【Lomba akan dimulai dalam tiga puluh detik】
Saat notifikasi suara berbunyi, dua pemain masuk ke venue sesuai panggilan.
Peak Battle S3 ronde sepuluh, pertandingan 【Garis Depan Neraka】 VS 【Gunung dan Sungai】, resmi dimulai.
【Gunung dan Sungai】Di sisi ini, 【Qiufeng Se】yang menjadi garda depan.
Sedangkan 【Garis Depan Neraka】, mengutus 【Feng Bujue】 sendiri untuk bertarung.
"Kilat Guntur" melawan "Kegilaan", pertarungan yang dinantikan ribuan penonton siap meletus.
【Lima... Empat... Tiga...】
Saat hitungan mundur dimulai, kedua pihak di balik penghalang masih belum bergerak. Perbedaannya... Qiufeng Se sudah mengambil posisi bertarung dengan ekspresi serius, sementara Feng Bujue masih berdiri malas-malasan dengan kedua tangan di saku.
【Dua... Satu... Fight!】
Begitu aba-aba diberikan, pertarungan pun dimulai.
Seketika, kilatan listrik muncul dari tempat Qiufeng Se berdiri, membuat sosoknya lenyap dari pandangan penonton.
Creeeek——
Kurang dari setengah detik, diiringi suara mesin yang merobek udara, Qiufeng Se muncul seketika di depan Feng Bujue dan mengarahkan pukulan ke wajahnya.
Bahkan Qiufeng Se sendiri tak menyangka——pukulan itu... benar-benar mengenai.
Tinju bercahaya listrik itu menghantam wajah Jue Ge dengan keras, memicu ledakan dahsyat. Bukan karena kulit wajahnya yang tebal, melainkan karena gesekan energi di permukaan tubuh kedua pihak yang menciptakan dampak tak wajar bagi kontak fisik biasa.
Syu——
Setelah terkena pukulan, Feng Bujue terlempar mundur seperti bola rantai. Kepalanya bagaikan bola, tubuhnya sebagai rantai. Meski ada perlindungan energi, mustahil tak ada efek setelah wajahnya dipukul langsung. Saat masih di udara... darah hidungnya sudah menyembur.
"Apa yang terjadi?" Mungkin sulit dipercaya... saat ini, Qiufeng Se yang berhasil menyerang justru merasa panik dalam hatinya.
"Serangan percobaan dengan 70% kecepatan dan 50% kekuatan ini... ternyata mengenai?" Dalam hitungan detik itu, otak Qiufeng berpikir cepat,"Apakah kecepatanku sekarang sudah melebihi reaksi normal Feng Bujue?" Tapi segera ia membuang pikiran itu,"Tidak mungkin... Pasti dia berpura-pura. Pasti dia sudah tahu sebelum aku bertindak... 'Aku menyimpan sisa tenaga dalam serangan ini untuk menghadapi berbagai perubahan situasi saat mendekat'... Jadi dia sengaja terkena pukulanku untuk memancingku menggunakan tenaga penuh di serangan berikutnya sehingga muncul kelemahan."
Setelah berpikir demikian, ia melangkah dengan keras mengejar, namun tetap menyimpan sisa tenaga untuk mengubah jurus.
Sreeet——
Kecepatan "Kilat 'Petir'" meski hanya 70%, tetap lebih cepat dari kecepatan pasif Jue Ge yang terlempar.
Sosoknya muncul kembali, tinju petir kembali melesat.
Kali ini, Qiufeng menargetkan ruas tulang belakang ke-17 Feng Bujue (vertebra toraks ke-10). Saat tinju menghantam, jari tengahnya sedikit menonjol dengan tenaga penetrasi, meningkatkan daya penghancur pukulan ini.
Bang——
Hasilnya... pukulan ini kembali mengenai sasaran.
"Jue Ge yang terkena pukulan di tulang belakang langsung memucat, darah lama menyembur dari mulutnya; Tubuhnya terhenti akibat serangan belakang lawan, lalu mendarat ke tanah.
"Sial... Aku takkan tertipu lagi." Qiufeng Se kembali berhasil, namun semakin kesal, dalam hatinya berbisik, "Sebelum kau berubah menjadi cahaya putih, aku takkan mengubah jurus; Jika kau terus berakting... Teruslah berakting sampai mati!"
Setelah mantap dalam keputusan, Qiufeng segera melancarkan serangan beruntun.
Mengingat ritme serangan saat ini efektif, lebih baik dipertahankan saja. Mengapa pihak unggul harus mengubah taktik dan memberi celah bagi pihak lemah?
Segera arena bergema suara "ziiiit—ziiiit—" listrik menembus udara; Qiufeng terus bergerak dan menyerang... Setiap pukulan memiliki kecepatan dan kekuatan sama seperti serangan pertamanya, hanya sudut dan gerakan yang sedikit bervariasi.
