Zhang Jie sama sekali tidak mundur. Meski bahunya telah tertembus lidah alien, dia tetap membentengi Zheng Zhuo dengan gigih. Kedua tangannya justru semakin kuat mendorong paku spiral ke dalam tengkorak alien. Darah alien mengalir deras sepanjang paku spiral ke tangannya, namun dia pantang menyerah. Dalam sekejap, pergelangan tangannya terkikis hingga hanya tersisa tulang belulang.
"Aaa!!!"
Zhang Jie malah melompat ke depan seperti orang gila, mendorong paku spiral ke kepala alien dengan sekuat tenaga. Bagian yang terkikis di tangannya semakin meluas, hingga separuh lengan bawahnya hanya tersisa kerangka. Berkat refleks cepat Zheng Zhuo yang menariknya ke belakang, batang baja paku spiral yang tercabut dari kepala alien sudah terkikis lebih dari separuh, hanya tersisa potongan pendek yang juga hampir habis termakan korosi.
Zheng Zhuo berteriak memanggil nama Zhan Lan sambil mengeluarkan air tawar dari cincin Na dan menyiramkannya ke lengan Zhang Jie seperti orang tak waras. Zhan Lan yang tersadar segera menyemprotkan semprotan hemostatik ke lengan tersebut.
Saat mereka merawat luka Zhang Jie, Alien yang diam tak bergerak itu akhirnya limbung dan jatuh ke lantai. Cairan korosif kuning terus mengalir dari tubuhnya, perlahan ketiganya tersapu oleh asap putih yang menyengat.
Zheng Zhuo menyeret Zhang Jie menuju koridor belakang. Setelah keluar dari area kabut putih, dia melihat korosi di kedua lengan Zhang Jie akhirnya berhenti. Saat itu, kedua lengan depan Zhang Jie sudah habis termakan korosi, bahkan tak tersisa sedikitpun tulang, hanya menyisakan dua potongan lengan yang terpotong secara mengerikan.
Zhang Jie sempat pingsan karena kesakitan. Saat Zheng Zhuo menyiram air dingin ke bekas lengannya, pria ini tersentak bangun. Dia segera terkekeh: "Gila, satu Alien bernilai 500 poin reward! Kau diam seribu bahasa, tidak jujur ya? Hehe, Desert Eagle kecil itu tidak ada artinya. Sekarang aku bisa beli AK peluru tak terbatas!"
Zheng Zhuo memandang lesu kedua lengan yang hilang itu. Zhang Jie tersenyum kecut: "Tidak apa, asal bisa kembali ke 'Dewa Utama'. Perbaikan tubuh juga tidak banyak menghabiskan poin reward. Hanya saja... nanti aku akan jadi beban kalian. Ah, lebih baik ikutmu daripada Chu Xuan. Jika dalam kondisi seperti ini di sisinya, mungkin aku sudah dibuang seperti sampah."
Zheng Zhuo menghela napas dan berkata: "Tenang, aku tidak akan pernah meninggalkan sahabat... Tunggu di sini sebentar. Kecuali aku yang memanggil kalian datang, selain itu... segera kembali ke ruang kendali! Lakukan seperti rencana Zhan Lan tadi. Hidup atau mati biarlah takdir langit yang menentukan!" Setelah berkata demikian, ia mengambil bom spiral runcing dan berjalan menuju gudang senjata.
Karena korosi darah alien telah membuat lubang besar di lorong, disertai banyak lubang kecil di tanah, Zheng Zhuo terpaksa merayap pelan di sepanjang dinding. Di tengah jalan, tiba-tiba muncul sosok dari balik asap putih di ujung lain - Ling Dian yang membawa tombak terbalik. Dadanya dibalut kain kasar, noda darah terus merembes keluar, membuatnya tampak sangat mengenaskan.
Zheng Zhuo dan Ling Dian saling bertukar senyum getir. Keduanya tampak terluka parah. Ling Dian menatap mayat alien di kejauhan: "Yang satunya sudah kau bunuh? Luar biasa. Bahkan tanpa senjata api bisa mengalahkan alien?"
Zheng Zhuo tersenyum pahit: "Kalian juga tidak kalah. Bukankah sudah membunuh satu alien?"
Ling Dian menghela napas: "Ayo masuk ke gudang senjata. Mereka berdua sudah ada di dalam."
