Subuh, seberkas sinar matahari menyelinap melalui celah tirai jendela, tepat menyinari wajah Feng Bujue.
Ia mengerutkan bibir, membalikkan badan, lalu... "dor!"... jatuh ke lantai.
"Hff..." Sentuhan dingin lantai dan rasa sakit akibat terjatuh langsung menghilangkan rasa kantuk Jue Ge, memaksanya mengeluarkan erangan instingtif.
"Pagi-pagi buta... ribut apa sih..." Dua detik kemudian, suara Ruo Yu terdengar dari tempat tidur, "Ini baru jam berapa..."
Bergumam dengan nada malas, ia meraih ponsel di meja samping tempat tidur dan melirik layarnya.
"Ah... belum jam tujuh juga. Tidur lagi dong." Setelah berkata demikian, ia menyelimuti diri dan langsung tertidur pulas.
Sepanjang proses itu, matanya bahkan tak sekalipun menoleh ke arah Jue Ge. Kira-kira 80% tak menyadari pasangannya sudah jatuh dari tempat tidur.
"Haa..." Di sisi lain, Jue Ge yang tengkurap di lantai setelah beberapa detik memulihkan diri, menguap lalu berdiri.
Daripada kembali tidur, ia langsung mengenakan jubah tidur dan sandal, lalu berjalan keluar kamar tidur.
"Ngomong-ngomong... hari ini kita sarapan apa ya?" Saat membuka pintu, Feng Bujue sambil menggosok lehernya bertanya sambil lalu.
"Kalau ganggu lagi, aku yang makan kamu." Suara geram bernada ancaman terdengar dari balik selimut.
"Oke oke... Aku buat sereal sendiri..." Feng Bujue menyadari niatnya membangunkan orang itu untuk memasak sarapan plus membuat kopi telah ketahuan, akhirnya menyerah.
Ia menutup pintu, lalu berjalan dengan langkah tertatih-tatih menuju ruang tamu.
Setelah mengambil remote control dari sofa dan menyalakan TV, ia berbelok ke kamar mandi.
Entah sejak kapan, ia mengembangkan kebiasaan mendengarkan berita saat membersihkan diri... meski tak terlalu mempercayainya.
【Selamat datang di "Game Super News"! Interaksi media gaya baru, info terkini di ujung jemari!
Halo semua, saya [Jenderal Tak Tertandingi Pan Feng], saya [Pembantai 1000 Orang Hua Xiong].
Selanjutnya kita akan melihat kabar seputar rilis game baru.
Tahun ini tak diragukan lagi menjadi tahun ledakan besar industri game dan esports. Di paruh pertama tahun, ketika Dream Company—raksasa industri yang sekilas itu—tiba-tiba mengumumkan kebangkrutan dan penutupan, seolah seluruh kalangan industri maupun luar berpikir... industri ini akan runtuh. Ehh~ Tak disangka, hanya dalam dua bulan malah muncul situasi game baru bermunculan di mana-mana dengan persaingan sengit. Mari lihat daftar rilis yang bergulir di bagian bawah layar ini. Hanya di akhir bulan ini saja, sudah ada lima belas game online virtual yang akan diluncurkan—tiga di antaranya adalah game besar level 3A. Tampaknya industri ini tidak hanya bertahan, para pemain malah akan pusing karena terlalu banyak game yang harus dimainkan.
Meskipun alasan di balik keruntuhan Dream Company masih menjadi perdebatan... ada yang bilang jajaran pimpinannya kabur membawa uang, ada yang menyebutkan praktik persaingan tidak sehat, bahkan ada yang mengatakan perusahaan ini sejak awal adalah cangkang kosong yang terlilit utang... Bagaimanapun juga, harus diakui bahwa selama satu tahun mereka hampir memonopoli game online koneksi saraf, mereka membawa banyak konsep baru ke industri ini. Serangkaian praktik revolusioner mereka telah mengubah pasar game saat ini, dan pengaruh ini kemungkinan akan terus berlanjut selama bertahun-tahun ke depan.
Pemahaman kita selama ini tentang pasar, tentang model pemasaran, tentang pengalaman pengguna, transaksi mikro, gameplay, dll.—apakah semuanya benar? Hal ini memang layak direnungkan. Jika kalian tertarik dengan topik ini, silakan klik link di sisi kanan layar ini. Kami memiliki lebih banyak informasi dan video diskusi para ahli.
