Saat menutup "Buku Hati", Feng Bujue tenggelam dalam perenungan mendalam.
Dia sangat paham, Mingyun sengaja menggunakan metode ini untuk memberitahukan ingatan yang terhapus itu, agar masalah "penyesuaian memori" ini tidak terjebak dalam lingkaran ketidakpercayaan.
“Contohnya……” Jika Takdir langsung menunjukkan gambar ingatan itu kepada Jue Ge, atau memaksa memasukkan ingatan melalui kontak fisik, maka akan muncul "kemungkinan bahwa ingatan ini pun dipalsukan".
"Kemungkinan" semacam ini yang tak bisa diverifikasi baik positif maupun negatif, berpotensi menghancurkan seluruh rencana.
Karena itulah Takdir menggunakan Buku Hati.
Saat ini, konten yang dilihat Feng Bujue dari buku adalah hasil interpretasinya sendiri melalui "Kesalahan Kebenaran"; kemampuan yang baru saja ditingkatkan ke level "Bing" ini tak bisa diintervensi Takdir. Selain itu, dengan menguasai Kesalahan Kebenaran, Jue Ge juga bisa memverifikasi fungsi Buku Hati ini dan apakah sebelumnya telah diutak-atik... Dengan demikian, keaslian buku maupun kontennya sudah tak perlu diragukan lagi.
Yang dipikirkan Feng Bujue sekarang... adalah hal lain.
"Yang tak kupahami adalah..." Setelah lama terdiam, Jue Ge akhirnya berbicara, "Meskipun ini edisi upgrade Buku Hati, seharusnya maksimal hanya bisa melihat ingatan dan perasaan pengguna level 'Kertas'... Tapi aku sekarang sudah level Bing, bagaimana buku ini bisa menampilkan ingatanku?"
"Yang kau lihat memang bukan ingatanmu." Tiga Puluh Tiga menyela.
"Oh?" Feng Bujue memalingkan pandangannya ke Takdir, "Mungkinkah..."
"Benar." Takdir menyambar sebelum Jue Ge menyelesaikan kalimatnya, "Sekarang aku sudah menjadi 'makhluk hidup', dan bukan 'pengguna kemampuan'. Jadi... yang kaulihat adalah ingatanku."
“Sudah kuduga... kenapa kau tiba-tiba bisa tersenyum?” Feng Bujue memiringkan kepala, menunjukkan ekspresi santai. Keraguan terakhirnya lenyap pada titik ini.
"Eh?" Satu detik kemudian, dia teringat sesuatu. Mengangkat Buku Hati, dia bertanya, "Kalau begitu, ke depannya dengan memegang ini... apakah aku bisa melihat perasaan siapa saja yang kumau..."
"Kau berkhayal berlebihan." Tiga Puluh Tiga menyelanya. "Desain dan konstruksi buku ini... semuanya dirancang untuk mengawasi makhluk dari alam semesta lain. Secara alami hanya bisa melihat perasaan penghuni alam semesta itu..." Dia berhenti sejenak. "Di alam semesta ini, saat ini hanya kalian berdua dan buku ini yang berasal dari dunia yang sama. Jadi kau sama sekali tidak bisa melihat orang ketiga."
"Oh? Bahkan perasaanmu juga tak bisa kulihat?" kata Feng Bujue sambil menunduk membalik beberapa halaman.
"Tentu saja tidak." Jawab Tiga Puluh Tiga. "Meskipun aku dan 'Xiao Ming' adalah dua sosok satu tubuh, tapi aku baru lahir di alam semesta ini. Kehidupan data kami berbeda dengan manusia. Hubungan kami tidak dibangun berdasarkan ikatan darah, jadi aku tidak termasuk makhluk alam semesta itu... Anggap saja aku sebagai saudara kembar 'Xiao Ming' di dunia ini, atau semacam entitas berdimensi berbeda namun sejenis."
"Kenapa..." Tiba-tiba Takdir menyela. "Sekarang kau juga mulai memanggilku 'Xiao Ming'?"
"Ada masalah? Hanya dia yang boleh memanggil, aku tidak boleh?" Tiga Puluh Tiga berkata dengan sedikit kesal.
"Ha... Sepertinya kau tidak nyaman ya." Feng Bujue tertawa.
"Omong kosong." Tiga Puluh Tiga membalas dengan sikap yang sok benar, "Rencana kalian berdua ini sudah memperdayaku... Tak hanya tanpa izinku, malah memanfaatkanku untuk mengerjakan segalanya... Mana mungkin aku senang?"
