Saat [Pelenyapan] diaktifkan, cakram batu "" dari [Jam Pasir Tarian Surgawi] ikut hancur berkeping-keping.
Meskipun masih ada cakram batu "" tersisa, namun karena efek [Corona] (memberikan perisai pelindung ke rekan tim) tidak berguna dalam pertarungan satu lawan satu, maka [Pelenyapan] menjadi pilihan terakhir Shiva...
Bung——
Pada momen itu, kilatan aneh berwarna ungu kehitaman melesat dari cakram batu yang pecah, langsung menuju tubuh Guixiao.
Sejujurnya... Kecepatan Serangan [Pelenyapan] (yaitu kecepatan terbang sinar) sangat biasa-biasa saja, bahkan player casual pun punya kemungkinan untuk menghindar saat melihat sinar tersebut; Sebaliknya, [Mata Penghancuran] yang memiliki "waktu persiapan" agak lama (sekitar dua detik) namun "kecepatan serangan" sangat tinggi, jelas memiliki akurasi yang lebih baik.
Karena alasan inilah Shiva jarang menggunakan [Pelenyapan]...
Saat sebelumnya Shiva "bertarung" dengan Feng Bujue, dia tidak menemukan kesempatan tepat untuk menggunakannya; Dalam pertarungan melawan Guixiao ini pun, prioritasnya tetap menggunakan Kesadaran Jiwa.
Pada dasarnya, bahkan Shiva sendiri tidak yakin dengan jurus ini. Seberapa kuat pun [Pelenyapan], jika tidak mengenai sasaran... maka semuanya menjadi sia-sia.
Jadi, dia menyimpan jurus ini hingga saat-saat terakhir, menggunakannya dengan mental "sebelum menyerah setidaknya menggunakan ini".
Shiva awalnya mengira, asalkan Guixiao sedikit menoleh menghindari sinar, hasil pertandingan ini akan dinyatakan selesai.
Namun... nak ini justru berdiri tegak di tempat, sama sekali tidak berniat menghindar.
"Tidak mungkin..." Seperti pepatah "yang terlibat tak bisa melihat jelas", Shiva yang berada di medan perang tidak menyadari prinsip Guixiao yang sejak awal berpegang pada "tidak berpindah posisi, tidak menghindari jurus". "Apa dia tidak tahu efek 【Pelenyapan】? Ini tidak mungkin... aku sudah menunjukkannya dalam pertandingan, lagipula dia bisa menembus pandang data..."
Justru pada momen ini, Shiva sebagai attacker merasa kebingungan dan ketakutan, karena tidak bisa memahami tindakan lawannya.
Di sisi Guixiao, dia benar-benar tidak terlalu paranoid - dia hanya ingin menguji apakah 【Tangan Kanan Penolakan】 bisa menahan 【Pelenyapan】.
Tiba-tiba, aliran cahaya putih menyelimuti seluruh lengan kanan Guixiao. Telapak tangan kanannya menyambar ke depan, langsung berhadapan dengan sinar hitam-ungu itu.
Seketika, telapak tangan dan sinar bertabrakan, dua kekuatan ekstrem akhirnya berbenturan.
Putih terang seperti siang, hitam pekat bagai malam.
Dua kutub bertemu, kekosongan hancur lebur.
Efek 【Tangan Kanan Penolakan】 adalah "menyangkal segala kemampuan penghancur".
Sedangkan 【Pelenyapan】 mampu "menghancurkan segala material dan non-material".
"Secara harfiah, ini jelas dua kemampuan yang saling bertentangan dan memiliki sifat hukum sebab-akibat; mana yang lebih kuat... hanya bisa diketahui dengan mencoba."
"Hari ini, Guixiao mencobanya sendiri, dan hasil uji cobanya adalah..."
"Sial... rupanya jurusmu lebih unggul..." Setelah getaran energi dan permainan cahaya-bayangan mereda, bayangan Guixiao masih berdiri tegak, tapi bibirnya mendengus kesal, "Jurus yang menggunakan nyawa enam Time Officer sebagai tumbal masih belum bisa mencapai 'pertahanan absolut'... Hm... Sepertinya aku harus lebih berhati-hati ke depan."
"Saat dia berbicara, energi Pelenyapan hitam membelit lengan kanannya... melonjak-lonjak seperti nyala api, menggerogoti dan merusak anggota tubuhnya tanpa henti; namun... aliran cahaya putih memperbaiki lengannya dengan kecepatan yang hampir sama, bahkan lebih cepat..."
