Saat Yoshimoto Imagawa berubah menjadi cahaya putih kembali ke ruang login, semua anggota tim Sengoku——termasuk dirinya sendiri——terdiam dalam kebingungan, kecuali Ai Oda yang masih berjongkok di sudut sambil menggambar lingkaran-lingkaran.
Mereka terdiam dalam atmosfer aneh selama sekitar sepuluh detik...
Sepuluh detik kemudian, Yoshimoto Imagawa tiba-tiba seperti memahami sesuatu, ekspresinya berubah drastis, wajahnya pucat pasi, dan kembali mengeluarkan keringat dingin.
Melihat ini, Sasaki Mei yang juga baru sadar bertanya: "Hei... situasi apa ini? Bagaimana bisa kamu yang mati?"
"Aku..." Suara Yoshimoto Imagawa gemetar, "Aku mengaktifkan 【Segel Gelombang Aura Pembunuhan】..."
"Apa?!" Takeda Satoshi hampir melompat mendengar delapan karakter itu, "Kau menggunakan senjata rahasia kita?!"
"Tunggu, tunggu..." Sasaki menggerakkan tangan mengisyaratkan Takeda untuk tidak langsung marah, "Yoshimoto..." Ia menatap Yoshimoto Imagawa dengan ekspresi serius melanjutkan, "Aku sepenuhnya memahami mentalmu saat menggunakan gulungan itu. Sejujurnya... menggunakan item itu untuk Bi Lao Shi memang tidak merugi, tapi masalahnya..." Matanya melirik ke medan perang, "Mengapa setelah menggunakan gulungan itu... yang akhirnya mati tetap kamu?"
"Huu..." Yoshimoto Imagawa menarik napas dalam seakan ingin menekan ketakutan, tapi suaranya tetap gemetar, "Prinsip gulungan itu... bukankah kalian semua sudah tahu?"
Begitu kata-katanya keluar, wajah anggota tim Negara Berperang berubah pucat.
Deskripsi item senjata rahasia itu, mereka semua tentu sudah membacanya, dan adegan di arena tadi juga mereka saksikan——Bi Lao Shi hanya berjalan dengan kecepatan santai mendekati Yoshimoto Imagawa, mengangkat satu tangan, lalu melancarkan pukulan lurus yang terlihat sangat biasa. Hasilnya, saat tinju itu mengenai Imagawa, energi ungu-hitam tiba-tiba muncul dan melahapnya hingga tak tersisa.
"Artinya..." Sasaki Mei berpikir beberapa detik, menatap lawan bicara, "Saat tinjunya hampir mengenaimu, kamu mengaktifkan 【Gulungan Segel Gelombang Pembunuhan】, tapi... 'Gelombang Pembunuhan' yang terbebaskan justru melahapmu?"
"Ah... Benar." Yoshimoto Imagawa menjawab lesu.
"Ini bagaimana mungkin?" Uesugi Jin mempertanyakan, "Apakah aura pembunuhan dan aliran energi yang dilepaskan Bi Lao Shi saat menyerangmu justru lebih lemah dibandingkan serangan balik pasifmu?"
"Hmph... Memang tidak masuk akal..." Sasaki Mei juga bergumam sambil berpikir, "Bahkan jika Bi Lao Shi dengan cara tertentu telah membaca niat Imagawa sebelumnya dan memahami efek gulungan, untuk membalikkan situasi menggunakan kekuatan gulungan... Dia harus melakukan 'hampir sepenuhnya menghilangkan niat membunuh dan sangat mengurangi pancaran energi saat menyerang'..." Sasaki menggelengkan kepala, "Tidak mungkin... Setidaknya aku tidak bisa melakukannya."
"Kalau sengaja menahan aura pembunuhan, aku juga bisa…" Akechi Shin ikut menanggapi, "Tapi dalam pertarungan hidup-mati yang hanya sekejap, mendekati lawan hingga sedekat rambut dibelah tujuh, menurunkan energi diri sampai lebih rendah dari lawan… Ini sama seperti memasukkan tangan ke dalam blender yang sedang terhubung ke listrik… Meski secara pikiran aku memaksa diri, insting bertarung tak akan mengizinkan tubuhku melakukan hal seperti itu."