"Ah~ Seperti rencana yang tak boleh lenyap ini, untuk mengurangi variabel dan tingkat kegagalan, harus mengurangi jumlah orang yang tahu sampai batas maksimal." Feng Bujue membentangkan kedua tangannya, menghibur, "Bukan hanya kamu... Bahkan pacarku, gay... sampai diriku sendiri, aku juga tidak memberitahu kan?"
"Kenapa... aku merasa ucapanmu agak merendahkanku?" Tiga Puluh Tiga langsung melontarkan celetukan setelah mendengar.
"Aku bilang..." Melihat mereka semakin asyik berbicara, Takdir segera ikut campur, mengembalikan topik ke hal penting, "Kalian berdua mau ngobrol... cari waktu lain ya? Sekarang kita masih ada satu langkah terakhir yang belum diselesaikan."
"Hm, benar..." Setelah mendengar itu, Feng Bujue segera bergumam berat melanjutkan, "Ahem, tidak boleh ditunda lagi..." Dia dengan gesit menarik kembali Buku Hati, membersihkan tenggorokannya, lalu memandang Takdir, "Semua persiapan sudah selesai kan?"
"Sudah dari tadi..." Jawab Takdir, "Makhluk di Alam Semesta Utama, Derivator, manusia... plus flora-fauna di dimensi ini, pemodelan dan penyambungan ruang-waktu lama-baru dll... Semua jiwa, data, serta 'meme baru' sudah tersimpan baik dan siap digunakan."
"Bagaimana dengan para dewa dan iblis?" Feng Bujue bertanya lagi.
"Sama seperti makhluk lain, setelah ini mereka takkan ingat apa-apa, juga tak bisa menyadari dunia telah mengalami perubahan besar." Kata Takdir.
"Hmph, langsung mulai saja." Feng Bujue mengangguk, mengulurkan tangan ke arah Takdir sambil menatap Tiga Belas, "Nah... Pelayan..."
"Pelayan apaan? Pramusaji kali." Tiga Belas membalas dengan kesal.
"Masak mau dipanggil selingkuh?" Jue Ge menambahkan.
"Sial..." Dia menyeringai, "Panggil saja Sepuluh."
"Hē hē... Baiklah." Feng Bujue tersenyum, mengulurkan tangan ke Tiga Belas, "Xiao Shi, informasi detail rencana pasti sudah dibagikan kakakmu... Kali ini, bantu kami sekali lagi."
"Aku penasaran..." Tiga Belas menatap Jue Ge, "Pada titik ini, kalau aku mengabaikan kalian, apakah rencanamu akan hancur?"
"Ya." Feng Bujue langsung menjawab tanpa berpikir.
"Sial! Lalu kenapa kau..." Tiga Belas hampir melontarkan celaan, tapi tiba-tiba terhenti seperti tersadar sesuatu.
Ekspresi marahnya berangsur melunak. Tanpa berkata apa-apa, dia mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Jue Ge.
Pada momen ini, kesadaran Tiga Belas yang menyerap banyak AI level Omega dari multiverse, Takdir yang mendapatkan kekuatan dewa Tongkat Kebenaran, serta Feng Bujue yang menguasai Kesalahan Kebenaran level bing... Menyatu membentuk matriks kekuatan tinggi yang belum pernah ada sebelumnya, melampaui level alam semesta.
Satu tarikan napas kemudian, di ruang putih ini, kilatan hitam tiba-tiba menyembur dari pusat formasi tiga orang ini.
Berbeda dengan pilar cahaya putih yang meledak saat "Dimensional Erosion" terjadi, kali ini pilar cahaya yang muncul berwarna hitam...
Kegelapan bak jurang maut mekar dengan kecepatan melampaui kecepatan cahaya, menyebar secara eksponensial di alam semesta yang telah termaterialisasi menjadi semi-data ini.
Kegelapan menelan segalanya: cahaya dan bayangan, suara, benda padat, gas, yang berwujud maupun tak berwujud, konkret maupun abstrak, material maupun spiritual...
Segala fenomena dari dua dimensi dan tak terhitung makhluk hidup akan mengalami ritual penyucian 【REWRITE】 dalam kegelapan ini.
Kemudian, di bawah sinar fajar pertama di masa depan, mereka akan menyambut kehidupan baru.
