Zheng Zha hanya merasa penglihatannya gelap seketika, lalu memasuki kondisi setengah tidur-setengah sadar. Namun kondisi ini tidak berlangsung lama. Hampir sekejap mata, dia sudah bisa melihat sekelilingnya dengan jelas - sebuah ruangan sempit dengan lantai, langit-langit, bahkan dinding yang seluruhnya terbuat dari besi murni. Berbagai instrumen asing yang belum pernah dilihatnya juga terpajang di sana.
Zheng Zha melihat ke sekelilingnya. Di tanah tergeletak berantakan sebelas wajah baru. Zhang Jie dan dua rekannya sudah berdiri, kondisi fisik mereka jauh lebih baik daripada para wajah baru ini.
Begitu, Zhang Jie langsung menatap ke tanah. Wajah pucat pasi, ia berkata: "Ini bahaya. Lima belas orang! Tingkat kesulitan seperti ini tidak mungkin muncul di film hor sci-fi seperti Alien yang bisa dijelaskan dengan teknologi. Pasti 'Dewa Utama' yang meningkatkan kesulitan. Ini bencana!"
Zheng Zha dan dua lainnya bingung memandanginya. Zhang Jie menarik napas dalam: "Aku belum pernah mengalami situasi ini. Tapi dulu di film hor pertamaku, senior pernah bercerita. Katanya dalam kondisi tertentu, 'Dewa Utama' akan mengubah alur dan tingkat kesulitan film hor. Segala kemungkinan bisa terjadi. Biasanya berakhir dengan kematian seluruh anggota tim. Tapi jika berhasil, hadiahnya sangat besar. Coba lihat jam tanganmu."
Mereka melihat jam tangan. Data di dalamnya sudah sangat berbeda dari Resident Evil 1. Tidak ada hitungan mundur. Hanya satu baris: "Bunuh Alien. Setiap anggota tim mendapat 1.000 poin reward + 1 kali D kelas alur samping film hor."
Zhang Jie mengeluarkan rokok dari sakunya dan menyalakannya: "Ada yang masih ingat alur cerita Alien 1?"
Zheng Zha menggelengkan kepala: "Film ini sudah sangat lama, meski klasik, tapi memang sudah lama sekali saya tonton. Detail alur cerita sudah hampir lupa, hanya garis besar cerita yang masih ingat sedikit."
Li Xiaoyi juga menggelengkan kepala: "Beberapa hari ini saya cuma menonton film horor terbaru. Siapa sangka 'Dewa Utama' akan memilih film yang tidak populer ini?"
Hanya Zhan Lan yang tertawa kecil "Ohoho", dia mengusap dahinya: "Kalian benar-benar tidak profesional. Karena nyawa kita sudah dipertaruhkan dalam film horor ini, tentu kita harus menonton bahkan film horor paling kuno sekalipun. Sejak tebakan saya sebelumnya bahwa dimensi ini sudah ada sejak zaman kuno, saya juga mencari cerita horor modern untuk ditonton. Tentang alur film Alien ini..."
"...Kisah Alien terjadi di masa depan tertentu. Pada timeline cerita, manusia sudah memiliki teknologi perjalanan antariksa jarak jauh, dan mendirikan koloni di beberapa tata surya mirip matahari. Namun sayangnya, manusia belum menemukan kehidupan alien sampai film Alien pertama."
Sebuah suara menyela sebelum Zhan Lan selesai bicara. Seorang pria berkacamata biasa-biasa saja bangkit dari tanah. Meski penampilannya biasa, matanya memancarkan ketenangan luar biasa, seolah memiliki aura kebijaksanaan khusus.
Keempat orang saling pandang. Zheng Zha yang pertama bereaksi: "Zheng Zha, selamat datang rekan baru." Sambil mengulurkan tangan ke arah pria itu.
Pria itu ragu-ragu sejenak lalu menjabat tangan Zheng Zha sambil berkata: "Chu Xuan. Jika tidak keberatan, bisakah kamu sekalian memberitahuku di mana tempat ini?"
Zheng Zha dan ketiga orang lainnya saling bertukar pandangan dengan senyum getir. Dia menjawab: "Sepertinya kamu sangat familiar dengan alur cerita Alien 1. Bisakah kamu jelaskan dulu detail plot film horor ini kepada kami?"
Chu Xuan masih duduk di tanah, dia menyentuh kacamatanya dan berkata: "Jika kamu memang bersikeras..."
