【Pertandingan akan dimulai dalam tiga puluh detik】
Saat peringatan sistem berbunyi, keempat pemain telah di-teleportasi ke area pertandingan.
Begitu mendarat, dua anggota 【Para Dewa】langsung bergerak; Yama berbalik dan lari menjauh, sementara Brahma tetap di tempat sambil mengaktifkan skill penguatan diri.
"Ho~" Bahkan dalam pertandingan penting ini, Meng Jingchan tetap dalam status satu tangan memegang rokok, satu tangan memegang minuman; melihat pergerakan lawan, dia berbicara sambil meniup asap, "Mereka akan menggunakan gaya bertarung sekeras ini..."
"Untuk kombinasi Brahma dan Yama..." Di detik berikutnya, Ye Zhi menyambung bicaranya, "...Ini memang metode tempur paling masuk akal. Jika berhasil, kemenangan bisa langsung diraih."
Dari dialog kedua anggota 【Order】 ini, terlihat bahwa hanya dari pembukaan saja mereka sudah bisa mendeduksi taktik lawan.
Tapi beberapa taktik, meski bisa ditebak, belum tentu bisa dihadang.
"Ya... Jika berhasil langsung menang, tapi kalau gagal..." Meng Jingchan mengisap rokoknya lagi, "Ha..." menghembuskan cincin asap putih, lalu meniupnya hingga "Huu——" menguap.
"Risiko kegagalan pasti sudah mereka pertimbangkan lebih matang... Berani menggunakan gaya itu berarti siap menanggung risikonya..." Ye Zhi menambahkan, "Bagaimanapun, kita hadapi saja jurus mereka satu per satu."
“Ah... Mengerti.” Kak Zen menyahut, lalu menenggak arak lagi, “Glek... Akan kucoba sebisanya...”
Tiga puluh detik waktu persiapan tak lama, sekejap mata telah berlalu.
Begitu hitungan mundur Sistem berbunyi 【Fight】, penghalang di medan perang lenyap seketika.
Tak lama kemudian...
Dor!
Satu suara ledakan yang memekakkan telinga.
Sinar suci menjulang ke langit.
Siluet sosok yang penuh keganasan.
Jurus pamungkas yang tak kenal ampun.
Begitu pertempuran dimulai, keganasan Brahma langsung memancar, energi dahsyat melesat lebih dulu.
Serangan pembuka ini adalah jurus mematikan yang penuh bahaya!
Target Brahma jelas: menyerang pemain pendukung di formasi musuh.
Angin tinju bagai bayangan, dari ilusi menjadi nyata, mencapai kecepatan puncak, kekuatan sanggup menghancurkan gunung dan sungai.
Duang——
Saat itu, tinju belum sampai, pedang sudah menyambar... Meng Jingchan menjatuhkan botol arak di tangannya, meludahkan puntung rokok di mulut, lalu menghunus pedang untuk menangkis.
Mata pedang yang menahan angin tinju justru mengeluarkan gemerincing logam.
“Aduh... Tanganku kesemutan...” Meng Jingchan tak menyangka setelah satu jurus bentrok, lengan lawan sama sekali tidak tergores, malah tangannya sendiri yang memegang pedang gemetar, “Ini lengan Kirin dari paduan titanium ya?”
“Bukan.” Tak disangka, Brahma yang serangannya terhalang justru menoleh dan menjawab celaan Kak Zen, “Ini namanya 【Aura Tempur Dewa·Perubahan Warna Senjata】... Jelas-jelas kemampuan yang belum tercatat dalam intelijen kalian.”
Saat dia mengucapkan kata "kekuatan", tiba-tiba tubuhnya melesat menghindari Meng Jingchan dan kembali mendekati Ye Zhi, melancarkan serangan bertubi-tubi.
"Hey... kamu masih belum kapok ya..." Seolah telah membaca gerakan lawan, Meng Jingchan menyusul dan menangkis dengan pedang sambil berkata, "Selama aku di sini, kau takkan bisa menyentuh satu bulu pun dari healer kita."
"Sial..." Serangan mendadak Brahma kembali terhalang, "Mengalihkan perhatianmu dengan kata-kata ternyata tidak berguna ya..."
"Tergantung siapa dan caranya." Meng Jingchan mengangkat bahu, "Kalau Feng Bujue yang bicara, mungkin bisa mengganggu konsentrasiku... Tapi kau... dengan retorika setengah-setengah..."
Duang——
Kak Zen juga bukan orang baik. Di tengah kalimatnya, tiba-tiba dia menusuk pedang dingin ke posisi tubuh bagian bawah Brahma.
Tapi serangan pemenggal yang bisa membelah gunung itu hanya menimbulkan gemerincing logam di kaki Brahma tanpa meninggalkan jejak.
"...Taktik bicara setengah lalu menyerang saat lawan lengah... Kau juga jago ya." Brahma melanjutkan sambil melancarkan kombo serangan.
"Sama-sama..." Kak Zen mengangkat pedang menangkis, bertarung sambil tetap lancar berdebat.
