Pisau belati pemotong partikel bergetar tinggi dengan mudah membelah pintu baja ruang interogasi. Zheng Zhuo menendangnya tanpa ragu, kekuatan dahsyatnya meninggalkan jejak cekungan di pintu baja itu. Pintu beserta dua orang di belakangnya terlempar ke udara. Bersamaan itu, dia mengeluarkan senapan serbu dan rompi antipeluru dari cincin Najie.
Rompi antipeluru ini bisa dibilang produk teknologi tinggi. Secara visual rompi ini tampak tidak terlalu besar, namun elastisitasnya luar biasa. Berapapun besar tubuh penggunanya, rompi ini dapat mengembang hingga sesuai dengan ukuran tubuh orang tersebut.
Zheng Zhuo dengan cepat mengenakan rompi itu sambil membawa Luo Li di punggungnya. Seluruh tubuh Luo Li hampir seperti diikatkan di punggungnya. Tangan kanannya memegang pisau belati, tangan kiri menggenggam senapan serbu. Tanpa pikir panjang, ia langsung berlari keluar sekuat tenaga.
Orang-orang di ujung ruang interogasi sudah gempar. Mereka semua terdiam membeku menyaksikan Zheng Zhuo mengeluarkan benda-benda dari udara. Jika pisau belati masih mungkin disembunyikan di tempat rahasia, bagaimana dengan senapan serbu dan rompi antipeluru itu? Petugas BIN bukanlah orang sembarangan. Mustahil mereka tidak mendeteksi benda-benda tersebut!
Sambil berlari, Zheng Zhuo memeriksa pisau belatinya. Kebetulan ia melihat kilatan cahaya kecil di pangkal gagang pisau. Setelah diraba, ditemukan butiran sebesar beras. Dengan gerakan refleks ia melemparkan benda itu ke lantai, sementara kebenciannya pada Chu Xuan sudah memuncak.
Begitu masuk ke koridor, derap kaki tergesa terdengar dari ujung lain. Tanpa berpikir ia mengarahkan senapan serbu ke sana dan menyemprotkan tembakan, sambil berlari gila-gilaan menuju tangga lantai tiga.
Senapan serbu ini juga merupakan barang dengan tingkat teknologi yang sama seperti rompi anti peluru, daya penghancur sangat besar, kecepatan tembak sangat tinggi. Dentuman bertubi-tubi terdengar, dinding di sana langsung dipenuhi banyak lubang dan lekukan. Dari kekuatan dan kecepatan tembaknya, seolah-olah ada beberapa senapan serbu yang menembak bersamaan. Langkah kaki di koridor pun langsung berhenti sejenak.
Kecepatan Zheng Zhuo sangat tinggi. Udara di sekitarnya seolah mengental. Beberapa langkah saja dia sudah mencapai mulut tangga, lalu seluruh tubuhnya melompat ke bawah. Luo Li di belakangnya langsung berteriak histeris, tapi gadis kecil ini cukup patuh. Dia segera menggigit bibir dan menutup mulutnya.
Tangga biasa saja. Kecepatan reaksi saraf Zheng Zhuo luar biasa. Dia mendarat dengan stabil, lalu mendorong dengan kaki untuk lari ke lantai lebih bawah. Di belakangnya terdengar rentetan tembakan. Tanah di tempat dia mendarat tadi sudah hancur berantakan.
Orang di lantai dua mulai berkerumun. Zheng Zhuo sama sekali tidak berhenti. Dia melompati tangga satu demi satu. Kecepatannya jauh melebihi para pengejar. Hanya sekitar satu menit, dia sudah keluar dari pintu besar kantor polisi dari lantai tiga. Baru saja muncul, suara letusan tajam menyambar dari samping paha kirinya, meninggalkan bekas luka darah yang dalam.
"Senapan runduk?"
Sensasi bahaya itu seolah mencapai puncaknya, seluruh kekuatan Zheng Zhuo dikerahkan maksimal, energi dalamnya juga diputar hingga batas tertinggi. Bagai bayangan hitam, ia melesat keluar dari pintu besar kepolisian. Di sekujur tubuhnya terus meninggalkan jejak-jejak peluru, namun tak satu pun proyektil mengenai dirinya.
