Pisau belati pemotong partikel bergetar tinggi itu sangat tajam, seperti pisau masuk ke tahu yang terus menerus meluncur ke bawah. Zheng Zhuo dan rekannya ikut terjun bebas ke tanah. Saat mencapai lantai enam-tujuh, getaran pisau tiba-tiba berhenti. Dengan hentakan keras, pisau itu tertancap di dinding beton tebal. Gaya inersia yang besar masih menarik mereka terus jatuh, kekuatan dahsyat itu langsung merambat ke lengan Zheng Zhuo.
Kekuatan ini benar-benar sangat dahsyat, hingga lengan yang tiga kali lebih tebal dari orang biasa hampir tidak mampu menahannya. Rasa sakit hebat menjalar dari lengan, suara tarikan otot dan kegoyangan tulang, semua ini membuat Zheng Zhuo merasa seolah seluruh lengannya patah. Namun setelah membuka kunci genetik, terutama saat kunci genetik sepenuhnya terbuka, rasa sakit di lengan langsung tertahan.
"Ah!"
Zheng Zhuo menarik pisau belati dengan kasar, lalu mengangkatnya dan mengguncangnya keras-keras, kemudian menancapkan kembali pisau belati ke dinding. Dia dan Zhan Lan menggunakan kekuatan ini untuk meluncur turun lagi...
Saat mereka turun hingga ketinggian dua lantai, getaran pisau belati berhenti lagi. Kini jarak ke tanah hanya tinggal dua lantai. Zheng Zhuo mencabut pisau belati dan melompat ke tanah. Dentuman keras terdengar, dua retakan muncul di lantai beton, lalu tanpa jeda dia langsung berlari ke mobil kecil yang mereka tumpangi sebelumnya.
Ratusan hantu ingatan berwajah pucat berkerumun mengelilingi mereka. Puluhan hantu terdekat merayap mendekat. Zheng Zhuo mengangkat senapan serbu dan terus menembaki. Saat ini, tangan kanannya telah kembali ke ukuran semula, namun seluruh lengan tampak merah bengkak. Sepertinya sebagian besar pembuluh darah kapiler di lengan telah pecah, membuat seluruh lengan dipenuhi memar akibat kebocoran darah.
"Zhan Lan! Kamu bisa menyetir sekarang? Tangan kakimu masih bisa bergerak?" teriak Zheng Zhuo sambil mengambil jeda di antara rentetan tembakan.
Zhan Lan mengumpulkan suara sekeras mungkin menjawab: "Seharusnya bisa, tapi aku tidak punya tenaga untuk menginjak gas."
"Baik! Mengemudi akan kuserahkan padamu!"
Zheng Zhuo menembaki musuh sambil bergerak ke mobil. Setelah menghabiskan peluru terakhir di senapan, ia langsung menggendong Zhan Lan masuk ke mobil. Dengan cepat melepas rompi antipeluru, sebelum Zhan Lan sadar, kakinya sudah menginjak gas sambil berteriak: "Cepat! Kamu yang kendalikan setir!"
Zhan Lan segera memegang kemudi. Mobil mulai meluncur di jalan raya. Dalam posisi duduk di pangkuan Zheng Zhuo sambil mengendalikan kemudi, tubuhnya seolah gadis kecil yang dipeluk erat. Sebelum dia sempat berpikir aneh-aneh, seluruh tubuh Zheng Zhuo mulai berguncang hebat - getaran menyakitkan puncak setelah membuka kunci genetik.
Puluhan detik kemudian, Zheng Zhuo perlahan tenang dari penderitaan itu. Ia menghela nafas: "Kita beruntung. Bisa kabur sebelum kondisi kunci genetikku berakhir. Hmm, Zhan Lan, kenapa tiba-tiba lari dari alun-alun ke Hotel Yang Guang?"
Zhan Lan gelisah bergerak di pangkuannya: "Aku juga tidak tahu. Waktu itu tidur nyenyak, tiba-tiba bermimpi melihat pintu besar. Ku dorong pintu itu dan masuk. Saat sadar, sudah ada di ruangan itu." Perlahan suaranya bergetar, mulai menangis pelan.
