Masuk ke dalam rumah, Zheng Zhuo dengan lembar meletakkan Luo Li di sofa. Gadis kecil ini sudah memerah sejak di alun-alun. Begitu masuk, ia segera menutup mata rapat-rapat. Baru saja keperawanannya direbut Zheng Zhuo, mustahil ia tidak langsung memikirkan hal-hal tertentu. Terutama saat Zheng Zhuo meletakkannya di sofa, wajah gadis ini dipenuhi rasa malu yang tak terucapkan.
"Ja... jangan di sini... masuk kamar saja." Luo Li berbisik lembut seperti nyamuk.
Tapi Zheng Zhuo tidak melakukan gerakan aneh. Malah ia merebahkan kepala di paha gadis itu. Pria ini berbaring diam tak bergerak. Luo Li awalnya terkejut, tapi beberapa saat kemudian ia meletakkan kedua tangan di rambut Zheng Zhuo.
Luo Li berbisik: "...Aku sangat khawatir. Melihat penampilanmu saat itu... aku benar-benar ketakutan."
"Ya..."
"Zha, hatiku sangat takut. Menurut kakak perempuan, kalian akan kembali setelah satu hari di sini. Tapi mungkin aku atau dia tiba-tiba menghilang, seperti kakak lainnya dulu. Atau mungkin kami berdua lenyap bersama... Aku takut sekali tidak bisa melihatmu lagi. Bahkan jika harus mati, ingin sekali memandang wajahmu untuk terakhir kalinya..."
Saat mengucapkan ini, Luo Li berhenti sejenak, kemudian berbisik lembut: "Hari ini aku terus berpikir, Zhuo, jika dulu aku tidak mati, mungkin kau tidak akan begitu kecewa dengan realitas. Kau juga tidak akan melihat pilihan 'YES' dan 'NO' itu... Kau pun tidak akan terluka parah begini, hiks, saat itu aku benar-benar takut. Melihatmu berlumuran darah, seluruh tubuhmu tak ada yang utuh, Zhuo, waktu itu aku sangat takut kehilanganmu, hiks..." Luo Li sudah tak bisa melanjutkan, dia hanya memeluk kepala Zheng Zhuo sambil terisak.
Zheng Zhuo hanya merasa sangat lelah. Selain kelelahan fisik, lebih banyak beban jiwa yang tak terucapkan. Sungguh melelahkan, bergulat di tempat penuh keputusasaan dan kematian. Setiap langkah harus dipertimbangkan matang, setiap rintangan harus diperjuangkan dengan taruhan nyawa, hingga perjuangan putus asa di akhir. Dia benar-benar telah menghabiskan sisa-sisa tenaga terakhirnya. Begitu merasa aman, bahkan keinginan untuk bergerak pun hilang, hanya ingin berbaring di pangkuan Luo Li dan beristirahat dalam diam.
“Tidak akan mati… Li Er, tidak akan mati! Kita semua tidak akan mati! Aku pernah janji padamu, aku pasti akan hidup membawamu kembali ke dunia realitas, melihat aurora di kutub, lalu naik kapal tanker menyebrangi Pasifik, berbaring di geladak saat malam hari menghitung bintang-bintang, kemudian ke Pulau Paskah melihat patung batu raksasa, bersama-sama membayangkan rahasia manusia yang belum terungkap, pergi ke padang rumput Skotlandia mendengar alunan seruling angin yang merdu, merasa seolah mengambang di atas awan, juga ke reruntuhan Yunani, berduka untuk peradaban gemilang kuno yang telah punah, akhirnya kita kembali ke Tembok Besar, berpegangan tangan mendaki ke Badaling… Bagaimanapun juga aku harus bertahan hidup! Semua janji yang pernah kuucapkan ini belum satu pun terlaksana… Bagaimanapun kita harus bertahan hidup!”
