Kematian Dewa Iblis akan mempengaruhi seluruh Alam Semesta Utama.
Dan pengaruh ini bersifat besar, mendalam, serta tidak reversibel...
Tentu saja, bagi pemain dan NPC yang masih bertarung di medan perang, perubahan yang langsung terlihat di depan mata adalah——subuh telah tiba.
Saat tubuh Dewa Iblis berubah menjadi debu terbang tertiup angin, awan iblis di langit pun kehilangan kekuatan yang membuatnya terus mengembun. Dalam gejolak energi yang dihasilkan pertempuran dua pasukan, awan secara bertahap terbuka, seberkas demi seberkas sinar matahari berhasil menembus awan iblis yang tebal, seolah memproklamasikan berakhirnya malam panjang ini.
"Ras yang takut cahaya mundur dulu!" Raja Hanji cukup bertanggung jawab. Dalam situasi seperti ini, dia langsung memikirkan keselamatan rakyatnya.
Di pasukan Kerajaan Monster terdapat ras/individu seperti Vampir, Naga Malam, dan Gadis Jam Hantu yang akan bermasalah jika terkena sinar matahari. Kali ini mereka sudah melihat harapan kemenangan, akan sangat menyedihkan jika akhirnya mati karena terpanggang matahari.
"Howdy~ho~ Aku akan memberi kalian perlindungan!" Seru Hanji sambil menggunakan jurus "Awan BAB Menutupi Atap", menciptakan area bayangan antara medan perang dan tembok kota di sisi Kerajaan.
"Meski tidak bisa seperti Dewa Iblis yang mengandalkan energi iblis untuk menggelapkan seluruh wilayah bahkan alam semesta, menutupi sebuah jalur masih lebih dari cukup baginya."
"Hanya saja... rakyatnya sepertinya tidak terlalu menghargai; pada dasarnya, semua kembali ke kota dengan mengandalkan bayangan sisa awan iblis di langit, monster yang mau melewati 'Bayangan BAB'... jumlahnya sangat sedikit."
"Bagaimanapun caranya, intinya, pasukan ras yang takut cahaya mundur dengan lancar, kepergian mereka tidak berpengaruh pada situasi besar."
"Faktanya, saat ini, situasi pertempuran di langit... hampir seperti momentum penghancuran total."
"Hanya Ruo Yu dan Dewa Mayat Darah saja sudah membuat para penyapu babak belur; sementara Pasukan Kerajaan dan NPC tinggi setelah mendapat dukungan [Aula Cahaya-Modifikasi], efisiensi pembersihan pasukan musuh meningkat drastis."
"Ditambah partisipasi Feng Bujue, Wang Tanzhi, dan Xu Huai Shang yang baru saja bergabung, memberikan pukulan mematikan pada pasukan redundan yang sudah mulai kalah."
"Awan pasukan yang awalnya sangat padat sekarang seperti gulali yang larut dengan cepat, lebih cepat daripada menghilangnya awan iblis..."
"Benar-benar wanita yang menakutkan..." kata Feng Bujue sambil bertarung dan mendekati Ruo Yu, dengan nada bercanda, "Ini penyapu terakhir, kan?"
"Ah... Sepertinya benar." Dua detik sebelum Ruo Yu menjawab, dia baru saja membunuh seorang Penyapu. Saat menarik kembali jurusnya, dia melanjutkan, "Ngomong-ngomong... Apakah kecepatan pengisian ulang pasukan musuh agak melambat?"
"Heh..." Feng Bujue tertawa sambil menjawab, "Bukan 'agak melambat', tapi 'hampir sepenuhnya berhenti'."
"Oh?" Ruo Yu menatap lawan bicaranya, "Kamu menghitung?"
"Tentu saja aku menghitung." Feng Bujue menyambung, "Meskipun sempat pergi ke Sumur Siklus di tengah, selama aku di sini, aku terus memantau situasi pengisian pasukan Rong Bing."
"Kalau begitu kamu tahu alasan berhentinya garis pertahanan mereka?" Ruo Yu sudah menangkap petunjuk dari nada suara Jue Ge, lalu bertanya.
"Sederhana." Feng Bujue menjawab, "Sudah habis terbunuh."
"Habis terbunuh?" Ruo Yu mengulangi tiga kata itu dengan nada agak bingung.
Jue Ge tahu ini pertanda lawan bicaranya ingin penjelasan lebih detail, lalu segera menambahkan: "Rong Bing memang tidak tak terbatas. Secepat apapun produksinya tetap butuh waktu. Hanya... karena jumlah Rong Bing yang sudah diproduksi sangat banyak, membuat ilusi seolah-olah tak pernah habis."
"Maksudmu..." Ruo Yu berkata, "Dalam 'Pertahanan Kerajaan Monster' ini, Rong Bing yang tersisa hampir punah?"
"Benar." Feng Bujue mengangguk, "Berdasarkan intelijen yang kudapat dari Tuan Hanky dan lainnya, ditambah data hasil pengamatanku sendiri, mudah menghitung berapa pasukan redundan yang mereka bunuh - cukup efisiensi pembunuhan dikali waktu, matematika SD saja." Dia berhenti sejenak, "Tentu karena 'efisiensi pembunuhan' sendiri adalah nilai yang terus berfluktuasi, dan harus mempertimbangkan faktor seperti konsumsi energi serta perubahan situasi pertempuran, hasil akhirnya pasti ada deviasi. Tapi... dengan skala sebesar itu, selisih puluhan ribu pun tak masalah."