“……Maaf, telah merepotkanmu. Hampir saja kau mati di sana……”
Zheng Zhuo tersenyum lembut hendak menghiburnya, tiba-tiba ekspresinya berubah drastis. Ia menoleh tajam ke belakang dan melihat puluhan ribu hantu ingatan berwajah pucat merangkak di belakang mobil. Kecepatan merangkak mereka bahkan melebihi laju mobil yang sudah dipacu Zheng Zhuo dengan gas mentok – sungguh mengerikan.
“Ada apa? Ada sesuatu di belakang?” Zhan Lan merasakan gerakan tubuh Zheng Zhuo, bertanya keras.
Zheng Zhuo segera mengeluarkan magazen senapan serbu dari Cincin Na. “Tak usah khawatir, fokuslah menyetir! Begitu sampai di alun-alun, bersama Zhang Jie dan yang lain, daya tembak kita pasti cukup untuk menghabisi hantu-hantu ini!”
Hantu terdepan hampir menyentuh bemper mobil ketika alun-alun tempat Zhang Jie berada mulai terlihat. “Jangan berhenti! Terobos masuk ke pedestrian! Mereka akan mulai menembak begitu melihat hantu ini. Berhentilah setelah itu!” teriak Zheng Zhuo.
"Sekarang sekitar mendekati pukul sepuluh malam, tapi alun-alun sama sekali tidak ada pejalan kaki, bahkan polisi patroli yang biasanya ada juga menghilang." Zheng Zhuo baru tersadar, sebelumnya di perjalanan pulang, di jalan raya memang tidak terlihat kendaraan sama sekali. Apakah begitu diserang hantu ingatan, pejalan kaki di sekitar akan menghilang?
Pikiran Zheng Zhuo baru saja muncul, dari ujung alun-alun terdengar suara tembakan keras beruntun. Zheng Zhuo melihat ke arah sana, tampak lidah api setengah meter menyembur. Saat ia menggotong Zhan Lan turun dari mobil, baru melihat Zhang Jie sedang memanggul senapan mesin ringan di tengah alun-alun. Lidah api setengah meter itu keluar dari laras senapan mesin.
Ekspresi Zhang Jie terlihat sangat bersemangat. Dengan garang ia menembaki bayangan-bayangan hantu pucat itu. Qi Tengyi di sampingnya juga menunjukkan wajah penuh gairah, sibuk memasukkan sabuk peluru spiritual ke dalam senapan mesin. Selain suara tembakan keras, terdengar dentingan selongsong peluru berjatuhan di tanah. Dentingan logam yang berirama itu mengiringi raungan senapan mesin, menciptakan atmosfer pertempuran yang panas.
"Sial, ini terlalu memuaskan! Selama ini terus diteror hantu-hantu ini, akhirnya bisa balas dendam juga!" teriak Zhang Jie sambil menggeretakkan gigi, matanya menatap tajam ke arah bayangan-bayangan pucat itu.
Senapan mesin berat memiliki kekuatan penghancur yang luar biasa, sama sekali tidak ada hantu ingatan yang bisa mendekat ke sekeliling orang-orang. Dan setelah mobil berhenti, kecepatan hantu-hantu ini kembali ke kecepatan merangkak wanita biasa. Jadi di bawah tembakan senapan mesin berat, ketika peluru spiritual senapan mesin habis, hanya tersisa sekitar seratus hantu ingatan yang merangkak mendekati empat orang dari kejauhan.
Zheng Zhuo dan tiga lainnya dengan mudah mengalahkan seratus lebih hantu ingatan pucat itu. Saat itu, keempat orang baru lega. Meskipun menggunakan senapan mesin berat sebelumnya, situasinya terlihat sangat mengerikan. Banyaknya hantu ingatan itu bahkan membuat merinding hanya dengan melihatnya. Tanpa peluru spiritual, mungkin mereka tidak akan mampu menghadapi hantu-hantu ini.
"Huh, kalian benar-benar hebat, dari mana menarik begitu banyak monster?" Zhang Jie menarik napas dalam-dalam sambil bertanya.
Zheng Zhuo dan Zhan Lan segera menunjukkan senyum getir. Mereka belum sempat menjawab ketika tiba-tiba lampu menyala terang. Keempat orang melihat deretan pintu kertas bergaya Jepang muncul di depan mereka, sementara suara pertengkaran pria-wanita terdengar dari balik pintu kertas.
