Selain tidak memiliki senjata berat, mereka juga kekurangan persediaan pangan dan air. Tanpa dua hal ini, jika terjebak dalam film horor yang terkunci, mereka mungkin mati kelaparan atau kehausan.
"Kita benar-benar masih anak burung! Mengira diri sudah menjadi veteran hanya karena selamat dari satu film horor. Padahal masih banyak persiapan yang kurang. Berlaga masuk ke film horor seperti ini, rasanya seperti main-main saja. Huh."
Zheng Zhuo mengeluh putus asa. Zhan Lan mengangguk diam-diam sambil terus menyusuri dinding kamar untuk mencari sesuatu.
Zheng Zha bertanya penasaran lagi, "Apa yang kamu cari?"
Zhan Lan menjawab tanpa menoleh, "Ini kan kapal luar angkasa super modern. Aku tidak percaya tidak ada alat komunikasi canggih di kapal ini. Apa setiap kali mau ngobrol, para tokoh cerita harus lari ke depan orangnya langsung?"
Sambil bicara, Zhan Lan sudah menemukan panel tombol di dinding. Dia menekan sembarang tombol, dan terdengar suara derik dari atas, seperti nada sambungan telepon yang tidak diangkat.
Zhan Lan mengusap dahinya, "Ada lebih dari 40 tombol. Misalkan setiap tombol mewakili ruangan dengan perangkat komunikasi. Artinya, kita berada di bagian tengah kapal dagang, dan jarak ke ruang kendali tidak terlalu jauh."
Zheng Zha mendekat. Panel komunikasi itu memiliki 46 tombol. Tombol nomor 21 ada di depan mereka. Dari semua tombol, hanya nomor 27 yang diberi warna merah.
Ia mencerna pola pikir Zhan Lan. Maksudnya, seluruh kapal dagang dibagi menjadi 46 bagian sesuai jumlah tombol. Nomor 1 dan 46 berada di tepi kapal. Ruangan mereka di nomor 21 pasti di tengah. Demikian pula, tombol merah spesial nomor 27 kemungkinan besar adalah ruang kendali kapal.
Zheng Zha ragu-ragu berkata: "Bagaimana jika angka di alat komunikasi tidak terkait posisi ruangan? Bagaimana jika semua nomor ruangan diacak, dan nomor dua puluh tujuh merah itu bukan ruang kendali melainkan pos penjagaan atau yang lain? Hanya berdasarkan ini kamu menentukan posisi kita, terlihat terlalu gegabah."
Zhan Lan mendengus ringan: "Huh, gegabah pun tidak apa! Lebih baik daripada terus di sini sampai ditemukan alien! Apa kamu ingin mengulang serangan perayap ke gerbang lagi? Melihat gerbang hancur sementara kita tak bisa berbuat apa? Meski ruang 27 bukan ruang kendali tapi pos penjagaan, pasti ada senjata yang bisa digunakan di sana?"
Zheng Zha merasa pusing tujuh keliling, benar-benar wanita jangan sampai dimarahi. Saat panik langsung berpidato panjang, omelan mereka saja bisa bikin kepala pusing. Ia buru-buru mengangguk: "Ya, baik, tidak masalah. Aku juga setuju kita harus keluar mencari. Bagaimanapun lebih baik daripada terkepung di sini. Aku dukung keputusanmu."
Zhan Lang seketika terkikik gembira: "Hmm, sudah kuduga Zheng Zha pria baik. Paling bisa menerima pendapat gadis. Hehe, kalau begitu saya serahkan padamu. Pastikan melindungiku ya."
Zheng Zha mengikat tiga batang baja di punggungnya, sambil memegang yang paling tebal dan panjang. Tanpa banyak bicara, ia melihat Zhan Lan mengubah lampu pintu masuk menjadi hijau. Ia menarik napas dalam-dalam lalu menerjang keluar...
“Benar, kesimpulan saya sangat akurat. Setiap ruang penting memiliki perangkat komunikasi dan nomor. Baru saja kita melewati ruang nomor 25, artinya ruang kendali kapal dagang pasti di sekitar sini.”