Semalaman tanpa percakapan, Zheng Zhuo benar-benar kelelahan. Dia hanya memeluk Luo Li dan tidur dengan tenang sepanjang malam. Keesokan harinya sekitar pukul sepuluh lebih, barulah dia perlahan membuka matanya. Wajah polos Luo Li yang secantik giok terpampang di depan wajahnya. Gadis kecil ini masih tetap memejamkan mata dan tidur dengan tenang, tapi seolah ada telepati, tak lama setelah dia membuka mata, Luo Li juga berkedip-kedip dan terbangun.
“Selamat pagi.”
Luo Li mengerutkan hidung mungilnya, menguap perlahan sambil berkata.
Zheng Zhuo sangat mencintai penampilannya seperti ini. Dalam ingatannya, ketika mereka berdua tidur bersama di usia sekitar sebelas atau dua belas tahun, gadis itu juga terlihat seperti kucing malas yang baru bangun tidur. Menggunakan istilah populer belakangan ini, penampilannya benar-benar "menggemaskan". Tanpa sadar, Zheng Zhuo yang terpesona ini sudah mulai menciumnya.
Luo Li segera mengeluarkan suara protes, tapi beberapa saat kemudian benar-benar lemas dalam pelukan Zheng Zhuo. Ketika dia melepaskan bibir merahnya, gadis kecil ini sudah terengah-engah dengan hebat.
Setelah menarik napas dalam beberapa kali, barulah dia merajuk: "Jorok banget! Dari pagi-pagi sudah begini, Serigala Besar ini! Mulut belum kumur-kumur! Cepat minggir dong, sudah menindihku semalaman..."
"Kalau begitu... ditindih lebih lama lagi juga tidak apa-apa..."
"Jangan, kamu ini Serigala Bes..."
"Warna adalah kekosongan, kekosongan adalah warna". Kehangatan musim semi dalam kamar ini tentu tak perlu diceritakan kepada orang luar.
Singkatnya ketika mereka berdua keluar dari kamar, waktu sudah mendekati jam dua belas siang. Wajah Luo Li dipenuhi warna merah muda yang memesona secara unik. Yang lebih aneh lagi, dia mengenakan jaket berkerah tinggi yang hampir menutupi seluruh lehernya, sementara kedua tangannya terus mencubit daging punggung Zheng Zhuo.
Zheng Zhuo yang sudah berulang kali mengalami ini sama sekali tidak takut. Bahkan cakar dan ekor Ratu saja tidak ditakutinya, apalagi jari-jari kecil seorang wanita? Meskipun sama-sama hewan betina, tapi Ratu jauh lebih menakutkan dibandingkan ini. Dengan senyum lebar di wajahnya, Zheng Zhuo berpikir demikian dalam hati.
Setelah keluar dari rumah, barulah dia menyadari sudah ada beberapa orang berdiri di alun-alun. Dari kejauhan terlihat Chu Xuan, Ling Dian, Zhang Jie dan yang lain berkumpul, tampaknya sedang mendiskusikan sesuatu. Zheng Zhuo yang pernah menyaksikan langsung kemampuan deduksi luar biasa Chu Xuan segera menyangka mungkin Chu Xuan menemukan sesuatu. Segera dia menarik Luo Li dan bergegas lari ke sana.
Chu Xuan kini sudah berganti kacamata baru, mengenakan setelan hitam kasual yang desainnya terlihat biasa saja. Tapi bagaimanapun Zheng Zhuo memandangnya, pria ini tetap terlihat seperti Gestapo dalam film - ekspresi dingin dan datarnya terlalu mirip.
Ling Dian dan Zhang Jie tidak ada perubahan. Mereka hanya mengenakan pakaian baru. Melihat kedatangan Zheng Zhuo berdua, mereka mengangguk memberi salam. Zhang Jai sambil menepuk bahunya dengan keras. Chu Xuan yang pertama berbicara: "Hanya kamu yang belum datang. Setelah Zhan Lan kembali, saya akan mulai menjelaskan beberapa analisis situasi."
Sebelum Zheng Zhuo sempat bicara, Luo Li sudah lebih dulu memerah malu. Dia berteriak: "Kakak Zhang Jie, mana kakak perempuan? Apa dia masih di dalam rumah?"