"Mungkinkah…" Saat itu, Uesugi Jin yang polos mengucapkan dialog berbahaya, "…karena kekuatan tempur Bi Lao Shi sangat rendah, sehingga aura pembunuhan dan aliran energinya saat menyerang bahkan lebih lemah dari Imagawa yang sedang mempersiapkan serangan balik dengan item?"
Setelah ucapan itu, keheningan kembali menyelimuti ruangan.
"Pfft…" Beberapa detik kemudian, Takeda Satoshi yang pertama tertawa, "Jin-chan, apa kamu jadi bodoh karena terlalu banyak berlatih pedang? Orang seperti yang kamu katakan itu skor tersembunyinya pasti di bawah lima puluh, ya? Di antara semua peserta S3, mana mungkin ada orang seperti itu?"
"Benar, yang kita bicarakan adalah monster setara Guixiao yang dalamnya tak terukur." Akechi Shin menyambung, "'Kekuatan tempur sangat rendah'—tebasan seperti itu terlalu ngawur."
"Hmm… Benar juga." Uesugi Jin mengangguk. Meski dia tipe orang yang sangat serius dalam segala hal, tapi mudah sekali diyakinkan.
"Kalau begitu..." Pada saat itu, Date Makoto yang selama ini berdiri di pinggir dan diam mengamati tiba-tiba menyela dengan suara keras, "Hanya ada satu kemungkinan..." Ia berhenti sejenak, menatap Yoshimoto Imagawa, "Saya tidak bermaksud tidak menghormati Senior, tapi...dari ekspresi wajah Imagawa-san, sepertinya dia sudah mengetahui kebenarannya."
"Ah..." Yoshimoto Imagawa dengan wajah pucat pasi bergumam berat melanjutkan, "Sebenarnya ini sederhana..." Ia menatap sekeliling rekan-rekan timnya, mengajukan pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, "Apa kalian akan merasakan 'aura pembunuhan' saat menginjak semut sampai mati?"
Begitu kalimat itu terucap, para hadirin langsung mendapat pencerahan.
Tapi yang kemudian muncul adalah ketakutan tak terdefinisi.
"Dengan logika yang sama..." Yoshimoto menatap Akechi Shin lagi, "Saat menginjakkan kaki ke tubuh semut, juga tidak akan ada perasaan seperti 'menyelipkan tangan ke blender yang sedang terhubung listrik', bukan?"
Pertanyaan ini...juga tidak membutuhkan jawaban.
Setelah setengah hari tak ada yang bersuara, Yoshimoto Imagawa melanjutkan, "Begitulah keadaannya..."
"Bagaimana pun dipikirkan...asumsi multi-lapis yang sulit seperti 'sudah mengetahui efek khusus senjata rahasia kita, menebak benda itu ada padaku, dan membaca niat penggunaanku'...sangat tidak realistis."
"Meski enggan mengakui, tapi lawan jelas-jelas menyerangku dalam keadaan tanpa aura pembunuhan sama sekali, tanpa pengetahuan apapun tentang [Gulungan Segel Gelombang Aura Pembunuhan]."
“Tunggu dulu, bagaimana dengan 'aliran energi' itu?” Akechi Shin mengikuti alur pikir rekan tim, menyela dan bertanya, "Kalau dia tidak waspada terhadap kekuatan gulungan, setidaknya di aspek aliran energi seharusnya melebihi dirimu."
“Itu 'Datsuryoku'.” Di sudut ruangan, Oda Ai yang sedang berjongkok tiba-tiba menyahut. Meski tidak menoleh dan nada suaranya masih terdengar lesu, dia tetap menjelaskan: "Sebenarnya menyebutnya 'Datsuryoku' pun tidak tepat. Itu adalah teknik yang prinsipnya mirip dengan 'Datsuryoku', namun tingkat pencapaiannya jauh lebih tinggi. Aku hanya memahami garis besarnya... Tapi untuk bisa menggunakannya dengan santai seperti Bi Lao Shi, aku tidak sanggup."
“Kalau begitu...” Akechi Shin mendesak, “Teknik seperti apa itu?”
Oda Ai terdiam selama dua detik sebelum melanjutkan: “Begini... Bayangkan dalam pertarungan, selain saat serangan bersentuhan langsung dengan lawan, di semua waktu lainnya konsumsi energi dipertahankan mendekati tingkat nol.”
“Apa... Apa?” Bahkan Akechi Shin yang biasanya tenang menunjukkan ekspresi terkejut yang jarang terlihat, “Hal semacam itu... Secara teori pun...”
