjebak dalam jebakan, jadi diam-diam aku mengirim pesan buta lewat saku sambil mengatur beberapa rencana cadangan...” Feng Bujue berjalan sambil menjelaskan, “Sekarang sudah aman, lebih baik segera kubatalkan. Tapi... mereka harus mendengar suaraku langsung untuk...”
“Cukup, cukup.” Bao Qing menahan dahi sambil menggeleng, menyela Jue Ge lagi, “Anggap saja aku tidak bertanya...”
Kejadian serupa sebenarnya pernah dialami Bao Qing sebelumnya, tepatnya pada masa SMA mereka bertiga...
Suatu hari, seorang pria yang pernah berkonflik dengan Feng Bujue - berasal dari keluarga berpengaruh - mengajaknya duel satu lawan satu. Awalnya Jue Ge mengira akan dihadang, tapi ternyata pria itu benar-benar datang sendirian. Setelah duel selesai, dia pun mengakui kekalahannya tanpa dendam.
"Saat itu, Bao Qing dan Xiao Tan yang bersembunyi di bayangan sebagai 'rencana cadangan', mendengar Jue Ge mengatakan dua kalimat ini kepada pria itu; 'Berapa banyak orang yang tahu kalau kamu datang ke sini hari ini?' 'Hmm... sebaiknya kamu tunggu aku menelepon beberapa orang dulu sebelum pulang.'"
Beberapa waktu kemudian, ketika Bao Qing akhirnya memahami makna kedua kalimat itu... ia juga merasakan ketakutan yang tertunda.
Tak ada yang tahu berapa banyak 'rencana cadangan' yang dimiliki Feng Bujue, juga tak ada yang tahu... apa yang akan dilakukannya, atau sejauh apa ia akan melakukannya.
Tapi semua sepakat pada satu konsensus—jika suatu hari kiamat tiba-tiba datang, carilah orang dengan tindakan darurat di sekitarnya, dan dialah orang yang tepat... Meski tidak menutup kemungkinan setelah mencarinya, kamu justru akan dijadikan ransum darurat.
"Halo?" Jue Ge tidak pergi terlalu jauh, dinding restoran ini cukup kedap suara jadi ia langsung menerima telepon di koridor, "Snow? Ah... ini aku... ternyata cuma salah sangka, anak buahmu tidak perlu datang."
"Kejam sekali~" suara Snow yang bernada mengejek terdengar dari ponsel, "Apa aku hanya teman yang kamu hubungi saat butuh saja?"
"Jangan bicara seolah kita punya hubungan fisik tertentu." kata Feng Bujue, "Katakan saja kita teman yang saling memanfaatkan, atau kamu hilangkan kata 'teman' itu juga tidak masalah."
"Hē hē..." Snow tertawa, "Baik~ terserah kamu..." Ia berhenti sejenak, "Tapi kalau memang saling memanfaatkan... malam ini anak buahku sia-sia datang, sudah menghabiskan banyak tenaga dan uang bensin..."
"Dua quest." Feng Bujue sudah tahu yang ingin diucapkan lawan bicaranya, tak mau buang waktu langsung menyebut poin utama.
"Tiga." Snow segera memulai tawar-menawar.
"Dua." Feng Bujue mengulangi dengan tegas seperti memenggal.
"Harus yang mode tidur semua." Snow menambahkan syarat.
"Setuju." Jue Ge menetapkan kondisi, lalu bersiap memutus sambungan, "Kalau tak ada urusan lain, aku..."
"Eh~" Snow tiba-tiba meninggikan suara, "Ngomong-ngomong, barusan aku lihat berita besar di forum game yang terkait denganmu."
"Oh?" Feng Bujue merespons, "Apa itu?"
"'Sore ini, Studio Hong Ying merilis pengumuman di situs resmi bahwa pemain bintang【Xu Huai Shang】telah sepakat berpisah secara damai dengan studio setengah bulan lalu; kabar ini langsung menggemparkan komunitas game. Menurut sumber terpercaya, kontrak pemain level bintang seperti ini memiliki klausul detail tentang prosedur pemutusan kerjasama; informasi resmi harus dirilis oleh studio terlebih dahulu setelah semua proses selesai. Jika pemain membocorkan informasi sebelum studio, meski masa kontrak telah habis, tetap akan dikenai sanksi pelanggaran. Proses pemutusan ini umumnya memakan waktu maksimal lima belas hari kerja... Rupanya kehilangan pilar utama memberi pukulan berat bagi Hong Ying, sehingga mereka menunda pengumuman ini sampai detik terakhir.'" Snow membacakan naskah berita tersebut verbatim.
"Jadi... apa hubungannya denganku?" Tanggapan Feng Bujue tetap datar tanpa gejolak.
Meskipun terlihat tenang di permukaan, sebenarnya... Saat mengajukan pertanyaan ini, Jue Ge mulai merasakan firasat buruk yang menggelayut di hatinya.
"Hehe..." Snow telah menanti pertanyaan ini. Dengan senyum liciknya, dia segera menjawab, "'Wartawan situs kami segera melakukan wawancara online dengan pihak terkait Xu Huai Shang. Ketika ditanya tentang studio game mana yang akan dimasukinya selanjutnya, Xu Huai Shang menyatakan bahwa karena pembatasan ketentuan perjanjian, dirinya tidak bisa bergabung dengan studio game lain selama enam bulan ke depan. Wartawan kemudian bertanya apakah dia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk memasuki dunia hiburan, namun Xu Huai Shang menegaskan bahwa dia tidak akan meninggalkan industri game, bahkan jika suatu hari keluar pun tidak akan masuk ke dunia hiburan; Terakhir, ketika ditanya tentang rencana selama setengah tahun ini, dia menjawab sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan beberapa guild pemain non-profesional yang memiliki kekuatan. Dan ketika didesak untuk menyebut guild mana yang menjadi prioritas utamanya, jawaban Xu Huai Shang adalah——Garis Depan Neraka.'"
