Zheng Zhuo terlempar beberapa meter, tapi tidak jatuh. Malah menjejakkan kaki dan menyerbu balik ke arah Sang Ratu. Lengan kanannya yang berdarah-darah sama sekali tidak dihiraukannya.
Cakar Sang Ratu tadi menyangkut di lengan kanannya. Saat ditarik, sebagian besar lengan itu putus. Rasa sakit dahsyat menyergap. Orang biasa pasti sudah pingsan, tapi Zheng Zhuo yang telah membuka kunci genetik ini secara refleks memblokir rasa sakit itu. Namun ia tahu waktunya tinggal sedikit.
Darah! Ya, darah!
Kehilangan darah lebih dari seperlima akan menyebabkan syok. Lebih dari sepertiga? Itu mengancam nyawa...
Zheng Zhuo tidak tahu berapa banyak darah yang telah hilang dari tubuhnya. Dalam pertempuran-pertempuran sebelumnya dengan alien biasa, dia terus menerus terluka dan kehilangan darah. Ditambah lagi pendarahan hebat setelah ususnya robek, hingga lengan kanannya putus tadi hanya mengeluarkan sedikit darah. Jumlah darah dalam tubuhnya pasti telah mencapai ambang batas bahaya. Tapi kehilangan darah ini hanyalah salah satu bahaya yang dihadapinya. Bahaya lainnya adalah keruntuhan genetik setelah membuka kunci genetik.
Rasa sakit setiap kali membuka kunci genetik sudah tak perlu diragukan lagi. Selain rasa sakit, dia merasa tubuhnya seakan sedang hancur berantakan. Ini adalah pencerahan instingtif - makhluk hidup biasa hampir tidak mungkin membuka kunci genetik dengan mudah, karena perubahan drastis pada tubuh genetik merupakan kerusakan paling mematikan bagi makhluk biasa. Kali ini, ketika menghadapi Ratu Alien, tingkat pembukaan kunci genetiknya jauh melebihi dua kali sebelumnya.
Dia tahu waktunya tinggal sedikit. Luka parah, kehilangan darah, keruntuhan genetik - salah satu dari ini saja sudah cukup untuk menghapusnya dari dunia. Jika usahanya gagal, dia bahkan tidak perlu dibunuh oleh Ratu Alien - dirinya sendiri sudah setengah kaki masuk ke gerbang kematian.
Selesaikan pertempuran dalam Tiga Menit! Bukan kamu yang mati, atau aku yang binasa!
Arah serangan Zheng Zhuo adalah tempat senjatanya jatuh sebelumnya. Bom berheliks Tusuk! lainnya berada di tangan Zhan Lan. Dibandingkan jarak yang jauh, posisi senapan jelas lebih cocok. Selain itu, bagian pinggang Ratu sudah kehilangan sebagian besar cangkangnya. Bahkan senapan pun cukup untuk menyebabkan kerusakan besar. Satu-satunya yang perlu diperhatikan adalah daya serang Ratu yang terlalu mengerikan. Kekuatan dan kecepatannya sudah mencapai tingkat "tersentuh terluka, kena pukulan tewas".
Ratu mengerang kesakitan. Daya ledak bom tidak bisa dibilang besar atau kecil. Diduga karena meledak di dalam tubuh Ratu, jika tidak, ledakan di permukaan tidak akan mampu menghancurkan cangkang kerasnya. Melihat Zheng Zhuo kembali menyerbu ke arah ini, mulut mengerangnya langsung mengaum. Ekornya diayunkan untuk menghantam Zheng Zhuo. Desisan angin menyertai serangan berkecepatan di luar jangkauan mata manusia.
Zheng Zhuo baru saja mengambil senapan dari tanah ketika desisan itu menyambar kepalanya. Tanpa pikir panjang, dia berdiri tegak. Menghindar sudah pasti tidak mungkin. Daripada mempertaruhkan kepala, lebih baik memaksimalkan sisa nilai lengan kanan - toh masih ada sebagian lengan yang belum terputus. Aset berharga ini patut dimanfaatkan.
"Braak!" Suara gedebuk bergema. Zheng Zhuo hanya merasakan sisi kanan dadanya seolah ditabrak truk. "Wah!" Dia muntahkan darah segumpal. Informasi di otaknya kembali bertambah: Tulang rusuk kanan hancur berkeping, serpihan tulang menusuk paru-paru kanan, pendarahan internal dan kekurangan oksigen. Jika terus begini, dalam dua tiga menit dia pasti tewas!
Zheng Zhuo sudah pasrah. Saat ekor Ratu menghantamnya, dia mati-matian menjepit ekor itu dengan lengan kanan. Meski cengkeramannya tidak terlalu kuat, dia berhasil menghindari nasib terlempar. Alih-alih terpental, dia berputar mengikuti ayunan ekor Ratu dan mendarat tepat di sisi berlawanan - di bagian pinggang Ratu yang sudah jebol itu!