Chu Xuan keluar dari sebuah ruangan, berkata singkat kepada empat orang lainnya. Mereka semua menatap sekitar dengan ekspresi tegang. Zhang Jie tiba-tiba bertanya: "Apa gunanya menemukan ruang kendali kapal? Menurutku lebih baik cari Zheng Zha dulu. Dia kekuatan tempur terpenting kita."
Chu Xuan menjawab datar: "Tanpa mempertimbangkan apakah mereka sudah mati atau belum, mencari mereka harus dimulai dari menemukan ruang kendali. Kita tidak familiar dengan medan kapal, lokasi sarang alien, letak senjata, persediaan makanan dan air, bahkan... kalian tahu di mana toilet? Karena itu kita harus pahami peta kapal dulu lewat ruang kendali, baru bisa bertempur."
Zhang Jie hendak membantah, namun akhirnya diam. Leng Tien tiba-tiba berkata dingin: "Cepat lakukan apa yang perlu. Aku merasa ada sesuatu mengikuti dari belakang. Meski masih jauh, aura bahayanya sangat terasa."
Ba Wang mengangguk dengan logat Mandarin kaku: "Benar, sangat berbahaya. Aku yakin itu alien."
Chu Xuan mengerutkan alis: "Baik, kita ambil jalur kiri. Semua berlari! Apapun yang terjadi harus cepat temukan ruang kendali. Jika kesimpulanku benar... menemukannya akan meningkatkan peluang bertahan hidup kita secara signifikan!"
Saat ini di lokasi yang tidak terlalu jauh dari Chu Xuan dan kawan-kawan, Zheng Zha dan rekannya sedang berhati-hati bergerak cepat menuju ujung koridor. Tak lama setelah berlari, Zhan Lan tiba-tiba berteriak: "Tunggu! Aku mau periksa ruangan itu. Kalau ada sesuatu terjadi di luar... Jika terjadi sesuatu, kamu harus menilai situasinya sendiri." Setelah berkata demikian, tanpa melihat Zheng Zha, dia langsung menyelusup ke dalam ruangan tersebut.
Zheng Zha tersenyum getir sambil bergumam: "Bicaranya mudah sekali, 'nilai situasi sendiri'. Bagaimana pun juga ini cuma jalan menuju kematian..."
Meski begitu, Zheng Zha tetap fokus mengamati sekeliling. Seluruh otot tubuhnya mengencang, tangan kanannya memegang erat batang baja panjang. Entah mengapa, dia merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, seolah bahaya sedang mendekat. Hal ini membuat mentalnya semakin tegang.
Puluhan detik kemudian, Zhan Lan keluar dari ruangan dengan wajah berseri. "Hebat! Dugaan ku ternyata benar. Ini ruang nomor 23. Di koridor yang kita lewati tadi pasti ada ruang nomor 22. Dengan mengikuti koridor ini, kita pasti bisa sampai ke ruang kendali kapal... Lho, wajahmu kok pucat sekali? Apa karena terlalu takut?"
Zheng Zha memaksakan senyum: "Entah kenapa aku merasa khawatir. Bagaimana kalau kita cari tempat persembunyian dulu sebentar..."
Zhan Lan segera menggelengkan kepala, dia menegakkan ekspresi dan berkata: "Tidak bisa, kita sudah meninggalkan pasukan besar yang berarti dalam bahaya, dan sekarang kita hanya selangkah lagi dari ruang kendali. Bagaimanapun juga kita harus menemukan ruang kendali dulu... Aku tahu mungkin kamu tidak enak badan, tapi bisakah kamu bertahan?"
Zheng Zha tersenyum getir: "Kalau begitu mari kita pergi. Kondisi fisikku baik-baik saja, hanya ada perasaan khawatir di hati... Aku belum pernah melihat gadis sepertimu, tidak hanya bermental baja tapi juga begitu tangguh. Gadis biasa dalam situasi seperti ini mungkin sudah ketakutan bersembunyi di bawah tempat tidur?"