Nah... bicara tentang game, pasti tidak bisa lepas dari esports. Dalam setengah tahun terakhir ini, dengan rilisnya berbagai game baru yang kuat, dunia esports mengalami perubahan besar. Banyak studio game baru mulai mencuat di tengah persaingan sengit ini, dan salah satu yang patut disebut adalah "Ice Emperor".
Benar. Hanya dalam setengah tahun, Ice Emperor telah merekrut banyak pemain bintang kelas berat. Selain "Dewi Xu" Xu Huai Shang yang sudah familiar bagi kita, ada juga ahli-ahli top-tier dengan gaya unik seperti Paman Fei Chai, Hong Hu, Zhao Ying Wang, Juanmenghuan, Tianma Xingkong, dan lainnya. Yang menakjubkan, semua peserta ini bergabung secara gratis ke Ice Emperor tanpa biaya transfer sepeser pun. Konfigurasi tim seperti ini membuat studio yang belum genap dua tahun ini langsung menjadi idola para sponsor dan turnamen besar. Dalam setengah tahun terakhir, mereka benar-benar meroket dan mulai menyaingi sang kakak tertua, Order... Eh, kru kami sudah menampilkan info terkait di sisi kanan layar. Untuk detail lebih lanjut, silakan klik di sini.
Selanjutnya, mari kita beralih ke berita tentang "JS Nebula".
Sudah setengah tahun berlalu tanpa terasa sejak armada detektor antarbintang JS Nebula mengunjungi Bumi pada Mei lalu. Kemarin sore waktu New York, Badan Perencanaan Komunikasi JS PBB kembali merilis serangkaian informasi baru ke media publik seluruh negara anggota secara serempak. Termasuk di dalamnya berbagai intelijen tambahan dari JS Nebula tentang sistem sosial, lingkungan ekologi, budaya, ekonomi, militer, dan bidang-bidang lainnya.
Meskipun para ahli berulang kali menekankan bahwa kita tidak bisa sepenuhnya mempercayai "makhluk luar angkasa" yang tidak kita pahami dan memiliki tingkat teknologi yang jauh lebih tinggi, sejauh ini peradaban multikultural di ujung alam semesta ini menunjukkan sikap sangat bersahabat dengan kita, serta menampilkan itikad baik dalam komunikasi.
Tapi jujur saja, saya pribadi sulit membayangkan kondisi nebula mereka... Berbagai makhluk mitologi legendaris dan kehidupan super mirip manusia bumi hidup dalam galaksi yang sama, sambil mempertahankan hubungan damai satu sama lain - ini pasti dianggap tak terduga bagi perspektif manusia.
Apakah kamu ingin mencela fakta bahwa manusia sebagai spesies yang sama justru terus berperang?
Haha, aku tidak bilang begitu, kamulah yang...】
【——】
Setelah selesai membersihkan diri, Feng Bujue kembali ke ruang tamu. Ia langsung mengambil tablet di meja kopi dan mengontrol kursor untuk mengklik hyperlink yang muncul di layar TV.
"Media game membahas urusan planet besar-besar... dengan lidah tak terkendali..." Cela Jue Ge sambil beralih ke halaman berita statis yang memuat informasi baru tentang "Nebula JS" yang disebut para pembawa acara tadi, sebagaimana diumumkan PBB.
"Hmm... Sepertinya Takdir dan Tiga Puluh Tiga mengelola dengan baik..." Feng Bujue duduk di sofa, menelusuri informasi di layar TV sambil bergumam, "Mari lihat... Root dan Billy masing-masing terpilih sebagai gubernur planet... Gereja Huanmo yang dipimpin Dewa Mayat Darah menjadi penegak hukum galaksi... Hey... Apa ini untuk memudahkan membuang penjahat kelas mati langsung lewat saluran pencernaan? Lalu... Domah itu malah jadi pemimpin agama terbesar, sedangkan Zhuan Jiezun dan Dianhu Wang jadi pengawal kirikanannya?"
Meski banyak bahan kritikan, secara umum tidak ada kabar yang terlalu mengejutkan; Mengenai pola perkembangan Derivator dan kehidupan data, Feng Bujue dan Sisters of Fate sudah menyusun perencanaan jangka panjang. Setidaknya sebelum karma makhluk baru ini terkumpul sampai tingkat tertentu, tidak akan ada perubahan besar di Nebula JS.