【Kedua orang ini, yang satu tinjunya bagaikan harimau ganas, mengandalkan kekuatan untuk mengalahkan kelincahan; yang lain pedangnya laksana naga jiao, menggabungkan kekerasan dan kelembutan.】
【Pukulan dan tusukan pedang saling bersahutan, mengeluarkan suara gemerisik.】
【Seperti jarum bertemu mata pedang, naga dan harimau saling bersaing.】
【Sekilas, keduanya tampak seimbang dan mungkin takkan ada pemenang dalam waktu singkat, tapi jangan lupa... Kak Zen punya pendukung di sini.】
【Di bawah perlindungan Meng Jingchan, Ye Zhi yang berhasil menghindari dua serangan mendadak lawan itu telah mengaktifkan skill-nya. Pertama, dia memberikan skill HOT (Heal Over Time, istilah umum di MMORPG yang merujuk efek pemulihan darah secara berkala pada target) - 【Pemulihan Suci】 kepada Meng Jingchan. Kemudian dia mengeluarkan papan sketsa dan pensil dari tasnya, lalu mulai menggambar.】
【Nama: Sketsa Distorsi Waktu】
【Atribut Kartu Skill: Skill aktif, dikuasai secara permanen】
【Kategori Skill: Umum】
【Efek: Membekukan target (cooldown satu jam, setelah berhasil digunakan akan mengunci target selama 30 detik, membutuhkan kertas dan pensil untuk diaktifkan)】
【Konsumsi: Nilai Spiritual 200】
【Syarat Belajar: Spesialisasi Umum S, Spesialisasi Peralatan B】
【Catatan: Setelah kematian Time Lord, kekuatan waktu menjadi salah satu energi yang bisa dibagikan di alam semesta. Skill ini diciptakan oleh seorang jago yang mampu merasakan dan terhubung dengan kekuatan waktu. Pengguna yang menguasainya bisa menangkap bayangan target dalam aliran waktu melalui sketsa, lalu mempengaruhi entitas aslinya.】
Ini jelas merupakan skill yang sangat langka. Dari deskripsinya saja sudah terlihat, sebelum peristiwa "Senja Para Dewa" berakhir, skill ini... atau lebih tepatnya "jenis skill seperti ini"... sebenarnya tidak pernah ada.
Meskipun tidak sedikit skill kontrol yang bisa digunakan terhadap "pemain", tetapi yang memiliki durasi panjang, efek kuat, dan mampu melakukan "penekanan total" seperti ini benar-benar langka seperti bulu phoenix.
Bisa dibayangkan, jika skill ini berhasil diaktifkan, Brahma yang terkena serangan - meski pertahanannya setinggi apapun - pasti akan mati...
Tentu saja, skill kontrol sekuat ini pasti memiliki batasan tertentu. Masalah dari [Sketsa Diferensial Waktu] adalah... pengguna harus menghabiskan waktu tertentu untuk menggambar bayangan target pada momen tertentu (tindakan menggambar ini dianggap sebagai bagian dari efek skill, tidak terkait dengan kemampuan menggambar pengguna). Selama proses ini, jika tindakan menggambar pengguna terinterupsi lebih dari tiga detik, harus mulai menggambar dari awal lagi.
Saat ini, meski Brahma tidak tahu tujuan Ye Zhi menggambar di sana (sebelum pertandingan ini, Ye Zhi tidak pernah menunjukkan skill [Sketsa Diferensial Waktu] kepada orang luar studio), tetapi berdasarkan pengalaman dan logikanya... prosedur persiapan serumit ini pasti sedang mempersiapkan skill yang sangat sulit diatasi.
Menyikapi hal ini, Brahma tentu tidak akan diam menunggu kematian. Meski sedang sibuk bertarung dengan Meng Jingchan, ia terus mencari kesempatan untuk mengganggu persiapan Ye Zhi.
Di sisi lain, Kak Zen... meski secara lahiriah tetap mempertahankan ekspresi tenangnya, tapi di dalam hatinya dia sangat menyadari bahwa situasi pertarungan kali ini penuh bahaya baginya.
Brahma yang telah mengaktifkan 【Aura Dewa·Perubahan Warna Senjata】 jelas memiliki keunggulan dalam pertarungan melawan Meng Jingchan; Alasan Kak Zen bisa bertahan sampai sekarang adalah karena Ye Zhi telah memberinya BUFF penguatan pertarungan jarak dekat yang bertahan sepuluh menit sebelum penghalang lenyap; Dengan mengandalkan BUFF ini, serta sedikit keunggulan dalam kecepatan dan jurus, barulah Meng Jingchan bisa bertahan melawan lawannya sampai saat ini.
Namun seiring berjalannya pertarungan, Brahma perlahan mulai memahami batas maksimal Meng Jingchan, membuat serangannya semakin tajam dan menguasai kendali situasi pertarungan.
"Durasi perubahan warna senjata ini cukup lama ya..." gumam Meng Jingchan yang mulai terdesak, "Tapi skill Ye Zhi seharusnya segera aktif..." Sambil berpikir, ia melirik rekan timnya, "Masalahnya... Kapan jurus legendaris Yama itu akan dilancarkan?"
Ada hal-hal... terutama hal buruk, yang pantang disebut-sebut.
Huuu——
Persis saat Kak Zen bergumam, sinar merah menyala tiba-tiba dari langit jauh, melesat dengan dahsyat.
Inilah inti "taktis" yang disiapkan 【Para Dewa】 untuk pertarungan 2 lawan 2 ini —— 【Long Pozhan】 versi "permanen".