Zheng Zhuo tak berani berlama-lama. Dengan tubuh tertekuk, ia terus melaju cepat menuju jalan raya depan. Menyusuri jalan ini terus ke depan, di sanalah terletak perusahaan tempatnya bekerja! Kantor di sana adalah satu-satunya harapannya!
Saat ini markas polisi sudah gempar. Banyak polisi dan petugas keamanan negara berhamburan menuju garasi mobil patroli. Di lantai tiga, beberapa orang terus meneriakkan perintah melalui komunikator. Tiba-tiba salah seorang di antara mereka melihat kilatan cahaya halus di lantai - kalau bukan karena sudut koridor yang remang-remang, mustahil dia bisa melihat pancaran cahaya itu.
Orang itu segera menyambar benda sebesar butir beras dari lantai. Rekan-rekannya yang ada di sekitar langsung berkerumun penuh antusias. "Cepat panggil tim teknis! Mayor Jenderal Chu Xuan ternyata melepas alat pesan lokasinya! Pasti ada informasi penting di dalamnya..."
Zheng Zhuo sama sekali tak tahu kejadian di markas polisi. Setelah menerobos sejauh seribu meter di jalan raya, tembakan di sekitarnya tiba-tiba berhenti. Tapi ia tetap waspada, berlari zig-zag beberapa ratus meter lagi. Baru ketika sebuah sedan mendekat dari belakang, tubuhnya tiba-tiba menghadang laju kendaraan itu.
“Kau mau mati, dasar sialan…” Di kursi pengemudi duduk seorang pemuda berambut kuning, di sampingnya ada gadis cantik yang berdandan mencolok.
Zheng Zhuo tidak banyak bicara. Ia mengambil senapan serbu dan menembaki tepi jalan dengan tembakan bertubi-tubi, lalu mengarahkan senapannya ke pemuda itu: “Turun!”
Pemuda itu cukup kooperatif. Tanpa bicara, ia menarik gadis itu dan langsung melompat keluar mobil. Zheng Zhuo buru-buru masuk ke kabin pengemudi. Baru sempat menempatkan Luo Li di depan dengan aman, suara dentuman peluru sudah bergemuruh di belakang mobil. Sebuah peluru menembus bodi mobil, menghancurkan kaca depan dan belakang menjadi serpihan.
Zheng Zhuo menginjak gas sekuat tenaga. Dengan satu pukulan, ia menghancurkan kaca depan. Deretan sirine meraung di belakangnya. Saat mobil mulai melaju kencang, barulah ia sempat melirik ke belakang. Pandangan itu membuatnya hampir pingsan – lebih dari sepuluh mobil polisi mengejar sambil menembakkan pistol ke arahnya.
Pasangan pemuda berambut kuning dan gadis cantik itu terdiam membeku. Setelah iring-iringan mobil polisi berlalu, gadis itu tiba-tiba berteriak: “Ya Tuhan! Baku tembak! Ini seperti di film, keren banget!”
Si pemuda berambut kuning hendak ikut berkomentar, tiba-tiba angin kencang menerpa dari atas. Mereka mendongak dan melihat tiga helikopter melesat di atas jalan raya. Kedua pemuda itu pun kembali terpaku seperti patung.
Zheng Zhuo saat ini konsentrasinya memuncak, di pikirannya hanya ada jalan di depan tanpa sedikit pun gangguan. Kecepatan mobil semakin tinggi, terus menyusul kendaraan yang sesekali muncul di jalan. Namun mobil polisi di belakang juga mengejar dengan ganas, sama sekali tidak memberinya kesempatan menarik napas. Sepanjang perjalanan, jumlah mobil polisi di belakang justru semakin banyak. Yang lebih ekstrim, Zheng Zhuo bahkan melihat tiga helikopter di langit terus membuntutinya.
"Sial, apakah Chu Xian benar-benar seberharga emas? Sampai-sampai mengerahkan banyak orang..."
Zheng Zhuo tersenyum getir sambil bergumam. Sebelum suaranya habis, terdengar suara letusan keras. Tangan kirinya tersentak sakit, sebuah peluru dari helikopter di sudut langsung menembus telapak tangan kirinya. Seketika ia hampir tidak bisa memegang setir, mobil nyaris menabrak pembatas jalan di pinggir jalan raya.