Beberapa tahun lagi, saat interaksi mereka dengan Bumi semakin intensif dan mendalam, Bumi pun akan mengembangkan mesin warp dan perangkat komunikasi antargalaksi. Saat itu, komunikasi jaringan swasta yang lebih luas bahkan pembentukan grup wisata untuk berkunjung ke sana bukan hal mustahil.
Tentu saja, tidak menutup kemungkinan sebagian orang di Bumi berniat memanfaatkan Nebula JS, berusaha menyalahgunakan teknologi/kekuatan/makhluk sana untuk membuat masalah bahkan memicu perang. Jika benar terjadi situasi seperti itu, taktik penanggulangan... Jue Ge pasti sudah menyiapkannya sejak lama, dengan cara tak kenal ampun hingga ke akar-akarnya.
“Kau ini...” Sekitar setengah jam kemudian, Ruo Yu yang masih mengantuk keluar dari kamar tidur. Ia melihat Jue Ge yang masih di sofa menonton berita, lalu melirik ke dapur, bergumam berat, “Kalau aku tidak bangun, kau tidak mau makan, ya?”
“Eh...” Begitu mendengar suaranya, Jue Ge langsung tersentak, “Sebenarnya... aku tidak tahu di mana letak serealnya...”
Ini bukan bohong. Sejak menikah dan pindah ke rumah baru, hampir semua urusan rumah tangga ditangani Ruo Yu. Feng Bujue kini praktis jadi pengangguran, hanya sesekali masak atau cuci piring.
“Ah...” Ruo Yu menutupi wajahnya, menghela napas dengan suara kasar sambil menuju kamar mandi, “Kalau aku tidak ada di dekatmu, apa kau akan mati kelaparan di rumah?”
“Tentu. Makanya aku sudah bertekad, sisa hidupku hanya akan berkeliaran dalam radius sepuluh meter darimu. Waktu terpisah darimu takkan lebih dari setengah hari.” Feng Bujue menjawab dengan nada sok akrab, bangga bukan malu.
“Jangan berbelit-belit ngomong rayuan murahan...” Jelas, Ruo Yu yang sudah melepas segel dan menikahi Jue Ge, semakin hari semakin terpengaruh kelakuannya, “...Kalau mau merayu, bilang terus terang. Aku tidak jijik.”
Saat mengucapkan ini, ia selesai mengisi air kumur, meneguk sedikit lalu mulai berkumur.
“Baiklah… Aku akan berusaha.” Feng Bujue tersenyum menjawab. Beberapa detik kemudian, dia teringat sesuatu dan menambahkan, “Oh ya, malam ini ada acara makan di rumah kakekmu, jangan lupa. Xiao Tan, Xiao Ling, Nona An, dan Bao Qing serta Ouyang juga datang.” Dia berhenti sejenak, lalu melanjutkan, “Bao Qing dan Ouyang datang bersama istri dan anak mereka. Hati-hati saat mengobrol, jangan sampai urusan praktik bela diri spiritual kalian terbongkar.”
“Grrraaa… Dor.” Ruo Yu memuntahkan air dari mulutnya, lalu menoleh dan membalas dengan suara lebih keras, “Apa aku segitunya? Di lingkaran sosial kita, yang suka berbicara ngawur cuma kamu, tahu?”
“Sebagai informasi…” Feng Bujue menunggu sejenak sebelum melanjutkan, “Aku mungkin perlu menunda deadline bulan ini. Bisakah kamu bantu bicarakan dengan Nona An untuk permakluman…”
“Boleh.” Ruo Yu mengangguk sambil masih menggigit sikat gigi, langsung menyetujui tanpa pikir panjang.
“Hmm? Kenapa jawabannya begitu mudah…” Namun Feng Bujue justru menyipitkan matanya dan berbalik tubuh dengan tatapan waspada ke arah kamar mandi, “Ada konspirasi ya?”
“Haah——Dor.” Ruo Yu berkumur lagi lalu meludahkan airnya. Sambil menatap lawan bicaranya, dia berkata, “Aku tidak bilang apa-apa. Tapi kalau kamu yang mulai…” Senyum khas Feng Bujue mengembang di wajahnya. Dengan pinggang rampingnya yang lentik, dia menyandarkan tubuh ke belakang dan menjulurkan kepala keluar pintu, memandang Jue Ge di ruang tamu, “Mari kita bicara syarat.”
