Kilau pisau menari-nari, hujan darah tiba-tiba turun.
Di bawah Kota Raja, gunung mayat menjulang tinggi.
Setelah mengaktifkan 【Jiwa Merasuki】, Xu Huai Shang bagaikan Xiu Luo yang terbang tinggi di angkasa. Di setiap jejaknya, kematian menyebar secepat angin kencang.
Meski Xu Huai Shang juga menggunakan senjata dingin dalam bertarung, kecepatan membunuh musuh di tengah pasukan ini jauh melampaui Xiao Tan maupun Bill...
Sebagai jago yang telah menguasai kontrol energi hingga tingkat kesempurnaan, Xu Huai Shang bisa melapisi senjatanya dengan "aura pedang" baik saat melakukan serangan biasa maupun melepas skill, dengan kemampuan penyesuaian halus kapan saja sesuai keinginannya.
Contohnya, saat ingin menghabisi pasukan rendahan, dia menggunakan energi untuk memperluas jangkauan serangan pedangnya. Satu tebasan horizontalnya bisa membelah sekelompok musuh sekaligus. Sedangkan saat berhadapan dengan penyapu, energinya difokuskan untuk meningkatkan kekuatan jurus demi menghabisi lawan dengan kekuatan yang luar biasa.
Dalam status【Jiwa Merasuki】kali ini, energi yang bisa dimanfaatkan Xu Huai Shang jauh melampaui batas normalnya. Hampir bisa dikatakan dia sendirian yang membalikkan situasi pertempuran.
Di sisi lain, sejak tadi Xiao Tan dan saudara Billy telah menghentikan metode "tidak efisien" membersihkan pasukan kecil, beralih ke perburuan terarah terhadap para penyapu.
Jelas ini taktis paling masuk akal. Kemampuan mereka kurang efektif untuk membersihkan pasukan rendahan, tapi sangat cocok untuk menangani penyapu.
"Dengan berkurangnya para penyapu, banyak prajurit di pasukan Raja yang ahli dalam AOE bisa lebih aman dan mudah menunjukkan performa mereka. Hal ini secara tidak langsung meningkatkan efisiensi pembersihan monster."
"Singkatnya, berkat usaha dua pemain dan beberapa NPC, untuk pertama kalinya dalam pertempuran ini... 'kecepatan kami membunuh musuh' melampaui 'kecepatan musuh mengisi ulang pasukan'."
"Fenomena ini berlangsung selama beberapa waktu, dan secara alami... tekanan di berbagai garis pertempuran pasukan Kerajaan mulai berkurang; mereka akhirnya mulai merasakan dengan nyata - musuh sedang berkurang."
"Warga Kerajaan Monster! Saatnya balas dendam!" Tuan Hanky membaca situasi dengan tepat, berteriak keras di medan perang.
"Dia tahu, ini adalah teriakan terakhir, juga kesempatan terakhir. Jika gelombang duel ini berhasil menghancurkan 70-80% pasukan musuh yang masih ada di medan perang, mungkin... mereka bisa memperoleh waktu yang lebih longgar untuk Feng Bujue."
"Lawan mereka sampai mati!"
"Hancurkan tulang-tulang mereka!"
"Habisi semua mereka! Balas dendam untuk sesama yang gugur!"
"Orc takkan pernah jadi budak!"
"Auuu~"
"Demi Kerajaan Monster!"
"Seketika, ribuan makhluk gaib yang penuh luka dan stamina hampir habis itu kembali menghisap sisa kekuatan dalam tubuh, mengaktifkan serangan balik satu ronde lagi."
Meskipun ini bukan gelombang serangan terkuat sejauh ini, tapi yang paling ganas; beberapa monster yang sudah kehilangan sebagian anggota tubuh dalam pertempuran sebelumnya tetap menerjang tanpa ragu, menggunakan mulut untuk menggigit beberapa musuh sebagai bantalan.
Di hadapan tekad dan serangan seperti ini, pasukan redundan... untuk pertama kalinya menunjukkan tanda-tanda kemunduran.
Beberapa penyapu yang tersisa melalui evaluasi sistem kendali taktis telah memutuskan untuk memerintahkan pasukan mundur, menunggu hingga jumlah pasukan redundan di garis depan mencapai level tertentu sebelum kembali bersaing.
Seandainya... pada saat ini mereka benar-benar mundur, dalam arti tertentu sama saja membiarkan "kemenangan" lolos dari antara jemari; karena ketika mereka menyusun kekuatan kembali, pasukan Kerajaan juga telah mendapat istirahat, terlebih... saat itu, Feng Bujue seharusnya sudah kembali.