"Tapi..." Ruo Yu merenung sejenak, "Kau tidak tahu jumlah aktual pasukan redundan. Tanpa nilai referensi ini, hasil hitunganmu jadi kurang bermakna." Dia berhenti setengah detik, "Bagaimana kau yakin mereka berhenti mengirim pasukan karena hampir habis, bukan karena memutuskan menghentikan serangan?"
"Wah..." Tiba-tiba nada Feng Bujue berubah mesum, "Jangan begini, kau membuatku bersemangat."
Ruo Yu yang sedang menghabisi pasukan rendahan menyempatkan memalingkan pandangan, melototi Jue Ge: "Hei... Apa yang kukatakan? Konten apa dalam ucapanku yang memicu ekspresi mesum dan respons seperti itu?"
"Kau mengikuti alur pikirku, menganalisis dengan logika tajam, langsung menemukan masalah, dan menyentuh poin krusial." Feng Bujue terus menyerang dengan Rankyaku sambil berbicara, "Rasanya... Waduh... Seperti..."
“Cukup.” Ruo Yu bahkan tidak perlu mendengar sampai selesai, langsung menyela, “Aku lebih baik diganggu secara fisik olehmu daripada mendengar perumpamaanmu selanjutnya.”
Jelas, menurutnya gangguan mental jauh lebih buruk.
“Dua sosok…” Saat itu, Samodiel yang tidak jauh dari mereka kebetulan mendengar percakapan mereka, tak bisa menahan diri menyela, “Aku punya satu kalimat gar, tidak tahu pantas diucapkan atau tidak.”
“Apa itu gar?” Jue Ge penasaran bertanya.
“Get a room.” Entah mengapa, bahasa Inggris Samodiel terdengar cukup lancar.
“Hē hē…” Feng Bujue terkekeh, “Baiklah, kembali ke topik…” Dia jelas masih ingat pokok pembicaraan, “Sebenarnya ini hanya dugaan logis… Bayangkan, perang ini berlangsung dua tahun penuh, mengapa? Jika pasukan mereka benar-benar tak terbatas, tidak mungkin butuh waktu sebanyak itu kan? Dengan Rong Bing yang kita lihat hari ini, bahkan tanpa serangan Dewa Iblis, faksi mana yang bisa bertahan?”
“Namun kenyataannya, Dewa Iblis sendiri menyerang banyak faksi…”
“Ini membuktikan—rencana mereka disesuaikan dengan orang dan situasi, tujuannya untuk menghindari kerugian yang tidak perlu.”
"Ambil contoh Klub Deduksi. Jika mengirim Dewa Iblis sendirian, kita bisa merebutnya tanpa kehilangan satu pasukan pun. Tapi jika mengerahkan pasukan redundan... meski akhirnya menang, biayanya tak terkira. Zun Ge dan Lao Wang bertarung di wilayah sendiri, mungkin bisa menghabisi puluhan ribu pasukan redundan dengan taktik mereka."
"Untuk organisasi seperti Gereja Huanmo, Pengadilan Kebenaran, atau Bajak Laut Janggut Hitam, lebih baik dikepung pasukan besar. Karena kalian punya banyak basis, personel banyak, atau mobilitas tinggi... Jika diserang Dewa Iblis, kalian bisa kabur berpencar dan sulit dihabisi sekaligus."
"Singkatnya, pasukan redundan bukanlah pasukan yang tidak menghitung kerugian dan tak pernah habis. Jumlah mereka perlu waktu untuk dikumpulkan kembali."
"Selain itu, Alam Semesta Utama terbatas. Jika 200 ribu pasukan sudah cukup menguasainya, apakah akan terus diproduksi sampai 2 juta? Sekalipun berhati-hati, produksi seharusnya berhenti di 400 ribu."
"Dari sudut ini, dengan memperkirakan pasukan yang dibutuhkan untuk menaklukkan tiap faksi, kita bisa menebak total pasukan yang sudah ada."
Saat Feng Bujue menjelaskan, area sekitar mereka semakin kosong. Pasalnya... pada titik ini, barisan pasukan redundan telah terputus sepenuhnya, jumlahnya hanya berkurang tanpa tambahan.
Dalam situasi penyapu telah sepenuhnya dihancurkan, pasukan biasa hanya akan menyerang secara kacau. Mereka yang tidak memiliki konsep "melarikan diri" bahkan tidak akan melakukan manuver, sehingga selanjutnya pada dasarnya ini menjadi aksi pembersihan sepihak oleh pasukan Raja.
Melihat kemenangan yang sudah di depan mata, para prajurit Kerajaan Monster kembali bersemangat. Seperti angin musim gugur yang menyapu dedaunan, mereka mulai membersihkan sisa-sisa pasukan yang tersisa.
Sementara para pemain, saat ini tidak perlu lagi ikut campur. Tidak worth it untuk terus mengambil risiko di udara demi poin keterampilan yang sedikit, sehingga mereka sepakat memilih untuk kembali ke lantai untuk istirahat.
Dengan ini, pertempuran yang terjadi di Kerajaan Monster... sekaligus garis pertempuran terakhir di Alam Semesta Utama, telah menentukan hasilnya.
Setelah mengalami malam yang berlangsung selama dua tahun, para pejuang Alam Semesta Utama akhirnya menyambut cahaya fajar kemenangan.