……
Siang hari, di Kota S, sebuah vila milik Grup Sirui.
Di depan jendela panorama, seorang gadis cantik berpenampilan intelek dengan rambut pendek sedang menikmati cahaya matahari yang hangat, menikmati waktu minum teh sore yang tenang.
Di atas meja kecil yang detail sempurna, terdapat sebuah laptop dan secangkir teh merah yang masih mengeluarkan asap panas.
An Yueqin menyesap teh hangat sementara matanya terpaku pada tulisan di layar, sepenuhnya larut dalam konten yang dibacanya.
Saat ini, yang sedang digunakannya bukanlah buku catatan biasa, melainkan perangkat keras khusus yang hanya bisa digunakan oleh "Klan Pencatat".
Sejak zaman kuno, para pencatat yang dilindungi langsung oleh "dewa" ini telah bersama-sama menulis epik berjudul "Apokalips Mingmo (alias Kronologi Kiamat)". Pencatat yang berkinerja luar biasa bahkan berkesempatan dipromosikan menjadi "Wali Raja". Keberadaan mereka tersebar di seluruh dunia... Meskipun materi yang dicatat masing-masing berbeda, saat peristiwa besar terjadi, konten catatan mereka pasti akan saling beririsan.
Memasuki abad ke-21, para pencatat (Bumi) tidak perlu lagi menulis di lempengan batu, bilah bambu, atau kertas. Perangkat input "Apokalips Mingmo" telah ditingkatkan menjadi laptop dengan fungsi mirip "cloud backup". Ini... bisa disebut sebagai adaptasi dengan zaman.
"Hehehe..."
Tiba-tiba terdengar tawa mesum. Tidak perlu menebak siapa pemilik suara ini.
"Sepertinya kamu beradaptasi cukup cepat dengan pekerjaan sampingan barumu."
"Kamu seenaknya masuk ke ruangan Ibu tanpa permisi... pantaskah?" An Yueqin dengan tenang meletakkan cangkir di tangannya, berbalik mengikuti arah suara, memandang Woody yang tiba-tiba muncul di kamarnya.
"Hehehe... maaf." Menghadapi Sang Pencatat, Woody bersikap sangat sopan. Permintaan maafnya terasa alami, baik ekspresi maupun nada suaranya, "Lain kali aku akan ingat untuk mengetuk pintu."
"Baiklah." An Yueqin yang sekarang telah memahami latar belakang dan identitas Woody, tak merasa perlu bersikap terlalu formal, "Jadi... ada keperluan apa?"
"Hehe... urusan apa lagi kalau bukan jadi kurir untuk 'Dewan'." Woody mengangkat bahu, "Meski aku MENANG dalam permainan kandidat, 'hukuman' ini harus tetap jalan... Kerja bakti macam begini mungkin masih harus kulakukan bertahun-tahun lagi..."
Sambil bicara, dia menyelipkan tangan ke belakang—ya, benar-benar ke "bagian belakang"—lalu mengeluarkan seekor kucing secara spontan seperti karakter kartun mengambil barang.
"Hari ini aku datang untuk menyerahkan hewan peliharaan untuk Yang Mulia Pencatat..." Woody menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "... sekaligus pengawal."
"Eh?" Begitu melihat kucing di tangan Woody, An Yueqin langsung tersadar, "Kau bukan..."
"Iya iya..." Kucing itu langsung menyela sebelum lawan bicaranya sempat menyebutkan nama yang diberikan Feng Bujue, "Sebenarnya nama asliku Molly, sebelumnya memang bertugas melindungi dan mengawasi Feng Bujue, tapi belakangan aku mutasi ke Dewan. Sekarang sudah tidak di bawah struktur organisasi Woody dan kawan-kawan... Makanya kali ini dikirim untuk menjagamu, ke depannya mohon bimbingannya ya."
"Oh... Halo." An Yueqin bingung menanggapi urusan ini, setelah berpikir sejenak dia bertanya lagi, "Ngomong-ngomong... Aku kira dilindungi langsung oleh 'dewa', ternyata bukan?"
