Feng Bujue berbohong.
Sebenarnya ini sudah jelas terlihat...
Memang, sebelum tiba di “Area Kantor Pemerintah”, dia sudah mematikan beberapa Terowongan Ledakan (setelah satu eksperimen, Feng Bujue menemukan bahwa konsumsi energi Cannon Gelombang Api Neraka Tanpa Tanding tidak sebanyak yang dia bayangkan, tentu ini juga terkait konstitusi fisiknya sekarang yang akan dijelaskan kemudian). Tapi jumlahnya sama sekali tidak sampai tiga perempat.
Sejujurnya dia sendiri tidak tahu total jumlah Terowongan Ledakan. Dia hanya mengikuti rute penerbangan Rong Bing... membawa teman-temannya menemukan dan menyergap beberapa titik pasukan yang dekat dengan area kantor pemerintah.
Lagipula, Terowongan Ledakan jenis ini bisa diaktifkan kembali dengan persiapan waktu tertentu.
Jadi, konsep “memutus jalur pasukan” sebenarnya tidak ada. Paling-paling hanya “mengurangi kecepatan pengiriman pasukan mereka dalam waktu tertentu”.
Tapi bagaimanapun, kebohongan Feng Bujue tetap mencapai efek yang diharapkan...
Setelah Tuan Hanky menyampaikan kabar tersebut, harapan pasukan Kerajaan pun menyala kembali, dan ritme pertempuran mulai berubah.
Para prajurit yang hampir kehilangan akal mulai berpikir rasional. Mereka yang terdesak dan ingin mati menjadi tenang lalu mundur sementara. Pasukan yang kehabisan tenaga beristirahat sejenak lalu kembali ke medan perang.
"Jumlah musuh akan berkurang, bahkan punah... Bertahan sedikit lagi, serangan mereka pasti melemah." Pikiran ini menyebar cepat di pasukan, menjadi cahaya harapan dalam Situasi Genting.
Saat aura "siap mati" sebelumnya mulai memudar, kekuatan harapan ini tepat waktu menyatu, mengembalikan momentum pasukan Kerajaan.
Tapi pada dasarnya, ini hanya solusi sementara... Sekadar cara untuk mengulur waktu.
Untuk menyelesaikan masalah secara fundamental, harus...
"Aku butuh senjata pemusnih massal." Feng Bujue langsung to the point, tak berbelit-belit saat mengajukan permintaan ke Tuan Hanky.
"Anakku, aku ini senjata pemusnah massal." Tuan Hanky jujur mengaku. "Faktanya, banyak monster-monster tingkat purba di pasukan kami yang kekuatannya setara denganku... Tapi seperti yang kau lihat, selama jumlah pasukan musuh mencapai level tertentu dan terus bertambah, 'kerusakan' dari level kami hanya berdampak terbatas."
“Jadi yang aku butuhkan adalah senjata pembantaian dengan 'skala lebih besar'.” Jue Ge melanjutkan, “Aku menginginkan kekuatan sepuluh bahkan seratus kali lebih kuat darimu... jenis kekuatan yang kalian sendiri rela segel karena khawatir bisa menghancurkan diri sendiri jika lengah, kekuatan yang lebih berbahaya daripada pasukan redundan...”
“Howdy-ho~” Tuan Hanji meratap, “Anak kandung, jika benda seperti itu ada, dalam situasi genting seperti ini pasti sudah kugunakan. Apa alasanku menyembunyikannya saat seluruh kerajaan hendak dibantai?”
“Hmph... Sebenarnya...” Tak disangka, Freddy Krueger yang berdiri di samping mulai bicara terbata-bata.
Ekspresinya jelas menunjukkan bahwa dia mengetahui sesuatu... namun ragu mengungkapkannya.
“What?” Tuan Hanji juga memandangnya penuh kebingungan, “Katakan saja jika ada yang ingin diutarakan.”
“Eh... Baginda Raja... Yang Mulia belum tahu...” Freddy berkata, “Benda seperti itu... sebenarnya ada.”
“Hah?” Tuan Hanji terdiam membeku, “Mengapa aku tidak mengetahuinya?”
“Kami biasanya tidak memberitahu Raja tentang urusan ini.” Freddy mengangkat bahu, “Seperti yang Paduka tahu... Bagaimanapun juga raja akan berganti, tapi para Tetua dan Leluhur Kerajaan tetap abadi.”
“Ucapan itu terdengar sialan masuk akal.” Tuan Hanji menyambung, “Lalu... rahasia apa yang bahkan tidak boleh diketahui Raja?”