Zheng Zhuo segera memanggil Zhang Jie dan yang lain dengan keras. Hingga keduanya mendekat dari tepi dinding, Ling Dian baru menunjukkan ekspresi terkejut. Meski lengan Zhang Jie patah, raut terkejutnya tetap tak hilang. Setelah cukup lama, barulah ia menarik napas: "Bagaimanapun, mari masuk ke gudang senjata... Apakah kalian masih punya semprot hemostatik dan balut kuat? Tyrant... mungkin sudah tidak tertolong."
Saat ketiganya mengikuti Ling Dian masuk ke gudang senjata, Zheng Zhuo baru menyadari pintu gudang itu jauh lebih tebal dari pintu ruangan biasa, hampir menyamai ketebalan dinding karantina. Pintu ini terkikis lubang besar sekitar satu meter lebih di bagian tengah, jelas bekas korosi cairan tubuh alien. Di sisi lain, seekor alien yang hancur lebur terbaring di area pintu kiri gudang senjata, di mana telah terbentuk area korosi luas.
"Hanya keberuntungan. Alien ini mencoba menerobos masuk sebelum pintu terkikis sepenuhnya, akhirnya terjepit di lubang pintu. Kami menembaknya dengan peluru selama beberapa menit baru bisa membunuhnya. Tapi untuk alien kedua sudah tak ada cara. Jika kau terlambat setengah menit, mungkin kami bertiga sudah tewas di sini."
Ling Dian berjalan di depan sambil menjelaskan pada rombongan.
Setelah tiba di platform gudang senjata, Zheng Zhuo dan dua rekannya langsung melihat siluet Ba Wang dan Chu Xuan. Dada Ba Wang hampir berlubang besar dengan bentuk luka tajam yang khas bekas tusukan ekor Xenomorph. Untungnya tidak menembus sepenuhnya, sehingga tidak langsung membunuhnya seketika.
Dari ketiganya, hanya Chu Xuan yang hampir tidak terluka. Selain noda darah, pakaiannya masih terlihat sama persis seperti saat pertama datang. Namun dari pandangan sedikit lesunya, jelas guncangan akibat Xenomorph jauh lebih besar dari kesan tenang yang ditunjukkannya. Sebenarnya hanya dia sendiri yang tahu keadaan sebenarnya.
"Aku tidak menyangka Xenomorph akan sekuat ini."
Sebelum Zheng Zhuo dkk sempat bicara, Chu Xuan sudah memandang mereka dan berkata pelan: "Ini kesalahan perhitunganku. Dalam empat film horor Xenomorph pertama, Xenomorph hampir tidak pernah berhadapan langsung dengan senjata manusia. Jadi aku meremehkan kemampuannya... Jika Xenomorph biasa saja sudah sekuat ini, aku tidak bisa membayangkan seberapa dahsyat kekuatan Ratu Xenomorph. Mungkin kita benar-benar..."
Zheng Zhuo mengabaikannya. Tangannya sibuk menyemprotkan obat dan membalut luka Ba Wang. Beberapa saat kemudian, pendarahan akhirnya berhenti. Tapi pria Rusia yang biasanya kuat seperti beruang ini kini terlihat sekarat dengan gerakan sekecil apapun.
"Mari kita bersekutu. Kalian adalah satu tim, kami juga satu tim. Tidak ada yang akan mengkhianati, dan tidak mungkin saling mengkhianati... Tentu saja kau bisa menolak, tapi aku sama sekali tidak akan menjadi sahabatmu yang terkontrol seperti boneka. Kecerdasan dan kemampuan perencanaanmu sangat penting, dan aku memang membutuhkannya. Tapi di sisi lain, kalian juga membutuhkan kemampuan kami dan keakraban kami dengan dunia ini. Kita saling bernilai. Pilihlah."
Chu Xian menggigit jarinya, menatap Zheng Zhuo: "Baik, aku terima proposalmu. Tapi ada satu hal yang harus kau pahami... Begitu kau tidak bisa mengikuti lajuku, demi keselamatan mayoritas, aku pasti akan meninggalkanmu!"
"Tapi aku akan menyelamatkanmu!" Zheng Zhuo menyeringai dingin: "Demi kecerdasanmu, aku akan menyelamatkanmu!"