Meski serangan ini tidak mematikan, damage nyata terkumpul. Setelah lebih dari lima belas kali bolak-balik... Darah Feng Bujue akhirnya habis.
Sudah pasti Jue Ge tak mungkin mati begitu saja, maka perubahan situasi pertempuran... terjadi tepat pada momen ini.
"Cukup, sudah cukup."
Saat suara itu terdengar, pukulan yang sedang dilancarkan Qiufeng Se... meleset.
Ia tidak terkejut, faktanya... ini justru membuatnya lega.
“Kenapa? Tidak tahan lagi?” Qiufeng menoleh, menatap Feng Bujue yang untuk pertama kalinya aktif menghindar setelah bertarung sejauh ini, sambil tertawa sinis, “Heh... Sudah kuduga, kau sengaja menerima pukulan, sekarang rugi kan?”
“Saudara Pi, kau masih sama seperti dulu...” Feng Bujue membalas dengan senyuman, “Hanya tahu kulitnya saja, tidak mengerti esensinya~”
“Saudara Pi?” Qiufeng Se langsung mengernyitkan bibirnya, jelas ia menyadari lelucon yang dimainkan lawannya. Karena tahu lawannya menunggu pertanyaan "Apa maksud Saudara Pi?", ia malah menyambung, “Kalau tidak salah tebak, dalam beberapa dialog lagi kau akan memanggilku 'Saudara Lei' juga ya?”
“Ha ha ha ha...” Feng Bujue sama sekali tidak malu ketika tipuannya terbongkar, dengan tenang melanjutkan, “Baiklah, berhenti main referensi Pokemon...” Ia berhenti sejenak, “Tentang bagian 'sengaja menerima pukulan', prediksimu benar. Tapi... motif di balik tindakanku, kemungkinan besar tebakanmu salah.”
“Ho~” Qiufeng Se memperhatikan Jue Ge yang masih berdiri tanpa menggunakan item pemulih darah atau skill, sehingga tidak terburu-buru menyerang. Sambil berjalan menyamping mencari kesempatan, ia terus mengobrol, “Kalau begitu beri tahulah, apa sebenarnya motifmu?”
"Aku yang duluan jelaskan prediksimu." Feng Bujue sambil berbicara menggosok darah di wajahnya dengan ibu jari seolah membersihkan sisa krim setelah makan camilan, "Apa kau berpikir... tindakanku ini untuk memancingmu mengeluarkan serangan penuh, sehingga di saat kau 'tidak menyisakan tenaga' aku bisa langsung menghabisimu dengan satu jurus?"
"Ck..." Qiufeng Se mendengus kesal setelah idenya terbaca, meski tak menyangkal.
"Heh... jangan berekspresi begitu." Feng Bujue mengangkat bahu sambil tertawa, "Siapa suruhmu terus menyerang dengan mode serangan yang sama persis? Niat di baliknya terlalu mudah ditebak."
"Sudah-sudah, jangan banyak basa-basi." Qiufeng yang sudah akrab dengan Jue Ge tak sungkan bertanya, "Sekarang kau mau bilang... tebakanku salah?"
"Salah." Feng Bujue langsung melanjutkan tanpa menunggu pertanyaan, "Sebenarnya tujuanku justru membuatmu memukulku sampai darahku di ambang sekarat." Ia berhenti setengah detik, "Makanya... aku malah lega kau terus menggunakan cara serangan yang sama. Kalau kau ganti-ganti jurus, akan sulit bagiku mengontrol darah."
Mendengar ini, ekspresi Qiufeng Se... berubah.
Bukan karena menyesali strategi sebelumnya - penyesalan tak berguna - tapi karena logika prediksinya ternyata meleset.
Alasan sebenarnya yang membuat ekspresi Qiufeng Se berubah adalah... Saat Jue Ge mengucapkan separuh kalimat terakhir itu, Qiufeng sudah menyadari tujuan "mengontrol darah" lawannya.
"Kamu..." Di detik berikutnya, Qiufeng langsung berbicara, "...Jangan-jangan ingin menggunakan skill yang hanya bisa diaktifkan dalam 'status sekarat'?"
"Hē hē..." Feng Bujue tersenyum licik, menjawab dengan lantang, "Memang kamu, otakmu bekerja cepat juga."
Chiii——
Tepat saat kata "cepat" terucap, suara ledakan energi menyembur membelah angin, semburan cahaya merah darah langsung menyelimuti sekujur tubuh Feng Bujue.
"Pertama... 'Bloody Rakshasa'..." Jue Ge yang berhasil bertransformasi merentangkan kedua tangannya seolah memamerkan wujud barunya, berseru dengan lantang.
Adegan ini membuat Takeda Satoshi yang sedang menonton siaran langsung di ruang rapat guild terkejut hingga ekspresinya berubah drastis.
Sedangkan Qiufeng Se... masih tetap tenang; otaknya memang cepat, langsung menangkap poin penting dalam ucapan lawan: "Kamu bilang... 'pertama'?"