“Pria itu... berbeda.” Sebelum dia selesai bicara, Yoshimoto Imagawa menyela dengan nada bijak orang berpengalaman, “Kekuatannya... seolah sudah mencapai dimensi lain. Kekuatan transenden itu... tak bisa diukur dengan jurus atau peralatan. Mengaplikasikan pengetahuan umum dan teori padanya... tak berarti arti.”
Kalimatnya seolah menutup diskusi ini, para hadirin pun tidak lagi membicarakan kekalahan dalam pertandingan ini.
Saat ini, skor tertinggal 0-2, ditambah tekanan psikologis dan kekalahan yang ditimbulkan Bi Lao Shi, membuat aura 【Periode Negara Berperang】 jatuh ke titik terendah.
Namun, "Pertarungan Wakil Jenderal"... segera dimulai.
……
【Pertandingan akan dimulai dalam tiga puluh detik】
Waktu istirahat berlalu sekejap. Dengan sistem suara, dua peserta "Pertarungan Wakil Jenderal" dari 【Periode Negara Berperang】 dan 【Aliansi Sampah】 bersama-sama dipindahkan ke medan perang.
Formasi pertarungan kali ini cukup sesuai prediksi kedua tim, tidak mengejutkan.
Di pihak 【Periode Negara Berperang】, yang turun adalah 【Uesugi Jin】.
Seperti di S2, Uesugi Jin masih mengenakan zirah biru dengan kemeja putih dalaman, rambut hitam lurus sepinggang yang gagah. Senjata andalannya tetap pedang panjang legendary atribut api —— 【Hisataragi Tatsunaga】 yang sangat ikonik.
Sementara di pihak 【Aliansi Sampah】, yang maju adalah 【Qisha】.
Petarung gila ini sudah sangat dikenal. Kali ini, demi mewakili 【Aliansi Sampah】, ia mengganti jubah 【Blade】 dengan kostum baru: baju ketat hitam tebal yang menutupi dari leher sampai kaki.
【Pakaian Perang "Gigi"】meski hanya merupakan "kostum", harga yang mahal menandakan ia memberikan efek khusus yang cukup signifikan; terutama bagi pecinta pertarungan jarak dekat, utilitas kostum ini sangat luar biasa...
Tekstur permukaan pakaian perang terasa kokoh dan berkilau seperti zirah, namun sekaligus mampu menempel erat pada lekuk tubuh dan berubah bentuk dengan fleksibel. Setelah membungkus seluruh tubuh pemain kecuali kepala, kedua tangan, dan kaki secara integral, selain mengurangi konsumsi energi, juga secara fisik menghindari banyak cengkeraman "teknik lempar".
Dapat dikatakan, dari segi performa, kostum ini setara dengan peralatan Kelas Bagus; kekurangannya adalah kostum "khusus arena pertarungan" ini tidak dilengkapi sepatu... Ini bukan masalah, Qisha cukup memakai sepatu lamanya.
Tentu saja, di mata para pemain, sebagai sebuah kostum, kelemahan terbesar【Pakaian Perang "Gigi"】adalah... buruk secara visual.
Desain yang secara umum mirip "baju selam hitam versi tebal dengan kontur otot" ini jika dipakai oleh orang tanpa postur tubuh atletis dan otot yang jelas akan terlihat sangat mesum.
Untungnya, Qisha memenuhi kriteria tersebut dan dia sendiri tidak terlalu peduli soal penampilan... Jika diperlukan, dia pun tak keberatan memakai kostum gulat klasik ke arena.
【Lima... empat... tiga...】
Tak lama, hitungan mundur lima detik terakhir telah berbunyi, pertarungan sengit siap meletus.
Kedua peserta yang datang untuk "Pertarungan Jenderal" ini termasuk tipe yang memiliki gaya bertarung "langsung", tidak ada niat untuk bermanuver dari kedua pihak, fokus hanya ingin bertarung frontal...
Oleh karena itu, selama tiga puluh detik waktu persiapan, mereka berdua tetap berdiri di posisi masing-masing, tak sabar menunggu penghalang menghilang.
Dari catatan pertempuran sebelumnya, sulit menentukan siapa yang lebih kuat di antara keduanya...
Secara keseluruhan, ini mungkin duel paling "normal" yang terjadi antara kedua tim sejauh ini...