Begitu mendarat, Zheng Zhuo langsung mengarahkan senapan ke celah di pinggang Ratu. "Dorr! Dorr!" Beberapa tembakan beruntun. Cairan kuning menyembur deras dari luka itu. Meski cairan ini mematikan karena sifat korosifnya, fisik Zheng Zhuo ternyata agak kebal. Asam kuat itu hanya membuat kulitnya menghitam, tidak seperti lengan depan Zhang Jie yang sampai hancur termakan korosi.
Yang lebih mengerikan dari darah adalah serangan balik Ratu. Zheng Zhuo mengerat gigi lalu menerjang tubuh Ratu. Daripada menunggu mati, lebih baik dia yang memberi kejutan dari jarak dekat!
"Mati kau!"
“Zheng Zhuo” melompat ganas ke celah pinggang Ratu, kedua kakinya langsung menginjak daging Ratu. Matanya sudah merah membara, tanpa ragu dia menusukkan senapan ke pinggang Ratu, lalu memencet pelatuk dengan gila-gilaan. Dentuman tembakan bergema, tak jelas seberapa parah kerusakan yang ditimbulkan pada Ratu, yang pasti erang kesakitan Ratu semakin melemah.
Setelah menembakkan belasan peluru, Zheng Zhuo akhirnya diterjang dari pinggang oleh Ratu. Sebelum sempat mendarat, cakar Ratu sudah mencengkeramnya dengan kasar. Ujung tajam cakar itu menembus dada kirinya, tak tahu apakah jantungnya terluka. Yang pasti dia langsung muntahkan darah dalam jumlah besar sambil mengerang.
“Zhan Lan... Zhan Lan! Berikan aku bom spiral itu!”
Zheng Zhuo saat ini kehabisan tenaga. Gerakan tadi hampir menguras semua potensi tersisa. Energi internal hampir habis, energi vampir seluruhnya dipakai untuk mempertahankan kehidupan. Kesadarannya mulai samar-samar. Sekarang dia hanya bertahan dengan tekad kuat untuk tidak mati, tapi tekad itu jelas sudah di ujung tanduk.
Zhan Lan bisa dibilang orang yang terluka paling ringan di antara mereka. Luka di bahunya yang terlihat mengerika itu, dibandingkan dengan luka-luka beberapa orang di sekitarnya, hanyalah luka kecil. Mendengar perintah, dia langsung bangkit dan berlari ke arah Ratu Alien tanpa mempedulikan wajah mengerikannya. Pada saat yang sama, suara tembakan kembali terdengar dari sisi Ratu Alien. Ling Dian yang berlumuran darah merangkak di lantai, menembakkan tombaknya tanpa henti ke arah celah di pinggang Ratu Alien. Namun belum sempat menembakkan banyak peluru, tubuhnya kembali terpental akibat hantaman ekor Ratu Alien. Melihat organ dalamnya yang berhamburan dari perutnya, tampaknya nyawanya sudah di ujung tanduk.
Zhan Lan terus berlari mendekati Ratu Alien, namun makhluk itu tampaknya tidak menganggapnya sebagai ancaman. Cakar Ratu Alien yang mencengkeram Zheng Zhuo dengan keras menghantam sudut tajam kontainer di sampingnya. Dentuman keras terdengar, Zheng Zhuo bahkan bisa mendengar suara patahnya tulang punggungnya sendiri. Selain rasa sakit yang luar biasa, dia menyadari bagian tubuhnya dari perut ke bawah sudah mati rasa. Seluruh tubuhnya tertekuk ke belakang membentuk sudut yang tidak wajar.
(Jangan mati, aku tidak mau mati!)
Zheng Zhuo berteriak keras. Kilas balik seketika sebelum mati membuatnya kembali mengumpulkan sejumlah kecil energi internal di tangan kirinya. Energi vampir di pikirannya juga dipaksanya kumpulkan. Lalu ia mencengkeram cakar Ratu dengan ganas, jari demi jari. Kemampuan korosif khas energi vampir pertama kali muncul - ia berhasil melubangi cakar Ratu dengan lima lubang berdarah menggunakan jarinya.
"Zheng Zhuo! Tangkap!"
Kecepatan Zhan Lan terbatas. Melihat tubuh Zheng Zhuo patah, ia terjang maut dengan menerjang sambil melemparkan bom spiral tajam ke arahnya. Saat bom terlepas, ekor Ratu menusuk dadanya, membuat lubang besar tepat di tengah dada yang merusak tulang belakang. Gadis itu tampak sekarat.
Sebelum bom spiral mendekat, Zheng Zhuo memaksa meremukkan cakar yang mengurungnya. Ia menggigit cangkang Ratu, tangan kiri yang tersisa menangkap bom spiral di udara. Namun cakar lain Ratu menghantam keras - tubuh bagian bawahnya hancur berantakan. Tubuhnya terbelah dua!