Zheng Zhuo mengatupkan gigi dengan keras. Ia mencengkeram setir dengan tangan kiri yang hancur, meski tulang telapak tangan sudah remuk, ia masih bisa mengendalikan kemudi. Tangan kanannya menekan Luo Li dalam-dalam ke pelukannya, sementara kakinya menginjak gas sampai mentok.
Senapan sniper di helikopter menembakkan beberapa peluru lagi, tapi pada kecepatan tinggi seperti ini mustahil mengenai sasaran. Mereka juga tidak berani menembak ban mobil langsung, karena jika mobil terguling pada kecepatan setinggi itu, pasti semua penumpangnya tewas seketika!
Saat ini mobil sudah semakin dekat dengan lokasi perusahaan, bahkan hanya perlu melewati satu tikungan untuk melihat gedung tinggi perusahaan. Zheng Zhuo belum sempat merasa gembira, tiba-tiba cahaya putih berkilat di depannya—jalan raya yang diblokir puluhan mobil polisi. Dari kejauhan, lampu sorot membuat malam terlihat putih berkilauan.
"Li'er..." Zheng Zhuo tiba-tiba berkata dengan datar.
"Hm?" Luo Li yang terus memendam wajahnya di dada Zheng Zhuo sama sekali tidak bisa melihat, hanya bisa mendengus pelan.
"Li'er... Kita tidak akan mati, sama sekali tidak! Baik di realitas maupun film horor... Kita pasti bisa bertahan hidup!"
"Ah!!!"
Zheng Zhuo menunduk dan menginjak gas dengan gila-gilaan. Kecepatan mobil sudah dipacu hingga batas maksimal. Meski pistol polisi di depan menghujam bodi mobil, sedan itu tetap melaju tanpa henti. Dentuman keras terdengar saat mobil menerobos tiga mobil polisi sebelum akhirnya melesat, tapi kecepatannya mulai berkurang. Penembak jitu di helikopter segera menarik pelatuk—"brak!"—ban mobil akhirnya pecah. Mobil oleng dan meluncur beberapa ribu meter sebelum akhirnya menghantam pagar pembatas jalan.
Zheng Zhuo juga membentur setir dengan keras, seluruh setir telah hancur sepenuhnya. Kepalanya tergores sudut tajam hingga terbuka luka besar, penampilan berdarahnya terlihat sangat menyeramkan. Saat benturan terjadi 1-2 detik kemudian, kepalanya sudah pulih dari guncangan. Tanpa pikir panjang, dia langsung mengambil pisau belati dan menggores pintu mobil.
Pintu mobil dengan mudah terpotong dua oleh pisau belati. Dia kemudian mendorong kuat-kuat dengan kaki, pintu terlempar lebih dari sepuluh meter. Begitu pintu melewati area, serangkaian tembakan langsung terdengar.
Tanpa pikir panjang, dia kembali menggendong Luo Li di punggung, membawa senapan serbu dan menerobos keluar. Setelah menembakkan beberapa kali, dia mulai berlari gila-gilaan ke arah perusahaan. Kini dia sudah bisa melihat perusahaan dengan mata telanjang, jaraknya hanya sekitar seribu meter lebih dari posisinya.
Di saat yang sama, orang-orang di kantor polisi sedang mengerumuni sekelompok peneliti yang sedang menekan-nekan sesuatu di laptop. Tiba-tiba salah satu peneliti berteriak: "Kode berhasil dibongkar! Passwordnya memang menggunakan kode pribadi Letnan Kolonel Chu Xuan!"
Semua berkerumun mendekat. Di layar terlihat Chu Xuan terus berbicara sesuatu. Printer yang terhubung dengan laptop itu mulai mencetak beberapa desain gambar. Tapi tak ada yang melihat cetakan itu. Mereka semua terdiam membeku menatap Chu Xuan di layar, sampai seluruh dokumen selesai. Akhirnya mereka saling pandang dengan ekspresi sangat aneh.
Beberapa peneliti itu segera merubungi dokumen cetakan, mereka membuka-buka desain gambar teknik dengan ekspresi mabuk kepayang, lalu satu per satu menunjukkan raut wajah yang sangat aneh.
“Bener, beneran, semuanya nyata! Hahahaha, ini reaktor fusi hidrogen stabil, hahahaha, sial, reaktor fusi hidrogen stabil...”