Zhan Lan menoleh sambil tertawa ceria: "Hehe, sejak kecil aku sudah tangguh... Orang tuaku meninggal di hari ulang tahunku yang ke-12. Mereka kecelakaan mobil saat membeli kue ulang tahun untukku. Kalau tidak kuat, aku tidak bisa bertahan sampai sekarang. Jadi, sebagai gadis sepertiku, kamu harus benar-benar melindungiku ya..."
"Braak!"
Saat Zhan Lan berbalik ke koridor, dia masih tertawa ceria sambil berbicara pada Zheng Zha. Tiba-tiba dari ujung koridor melesat lidah penuh gigi tajam yang langsung menembus bahunya dalam sekejap. Darah yang berceceran mewarnai merah seluruh wajah dan mata Zheng Zha. Di telinganya masih bergema suara tawa jernihnya dan kalimat "Kamu harus benar-benar melindungiku ya..."
"TIDAK!"
### BUKU KEDUA PEMBUNUH ALIEN BAB KEDUA HATI YANG BERDEBAR (2)
Mata Zheng Zha memerah menyala, entah karena amarah atau darah panas Zhan Lan yang mengotori matanya. Saat gadis itu diseret melalui jalur dan menghilang, dia menerjang ke depan sambil berteriak. Dorongan kaki yang terlalu kuat membuatnya malah menabrak dinding setelah melewati jalur.
Kecepatan reaksi saraf tiga kali manusia biasa menyelamatkannya. Segala sesuatu di sekitarnya bergerak lambat. Setiap langkah terasa seperti membutuhkan kekuatan besar. Bahkan dengan kondisi fisiknya sekarang, dia merasa terbebani. Gerakannya seolah akan merobek tubuhnya sendiri. Tanah, udara, hingga dinding yang semakin dekap, semuanya seperti memiliki daya tarik yang menghambat kecepatannya. Fenomena ini belum pernah dialaminya sebelumnya.
Saat hampir menyentuh dinding, udara di sekitarnya mengental seperti cairan. Dia bahkan menginjak udara untuk melompat ke dinding. Dengan dorongan kaki dari dinding, tubuhnya akhirnya berbalik. Pandangan pertamanya tertuju pada seekor alien yang sedang menyeret Zhan Lan. Alien ini lebih kecil dari yang pernah dihadapinya sebelumnya, tapi tetap setinggi dua meter dengan panjang tiga meter lebih. Makhluk itu menarik gadis itu ke dalam koridor. Bahu kiri gadis itu sudah hancur berantakan, tubuh kurusnya berlumuran darah. Hanya ada keputusasaan dan nostalgia aneh di matanya.
“Zheng Zha tiba-tiba sangat memahami kerinduan di matanya, itu adalah harapan akan kehidupan dan masa depan. Meskipun dia belum pernah melihat matanya sendiri, tapi dia tahu dalam beberapa situasi putus asa, pasti ada kilatan kerinduan di matanya... Dia yakin seratus persen!”
Di mata Zheng Zha, Zhan Lan yang berada di dalam mulut Xenomorph tiba-tiba berubah menjadi Li Xiaoyi, yang akan diremukkan dan disobek-sobek oleh Xenomorph menjadi daging tak berbentuk. Atau mungkin berubah menjadi dirinya sendiri. Saat dia juga digigit dan diseret oleh Xenomorph, pasti akan ada keputusasaan dan kerinduan di matanya, lalu dia juga akan disobek dan ditelan Xenomorph... Dia tidak mau seperti ini! Bagaimanapun juga harus menyelamatkan wanita tangguh ini, bagaimanapun juga harus membuatnya bertahan hidup!
“Aaaah!”
Zheng Zha berteriak histeris. Karena kecepatan di sekitarnya melambat, dia hampir bisa melihat setiap gerakan anggota tubuh Xenomorph. Udara yang mengental memungkinkannya melompat beberapa meter dengan tenaga hentakan kaki tadi, langsung menyambar ke arah Xenomorph.