"Ha..." Feng Bujue tidak menjawab, hanya tersenyum jahat, lalu melanjutkan, "Kemudian... 'Divine Battle Aura·Armed Haki Variation'."
Setelah mengucapkan itu, aura tempur di sekujur tubuhnya kembali mengalami perubahan kualitatif. Energi berwarna merah darah itu menjadi lebih pekat dan bertekstur dibanding sebelumnya.
"【——】?" Kali ini, peserta lain yang sudah tereliminasi, Brahma yang juga sedang menonton, tidak bisa tetap tenang. Dia langsung meneriakkan "Gila" di ruang rapat, tentu saja... karena masih ada orang lain di ruangan itu, dua kata ini langsung diblokir sistem.
“Kau……” Qiufeng Se melihat perubahan kedua ini, hampir pasti…… ini belum selesai.
“Terakhir……” Tepat seperti dugaannya, dalam dua detik Feng Bujue berbicara lagi, “…ditambah ‘Seni Beladiri Ekstrim: Transformasi Asura’.”
Begitu jurus ini digunakan, kulit Jue Ge berubah jadi hitam legam, rambutnya menyala seperti api berkobar, topeng hantu jahat muncul di wajahnya. Ditambah energi keemasan gelap yang menyatu dengan aura darah pekat di sekitarnya, membentuk energi iblis yang mengerikan dan tak terkendali.
Tak perlu dikatakan, Asura yang menyaksikan adegan ini sebagai penonton langsung kebingungan total...
“Aku tidak akan bertanya bagaimana transformasi setengah manusia setengah iblis ini bisa terjadi…” Qiufeng Se menatap Jue Ge beberapa detik, lalu… langsung mencela, “Aku hanya ingin tahu, kenapa harus memakai ini saat duel denganku…”
Pertanyaan bagus – Jelas, Feng Bujue sengaja memilih membuka "transformasi tiga tahap" saat melawan Qiufeng Se. Jika hanya ingin pamer skill, bisa dilakukan di lima ronde sebelumnya dengan tetap mengontrol darah.
“Masih perlu ditanya?” Kurang dari satu detik, suara Feng Bujue bergema dari balik topeng hantu, nadanya terdengar sangat wajar. “Lawan sebelumnya orang asing, bukan musuhku, pemain casual. Buat apa memberi trauma psikologis?”
“Berarti… aku punya dendam besar denganmu?” Qiufeng mengernyitkan matanya.
“Nggak kok.” Feng Bujue menyambung, “Tapi... kita kan udah akrab.”
“Jadi cuma mau nipu orang dekat ya?” Qiufeng menanggapi.
“Hei~ Pertemanan cuma salah satu faktor...” Feng Bujue menjawab, “Di sisi lain... pertarungan kita ini kan jadi sorotan utama setelah sekian lama.” Ia berhenti sejenak, “Kalau mau pamer... cari panggung yang lebih gede dong.”
“Oke oke oke...” Qiufeng menggelengkan kepala sambil mengedipkan mata, “Kalau gitu mari kita lihat...” Tiba-tiba, pupil matanya benar-benar memutih... dan perlahan dipenuhi kilau cahaya putih terang, “...siapa yang sebenarnya dipamerin!”
Ucapan mengejutkan, perubahan menggemparkan!
Sebelum suara Qiufeng Se menghilang, tubuhnya sudah melesat ke depan, menyatu dengan kilau putih.
“【Tiga Puluh Juta Volt·Burung Petir】!”
Teriakannya bergema berlapis-lapis di udara, gerakannya sinkron dengan kilatan listrik, berputar cepat di sekitar Feng Bujue namun tak tertangkap mata.
Jurusnya sendiri, saat teriakan masih menggema, sudah menyambar leher belakang Jue Ge.
Ssshh——Bang!
Kilau biru memercikkan bunga api keemasan.
Dentuman menggelegar disertai burung petir berkecepatan supersonik yang meledak di belakang leher Feng Bujue.
Namun, ketika cahaya belum menghilang, suara Jue Ge sudah terdengar: "Cuma tiga puluh juta volt... Bahkan aura tempur yang tanpa sadar mengalir di permukaan tubuhku saja tidak bisa ditembus..." Ia mengusap belakang lehernya, "Seperti melemparkan api ke dalam matahari, perbedaan level energi terlalu jauh, jangan coba-coba serangan energi lagi... Lebih baik gunakan cara fisik..."
"Tidak perlu kau ingatkan!" Sebelum Jue Ge menyelesaikan ucapannya, serangan lanjutan Qiufeng sudah datang.
Saat Qiufeng muncul, tubuhnya sudah berada di samping Feng Bujue di udara.
Pada detik itu, seluruh tubuhnya diselimuti kilatan listrik, posisi tubuh miring, kaki kanan lurus, kaki kiri tertekuk, satu jurus [Bor Naga Racun Bercahaya Listrik] sudah pasti akan mengenai sasaran.