“Benar, semuanya nyata! Ini meriam jarak-jauh Gauss! Wu, Sang Penguasa meneliti seumur hidup tapi tak pernah menyelesaikannya...”
“Ini tabel komposisi baterai efisiensi tinggi, hahaha, benar-benar ada benda seperti ini, Lao Li kau mati terlalu cepat, waaa...”
Orang-orang di sekitar melihat para peneliti yang tertawa sambil menangis, ekspresi aneh di wajah mereka semakin pekat. Salah satu orang berteriak keras: “Sial, cepat hubungi depan, tarik balik semua pasukan pengejar! Siapapun dilarang menembak... Oh iya, cari alasan yang masuk akal untuk mengantar kembali keempat orang tua itu. Iya, dan...”
Zheng Zhuo yang baru saja berlari keluar mobil sekitar 100 meter, baru saja melewati pagar pembatas, tulang paha kiri langsung retak berdebam. Seluruh paha seketika berlumuran darah. Dia langsung terjatuh berguling di tanah. Lalu peluru berikutnya menembus paha kanannya. Kedua kaki nyaris kehilangan kemampuan bergerak bersamaan.
(Tidak boleh mati... Tidak boleh mati! Aku sama sekali tidak boleh mati!)
“Zheng Zhuo menjerit histeris, energi dalamnya hampir mencapai batas maksimal. Perasaan seolah-olah sesuatu terbuka kembali muncul. Rasa sakit di kedua paha langsung diabaikannya. Dengan tangan dan kaki bergerak seperti binatang berkaki empat, dia merangkak gila-gilaan di tanah dengan kecepatan yang jauh melampaui lari manusia biasa. Tidak hanya itu, intuisi terhadap bahaya meningkat berkali lipat setelah kunci genetik terbuka. Setiap kali suara tembakan akan terdengar, dia sudah menghindar ke samping. Kecepatan ekstrim dan gaya merangkak yang aneh membuat para penembak jitu di helikopter terpana.
Gedung perusahaan semakin dekat, namun jalan di depan adalah garis lurus. Karena pintu besar terkunci rapat, dia harus membobolnya untuk masuk. Tapi ini membutuhkan waktu 1-2 detik di depan pintu - durasi yang cukup bagi penembak jitu untuk menembak kepalanya beberapa kali. Dia tidak yakin apakah penembak benar-benar hanya ingin menangkapnya hidup-hidup. Mengambil risiko seperti ini tampaknya tidak bijaksana.
"Aaaah!!!"
Mata Zheng Zhuo memancarkan merah menyala. Terbatas oleh waktu, dia tak bisa lagi berpikir panjang. Pisau belati di tangan kanannya bergetar liar. Kecepatan majunya sekarang begitu tinggi hingga membentuk bayangan hitam. Sesaat sebelum mencapai pintu besar, dia melompat setinggi empat meter sambil mengayunkan pisau belati sekuat tenaga ke pintu baja. Seketika, pintu terbelah. Bersamaan dengan itu, tubuhnya terguncang hebat.
"Kru helikopter tidak hanya merasa terkejut, mereka bahkan merasakan ketakutan. Jika tiba-tiba melihat seseorang melompat setinggi empat meter di udara, siapapun dengan mental sekuat apapun pasti akan terkejut bahkan takut. Mereka hanya bisa menyaksikan Zheng Zhuo berguling masuk ke dalam gedung perusahaan, hanya satu orang yang berhasil menembak punggungnya."
Zheng Zhuo langsung bangkit setelah mendarat. Tanpa pikir panjang ia berlari menuju tangga jalur darurat. Dengan energinya, ketinggian tangga ini sama sekali tidak menakutkan, dan kecepatannya tidak berkurang sedikitpun.
"Berhasil, Li'er, kita berhasil... Pasti bisa selamat, kita tidak akan... Li'er?"
Saat berlari, Zheng Zhuo menyadari ada yang tidak beres dengan Luo Li di belakangnya. Ia menarik tubuh gadis itu dan merasakan kelembaban. Begitu berhenti mendadak, terlihat pinggang Luo Li penuh darah - area yang tidak tertutup rompi antipeluru. Peluru menembus dari punggung hingga keluar di perut depan. Saat memeluknya, peluru itu jatuh ke tanah dari antara mereka.