"Awal cerita terjadi di sebuah kapal dagang antariksa. Menurut peraturan pemerintah manusia saat itu, semua kapal yang menemukan sinyal elektronik tak dikenal selama perjalanan antariksa wajib menyelidiki sinyal tersebut untuk menentukan apakah berasal dari makhluk berakal. Dalam plot cerita, sebuah kapal dagang menemukan sinyal seperti ini selama perjalanan - tidak menggunakan frekuensi manusia mana pun, memakai simbol aneh sebagai bahasa, sangat mungkin dikirim oleh alien."
"Berdasarkan regulasi pemerintah manusia, kapal dagang dilengkapi perekam sinyal elektronik otomatis. Jika mereka tidak menyelidiki sinyal itu, akan menerima hukuman berat dan kerugian besar. Akhirnya kru kapal terpaksa mendarat di planet sumber sinyal untuk menyelidiki asal transmisi tersebut."
"Benar saja, kru kapal niaga menemukan sumber sinyal tersebut—sebuah reruntuhan besar yang mungkin merupakan pesawat luar angkasa. Di dalamnya mereka menemukan sisa-sisa makhluk luar angkasa raksasa yang mungkin telah mati selama puluhan ribu tahun. Reruntuhan ini telah sepenuhnya menjadi fosil. Dalam ekspedisi berikutnya, mereka secara tak terduga menemukan benda-benda mirip kepompong di reruntuhan ini... mereka adalah materi organik yang masih hidup."
"Salah satu anggota kru kapal menyentuh kepompong ini karena penasaran. Tiba-tiba, makhluk bersifat korosif kuat melompat keluar dari kepompong. Bentuknya menyerupai bintang laut, menyapu seluruh muka anggota tersebut dengan tubuhnya. Setelah kejadian, rekan setimnya membawanya kembali ke kapal ekspedisi."
"Makhluk mirip bintang laut ini adalah Alien. Lebih tepatnya, bentuk remaja Alien. Saya menyebutnya Proto-Alien. Ia sendiri tidak memiliki kemampuan merusak dan tidak bisa bertahan hidup mandiri. Harus menemukan inang, lalu menyuntikkan tubuh utama Proto-Alien untuk berparasit di dalam inang. Anggota ini akhirnya terinfeksi. Meski penampilan luarnya tak berubah, di dalam tubuhnya terdapat Alien yang terus berevolusi."
“Kemudian, ketika semua orang kembali ke kapal dagang, makhluk asing di dalam tubuh anggota ini akhirnya selesai tumbuh, lalu menetas dari dadanya. Ya, tubuh anggota itu hampir menjadi telur makhluk asing. Saat ini ukuran makhluk asing itu kira-kira seperti ular, tapi daya serangnya jauh lebih kuat daripada ular. Namun saat ini ia bukan tidak bisa dimusnahkan. Saya menyebut fase ini sebagai Bentuk Larva Alien. Alur cerita selanjutnya cukup monoton, tidak lebih dari makhluk asing yang bersembunyi di sudut gelap kapal dan terus menyerang awak kapal, sampai ia mendapatkan nutrisi cukup untuk berkembang menjadi bentuk ketiga.”
“Pada fase ini makhluk asing hampir sempurna: cangkang yang keras sampai bisa menahan peluru, cairan tubuh korosif yang mematikan, kecepatan refleks yang tinggi dan kekuatan mengerikan, ditambah naluri berburunya. Baru saat ini para anggota kapal menyadari bencana apa yang mereka hadapi. Sebenarnya, sinyal dari reruntuhan alien itu bukan permintaan tolong, tapi peringatan... Jangan datang ke sini, menjauhlah dari reruntuhan!”
“Kemudian...”
Tiba-tiba sebuah suara memotong ucapan Chu Xuan: “Cukup! Dari pagi buta dengar omong kosongmu. Lah ini tempat sialan apa?!”
Zheng Zha dan ketiga orang lainnya menengok, ternyata tanpa disadari semua wajah baru juga sudah duduk. Mereka semua kebingungan melihat sekeliling, di antaranya tiga pemuda berambut warna-warni sedang memandang mereka dengan wajah tak sabar. Pemimpin yang berpakaian ala hippy dengan cincin hidung dan banyak tindikan bibir berkata dengan sikap santai: "Kalian siapa? Kami lagi nongkrong di warnet, kok tiba-tiba ada di sini?"