"Dari sudut pandang Shiva, lengan Guixiao terlihat seperti model khusus akibat BUG dalam game, kadang utuh kadang cacat, tapi tetap mempertahankan bentuknya dengan cara yang ."
"Huu..." Beberapa detik kemudian, Shiva tiba-tiba menghela napas panjang dan menyimpan [Kabut Busuk dan Langit Senja], "Baiklah..." Sambil berbicara, dia menarik kembali aura perang dan energi tempurnya, "... Aku benar-benar kagum padamu."
"Sudah selesai bertarung?" Guixiao menyambung.
"Ya, sudah cukup." Shiva menjawab.
Pada saat ini, Shiva yang sudah mulai lengah segera kembali ke kondisi tenang dan damai. Ia juga segera menyadari beberapa prinsip absurd yang dipegang teguh oleh Guixiao selama pertarungan.
"Awalnya kupikir...bahkan jika aku tidak berhasil membunuhmu dalam satu menit, kamu pasti sudah membunuhku duluan. Karena itu aku bilang 'satu menit kemudian jika kamu masih berdiri, aku yang kalah'." Shiva berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Tak kusangka, kau ini begitu arogan...sampai berani 'diam di tempat menerima semua seranganku'..."
Saat ia mengatakan ini, para penonton yang belum menyadari hal tersebut akhirnya menyadari fakta ini. Keterkejatan mereka tentu tak perlu dipertanyakan lagi.
"Tentu saja, yang lebih tak kusangka adalah...kau begitu kuat sampai bisa 'bertahan hidup setelah menerima semua seranganku'." Shiva tersenyum sinis, "Hmph...benar-benar senjata yang mengerikan."
"Bukankah sebelum pertarungan sudah kukatakan?" Guixiao memiringkan kepalanya, senyum tipis penuh kepercayaan diri mengembang di bibirnya, "Aku akan membuatmu 'menguras seluruh tenaga, menggunakan semua jurus andalan, lalu kalah di tanganku tanpa penyesalan'."
"Ya." Shiva mengangguk, "Ucapan yang bagus...Ucapan sombong yang bisa dibuktikan, bukan lagi kesombongan tapi fakta..." Ia berhenti setengah detik, "Mengingat kamu bahkan mampu melakukan hal itu, aku akan menepati janjiku...Aku menyerah di ronde ini."
Sistem memang menerima "penyerahan diri", asalkan pemain benar-benar "menyerah", bukan sekadar menggunakan kata-kata ini untuk menipu lawan.
Oleh karena itu, setelah Shiva menyelesaikan ucapannya, "Pertarungan Wakil Jenderal" ini dinyatakan selesai. Kedua pemain pun dipindahkan kembali ke ruang penonton masing-masing.
Dengan demikian, skor agregat antara 【Order】dan 【Para Dewa】berubah menjadi dua banding satu, dengan Order unggul sementara.
Meskipun secara teori 【Para Dewa】masih memiliki kemungkinan menang, namun secara aktual... peluang tersebut sangatlah kecil.
……
Lima menit kemudian, "Pertarungan Wakil Jenderal" antara 【Order】dan 【Para Dewa】memasuki tahap persiapan.
Dua orang yang dikerahkan 【Order】adalah 【Meng Jingchan】dan 【Ye Zhi】. Artinya... jika nanti ada "Pertarungan Jenderal Utama", pihak Tim Order akan mengirim 【Wu Si Can Xuan】.
Di pihak 【Para Dewa】, seperti diduga, yang dikirim adalah 【Brahma】dan 【Yama】. Seharusnya mereka berdua bertugas sebagai "formasi penutup", namun kali ini meskipun menang, skor hanya akan kembali menjadi dua banding dua.
Tentu saja mereka belum sepenuhnya menyerah... Dalam kompetisi, tak ada yang bisa dipastikan sebelum pertarungan usai. Meskipun 【Mahoraga】termasuk anggota relatif lemah di Tim Para Dewa, pria yang mampu masuk dalam formasi tujuh orang 【Para Dewa】pasti memiliki kemampuan minimal. Bagaimana jika dia mengalahkan 【Wu Si Can Xuan】secara mengejutkan di Pertarungan Jenderal Utama? Bukankah 【Para Dewa】akan lolos dengan skor tiga banding dua?
Maka dalam Pertarungan Wakil Jenderal ini, Brahma dan Yama tetap harus berjuang mati-matian untuk kemenangan.
Menang, baru bisa melanjutkan harapan; Kalah, berarti 【Para Dewa】hanya akan mencapai babak pertama dalam kompetisi S3 ini.