Pihak Kerajaan Monster sebenarnya tidak berharap bisa menghabisi pasukan redundan dengan kekuatan sendiri, tujuan awal mereka hanyalah mengulur waktu... hanya dengan memperoleh waktu, mereka punya modal untuk mengharapkan "harapan terakhir".
Namun, perkembangan situasi tidak semulus itu.
Tepat di ambang titik balik pertempuran ini, siluet iblis hitam... muncul di permukaan tanah.
Saat itu, pertempuran di sekitar Kota Raja tiba-tiba berhenti...
Pasukan redundan yang sedang mundur telah meninggalkan area tembok kota, sementara prajurit pasukan Raja tidak mengejar lebih jauh.
Perhatian semua orang tidak bisa tidak tertuju pada siluet iblis itu. Energi gelapnya yang meluap-luap membuat setiap makhluk hidup tak mampu mengalihkan pandangan.
"Sudah... datangkah..." Dianhu Wang menatap Dewa Iblis di udara, berbisik dalam hati, "Sepertinya... kita harus berhenti sampai di sini."
Lao Wang yang berasal dari Era sebelumnya paling memahami kekuatan Dewa Iblis. Di Era ini, dia pernah berkhayal akan adanya perubahan pada makhluk itu. Namun... setelah menyaksikan serangan Dewa Iblis di Klub Deduksi, Lao Wang kembali memastikan... setelah bertahun-tahun disegel, kekuatan tempur Dewa Iblis justru semakin meningkat.
Bisa dikatakan, pada momen ini, Dianhu Wang jauh lebih putus asa dibanding siapapun yang hadir.
Di saat yang sama, status 【Jiwa Merasuki】 Xu Huai Shang juga mencapai batas maksimal dan terpaksa dibatalkan. Konsep Jiwa milik Dewi Xu ini mirip dengan Efisiensi Maksimal Ruo Yu, sama-sama sangat menguras mental. Mustahil digunakan terus-menerus tanpa henti.
"Huu..." Sambil menatap Dewa Iblis yang semakin mendekat, Xu Huai Shang mengatur napas dan bergumam, "Makhluk seperti ini... apakah benar ada yang bisa menahan langkahnya..."
Pertanyaannya segera mendapat jawaban.
Kata orang, lambat dalam bicara tapi cepat dalam aksi... Saat orang-orang masih terpaku oleh ketakutan dan pikiran kacau, bayangan manusia... telah melesat bagai halilintar menuju Dewa Iblis di kejauhan.
Bukan orang lain, dialah Wang Tanzhi.
"Apa yang dilakukan nak ini?!" Freddy Krueger yang sudah berada di garis depan terkejut berteriak.
“howdy~ho~” Tuan Hanji juga terkejut.
Tentu saja, bukan hanya mereka, semua orang...bahkan para penyapu, tidak ada yang bisa memahami tindakan Xiao Tan.
Dari berbagai sudut pandang, sepertinya dia sengaja mencari kematian...
“Hmph...serangga.” Pemikiran Dewa Iblis juga sama dengan para hadirin; melihat Xiao Tan yang berlari langsung ke arahnya, dia hanya mendengus dingin dan terus berjalan seolah tak terjadi apa-apa.
Dalam pandangannya, apapun serangan yang diaktifkan Xiao Tan akan sia-sia...
Dewa Iblis di masa kini bukan lagi sosok yang baru keluar dari Pintu Kehampaan, bukan pula Dewa Iblis "tanpa mata", apalagi versi sebelum disegel...
Dewa Iblis yang ada di hadapan ini telah tumbuh ke status yang lebih kuat dari masa kejayaannya di era sebelumnya, bahkan bagi dirinya sendiri ini merupakan tingkat pencapaian yang belum pernah ada.
Saat ini, hanya dengan kepadatan tubuhnya saja sudah bisa menahan kerusakan fisik yang luar biasa tinggi; hanya dengan energi iblis yang terpancar tanpa sadar sudah mampu menguapkan pengaruh sebagian besar energi terhadap dirinya...bahkan jika diam saja membiarkan serangan lawan, entitas di Alam Semesta Utama yang bisa membunuhnya bisa dihitung dengan jari.
Tak seorang pun tahu metode apa yang bisa digunakan Xiao Tan untuk melawan Dewa Iblis, kecuali...Xiao Tan sendiri.