“Sumur Siklus.” Sebelum Freddy sempat menjawab, Zhuan Jiezun justru yang pertama mengungkapkan jawaban.
“Hmph… Memang tidak mengecewakan Zhuan Jiezun…” Freddy yang sejak awal juga berencana mengungkapkan hal ini tentu tidak punya alasan untuk menyangkal, “Bahkan hal seperti ini kau ketahui ya…”
“Kalau begitu… Masalah yang bahkan diketahui orang luar justru tidak kuketahui?” Tuan Hanky terlihat agak kesal, “Oh, F***, ini benar-benar luar biasa.” Sambil mengumpat, dia mengeluarkan sebatang rokok dari "belakang tubuhnya" dan menyalakannya.
Meski saat ini Zun Ge terlihat memprihatinkan, jangan lupa… Menurut settingan, dia adalah kuasi-dewa yang mewakili "Pengetahuan" di Era Baru; hampir semua rahasia di Alam Semesta Utama tidak luput dari pengetahuannya.
“Sumur Samsara adalah fondasi keberadaan Kerajaan Monster.” Zhuan Jiezun tidak punya waktu untuk berdebat dengan Tuan Hanky, dia langsung membahas urusan resmi tanpa jeda, “Semua makhluk yang hidup di tanah ini… Berapapun panjang usia mereka, saat ajal tiba, akan masuk ke Sumur Samsara; sedangkan semua entitas yang lahir di sini, sumber kehidupannya sebenarnya juga berasal dari sumur itu.”
“Justru karena keberadaan Sumur Samsara, penduduk Kerajaan Monster tidak masuk ke siklus kehidupan lain di Alam Semesta Utama… Seperti mengalami kehancuran total tubuh dan jiwa setelah mati atau menjadi arwah penasaran di Kerajaan Necropolis.”
“Sedangkan kekuatan Sumur Samsara yang luar biasa, tentu tidak perlu diragukan lagi…”
“Hei… Hal-hal seperti ini bisa kau beritahu selama perjalanan ke sini.” Feng Bujue yang mendengar sampai di sini pun tidak bisa menahan diri untuk mengeluh.
“Dalam perjalanan ke sini kau sama sekali tidak menyebut soal butuh 'senjata pemusnah massal'.” Zhuan Jiezun membalas, “Kulihat kau tampak sangat yakin, kupikir kau punya cara instan untuk menyelesaikan ini.” Dia berhenti sejenak, “Selain itu... Yang kuketahui hanyalah informasi tentang settingan ini, semuanya kubaca dari gulungan kuno... Aku tidak tahu cara mendapatkan dan menggunakan kekuatan Sumur Samsara.”
“Hmm...” Jue Ge bergumam mendengarnya, lalu menatap Freddy, “Si Muka Rusak, kau tahu tidak?”
“Aku punya nama!” Freddy protes, “Julukan 'Si Muka Rusak' itu tidak pantas!”
“Jangan banyak bicara, hentai, kau tahu atau tidak?” Feng Bujue bisa terus mengganti julukan baru untuk mengganggunya seharian.
“Yang kuketahui hampir sama dengan Zhuan Jiezun, mungkin bahkan kurang detail dari informasi yang dia dapat dari gulungan...” Freddy menjawab, “Soalnya di sini kami hanya meneruskan cerita secara lisan...”
“Ah... Percuma punya sampah yang hanya bisa cebok pakai tangan kiri.” Jue Ge menggeleng sambil bergumam.
“Sudah cukup! Sarung cakar ini bisa dilepas!” Freddy mengancam seakan benar-benar akan melepasnya.
“Lupakan, aku akan cari cara sendiri.” Feng Bujue mengabaikannya dan menoleh ke arah lain, “Seperti pepatah... Tak masuk sarang harimau, mana dapat anaknya... Aku akan masuk dulu, lalu bertindak sesuai situasi.”
“Hei! Tunggu!” Freddy terkejut melihat gerakan Jue Ge, “Bagaimana kau tahu Sumur Samsara ada di...”
“Di bawah tanah pusat Kota Raja ya…” Feng Bujue menyela lawan bicaranya, melanjutkan kalimat tersebut, dan menjawab, “Sederhana saja. Saat aku di langit tadi, sekilas kulihat reaksi energi terkuat justru bukan di luar kota, melainkan di tengah kota, dan berada jauh di bawah tanah. Justru karena melihat ini… aku bertanya apakah kalian punya senjata rahasia yang disembunyikan.”