"Semua ini terjadi dalam sekejap mata. Di pandangan Zhan Lan, Zheng Zha berlari gila-gilaan menuju dinding, lalu dengan kecepatan aneh mendorong kuat-kuat di dinding besi. Dinding kokoh itu mengeluarkan suara gedebuk, meninggalkan dua jejak kaki cekung dalam. Kemudian Zheng Zha melesat seperti peluru, melampaui kemampuan penglihatan dinamis sang gadis."
"Zheng Zha kini telah menyambar di depan Alien. Ia bahkan bisa melihat jelas air liur yang terus menetes dari mulut Alien, serta lidah panjang bergigi tajamnya. Saat melompati Alien, tongkat besi di tangannya membabat akurat ke lidah monster itu. Suara gedebuk terdengar, Zhan Lan terjatuh, sementara Alien menjerit histeris. Cairan korosif menyembur dari lidahnya yang terpotong - separuh bagian lidah berhasil dipenggal Zheng Zha."
"“Aaa!”"
"Belum selesai! Zheng Zha pun menjerit seperti Alien. Tak ada secercah rasionalitas di matanya yang memerah - entah karena pantulan darah Zhan Lan, atau memang matanya telah berubah merah menyala."
Saat Zheng Zha mendarat, batang baja di tangannya menyambar punggung Alien. Dentum logam bergema, batang baja sebesar lengan itu ternyata melengkung seluruhnya. Namun Alien tampak kesakitan, cangkang punggungnya retak dan terus mengeluarkan cairan korosif. Lantai lorong ini sudah penuh lubang akibat korosi cairan tersebut.
Kecepatan Alien sangat mengerikan. Meski Zheng Zha merasakan waktu melambat dan udara mengental, kecepatannya hanya setara Alien. Saat cakar raksasa Alien menyapu horizontal, Zheng Zha hanya bisa mengangkat lengan untuk menahan. Gedebuk! Kekuatan dahsyat menghantamnya ke lantai. Seluruh jalur gemetar, kepala Zheng Zha berdarah mengalir deras.
Zheng Zha kini bertaruh nyawa. Tubuhnya tak memiliki cangkang sekuat besi seperti Alien. Saat menahan serangan tadi, lengannya sudah berlubang darah. Belum lagi kekuatan mengerikan Alien itu, kepalanya menghantam lantai hingga hampir pingsan. Berkat gigitan keras pada lidah di saat kritis, rasa sakit itu membuatnya tetap sadar.
Dia bahkan tidak berencana untuk bangkit, langsung menarik batang baja lain dari punggungnya, lalu mengayunkannya ke arah kaki alien dengan kekuatan penuh di sepanjang tanah. Kekuatan ini ditambah ledakan instan tenaga dalam, berhasil menjatuhkan makhluk sebesar dua tiga orang itu ke tanah. Namun saat jatuh, alien itu masih sempat menusukkan ujung ekornya yang tajam ke paha Zheng Zha. Benar-benar makhluk yang berevolusi khusus untuk pembunuhan dan kelangsungan hidup, naluri bertarungnya luar biasa kuat.
Pikiran Zheng Zha kosong. Dia merasa tubuhnya bergerak sendiri, berbagai insting bertarung membanjiri pikirannya. Dengan refleks, dia menggeser tubuh dan berguling ke belakang, membuat ujung ekor yang menusuk pahanya terlepas dari luka. Kemudian dia mendorong kuat dengan kedua kaki dan menerjang ke depan, menikamkan batang baja ke mulut alien.
Tanpa ragu dia melepas batang baja itu, mengambil yang lain dari punggungnya dan terus menusuk kepala alien. Bahkan cairan korosif yang menyemprot seluruh tubuhnya tak dia hiraukan. Kegilaannya seolah ingin merobek-robek alien itu. Untung Jhan Lan bereaksi cepat. Tanpa peduli lukanya sendiri, gadis itu melompat dan menubruk Zheng Zha, membuat mereka terguling beberapa meter. Baru saat itu Zheng Zha mulai sadar kembali.