Zhang Jie tertawa riang: "Kakakmu sedang membuat piring buah dengan krim bersama Zhan Lan. Xiao Li'er, kakakmu sudah merindukanmu sejak pagi."
Luo Li mengangguk, dia menyelipkan tangan dan mencubit Zheng Zhuo dengan keras, lalu berlari-lari kecil menuju rumah Zhang Jie. Tak lama kemudian, Zhan Lan keluar dari rumah sambil tersenyum lebar.
Chu Xian melihat kelima orang telah berkumpul, dia berkata datar: "Saya menemukan tiga masalah. Pertama tentang penciptaan karakter... Menurut syarat yang diberikan 'Sang Tuan', sepertinya bahkan dewa pun bisa diciptakan karena tidak ada batasan ras, usia, gender, kemampuan. Semua yang bisa dibayangkan seolah bisa dibuat. Kemarin saya mencoba, ternyata ada batasan tersembunyi... Nuo!"
Chu Xian berteriak memanggil. Lebih dari sepuluh detik kemudian, seorang pria raksasa setinggi 2,45 meter keluar membungkuk dari rumah Chu Xian. Dia berdiri diam di samping Chu Xian dengan ekspresi dingin dan datar seperti majikannya.
"Awalnya saya memilih Xenomorph dan Crawler, tapi 'Sang Tuan' tidak merespons. Tampaknya makhluk non-manusia tidak bisa dipilih... Lalu saya pilih manusia dengan tinggi maksimal sekitar 2,45 meter. Gender tidak saya uji karena tidak mempengaruhi kekuatan tempur, jadi pilih pria. Usia dipertahankan di 22 tahun saat kemampuan tempur puncak. Untuk kemampuan, awalnya saya ingin menciptakan dewa omnipoten, tapi 'Sang Tuan' tidak membuat makhluk hidup. Saya kurangi kemampuan bertahap, bahkan mencoba menambahkan gen dan garis keturunan yang bisa ditukar di 'Sang Tuan'. Tidak berhasil. Jadi saya berhipotesis: kemampuan hanya bisa didasarkan pada template manusia."
“Kemudian aku berusaha memikirkan kemampuan maksimalnya, secara bertahap mengurangi dari batas terkuat hingga mencapai kira-kira dua kali kemampuan manusia biasa. Makhluk hidup ini akhirnya tercipta. Aku juga menambahkan pengalaman pasukan khusus dan karakteristik kepribadian padanya. Karena tampak sangat perkasa, kuberi nama 'Arnold'……”
Zheng Zhuo dan Zhang Jie menahan tawa. Tak disangka Chu Xuan yang berpenampilan dingin ternyata memiliki selera humor absurd seperti ini.
“Ini bukan intinya!”
Chu Xuan berkata datar: “Dia juga bisa dikuatkan! Aku mencoba meminta Sang Tuan meningkatkan sedikit kecerdasannya. Tak disangka sistem benar-benar melakukannya. Kalian tahu artinya? Artinya makhluk hidup buatanmu bisa ikut ke dalam siklus film horor! Dengan 500 poin reward, kita bisa membuat prajurit pasukan khusus berkekuatan dua kali manusia biasa. Satu film horor bisa memberi dua pengawal seperti ini! Konsep awal kalian salah total! Kuota pembuatan gratis di awal bukan untuk membuat wanita pemuas nafsu, tapi pengawal penyelamat nyawa!”
"Mengapa siklus film horor ini begitu banyak memakan korban, dan semakin lemah seseorang semakin mungkin mati dalam film horor? Menurutku karena banyak orang langsung menggunakan 1000 poin reward untuk memperkuat diri sendiri, lalu memakai kuota gratis ini untuk menciptakan wanita. Tapi apa sebenarnya yang bisa diperkuat dengan 1000 poin? Bisakah meningkatkan semua kemampuanmu dua kali lipat? Lebih baik buat dua pengawal setia! 'Dewa Utama' sebenarnya sudah memberi petunjuk - cara bertahan hidup saat fisik lemah adalah dengan membuat pengawal! Inilah kebijaksanaan manusia biasa... Sifat buruk manusia benar-benar menyedihkan."