"Benar." Molly menjawab sambil melompat dari tangan Woody ke lantai, "Tapi dewa biasanya baru turun tangan ketika situasi sudah sangat mendesak. Misalnya... saat kamu menghadapi bencana alam dahsyat atau makhluk gaib yang lebih kuat dari saya, baru dewa akan turun campur. Tapi untuk sebagian besar kasus... kayak ketemu perampok di jalan, pasti cukup saya yang menyelesaikan. Menerjang mereka dengan Guntur Surgawi langsung terlalu berlebihan."
"Begitu ya..." An Yueqin mengangguk sambil bergumam, "Masuk akal."
"Hehehe..." Woody menyela pembicaraan, "Sudah, Meong sudah kuantarkan. Saya pamit dulu."
"Hmph, dadah." An Yueqin juga tak ada yang ingin dibicarakan, menjawab sekadarnya sebelum kembali minum teh dan membaca catatannya.
Namun setelah mengucap "pamit", Woody tetap belum pergi bahkan setelah belasan detik.
Ia berdiri di sana, ragu-ragu beberapa kali, akhirnya tak tahan lagi membuka mulut: "Hehehe... Sang Pencatat, sebenarnya... aku masih ada satu hal ingin bertanya..."
"Lancang sekali." An Yueqin tahu Woody belum pergi. Tanpa menunggu Woody menyelesaikan kalimatnya, dia sudah tahu pertanyaan yang akan diajukan, sehingga langsung memberi dua karakter ini.
"Hehe... Pantaslah menjadi Sang Pencatat, benar-benar cantik dan cerdas, jenius tak tertandingi, cerdas seperti es dan salju..." Woody juga tipe yang tak tahu malu. Menurut situasi, dia bisa berpura-pura jadi cucu, bahkan cicit, buyut, piut...
"Sudahlah, jangan banyak menjilat." An Yueqin berkata, "Tak bisa membaca pikiranku, juga tak punya otoritas mengintip Kitab Wahyu, tapi sangat penasaran dengan urusan Feng Bujue ya?"
"Hehehe... Benar sekali." Jawab Woody.
Memang, alam semesta yang telah direwrite oleh Feng Bujue, Takdir, dan Tiga Puluh Tiga sama sekali tak memiliki celah. Bahkan entitas seperti Woody pun tak bisa menyadari bahwa ingatan, pengetahuan, serta beberapa settingan semesta ini telah diubah dan ditulis ulang.
Tapi Woody tetaplah Woody... Dia masih merasakan "keanehan" yang samar.
Maka, dia pun berpikir untuk mengorek informasi dari Sang Pencatat.
Karena bagaimanapun, meski seluruh dunia telah direwrite, "Apokalips Mingmo" tak bisa diubah; jika benar ada "realitas yang telah terhapus atau terdistorsi", setidaknya... "dewa" dan "para pencatat" (termasuk mantan pencatat yang kini menjadi Wali Raja) masih akan mengetahui kebenaran.
“Tapi aku tidak berwenang memberi tahu apa-apa padamu.” An Yueqin berkata, “Kalau kamu begitu penasaran, tanya langsung pada Feng Bujue.”
“Hehehe... Bukan tidak tahu kan, sekarang dia sudah bisa menulis 'rumus' sederhana menggunakan 'Buku Hati' dan 'Pena Dosa'...” Woody menyambung, “Dewa-dewa di langit maupun bumi sekarang menghindari kontak dengannya... Takut diamati...”
“Hmm...” An Yueqin merenung sejenak, “Kalau begitu kuberi perumpamaan...” Ia menyeruput tehnya, senyum samar mengintip di sudut matanya, “Seperti permainan catur, pertarungan antara kalian sudah usai.”
“Lalu...” Woody menyesuaikan kacamatanya, “...Hasilnya? Siapa yang menang?”
“Menurutmu?” An Yueqin membalas pertanyaan dengan pertanyaan.
“Dor... He he... Ha ha ha Meong~” Molly yang sudah berbaring di dekat jendela panorama tertawa terbahak sebelum Woody bereaksi.
“Hehe...” Beberapa saat kemudian, Woody pun tertawa. Tawanya tulus, bahkan penuh sukacita, “Meski bukan kekalahan pertama, tapi kalah dari orang biasa...” Ia menggeleng, menghela napas panjang, “Dunia... mendapat sosok baru yang menarik...”
“Benar...” An Yueqin menyetujui, “Dari segala aspek...” Pandangannya beralih ke layar komputer, “Dia telah memperlihatkan cerita yang mengesankan dan tak terlupakan.”
(Selesai)