Bagian depan tubuh terasa seperti terbakar, pedih dan perih. Ia segera merobek semua pakaiannya, lalu terus mengusap cairan di tubuhnya. Namun begitu cairan itu menyentuh permukaan baja di lantai, terdengar suara desis. Baja meleleh dan terkikis seperti balok es. Kulitnya hanya menghitam sedikit, sama sekali tidak ada luka terkikis. Pemandangan ini membuat Zhan Lan di sampingnya terkejut luar biasa.
Zhan Lan sedang menggunakan semprotan hemostatik untuk menghentikan pendarahan di bahunya. Dengan lembut dia berkata, "Syukurlah kita selamat... Terima kasih. Tapi kenapa kulitmu sama sekali tidak terluka? Darah alien itu asam super kuat, sentuhan sedikit saja pasti akan menghancurkan sampai ke tulang."
Zheng Zha membersihkan cairan korosif dari tubuhnya. Pikirannya masih kosong. Kejadian tadi seperti mimpi buruk. Ia bertaruh hanya mengandalkan insting, terutama saat ekor alien menusuk pahanya. Saat itu, ia merasa ada sesuatu yang terlepas dalam dirinya.
"Mungkin karena sel-sel dan kekebalan tubuhku sangat kuat. Tapi bukan berarti tidak ada efek sama sekali. Setidaknya kulitku jadi menghitam seperti arang..." Zheng Zha tersenyum getir.
"Saat dia hendak mengambil semprotan hemostatik dari cincin ruang penyimpanan, tiba-tiba seluruh tubuhnya mengalami kejang-kejang hebat. Rasa sakit dan kebas yang menusuk mulai bermunculan dari organ dalamnya, seolah-olah ada ribuan ulat merayap di dalam perutnya. Penderitaan ini terus merasuk jauh ke dalam sumsum tulang, mengalir bersama darah seakan mencapai permukaan kulit. Seluruh tubuhnya diliputi siksaan yang lebih buruk dari kematian. Perlahan, pandangannya mulai berkunang-kunang, dirinya terasa seperti sedang sekarat."
"Bayangkan sendiri: setelah monyet mencapai batas maksimal ini, mereka berevolusi menjadi manusia. Lalu jika seorang manusia mencapai batas serupa, menjadi apakah ia nanti?"
"Diperlukan substansi mirip adrenalin yang hanya bisa diproduksi tubuh manusia. Yang paling krusial... zat ini sangat beracun. Kalian pasti pernah dengar kisah nenek yang mengangkat mobil dengan satu tangan untuk menyelamatkan cucunya yang terjepit roda? Itu fakta nyata. Tapi tak lama kemudian nenek itu meninggal. Ilmuwan menemukan jejak mikroskopis zat ini dalam darahnya..."
"...Kunci Genetik..."
Zheng Zha teringat topik kunci genetik yang pernah dibahas Chu Xuan. Dia tidak tahu apakah dia tidak sengaja membuka kunci genetik ini, tapi yang dia tahu adalah dirinya sedang bergulat di ambang kematian. Kejang organ dalam semakin menjadi-jadi, darah terus memancar dari mulut dan hidungnya. Kemudian paru-parunya mulai kejang, napasnya nyaris terputus. Dengan terengah-engah, dia membuka mulut lebar-lebar berusaha mencari udara.
Zhan Lan bereaksi paling cepat. Dia memeluk erat tubuh Zheng Zha yang terus kejang, sambil menempelkan mulutnya ke bibir Zheng Zha untuk meniupkan udara ke paru-parunya. Setelah lebih dari sepuluh detik, kejang organ dalam Zheng Zha perlahan mereda. Paru-parunya mulai bisa bernapas lagi, rasa sakit di kulitnya juga berangsur berkurang. Tapi Zhan Lan yang tak menyadari hal ini tetap terus meniupkan napas sambil terisak-isak. Zheng Zha hanya bisa mendengar samar-samar gumaman lembut itu.
"Jangan mati... Kumohon... Jangan tinggalkan aku sendirian lagi... Temani aku terus hidup, ya..."
